36 orang yang menyelenggarakan perjanjian itu menyerahkan hak-hak
alamiahnya kepada masyarakat. Namun penyerahan ini tidak sepenuhnya. Kemudian masyarakat yang akan menyerahkannya kepada
raja.
27
c. Teori kekuatan.
Menurut teori kekuatan, di dalam negara siapa yang paling kuat dialah yang berkuasa. Dalam teori kekuatan ini asal mula negara
didasarkan pada manusia dalam keadaan alam bebas. Dalam keadaan alam bebas ini muncul apa yang dinamakan sebagai hukum rimba.
Dimana yang kuat memaksakan kehendaknya kepada yang lemah. Jadi yang kuat adalah yang berkuasa. Yang kuat ini kelak yang memerintah
dalam suatu negara. Namun dalam memerintah, kelompok yang kuat ini hanya mementingkan kelompoknya sendiri. Jadi menurut teori
kekuataan, dinyatakan bahwa negara merupakan alat dari golongan yang kuat untuk menghisap golongan yang lemah, terutama dalam
lapangan ekonomi.
28
d. Teori Kedaulatan.
Membicarakan tentang kekuasaan berarti membahas mengenai kedaulatan, sebab kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk
memerintah di dalam suatu negara. Dengan kata lain bahwa di dalam suatu negara ada pemegang kekuasaan tertinggi yang disebut
kedaulatan. Kata kedaulatan sendiri berasal dari kata sovereignity bahasa Inggris dan sovereiniteit bahasa Belanda. Dalam
27
Soehino, Loc Cit, hlm. 111.
28
Op Cit, hlm. 132.
37 perkembangannya, kedaulatan di dalam negara menimbulkan
bermacam-macam pandangan atau teori. Teori kedaulatan tersebut yaitu: teori kedaulatan Tuhan, teori kedaulatan negara, teori kedaulatan
rakyat dan teori kedaulatan hukum.
d.1. Teori kedaulatan Tuhan God Souvereiniteit.
Lahir dan berkembangnya teori kedaulatan Tuhan ini berhubungan dengan lahir dan berkembangnya agama pada masa itu
yaitu agama Kristen. Menurut Teori kedaulatan Tuhan, kedaulatan di dalam negara yang memiliki adalah Tuhan yang didasarkan pada
agama. Tidak boleh ada yang menganggap apa dan siapapun yang lebih tinggi kekuasaannya dari Tuhan, sehingga seluruh perintah-perintah
negara haruslah merupakan implementasi dari kehendak-kehendak Tuhan.
29
Dalam teori Ketuhanan ada dua faham yang dikenal yaitu teori Ketuhanan lama dan teori Ketuhanan modern. Dalam teori Ketuhanan
lama, raja ditunjuk langsung oleh Tuhan untuk menjadi penguasa yang memerintah menurut peraturan yang langsung diturunkan oleh Tuhan.
Sedangkan dalam teori Ketuhanan modern dinyatakan bahwa negara dilembagakan oleh Tuhan sehingga raja merupakan karunia Tuhan
yang memerintah atas dasar hukum yang buat oleh manusia. Namun hukum yang di buat oleh manusia ini didasarkan pada kehendak Tuhan
yang dinyatakan dalam Al-kitab.
29
Hendra Nurtjahjo, Filsafat Demokrasi, Cet. Kedua, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm. 31
38
d.2. Teori kedaulatan Negara Staats Souvereiniteit.