104
Artinya, pemerintahan itu harus diselenggarakan secara efektif dan efisien.
138
c. Negara Hukum Sosialis Socialist Legality.
Konsep negara hukum sosialis atau socialist legality adalah konsep negara hukum yang dikembangkan dan dianut oleh negara-
negara sosialis terutama di Uni Soviet. Socialist legality lahir untuk menandingi konsep rule of law yang dianut oleh negara-negara anglo
saxon dan juga rechtsstaat yang dianut oleh negara-negara Eropa Kontinental. Karena dalam ideologi sosialis pada dasarnya menyatakan
bahwa semua hukum adalah sebuah instrumen dari kebijakan sosial dan ekonomi, dan tradisi common law dan civil law merefleksikan
masyarakat, ekonomi,
dan pemerintahan
yang eksploitatif,
imperialistik, borjuis, dan kapitalis.
139
Dalam socialist legality hukum ditempatkan di bawah sosialisme.
140
Yang berarti bahwa hukum itu sebagai alat yang
138
Jimly Asshidiqie, Negara Hukum Indonesia, Loc cit. Lihat juga I Dewa Gede Atmadja, Loc Cit, hlm. 164-166
139
Peter de Cruz, Perbandingan Sistem Hukum Common Law, Civil Law dan Socialist Law, Nusa Media, Bandung, 2010, hlm. 262.
140
Sosialisme oleh Christine Sypnowich diartikan sebagai sebuah masyarakat dimana hak kepemilikan privat dalam bentuk modal telah dihilangkan dan digantikan
dengan kepemilikan bersama atas sarana-sarana produksi yang dengan demikian memperbolehkan tingkat kesetaraan dan persaudaraan yang tinggi dalam hubungan-
hubungan sosial. Op Cit, hlm. 263.
Adapun negara sosialis socialist legality atau sosialisme harus dibedakan dengan apa yang dimaksud dengan negara sosial. Meskipun keduanya sama-sama
bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakat, tetapi sosialisme menambahkan bahwa tanggung jawab ini harus, dan hanya dapat terlaksana dengan menghapus hak
milik pribadi atas alat-alat produksi. Sedangkan dalam sudut pandang negara sosial, usaha negara agar keadaan masyarakat bersifat sejahtera dan seadil mungkin. Apakah
itu tercapai dengan menghapus hak miliki pribadi atas alat-alat produksi, atau melalui tindakan-tindakan korektif dalam rakngka sistem ekonomi yang berdasarkan pola
kepemilikan swasta merupakan maslaah sarana dan bukan masalah moral dan prinsipil. Franz Magnis Suseno, Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar
105 bertujuan untuk mencapai sosialisme.
Jadi dibandingkan dengan konsep rule of law dan rechtsstaat yang bertujuan untuk melindungi individu
manusia yang bermartabat terhadap tindakan yang sewenang-wenang dari pemerintah, maka dalam socialist legality yang terpenting ialah
realisasi dari sosialisme. Sehingga dalam socialist legality hukum ditujukan untuk memberikan kebahagiaan yang merata dan sebesar-
besarnya bagi setiap manusia, menjamin warga untuk memiliki mata pencaharian yang layak, pemerataan rejeki yang layak bagi setiap
orang, serta penguasaan negara atas semua alat produksi dan distribusi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak.
141
Maka hal ini mengakibatkan negara tersebut dalam menerapkan hukum mempunyai kecenderungan untuk menciptakan kondisi
masyarakat dan negara agar dapat selalu ikut campur bahkan melakukan monopoli pada setiap aspek kehidupan dalam masyarakat.
Dalam memonopoli kehidupan masyarakat tersebut maka negara sosialis merencanakan dan mengendalikan semuanya. Sehingga negara
tidak mendasarkan pada kebebasan individu dan mekanisme pasar, melainkan sejak semula negaralah yang menggerakkan masyarakat.
Baik kehidupan politik, sosial, ekonomi, semuanya dioperasikan dari pusat pemerintahan.
142
Negara yang menganut sistem hukum sosialis dicirikan oleh konstitusi tertulis, kekuasaan yang sentralistik, sistem pengadilan
Kenegaraan Modern, Cet. Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991, hlm. 324.
141
Bernard L. Tanya, Loc Cit, hlm. 15.
142
Satjipto Rahardjo, Negara Hukum Yang Membahagiakan Rakyatnya, Loc Cit, hlm. 28.
106 rakyat, dan demokrasi proletar.
143
Dengan melihat apa yang terjadi di dalam sistem hukum sosialis, maka menurut pandangan Omar Seno
Adji, negara hukum sosialis socialist legality mempunyai ciri-ciri:
1. Adanya perlindungan terhadap hak-hak dan kebebasan warga
negara, perlindungan ini terutama diberikan kepada kaum buruh labor;
2. Berkaitan dengan kebebasan freedom dan tanggungjawab
responsibility socialist
legality lebih
mendahulukan responsibility ketimbang freedom.
3. Adanya pemisahan secara tajam antara negara dan gereja
berdasarkan prinsip „trennung von staat und kirche’. 4.
Adanya kekebebasan kekuasaan kehakiman yang diatur secara tegas dalam konstitusi.
5. Larangan terhadap berlakunya hukum pidana secara retroaktif atau
retrospektif. 6.
Kebebasan pers dimaknai sebagai kekebasan untuk mengkritik kaum kapitalis maupun kaum borjuis.
7. Hukum dimaknai sebagai alat untuk mencapai sosialisme, posisi
hukum adalah subordinasi terhadap sosialisme.
144
Oleh Muhammad Tahir Azhary negara hukum sosialis socialist legality mempunyai ciri 1 perwujudan sosialisme, 2 hukum sebagai
alat di bawah sosialisme, dan 3 penekanan pada sosialisme, realisasi sosialisme ketimbang hak-hak perorangan.
145
d. Nomokrasi Islam Siyasah Diniyah.