x 10 Pengujian trafo step up

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 266

c. Pada langkah a Gambar6 berlaku

untuk semua rangakaian baik seri danparalel. d. Membuat rangkaian LED pada Protoboard. Protoboard sebagai panel, ketika melakukan pengukuran yang harus diperhatikan adalah ke dua kaki LED yang di pasang pada Protoboard, dimana kaki LED yang panjang bertidak sebagai tegangan imput dan kaki LED pendek bertindak sebagai output. e. Mencatat hasil pengamatan tabel yang berisi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing LED pada rangkaian. HASIL DAN DISKUSI Jika di lihat dari panjang gelombang masing- masing warnaseperti pada Tabel 1 di atas, di ketahui bahwa LED hijau mempunyai panjang yang lebih rendah dari warna LED yang lainnya. Namun dalam hasil percobaan tentang pengukuran tegangan, kuat arus, dan daya ternyata LED hijau mempunyai nilai tegangan, kuat arus, dan daya yang lebih tingi dari warna LED lainnya seperti pada Tabel 2 sampai Tabel 5 , baik LED tersebut dirangkai secara seri maupun paralel. Hasil pengukuran kuat arus, tegangan, dan daya dari 10 buah LED yang beda warna yaitu seperti berikut: 1. Rangkain seri untukmengukur tegangan output dari 10 buah LED. Gambar 7 .Cara pengukuran tegangan outputLED pada rangkaian seri Dari rangkaian seri diatas, maka nilai tegangan outputnya adalah seperti pada Tabel 2. Tabel 2 .Nilai tegangan output untuk 10 buah LED pada rangkaian seri No Warna LED Jumlah LED Tegangan 1 Hijau 10 buah 22.7 V 2 Merah 10 buah 0.41 V 3 Bening 10 buah 0.06 V 4 Kuning 10 buah 1.6 V 2. Rangkaian paralel untukmengukur tegangan output dari 10 buah LED. Gambar 8. Cara pengukuran tegangan LED pada rangkaian paralel Nilai tegangan output untuk rangkaian paralel diatas, ditunjukan pada Tabel 3. Tabel 3 .Nilai tegangan output untuk 10 buah LED pada rangkaian paralel. No Warna LED Jumlah LED Tegangan 1 Hijau 10 buah

1.9 V

2 Merah 10 buah 1.6V 3 Bening 10 buah 0.14 V 4 Kuning 10 buah 0.4 V 3. Rangkaian seri untuk mengukur kuat arus dan daya dari 10 buah LED yaitu sebagai berikut: Gambar 9 .Cara pengukuran kuat arus LED pada rangkaian seri Untuk Tabel 4dibawah menunjukkanbahwa hasil pengukuran darinilai kuat arus dan daya yang dihitung dari 10 buah LED pada rangkaian seri. Tabel 4 .Nilai kuat arus dandaya untuk 10 buah LED pada rangkaian seri No Warna LED I P=VxI 1 Hijau

2.3 x 10

-5 A 5 x10 -4 W 2 Merah 3 Bening 4 Kuning 4.5 x 10 -5 A 8.5x10 -5 W Hasil pengukuran dari kuat arus dan daya diketahui bahwa ternyata LED hijau Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 267 menhasilkan nilai kuat arus dan daya yang lebih maksimal dibandingkan dengan warna LED yang lainnya. 4. Rangkaian paralel untukmengukur kuat arus dan dayadari 10 buah LED. Gambar 10. Cara pengukuran tegangan LED pada rangkaian paralel Untuk Tabel 5 dibawah menunjukkan hasil pengukuran darinilai kuat arus dan daya yang dihitung dari 10 buah LEDpada rangkaianparalel. Tabel 5. Nilai kuat arus dandaya untuk 10 buah LED pada rangkaian paralel No Warna LED I P=VxI 1 Hijau 1.9x10 -4 A 3.7x10 -4 W 2 Merah 4x10 - A 6.5x10 -6 W 3 Bening 4x10 - A 5.6x10 -7 W 4 Kuning Hasil identifiksi dari ke-empat warna LEDpadarangkaian seri maupun paralel, ternyata LED warna hijau mempunyainilai kuat arus, tegangan, dan daya yang lebih besar daripadake tiga warna LED lainnya.Jadi LED warna hijau lebih cocok untuk digunakan sebagai pendeteksi kecerahan cahaya matahari. Keterangan: Pengukuran dilakukan pada pagi hari jam 09:00-10:00 dan selama 4 hari untuk ke empat warna LED dengan jam yang sama. Dalam pemanfaaan LED untuk mendeteksi kecerahan cahaya matahari, makaLED hijau dirangkai secara tiga tahap yaitu: Rangkaian Seri Untuk rangkaian seripada Gambar 7 yaitu pengukuran tegangan output dimulai dari 2 buah LED sampai 88 buah LED, maka tegangan output yang dihasilkan adalah dari 4.3V sampai 20Vseperti ditunjukkan padaGrafik 1 di bawah. Grafik 1 . Nilai tegangan output terhadap banyaknya LED Dari hasil Grafik 1 di atas ditunjukan bahwa ternyata pada jumlah LED 18 didapatkan nilai tegangan maksimum yaitu sebesar 20Volt. Artinya dengan menambahkan jumlah LED tidak berarti menghasilkan teganga yang lebih dari 20Volt. Rangkaian Paralel Untuk rangkaian paralelpada Gambar 8 , banyaknya LED yang digunakan adalah 1-85 1 paralel x 85 buah LED. Maka nilai tegangan output terhadap banyaknya LED yang di gunakan adalah Seperti tampak pada Grafik 2 berikut. Grafik 2 . Nilai tegangan terhadap banyaknyaLED Pada Grafik 2 ditunjukkan bahwa ternyata pada jumlah LED 36 didapatkan nilai tegangan maksimum sebesar 1.99Volt. Rangkaian Gabungan Seri Paralel Untuk rangkaian gabungan seri paralel 2 seri x 27 paralel , dengan rangkaian sebagai berikut: 64 88 T eg a n g a n O u tp u t V Banyaknya LED yang digunakan 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2 2 18 19 34 36 64 88 T eg a n g a n O u tp u t V Banyaknya LED yang digunakan Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 268 Gambar 9. Cara pengukuran tegangan LED pada rangkaian gabungan seri paralel Pada rangkaian gabungan seri paralel di atas, maka hasil pengukuran nilai tegangan output adalah sebesar 1.66V. Keterangan: Pengukuran dilakukan pada pagi hari jam 09:00-11:00 bahkan lebih. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari tegangan output diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:Lampu LED juga dapat digunakan untuk mengetahui nilai tegangan output apabila disinyari cahaya matahari. Untuk 18 buah LED yang dirangkaisecara seri mempunyai tegangan yang lebih tingi dari jumlah LED yang lain, sedangkan untuk 36 buah LED pada rangkaian paralel juga mempunyai tegangan yang lebih tingi dari jumlah LED yang lainnya. Jika dilihat dari panjang gelombang yang dimiliki oleh setiap warnayaitu mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda, danjika dibandingkan pada ke empat warna pada LED maka, warna LED hijau mempunyai panjang gelombang yang lebih rendah daripada warna LED lainnya. Namun dari hasil pengukuran kuat arus, tegangan, daya daya ternyata warna LED hijau mempunyai kuat arus,tegangan, dan daya yang lebih besar dari warna LED liannya. Oleh karena itu, LED hijau lebih cocok digunakan untuk mendeteksi kecerahan cahaya matahari. UCAPAN TERIMAH KASIH Dengan terlaksanya penelitian ini, maka penulis tak lupa mengucapkan limpah terimah kasih kepada Kedutaan Besar Negara Rupublik Demokratik Timor-Leste di Jakarta yang mana telah memberikan bantuan ke pada peneliti. Serta tak lupa juga mengucapkan limpah terima kasih kepada Panitia Pelaksana Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX FSM UKSW 2014 yang telah menerima makalah ini untuk dipresentasikan dalam Seminar Nasional ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Nevers, Noel de. Air Pollution Control Engineering. Mc Graw-Hill,Inc. 1995. [2] Malvino, Albert Paul. 1992. ‘Prinsip- Prinsip Elektronik’. Erlangga. Jakarta. [3] Haliday, Resnick, Walker. ‘Dasar-Dasar fisika versi di perluas Jilid 2’. Binapura Aksara Publisher. [4] Kadir, Abdul., 1982, “energi, sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensial ekonomi”, PT. Universitas Indonisia, Jakarta [5] Beisser, Arthur, 1968, “Konsep Fisika Modern”, ErlanggaJilid I, Edisi II, Jakarta. [6] Hecht, Eugene, 1994, “Optics”, Addison Wesley, Edisi II, Massachusetts. [7] Waldman, Gerry, 1990, “Introduction to light”, Prentice Hall, Inc., New Jersey. [8] C. Douglas, Giancoli, 2001, “Fisika” Edisi kelima, Jilid II, PT. Erlangga, Jakarta. DISKUSI Pertanyaan :Bagian rangkaian lengkungnya dan cara kerjanya yang seri, Ambil data bersama sama atau sendiri? Apakah posisi matahari? Jawab : bersama, ya posisi alat diputor Pertanyaan :10 LED 22 oset saat ukur dibebani lainnya atau tidak? LED pemancar kuk bisa menyerap? Jawab : tdk, LEDnya menyerap Pertanyaan :Bagaimana mekasnisme kaerja dan alat ayang lengkap?Mengapa penelitian untuk LED yang berbeda nmakna tak dilakukan pada waktu sama ? Jawab: - Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922 269 PENENTUAN PROFIL NIKEL LATERIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DAERAH ENTROP KOTA JAYAPURA Oleh: Virman 1 , Endang Hartiningsi 2 , Risal Patiung 2 , Muhammad Altin Massinai 3 1 Jurusan MIPA, Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Uncen, Jl. Raya Sentani Abepura, Jayapura 2. Jurusan Pertambangan Fakultas Teknik Uncen, Jl. Kampwolker Waena, Jayapura 3 . Jurusan Fisika, Program Studi Geofisika, FMIPA Unhas, Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar virman_uncenyahoo.com ABSTRAK Pengukuran geolistrik tahanan jenis telah dilakukan di daerah Entrop Kota Jayapura.Pengukuran dilakukan sebanyak dua lintasan menggunakan konfigurasi Schlumberger. Data-data hasil pengukuran berupa tahanan jenis semu selanjutnya diolah menggunakan software IPI2win untuk mendapatkan truresistivity tahanan jenis sebenarnya. Daerah penelitian secara administrative berada dalam wilayah Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penyebaran endapan nikel laterit berdasarkan data geolistrik tahanan jenis.Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan ultramafik yang berlangsung jutaan tahun, dimulai ketika batuan ultramafik tersingkap di permukaan.Berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh sebanyak lima lapisan. Apabila dilakukan korelasi antara data geolistrik tahanan jenis dengan data geologi maka akan didapatkan profil penyebaran nikel laterit. Adapun profil penyebaran nikel laterit yang diperoleh berdasarkan distribusi tahanan jenis dengan data geologi untuk masing-masing lapisan adalah sebagai berikut; lapisan pertama berupa lapisan penutup atau zone red limonite. Zone ini memiliki sifat fisik atau nilai tahanan jenis berkisar antara 14,3-796 ohm m. Lapisan kedua memiliki nilai tahanan jenis 3.86 ohm m - 5398 ohm m,lapisan ini termasuk zone yellow limonit. Lapisan ketiga tahanan jenisnya berkisar antara 34 ohm m –43.5 ohm m atau dikenal dengan zone translation. Lapisan keempat tahanan jenisnya berkisar antara 0.134 ohm m – 767 ohm m lapisan ini termasuk zone saprolitserpentin. Dan lapisan kelima tahanan jenisnya 1465 ohm m merupakan zone fresh rock atau batuan induk. Kata kunci: tahanan jenis, nikel laterit, batuan ultramafik, software IPI2win, red limonite, Translation, saprolit dan batuan induk.

1. Pendahuluan

Indonesia mempunyai kekayaan alam yang cukup melimpah, termasuk sumberdaya alam berupa mineral logam.Beberapa komoditi mineral logam yang dihasilkan dari industry pertambangan mencakup timah, nikel, tembaga, emas, perak dan lain-lain.Nikel adalah salah satu mineral logam yang saat ini harganya meningkat 13 mencapai 15.820 dolar per ton.Konsumsi terbesar nikel di dunia saat ini adalah Negara- negara Asia khususnya Cina yang pada tahun 2009 mencapai 61 dari komsumsi nikel dunia, diikuti Eropa 26 , Amerika 10, Afrika dan Oceania hanya 3. Potensi mineral logam berupa nikel berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM Indonesia memiliki sumberdaya nikel sebesar 2.633 juta ton ore dengan cadangan nikel sebesar 577 juta ton ore. Potensi mineral logam tersebut tersebar di Sulawesi, Kalimantan dan Papua dengan kandungan unsur rata-rata 1,45 , Rohani, S., 2012 Mineral logam ini termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, oleh karena itu disamping perlu pengelolaan yang ramah lingkungan juga diharapkan dapat menjamin tersedianya bahan baku untuk industri domerstik. Pemerintah melalui UU No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba dan PP No. 23 tahun 2010 tentang pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara telah mewajibkan bagi semua perusahaan tambang untuk membangun smeltermengolah produknya di dalam negeri, dengan demikian tidak ada lagi penjualanekspor dalam bentuk raw material, Wikarya, U., 2012.