Case Note Kasus PT. Bank Negara Indonesia vs PT.

200 memperkuat argument hakim mengenai penerapan doktrin BJR dalam kasus ini. 3 Case Note Putusan Peninjauan Kembali No. 010 PKN2004 Putusan Majelis Hakim Peninjauan Kembali konsisten dengan putusan di tingkat sebelumnya, sehingga penulis tidak berkomentar lebih lanjut.

f. Case Note Kasus PT. Bank Negara Indonesia vs PT.

Kalimas Sukses Baru Mandiri Kasus PT. Bank Negara Indonesia vs PT. Kalimas Sukses Baru Mandiri memperoleh kekuatan hukum tetap pada tingkat Kasasi Mahkamah Agung. Berikut ini case note dari pertimbangan hakim per tingkat peradilan: 1 Case Note Putusan No. 20Pailit2010PN. Niaga. Sby Pertimbangan hakim Pengadilan Niaga Surabaya dalam kasus ini sangat minim dan tidak mengupas mengenai tanggung jawab Organ Perseroan. 2 Putusan MA No. 249KPdt. Sus2011 Penulis setuju dengan pertimbangan hakim mengenai tidak diperbolehkannya surat pengakuan hutang yang dibuat oleh seorang Anggota Direksi 201 suatu Perseroan PT. Kalimas Baru Sukses Mandiri digunakan untuk kepentingan Perseroan lain, sekalipun Anggota Direksi tersebut merupakan pemegang saham dan Direksi di Perseroan lain PT. Delta Barito Indah tersebut dan kedua Perseroan tersebut berada di bawah satu holding yaitu “Kang Group”. Penulis memperhatikan bahwa setelah Pemohon Kasasi yang juga Pemohon Pailit gagal membuktikan PT. Kalimas Sukses Baru sebagai kreditur-nya, ia bermaksud untuk menerapkan doktrin piercing the corporate veil antara sesama subsidiary company dari Kang Group, agar PT. Delta Barito Indah dapat memenuhi unsur sebagai “kreditur lain”. Namun Pemohon Kasasi tidak memiliki landasan yang kuat untuk menerapkan piercing the corporate veil terhadap PT. Delta Barito Indah yang dalam hal ini diwakili oleh Direksinya Indrato Kang Martono. Penulis tidak setuju dengan dalil Pemohon Pailit untuk menerapkan piercing the corporate veil dalam kasus ini. Karena menurut penulis, walaupun PT. Kalimas Baru Sukses Mandiri dan PT. Delta Barito Indah berada di bawah satu holding “Kang Group”, namun masing-masing Perseroan sebagai subsidiary company tetap memiliki batas yang tidak bisa diterobos tanpa dasar. 202 Berdasarkan cases notes tersebut, penulis menyimpulkan bahwa variasi Argumen Hakim mengenai kelima doktrin tertransplantasi terkait tanggung jawab Organ Perseroan adalah mengenai: 1 Terbukti atau tidak terbuktinya tindakan ultra vires dalam kasus tersebut; 2 Jika terbukti, maka seberapa besar pengaruh tindakan ultra vires tersebut sebagai menjadi dasar bagi hakim untuk menentukan besarnya tanggung jawab Organ Perseroan dibanding tanggung jawab Perseroan atas terjadinya kepailitan Perseroan; 3 Besarnya tanggung jawab Organ Perseroan menyebabkan hal tersebut menjadi dasar pertimbangan hakim untuk menyatakan Perseroan bertanggung jawab sepenuhnya atas kepailitan yang terjadi pada Perseroan; atau sebaliknya Organ Perseroan bertanggung jawab sepenuhnya sampai ke harta pribadi berdasarkan piercing the corporate veil. 4 Apabila Perseroan terbukti bertanggung jawab penuh atas utang maka permohonan pailit dikabulkan; sebaliknya jika Organ Perseroan terbukti bertanggung jawab secara pribadi personal liability atas utang, maka permohonan pailit ditolak. 5 Tanggung jawab pribadi personal liability berdasarkan piercing the corporate veil Organ Perseroan tidak terwadahi dalam putusan hakim, sehingga tanggung jawab pribadi personal liability Organ Perseroan tidak bisa dieksekusi walaupun sudah terbukti dalam proses persidangan. 203 3. Analisis Tanggung Jawab Organ Perseroan terkait Lima Doktrin Tertransplantasi Berikut ini analisis mengenai Organ Perseroan mana yang terlibat dalam kasus tersebut, bagaimana tanggung jawabnya dalam kasus tersebut, apakah bertanggung jawab sesuai dengan kapasitasnya sebagai Organ Perseroan atau bertanggung jawab secara pribadi. Berikut uraian tanggung jawab dari Organ Perseroan pada masing- masing kasus kepailitan terpilih: Batas Tanggung Jawab masing-masing Organ Perseroan adalah vide Bab II:  Tanggung jawab terbatas bagi Pemegang Saham  Tanggung jawab sesuai kewenangan bagi Anggota Direksi  Tanggung Jawab sesuai kewenangan bagi Anggota Dewan Komisaris. Pada prinsipnya, selama masing-masing Organ Perseroan bertindak sesuai dengan batas tanggung jawabnya intravires maka tidak diberlakukan tanggung jawab secara pribadi personal liability berdasarkan doktrin piercing the corporate veil. Berikut ini adalah uraian tanggung jawab Organ Perseroan terkait dalam masing-masing kasus kepailitan terpilih: 204 a. Tanggung Jawab Organ Perseroan dalam kasus The Hongkong Chinese Bank Ltd. vs PT. Dok Perkapalan Kodja Bahari Persero Organ Perseroan yang terlibat dalam kasus ini adalah dua orang Anggota Direksi Akhmal Wahid dan Muchlis Hamid. Berdasarkan pertimbangan hakim tersebut, pertanggungjawaban kedua Anggota Direksi adalah pertanggungjawaban pribadi sebagai akibat dari tindakan ultra vires. Tindakan ultra vires yang dimaksud adalah penerbitan empat surat sanggup promissory note senilai US 3.500.000,- tanpa sepersetujuan Anggota Dewan Komisaris merupakan “pelanggaran terhadap Anggaran Dasar Termohon Pasal 11 ayat 3 dan ayat 4” huruf d” yang mereka lakukan. Menurut penulis, pertimbangan hakim adalah tepat dari segi pertanggungjawaban Organ. Ketepatan yang dimaksud adalah sesuai dengan jiwa dari doktrin UV yaitu memberlakukan piercing the corporate veil sebagai konsekuensi logis dari tindakan UV. Namun pertimbangan pertanggungjawaban pribadi Anggota Direksi tersebut adalah sia-sia tidak bisa secara nyata menarik Anggota Direksi tersebut ke dalam ranah pertanggungjawaban pribadi, karena pertanggungjawaban pribadi Anggota Direksi tersebut tidak bisa dieksekusi. Pertimbangan tentang pertanggungjawaban pribadi ini tidak terwadahi dalam putusan hakim dalam memutus kasus kepailitan ini. Pertanggungjawaban pribadi hanya berdampak pada 205 ditolaknya permohonan pernyataan pailit dengan dasar pertimbangan, Perseroan Termohon pailit tidak bertanggungjawab atas utang.

b. Tanggung Jawab Organ Perseoan dalam Kasus PT.