190
Direksi pelaku tindakan ultra vires harus bertanggung jawab secara pribadi atas utang
kepada pihak ketiga tersebut. Menurut penulis, pertimbangan Majelis Hakim
tersebut tepat, sesuai dengan jiwa ultra vires. Anggota Direksi yang melakukan tindakan ultra
vires seharusnya bertanggung jawab secara pribadi atas hutang kepada pihak ketiga tersebut.
c. Case Note Kasus PT. Bank Mandiri vs PT. Bakrie
Finance Corporation
Kasus PT. Bank Mandiri vs PT. Bakrie Finance Corporation memperoleh kekuatan hukum tetap pada
tingkat Peninjauan Kembali Mahkamah Agung.
Berikut ini case note dari pertimbangan hakim per tingkat peradilan:
1 Case Note Putusan Pengadilan Niaga Jakarta
Pusat No. 08Pailit2002PN.NiagaJkt. Pst:
Pemohon tidak
dapat membuktikan
dalil permohonannya
mengenai tanggung
jawab Anggota Organ Perseroan Anggota Direksi dan
Anggota Dewan Komisaris sebagai Termohon II-X dalam kasus ini, sehingga Anggota Organ
Perseroan tersebut tidak dapat dimintakan pertanggungjawabannya atas kepailitan tersebut.
191
Hakim mengaitkan pertimbangannya dengan mengenai pertanggungjawaban Anggota Organ
dalam penjualan obligasi Perseroan dengan Pasal 85 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1995 bahwa Direksi
wajib dengan itikad baik bertanggung jawab untuk menjalankan tugas usaha Perseroan Pasal 97 ayat
2 UU No. 40 Tahun 2007 merupakan fiduciary duty dari Direksi.
Penulis setuju dengan pertimbangan hakim, karena penjualan obligasi merupakan salah satu
tugas yang dipercayakan kepada Direksi, dan dalam
pelaksanaannya Direksi
telah melaksanakannya secara wajar, sehingga bukan
merupakan suatu kesalahan atau kelalaian yang patut dipertanggung jawabkan secara pribadi.
Menurut penulis, Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris dalam kasus ini tidak dapat
dimintai pertanggungjawaban, sehingga kepailitan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya oleh
Termohon. Dalam kasus ini Termohon yang dimohonkan pailit
sedang dalam PKPU, sehingga Termohon, ini menjadi salah satu faktor mengapa PT. Bakrie
Finance tidak dapat dipailitkan selama PKPU belum diputus.
Menurut penulis, hal ini sejalan dengan Pasal Pasal 228 ayat 1 UU No. 4 Tahun 1998, bahwa:
192
“Selama berlangsungnya penundaan kewajiban pembayaran utang, debitur tidak dapat dipaksa
membayar utang-utangnya sebagaimana dimaksud dalamn Pasal 231 dan semua tindakan eksekusi
yang telah dimulai guna mendapatkan pelunasan utang, harus ditangguhkan.
”
Menurut pengaturan tersebut, proses peradilan terkait kasus ini tetap bisa berjalan, hanya
eksekusi terhadap putusan harus ditangguhkan.
2 Case Note Putusan Mahkamah Agung No.
020KN2002
Penulis tidak setuju dengan keterangan saksi ahli yang kemudian menjadi dasar pertimbangan
hakim, dasar mana menyatakan bahwa Organ Perseroan tidak dapat dipertanggungjawabkan
terhadap transaksi yang dilakukan Perseroan kepada pihak ketiga. Menurut penulis, Organ
Perseroan tetap
dapat dimintai
pertanggungjawaban secara pribadi apabila Organ tersebut ternyata terbukti melakukan tindakan
ultra vires.
3 Case Note Putusan Peninjauan Kembali
Mahkamah Agung No. 018 PKN2002
Putusan Hakim MA dalam Peninjauan Kembali kasus ini, konsisten dengan putusan hakim kasasi
193
maupun hakim pengadilan niaga. Titik fokus putusan ada pada pengaturan Pasal 228 ayat 1
UU No. 4 Tahun 1998 tersebut di atas karena kasus ini diputus pada tahun 2002; sebelum
adanya UU Kepailitan yang baru. Menurut penulis, dalam UU Kepailitan Lama
hanya disebut mengenai penangguhan tindakan eksekusi selama PKPU berlangsung. Dalam UU
Kepailitan Baru, ditegaskan dalam Pasal 260 bahwa:
“selama penundaan kewajiban pembayaran utang berlangsung, terhadap Debitor tidak dapat diajukan
permohonan pailit ”
. Penulis setuju dengan pertimbangan hakim,
bahwa PKPU harus didahulukan apabila waktu pengajuan PKPU oleh suatu Perseroan dalam hal
ini PT. Bakrie Finance Corporation lebih dahulu atau bersamaan dengan pengajuan permohonan
pernyataan pailit kepada Perseroan tersebut sebagai debitor pailit, namun dalam aturan
Kepailitan Lama, tidak ada larangan mengenai pengajuan permohonan pailit. Hanya, eksekusi
terhadap putusan
apabila permohonan
pernyataan pailit dikabulkan harus ditangguhkan. Sehingga menurut penulis, permohonan pailit
tetap bisa diajukan, hanya waktu untuk eksekusi boedel pailit jika permohonan pernyataan pailit
dikabulkan harus menunggu sampai dengan PKPU diputus.
194
Perbincangan mengenai argumen hakim terkait tanggung jawab organ perseroan terbatas pada
kasus ini bukan merupakan suatu “isu” yang mempengaruhi putusan hakim, karena PT. Bakrie
Finance Corporation sedang mengajukan PKPU pada saat PT. Bank Mandiri Persero mengajukan
permohonan penyataan pailit terhadapnya.
d. Case Note Kasus PT. Aditya Toa Development vs PT.