Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
272 menghubungkan antara alat dengan
permukaan tanah, terdiri atas dua elektroda arus dan dua elektroda
potensial.
- Kabel penghubung antara alat dengan
elektroda -
Global Positioning System GPS alat yang digunakan untuk menentukan
posisi setiap titik ukur. -
Palu dan meteran untuk proses pemindahan elektroda.
- Tabel harga tahanan jenis semu, HT,
GPS, Payung. Dalam metode geolistrik tahanan jenis
pengolahan data bertujuan untuk memperoleh banyaknya lapisan, harga tahanan jenis, serta
ketebalan masing-masing lapisan. Dalam penelitian ini pengolahan data yang digunakan
adalah IPI2win kriteria cocok yang diberikan software ini adalah tingkat perbedaan antara
data lapangan dengan respon model masukan atau RMS Error.
Hasil pengolahan
datadiperoleh informasi tentang jumlah perlapisan, harga
tahanan jenis dan ketebalan tiap lapisan.Dari harga tahanan jenis dan ketebalan selanjutnya
dirifer pada hasil yang pernah dilakukan atau dicocokkan dengan harga tahanan jenis batuan
untuk
selanjutnya diintepretasi
untuk mendapatkan profil penyebaran nikel laterit
Daerah Entrop, Kota Jayapura.Hasil intepretasi terhadap titik amat kemudian dibuat profil yang
menggambarkan penyebaran nikel laterit secara vertical.
3. Hasil dan Diskusi
Pengukuran dilakukan sebanyak dua lintasan, lintasan pertama berarah timur-barat
berada pada koordinat 02
o
33``44,2` S dan 140
o
41``12,3` E dengan elevasi 172 meter diatas permukaan laut. Pengukuran geolistrik tahan
jenis pada lintasan pertama menggunakan bentangan dengan panjang 300 m atau AB2
adalah 150 m. Sedangkan lintasan kedua berarah utara-selatan berada pada koordinat 02
o
33`` 56,9` S dan 140
o
41`` 24,3` E dengan elevasi 111 meter diatas permukaan laut.Pengukuran
pada lintasan kedua ini bentangannya lebih pendek yaitu 200 m atau AB2 adalah 100 m
hal ini karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Adapun lokasi penelitian seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.
KASI PENELITIAN
Gambar 2. Peta indek lokasi penyelidikan
Hasil pengukuran metode geolistrik di lokasi
penelitian seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1.Distribusi nilai tahanan jenis Lapisan
Kedalaman m
Ketebalan m
Tahanan jenis ohm m
Dugaan 1
1.85 – 3.51 1.85-3.51
14.6 – 796 Red limonit
2 3.27 – 2.71
1.42-2.71 39.9 – 5398
Yellow limonit 3
7.65 – 7.89 4.38-7.89
1.12 – 34 Translation
4 22.4
14.7 199 -
Saprilite
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
273 5
22.5 -
1465 - Presh rock
Berdasarkan harga tahanan jenis pada Tabel 1, diperoleh bahwa lintasan satu seluruhnya ada
lima lapisan dan lintasan dua ada tiga lapisan. Perbedaan jumlah lapisan ini disebabkan adanya
bentangan
saat pengukuran
yang berbeda.Lapisan pertama pada Tabel 1 harga
tahanan jenis 14.6 - 796 ohm m lapisan ini
termasuk lapisan penutup atau zone limonite. Zone red limonit biasanya kaya dengan mineral
mineral hematite Fe
2
O
3
dan cromiferous FeCr
2
O
4
. Secara makroskopis zone limonit ini berukuran lempung berwarna merah kecoklatan.
Pada lapisan 2 memiliki tebal 1.42 m – 2.71 m dengan kedalaman mencapai 2.71 m - 3.27 m,
nilai tahanan jenisnya adalah 39.9 ohm m – 5398 ohm m. Lapisan ini termasuk zone yellow
limonit. Zone ini didominasi oleh mineral seperti goetit. Lapisan tiga dengan tahanan jenis 1.12
ohm m, lapisan ini memiliki tahanan jenis paling kecil, hal ini terjadi akibat kadar logam berupa
nikel yang cukup tinggi. Kadar nikel pada zone ini sekitar 1.5 – 4 dan Fe sekitar 25 - 40
. Lapisan empat termasuk zone saprolit memiliki tahanan jenis relative tinggi yaitu 199
ohm m. Lapisan ini termasuk lapisan yang kadar Ni sekitar 1.8 - 3 , sedangkan kadar
Fe nya sekitar 10 - 25 .Lapisan kelima adalah lapisan dengan nilai tahanan jenis yang
paling resistif, lapisan ini termasuk bedrock atau batuan induk. Batuan pada lapisan ini memiliki
kadar Ni sekitar 0.3 dan kadar Fe sekitar 5 .
Berdasarkan uraian di atas maka apabila data geolistrik di korelasi dengan data geologi akan
diperoleh profil penyebaran nikel laterit di
Entrop, Kota Jayapura seperti Tabel 2 di bawah: .
Tabel 2.Profil nikel laterit berdasarkan hasil pengukuran geolistrik dan zone nikel laterit No
Gambar sampel Zone laterit
ρ meter
1
Iron Capping : Coklat kemerahan, lapisan berukuran lempung,
tekstur batuan asal tidak dapat dikenal lagi. Biasanya terdapat sisa tumbuhan. Pengkayaan
Fe terjadi pada zona ini dengan kandungan Ni rendah.
14.6 – 796
2
Limonit layer: Coklat muda, ukuran butir lempung sampai
pasir. Tekstur batuan asal mulai dapat diamati, kandungan Ni antara 1-1,4. Zone ini
didominasi oleh mineral goethite disamping juga terdapat magnetit, hematite, kromit, serta
kuarsa sekunder. 39.9 – 5398
3
Zone Saprolite: Berupa bongkah, coklat kekuningan sampai
kehijauan. Struktur dan tekstur batuan dasar masih terlihat. Perubahan geokimia tidak
banyak. Zone ini terdiri dari garnerite yang menyerupai vein, mangan, serpentin, kuarsa
sekunder yang bertekstur boxwork. 199
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
274 4
Bedrock: Merupakan bagian terbawah dari profil nikel
laterit, berwarna hitam kehijauan, terdiri dari bongkah-bongkah batuan dengan ukuran
75cm, dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar mineral
mendekati batan asal yaitu dengan kadar Fe sekitar 5, Ni dan Co antara 0.1-0.30.
1465
4. Kesimpulan