67 memerankan fungsinya sebagai penyedia cara untuk memecahkan
konflik kepentingan di masyarakat tersebut dengan berdasarkan kepada kebijakan yang berdasarkan pada norma yang berlaku. Dengan kata
lain bahwa dengan adanya hukum maka konflik kepentingan tidak lagi dipecahkan menurut siapa yang paling kuat, melainkan berdasarkan
aturan yang berorientasi pada kepentingan-kepentingan dan nilai-nilai objektif dengan tidak membedakan antara yang kuat dan yang lemah.
79
3. Hubungan Antara Negara Dengan Hukum.
Setelah penulis membahas mengenai negara dan hukum, maka penulis mencoba untuk membahas mengenai hubungan antara negara
dengan hukum dalam kaitannya dengan konsep negara hukum. Membicarakan masalah negara hukum tidak dapat dipisahkan dari dua
variable yang berbeda yaitu negara dan hukum. Karena negara dan hukum sebagai organisasi kekuasaan adalah dua sisi mata uang yang
sama dan niscaya selalu dibahas bersama ketika kita membicarakan mengenai negara hukum. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh
Wirjono Prodjodikoro
bahwa istilah
negara hukum
adalah penggabungan dari istilah negara dan istilah hukum.
Di pihak lain, Mukthtie Fadjar menjelaskan bahwa untuk mengetahui apa sebenarnya yang disebut dengan negara hukum itu,
pikiran-pikiran yang terkandung di dalamnya, motivasi, tujuan dan elemen-elemennya perlu di bahas terlebih dahulu mengenai fungsi serta
tujuan dari negara dan hukum, karena cita atau tujuan negara hukum
79
Franz Magnis Suseno, Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm. 77.
68 tidak dapat dipisahkan dari tujuan serta fungsi negara dan hukum itu
sendiri.
80
Hal ini diperkuat dengan pendapat Gustav Radbrugh yang mengatakan bahwa soal-soal tujuan hukum dan tujuan negara tidak
dapat dipisahkan karena hukum atau bagian penting daripadanya, adalah kehendak negara, dan negara atau bagian penting daripadanya
adalah suatu lembaga dari pada hukum.
81
Sehingga keduanya terkait erat dengan negara hukum dan karena itu untuk memahami apa itu
negara hukum haruslah dipahami tentang negara dan hukum itu sendiri. Hukum tanpa negara hanyalah sebuah ilusi belaka, begitu juga
sebaliknya negara tanpa adanya hukum maka akan mengarah kearah kezaliman, kesewenang-wenangan yang akhirnya akan melahirkan
penindasan dan kekerasan terhadap rakyatnya. Hukum merupakan suatu kebutuhan yang melekat pada kehidupan bernegara, yakni hukum
memberikan pelayanan kepada setiap individu masyarakat, baik alokasi kekuasaan, pembagian sumber daya dan juga untuk melindungi
kepentingan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu hukum sangat penting peranannya dalam negara guna mewujudkan kesejahteraan bagi
rakyatnya. Dalam
pembahasan mengenai
negara hukum,
harus dihubungkan pula bagaimana hubungan antara negara dan hukum.
Hubungan antara negara dan hukum pada dasarnya adalah menyangkut persoalan mana kedudukan yang lebih tinggi antara negara dan hukum.
Menurut Paton ada tiga teori mengenai hubungan antara negara dan hukum yaitu: 1 Negara lebih tinggi dari hukum, 2 Hukum lebih
80
A. Mukthie Fadjar, Loc Cit, hlm. 9
81
Ibid.
69 tinggi dari negara serta 3 Negara dan hukum mempunyai kedudukan
yang sama jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Pertama, teori yang menyatakan bahwa negara lebih tinggi,
lebih unggul dan menciptakan hukum. Menurut John Austin hukum merupakan perintah penguasa yang berdaulat. Penguasa itulah yang
membentuk hukum dan ia berada diatas hukum. Sedang Hugo De Groot berpendapat bahwa negara mempunyai hak eksklusif untuk
membentuk hukum karena negara merupakan hasil kehendak individual untuk hidup bersama. Pendapat mengenai negara lebih tinggi dari
hukum juga diperkuat oleh pernyataan dari Geiger. Menurut Geiger secara de facto negara membentuk hukum. Dalam membentuk hukum
negara tidak terikat akan salah satu norma, sebab norma tidak ada, kecuali bila sudah menjadi kenyataan.
82
Teori inilah yang memberikan dasar bagi ajaran kedaulatan negara.
Kedua: teori yang menyatakan bahwa hukum lebih tinggi dari negara. Hukum mendahului negara dan mengikatnya setelah negara
bereksistensi. Dengan demikian hukum lebih tinggi, lebih unggul dan lebih fundamental daripada negara karena hukum dapat mengikat
negara. Teori ini yang menjadi landasan bagi lahirnya ajaran teori kedaulatan hukum.
Ketiga: negara dan hukum adalah sama namun dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Maksudnya adalah negara tanpa hukum maka
akan zalim dan sewenang-wenang sedangkan hukum tanpa negara maka hukum itu tidak ada artinya yang berarti bahwa hukum tersebut
82
Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Cet. Kedelapan belas, Kanisius, Yogyakarta, 2011, hlm. 217.
70 tidak dapat berlaku didalam masyarakat karena hukum hanya dapat
terlaksana jika ada pemberlakuan dari negara.
C. NEGARA HUKUM.