b. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan
Hutang
Koefisien regresi variabel kepemilikan institusional INSWN sebesar -0,760 dengan signifikansi 0,133. Nilai
signifikansi kepemilikan institusional yang lebih besar dari signifikansi yang diharapkan 0,05 menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2013, sehingga hipotesis kedua yang diajukan ditolak.
Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan
hutang. Besar persentase kepemilikan institusional untuk 39 perusahaan manufaktur selama tiga tahun pengamatan berkisar
antara 32,22 hingga 97,73. Walaupun memiliki persentase yang cukup besar namun kepemilikan institusional di dalam suatu
perusahaan tidak mampu menjadi controller atas penggunaan hutang perusahaan. Kepemilikan institusional berkonsentrasi pada
penanaman modal dalam perusahaan dan tidak terlibat pada proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
Seperti halnya pada variabel kepemilikan manajerial, hasil penelitian yang tidak signifikan pada variabel ini disebabkan
karena jumlah saham beredar dari 39 perusahaan manufaktur
selama tiga tahun pengamatan memiliki besar yang sama. Sebagai contoh PT Sekar Laut Tbk memiliki jumlah saham beredar yang
sama selama tiga tahun pengamatan yakni sebesar 690,740,500. Besar kepemilikan institusional selama tiga tahun pengamatan pun
cenderung sama. Sebagai contoh PT Gudang Garam Tbk memiliki jumlah kepemilikan institusional yang sama selama tiga tahun
berturut-turut yakni sebesar 1,453,589,500, sehingga dengan data yang cenderung konstan tersebut dapat menyebabkan hasil yang
tidak signifikan. Apabila institusional merasa kurang puas atas kinerja
manajemen mereka akan menjual sahamnya ke pasar, sehingga pihak perusahaan kurang memperhatikan kepemilikan institusional
dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Indahningrum dan
Handayani 2007 yang menyatakan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang.
c. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang
Koefisien regresi variabel kebijakan dividen DPR sebesar -0,324 dengan signifikansi 0,314. Nilai signifikansi kebijakan
dividen yang lebih besar dari signifikansi yang diharapkan 0,05 menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen tidak berpengaruh
terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang