Case Note Kasus PT. Indosurya Mega Finance vs PT.

188 Oleh karena itu, menurut Penulis, jika Pemohon Pailit telah mendeteksi bahwa penyebab terjadinya kepailitan adalah tindakan ultra vires Anggota Organ Perseroan, maka ajukan permohonan pernyataan pailit kepada Perseroan dan dan Anggota Organ Perseroan. Besarnya tanggung jawab Perseroan dan tanggung jawab Organ harus dapat dibuktikan secara sederhana summarily proving, agar permohonan tidak ditolak berdasarkan argumen ketidakjelasan mengenai siapa debitor.

b. Case Note Kasus PT. Indosurya Mega Finance vs PT.

Greatstar Perdana Indonesia Kasus PT. Indosurya Mega Finance vs PT. Greatstar Perdana Indonesia memperoleh kekuatan hukum tetap pada tingkat Kasasi Mahkamah Agung. Berikut ini case note dari pertimbangan hakim per tingkat peradilan: 1 Case Note Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat No. 32Pailit2000PN. NiagaJak.Pst Pelampauan wewenang ultra vires oleh Anggota Direksi dalam kasus ini belum dapat mempengaruhi putusan majelis hakim Pengadilan Niaga, karena menurut majelis hakim, pelampauan wewenang ultra vires merupakan urusan internal Perseroan sehingga tidak mengikat pihak eksternal, termasuk di dalamnya Pemohon pailit. Hal inilah yang menyebabkan Hakim 189 memberi pertimbangan bahwa Perseroanlah yang bertanggung jawab atas kepailitan tersebut, sehingga permohonan pernyataan pailit terhadap PT. Greatstar Perdana Indonesia. Menurut penulis, tindakan ultra vires jelas berlaku eksternal, karena tindakan tersebut telah tercantum dalam Anggaran Dasar yang notebene telah diumumkan dalam Berita Negara kepada khalayak ramai menurut asas publisitas. Akibat hukum dari diumumkannya Anggaran Dasar tersebut adalah mengikatnya Anggaran Dasar tersebut terhadap pihak ketiga. 2 Case Note Putusan Mahkamah Agung No. 30KN2000 Pelampauan wewenang ultra vires oleh Anggota Direksi Budi Handoko telah mempengaruhi putusan majelis hakim MA dalam perkara ini, apalagi karena ada yurisprudensi berupa 3 putusan mengenai hal yang sama penolakan pernyataan pailit bagi PT sebagai Termohon pailit yang Anggota Direksinya melakukan tindakan ultra vires. Tindakan ultra vires Anggota Direksi bukan lagi merupakan urusan internal melainkan juga mengikat pihak ketiga eksternal dalam hal ini kreditor, sehingga menyebabkan Anggota 190 Direksi pelaku tindakan ultra vires harus bertanggung jawab secara pribadi atas utang kepada pihak ketiga tersebut. Menurut penulis, pertimbangan Majelis Hakim tersebut tepat, sesuai dengan jiwa ultra vires. Anggota Direksi yang melakukan tindakan ultra vires seharusnya bertanggung jawab secara pribadi atas hutang kepada pihak ketiga tersebut.

c. Case Note Kasus PT. Bank Mandiri vs PT. Bakrie