Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan
diharapkan 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis kedua ditolak, sehingga Kepemilikan Institusional tidak dapat digunakan untuk
memprediksi Kebijakan Hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
3. Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan, hal
ini dibuktikan
dengan diperolehnya
nilai Unstandardized Beta Coefficients kebijakan dividen DPR sebesar
-0,324 dengan signifikansi 0,314. Nilai signifikansi Kebijakan Dividen yang lebih besar dari nilai signifikansi yang diharapkan 0,05
menunjukkan bahwa hipotesis ketiga ditolak, sehingga Kebijakan Dividen tidak dapat digunakan untuk memprediksi Kebijakan Hutang
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
4. Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan, hal
ini dibuktikan
dengan diperolehnya
nilai Unstandardized Beta Coefficients Pertumbuhan perusahaan Growth
sebesar 0,725
dengan signifikansi
0,346. Nilai
signifikansi Pertumbuhan Perusahaan yang lebih besar dari nilai signifikansi yang
diharapkan 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis keempat ditolak, sehingga Pertumbuhan Perusahaan tidak dapat digunakan untuk
memprediksi Kebijakan Hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
5. Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan
hutang perusahaan, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai Unstandardized Beta Coefficients Profitabilitas ROA sebesar -4,310
dengan signifikansi 0,001. Nilai signifikansi profitabilitas yang lebih kecil dari nilai signifikansi yang diharapkan 0,05 menunjukkan bahwa
hipotesis kelima diterima, sehingga model regresi ini layak digunakan untuk memprediksi Kebijakan Hutang perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. 6.
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas secara simultan
berpengaruh terhadap kebijakan hutang, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai F hitung sebesar 3,023 dengan signifikansi 0,024.
Nilai signifikansi 0,024 yang lebih kecil dari nilai signifikansi yang diharapkan 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis keenam diterima,
sehingga model regresi ini layak digunakan untuk memprediksi Kebijakan Hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2013. 7.
Hasil Uji Koefisien Determinasi dalam penelitian ini memperoleh nilai adjusted R
2
sebesar 0,210. Hal ini menunjukkan bahwa 21 variasi kebijakan hutang dapat dijelaskan oleh variasi dari Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional,Kebijakan Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas, sedangkan sisanya 79 dijelaskan oleh
faktor-faktor yang lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Seperti