120
terhadap kasus ini pada tingkat pertama dan tingkat kasasi:
a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat No.32Pailit2000PN. NiagaJkt. Pst
Indikator Uraian
Pemohon Pailit The Hongkong Chinese Bank Ltd
Termohon Pailit PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Persero
Tanggal pengajuan permohonan pailit
16 Mei 2000
Kasus Posisi
Dalil Pemohon Pailit 1.
Pemohon adalah kreditor dari Termohon dan Termohon
adalah debitor
dari Pemohon
berdasarkan 4
empat lembar
Surat SanggupPromissory
Notes yang
diterbitkan Termohon bernomor seri:
a. 089Keu-DKBVII1997 senilai US 1.000.000
b. 090Keu-DKBVII1997 senilai US 1.000.000
c. 091Keu-DKBVII1997 senilai US 1.000.000
d. 092Keu-DKBVII1997 senilai US 500.000
sehingga seluruhnya berjumlah US 3.500.000 tiga juta lima ratus Dollar Amerika Serikat.
2. Pemohon membeli surat sanggup tersebut secara
sah dan dengan itikad baik dari pemegang sebelumnya yaitu Ing Bank N.V. London yang telah
ditunjukkan dengan pengalihan secara endorsemen yang tidak terputus-putus, yaitu dari PT. Asia
Kapitalindo Finance kepada Ing Bank N.V. London yang telah ditunjukkan dengan pengalihan secara
endorsemen yang tidak terputus-putus yaitu dari PT. Asia Kapitalindo Finance kepada Ing Bank N.V.
London kepada Pemohon dan telah pula diikuti dengan penyerahan fisik surat sanggup tersebut.
121
Keabsahan tersebut ditunjukkan pula dengan adanya konfirmasi pembelian serta bukti transfer
pembayaran dari Pemohon kepada Ing Bank N.V. London sebagai pemegang sebelumnya.
3. Berdasarkan surat sanggup yang diterbitkannya
sendiri, Termohon telah memberikan janji tanpa syarat untuk membayar unconditional promise to
pay pada saat jatuh waktu kepada pihak yang ditunjuk aan order sebagai pelunasan jumlah
uang yang terutang oleh Termohon.
4. Termohon sendiri telah menjamin keabsahan
seluruh surat sanggup yang diterbitkannya dengan surat verifikasi keaslian surat sanggup dan surat
edaran kepada pemegang surat sanggup dan surat edaran kepada pemegang surat sanggup yang
dikirim oleh Termohon pada tanggal 15 April 1998 bernomor
referensi 268IIIDKB1998
yang merupakan pengakuan bahwa Termohon tidak
dapat memenuhi kewajibannya sehingga Termohon sudah seharusnya dinyatakan pailit.
Jawaban Termohon Pemohon bukan kreditor dari Termohon dan Termohon
bukan debitor dari Pemohon 1.
Bahwa penerbitan 4 empat lembar surat sanggup promissory note tersebut adalah cacat
hukum dan tidak sah sehingga dengan demikian sama sekali tidak mengikat Termohon
karena
keempat surat
sanggup tersebut
diterbitkan oleh
Anggota Direksi
tanpa sepengetahuan
dan persetujuan
dari Komisaris, sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar Termohon; 2.
Bahwa Pasal 11 ayat 3 huruf a dan ayat 4 huruf
d Anggaran
Dasar Termohon
menyatakan sebagai berikut: Apabila Direksi menerima atau memberi
pinjaman jangka panjang, menengah atau pendek yang bersifat operasional atau melebihi
jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS haruslah
mendapat persetujuan dari Komisaris;
122
3. Bahwa dengan demikian dalam konteks
penerbitan surat-surat sanggup a quo yang kemudian berada di tangan Pemohon telah
terjadi suatu kesalahan fatal secara melawan hukum secara melawan hukum yang dilakukan
oleh Anggota Direksi, yaitu penyalahgunaan wewenang misbruik dari yang seharusnya telah
digariskan;
4. Bahwa kesalahan-kesalahan Anggota Direksi
tersebut adalah: a.
Bahwa Komisaris belum danatau tidak memberikan
persetujuan sebagaimana
terungkap dalam surat pernyataan No. 08DK-DKBVI1999 tanggal 17 Juni 1999
yang intinya menyatakan:
“Atas penerbitan promissory note surat sanggup kepada pihak manapun juga,
Komisaris yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Keuangan
No.331KMK.0161995 jo
No. 298KMK.0161996
jo. No.
474KMK.0161997 tidak membubuhkan tanda tangannya”
Bahwa padahal menurut Pasal 11 ayat 3 huruf a dan ayat 4 huruf d persetujuan
Komisaris tersebut
bersifat wajib
imperative b.
Bahwa sebelumnya Menteri Keuangan selaku
pemegang saham
juga telah
melarang untuk menerbitkan commercial paper yang baru, sebagaimana dinyatakan
dalam Surat Menteri Keuangan No. - 90MK.0161999 tertanggal 4 Februari
1997
5. Bahwa sebagai akibat dari tidak adanya
persetujuan dari Komisaris serta melanggar perintah Menteri Keuangan pemegang saham
atas penerbitan 4 empat lembar surat sanggup promissory note, maka penerbitan 4 empat
123
lembar surat sanggup promissory note adalah cacat
hukum dan
tidak sah,
karena bertentangan dengan Pasal 1320 KUH Perdata
tentang syarat-syarat
sahnya perjanjian
khususnya syarat ke-empat yakni sebab yang halal. Bahwa dengan demikian sejak awal
terbitnya keempat surat sanggup promissory note aquo telah bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, sehingga konsekuensinya Termohon tidak dapat dimintai
pertanggungjawaban
atas keempat
surat sanggup promissory note aquo.
6. Bahwa dengan melanggar ketentuan dalam
Anggaran Dasar maka penerbitan 4 empat lembar surat sanggup tanpa persetujuan
Komisaris tersebut batal demi hukum null and void, karena salah satu syarat objektif yaitu
sebab causa yang halal tidak terpenuhi.
Pertimbangan Hakim Pengadilan Niaga terkait tanggung jawab Organ Perseroan:
Pembuktian sederhana summarily
proving mengenai
adanya debitor
1. Menimbang, bahwa Termohon menyangkal dan
menolak surat
sanggup tersebut
karena penerbitannya cacat hukum dan tidak sah, sebab
diterbitkan oleh
Anggota Direksi
tanpa sepengetahuan
dan sepersetujuan
Komisaris Termohon sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar Termohon Pasal 11 ayat 3 dan ayat 4 huruf d yang menyatakan sebagai berikut:
“Apabila Direksi meminta atau memberi pinjaman jangka panjang atau pendek yang
bersifat operasional atau melebihi jumlah saham tertentu
yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham haruslah mendapat persetujuan dari
Komisaris”
2. Bahwa disamping itu penerbitan surat sanggup
tersebut juga melanggar surat Menteri Keuangan No. S-80MK.161997 tanggal 04 Februari tentang
Penerbitan Commercial Paper PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari yang isinya:
a. Terhitung sejak tanggal surat ini kami minta
124
agar Saudara tidak menerbitkan commercial paper yang baru.
b. Untuk penerbitan-penerbitan commercial paper
selanjutnya kami
minta agar
Saudara melaporkan dan mendapatkan ijin terlebih
dahulu dari kami selaku pemegang saham. 3.
Menurut pertimbangan hakim, dengan adanya fakta di atas maka utang yang timbul dari
penerbitan 4 empat lembar surat sanggup tersebut masih menjadi permasalahan dan belum bersifat
pasti sehingga untuk menentukan keabsahannya memerlukan proses pembuktian yang tidak
sederhana lagi sebagaimana ditentukan dalam dalam Pasal 6 ayat 3 UU No. 4 Tahun 1998 sebab
untuk menyatakan sah tidaknya surat sanggup itu Termohon harus melalui pembuktian yang lengkap
dan melibatkan banyak pihak. Proses pembuktian yang rumit dan melibatkan banyak pihak tersebut
prosesnya
melalui acara
perdata biasa
di Persidangan Peradilan Umum Pengadilan Negeri.
Pembuktian sederhana summarily
proving mengenai adanya dua
kreditor atau lebih Selain kepada Pemohon, Termohon juga berutang
terhadap: 1.
Cho Hung Leasing Finance H.K sebesar Rp. US 2.271.500 dua juta dua ratus tujuh puluh
satu ribu lima ratus Dollar Amerika Serikat 2.
Ing Bank
N.V. London
sebesar Rp.
9.000.000.000,- sembilan milyar Rupiah dan US 5.407.250 lima juta empat ratus tujuh
ribu dua ratus lima puluh rupiah.
Pembuktian sederhana summarily
proving mengenai satu hutang
yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih
Berdasarkan surat sanggup, kewajiban Termohon untuk membayar utangnya kepada Pemohon telah
jatuh waktu pada tanggal 16 Januari 1998.
Pemohon telah melakukan pengunjukkan surat sanggup tersebut kepada Termohon sekaligus untuk
dimintakan pembayaran pada tanggal jatuh waktunya yaitu 16 Januari 1998 sebagaimana terbukti dari
surat pengunjukkan dan permintaan pembayaran redemption tertanggal 14 Januari 1998. Namun
125
Termohon tetap tidak membayar surat sanggup tersebut walaupun kewajiban Termohon berdasarkan
surat sanggup tersebut telah menjadi jatuh waktu dan dapat ditagih.
Putusan
Menolak permohonan pernyataan pailit Pemohon; Membebankan biaya perkara yang timbul kepada
Pemohon sebesar Rp. 5.000.000,- lima juta Rupiah Tanggal
pembacaan putusan
14 Juni 2000
b. Tingkat kasasi: Putusan Mahkamah Agung No. 21