Analisis dari segi substansi: Akibat Hukum

215 Selain itu, menurut penulis, hakim perlu merumuskan pertimbangan dengan menggunakan peraturan rule based reasoning dan prinsipasas principle based reasoning sebagai dasar pertimbangan. Dalam enam kasus kepailitan terpilih, hakim cenderung mempertimbangkan kasus-kasus kepailitan dengan pendekatan doctrinal based reasoning saja.

4. Penelusuran tindakan ultra vires dalam kasus-kasus

kepailitan Doktrin ultra vires adalah doktrin yang paling mempengaruhi pertimbangan hakim dalam enam kasus kepailitan terpilih vide Kesimpulan Matriks 6. Tindakan ultra vires terbukti dilakukan Anggota Direksi, sehingga dalam pertimbangannya, hakim menyatakan Anggota Direksi tersebut bertanggung jawab secara pribadi. Namun, mengapa tanggung jawab pribadi tersebut bisa dieksekusi secara riil? Problematika inilah yang akan dibahas selanjutnya dari segi substansi maupun dari segi formil dalam variasi pertimbangan hakim.

a. Analisis dari segi substansi: Akibat Hukum

Tindakan Ultra Vires dalam variasi putusan hakim Secara umum argumen Majelis Hakim untuk menyatakan Direksi melakukan tindakan ultra vires adalah pelampauan wewenang yang telah ditentukan dalam Anggaran Dasar Perseroan tersebut vide cases notes. Wewenang yang dilampaui pada umumnya adalah wewenang untuk meminjam sejumlah dana 216 kepada pihak ketiga dengan menerbitkan surat sanggup prommisory note. Menurut Anggaran Dasar Perseroan, penerbitan surat sanggup tersebut sah apabila ada persetujuan berupa tanda-tangan dari Dewan Komisaris. Dalam kasus-kasus tersebut, tidak ditemukan adanya persetujuan Dewan Komisaris, sehingga tindakan direksi menerbitkan surat sanggup tersebut termasuk dalam tindakan ultra vires. Ada dua pendapat mengenai akibat hukum tindakan ultra vires. Pendapat pertama menyatakan bahwa tindakan ultra vires memiliki akibat batal demi hukum null and void 110 karena tindakan tersebut melampaui kewenangan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar, sehingga sebab terjadinya tindakan tersebut tergolong dalam sebab yang tidak halal. Hal ini melanggar syarat objektif yang keempat, sehingga penerbitan surat sanggup tersebut, secara teori adalah batal demi hukum null and void. Namun dalam praktek, adalah sulit untuk membatalkan perjanjian yang sudah dieksekusi, artinya dana tersebut telah ditransfer ke rekening Direksi, kemudian lama berselang, baru diketahui, ternyata perjanjian utang-piutang berdasarkan surat sanggup promissory note tersebut tidak sah. Penyelesaian masalah seperti akan lebih mudah jika pihak kreditor mengumpulkan bukti mengenai siapa 110 Ricardo Simanjuntak, Tanggung Jawab Direksi Perseroan Sehubungan Dengan Tindakan Ultra Vires, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 30, No. 3, Tahun 2011, hal. 7. Lihat juga Sutan Remy Sjahdeini, Jurnal Hukum Bisnis Volume 14 Tahun 2001. 217 yang menjadi debitor atas utang. Jika terbukti perjanjian utang-piutang berdasarkan surat sanggup promissory note tersebut tidak sah, maka yang bertanggung jawab untuk mengembalikan utang adalah Direksi. Tanggung jawab untuk pembayaran utang tersebut sampai ke harta pribadi personal liability. Oleh karena itu, penulis menyatakan bahwa tindakan ultra vires merupakan dasar terterobosnya tanggung jawab berdasarkan kewenangan Direksi vide Bab II, sehingga Direksi yang pada mulanya tidak bertanggung jawab secara finansial menjadi bertanggung jawab secara finansial sampai ke harta pribadi atas kepailitan. Inilah yang dimaksud oleh Ricardo Simanjuntak 111 sebagai perluasan tanggung jawab extension of liability, dimana Direksi Perseroan yang pada awalnya tidak bertanggung jawab secara finansial terhadap perseroan pailit, menjadi bertanggung jawab secara finansial, akibat kesalahankelalaian Direksi Pasal 104 ayat 2 UU No. 40 Tahun 2007. Kesalahankelalaian tersebut harus dibuktikan oleh kreditor berdasarkan doktrin siapa mendalilkan, harus membuktikan who asser must proof. Dalam 6 enam kasus kepailitan tersebut terdapat pertimbangan mengenai extension of liability tersebut, misalnya pada kasus PT. HCB vs PT. PKB Persero 111 Wawancara, Ricardo Simanjuntak, SH, LLM, Anziif, CIP, Ketua Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia, Jakarta Selatan: 7 September 2011. 218 Putusan MA No. 21KN2000, dua Anggota Direksi Drs. Akhmal Wahid dan Drs. Muchlis Hamid, MBA bertanggung jawab secara pribadi, karena melakukan tindakan ultra vires atas 4 empat lembar surat sanggup senilai. Termohon pailit tidak bertanggung jawab atas utang sehingga permohonan pernyataan pailit ditolak. Penolakan terhadap permohonan pernyataan pailit yang tidak memenuhi syarat kesederhanaan pembuktian summarily proving terkait dengan segi formil permohonan pernyataan pailit.

b. Analisis dari segi formil: Tindakan ultra vires