Sistim Pemerintahan Daerah PENGATURAN FUNGSI PENGAWASAN ANGGOTA DPRD MENURUT

BAB II PENGATURAN FUNGSI PENGAWASAN ANGGOTA DPRD MENURUT

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

A. Sistim Pemerintahan Daerah

Mirza Nasution, mengatakan dalam hal ini pimpinan pemerintahan sebagai pelaksana disatukan dalam satu tangan, menurutnya: 47 Dekonsentrasi dipimpin oleh kepala wilayah dan desentralisasi dipimpin oleh Kepala Daerah tetapi pejabatnya itu juga pada satu orang yang sama sehingga disebutnya sebagai “uni personal”. Predikat jabatan adalah gubernur untuk tingkat provinsi, bupatiwalikota untuk tingkat KabupatenKota. Jabatan demikian dikenal saat ini sebagai Kepala Daerah saja baik untuk tingkat gubernur maupun KabupatenKota. Kewenangan pelaksanaan dekonsentrasi ada pada gubernur dalam urusan pemerintahan, sedangkan bupati dan walikota tidak lagi menjadi pejabat dekonsentrasi seperti gubernur. Pada dasarnya desentralisasi melimpahkan atau penyerahan kekuasaan atau wewenang di bidang tertentu secara vertikal dari institusi atau lembaga atau dari pejabat yang lebih tinggi kepada lembaga atau dari pejabat bawahannya sehingga yang diserahi atau dilimpahi kekuasaan tertentu itu berhak bertindak atas nama sendiri dalam urusan tertentu. 48 Daerah provinsi melaksanakan tugas-tugas dekonsentrasi sebagai manifestasi dari wilayah administrasi yang merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat dalam rangka NKRI. Dengan demikian konstruksi etonomi daerah desentralisasi 47 Mirza Nasution, Op. cit., hal. 262. 48 Ibid., hal. 263. Universitas Sumatera Utara secara penuh hanya diterapkan pada daerah kabupetankota, sedangkan provinsi selain daerah otonom juga merupakan wilayah administrasi. Menurut Marzuki Lubis, dalam hal desentralisasi, pemerintah provinsi bukan menjadi atasan dari pemerintah KabupatenKota, akan tetapi baik pemerintah provinsi maupun pemerintah KabupatenKota berada pada posisi yang sama. 49 Makna desentralisasi bukan berarti semua urusan diserahi atau dilimpahi kepada institusi atau lembaga atau dari pejabat tertentu di daerah, tetapi oleh karena NKRI adalah negara kesatuan maka konsep desentralisasi tidak boleh dilaksanakan secara total. 50 Urusan Kepala Daerah yang lain dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang mengurus rumah tangga sendiri dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat khusus pada daerah-daerah otonom. Pemerintah lokal administratif diterjemahkan sebagai pemerintah wilayah, terbentuk sebagai konsekuensi dari desentralisasi. 51 Urusan pemerintah lokal mengurus rumah tangga sendiri yang berarti otonom artinya memerintah sendiri tetapi tetap berada dalam kerangka sistim pemerintahan negara. 52 Dalam kerangka pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, NKRI tetap menggunakan dekonsentrasi dan desentralisasi. 53 49 Marzuki Lubis, Op. cit., hal. 178. Dalam perkembangannya pelaksanaan desentralisasi dengan sistim otonomi ini bergerak lebih cepat dibanding dekonsentrasi. Peran DPRD dalam hal ini merupakan elemen penting dalam 50 Mirza Nasution, Op. cit., hal. 264. 51 Ibid. 52 Ibid., hal. 26. 53 Sarman dan Muhammad Taufik Makarao, Op. Cit., hal. 81. Universitas Sumatera Utara melengkapi pelaksanaan tugas Kepala Daerah dalam rangka melaksanakan desentralisasi atau mengurusi rumah tangga sendiri. Hal yang menjadi persoalan desentralisasi adalah masalah politis yang berdampak pada tarik ulur karena DPRD secara politis memiliki kelemahan yang seolah-olah berada di bawah departemen dalam negeri. 54 Pemerintah daerah Kepala Daerah sebagai sub sistim pemerintahan nasional yang menjalankan desentralisasi otonomi daerah harus bertanggung jawab sendiri terhadap pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan di daerah otonom. 55 Sedangkan provinsi atau daerah yang menjalankan dekonsentrasi atau tugas pembantuan, Kepala Daerah harus mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada Pemerintah Pusat Presiden karena Gubernur dan atau BupatiWali Kota dalam konteks ini sebagai wakil pemerintah Pusat secara vertikal. Tujuan pelaksanaan tugas pembantuan ini untuk membantu penyelenggaraan jalannya pemerintahan umum yang menjadi tugas Pemerintah yang tidak diserahkan menjadi urusan rumah tangga daerah seperti urusan pemerintah seperti urusan politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, moneter atau percetakan uang, peradilan, dan masalah yang berurusan dengan keagamaan, dan lain-lain. 56 Dalam ketentuan pemerintahan daerah, satu hal yang paling penting dan esensial adalah pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah. 54 Akmal Budianto, Op. cit., hal. 41. 55 Faisal Akbar, Op. cit., hal. 10. 56 Ibid., hal. 8. Lihat juga: Pasal 10 ayat 1 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah UUPD. Universitas Sumatera Utara Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah otonom. Pembagian urusan pemerintahan tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa selalu terdapat urusan pemerintahan yang sepenuhnya tetap menjadi kewenangan pemerintah pusat. Urusan pemerintah pusat tersebut dalam hal terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara secara keseluruhan. Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas- luasnya untuk mengatur dan mengurusi sendiri rumah tangganya berdasarkan otonomi dan tugas pembantuan. 57

B. Otonomi Daerah

Dokumen yang terkait

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Simalungun Periode 2009-2014)

0 56 76

Persepsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan Tentang Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan Tahun 2013

5 57 111

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2009-2014)

0 22 77

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI LEMBAGA EKSEKUTIF DI DAERAH

0 9 15

NASKAH PUBLIKASI PERAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Pereduksian Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Peranan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Terhadap Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang N

0 1 19

BAB II PENGATURAN FUNGSI PENGAWASAN ANGGOTA DPRD MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH A. Sistim Pemerintahan Daerah - Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

0 0 34

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

0 1 13