Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
442 3 Peramalan
Dengan menjangkau
masa depan
berdasarkan fakta yang dimilikinya,
peserta didik dilatih menghubungi pola kejadian di masa yang akan datang
berdasarkan penemuan fakta fact finding hari ini, yaitu situasi aktualnya. Bila kita
hendak menemukan masalahnya problem finding, maka pertanyaan yang harus
diajukan adalah: mengapa? Perspektif baru mana yang harus dikaitkan di sini?
Di sini guru diharapkan dapat mengajukan pertanyaan terbaik untuk mengundang
pengembangan.
c. Teknik untuk peningkatan kreativitas tingkat III :
Dalam persiapan untuk terlibat penuh dalam kehidupan sehari-hari adalah penting
bagi peserta didik untuk mengetahui bagaimana caranya melakukan penelitian
dan apa yang biasa diteliti. Ada beberapa langkah yang sangat praktis untuk hal
tersebut, dikembangkan oleh Project Clue, di Memphis, Tennesse City Schools [3].
1 Pemilihan topikmasalah 2 Mempersempitmembatasi masalah
3 Merencanakan kerangka 4 Mengumpulkan data dan mengenal
sumber 5 Mengatur data
6 Menulis naskah untuk melaporkan hasil 7 Menyusun kepustakaan
8 Mengembangkan media lain bila perlu 9 Menghasilkan laporan
10 Menyunting laporan 11 Membagi
hasil dengan
forum persetujuan
Dengan membuat karya IPA, kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik
dapat diekspresikan melalui produk yang dihasilkan peserta didik. Perilaku kreatif
dapat dituangkan dengan membuat karya IPA agar kreativitas bisa berkembang.
Dengan kata lain, kreativitas akan muncul apabila
seseorang banyak
melakukan kreativitas atau latihan. Pada penelitian ini
ada beberapa unsur yang diamati dan nilai untuk mengetahui sejauhmana kreativitas
peserta didik, yaitu :
1 Kesederhanaan
alatbahan yang
digunakan untuk membuat karya.
2 Manfaat dari alat hasil karya Peserta
Didik.
3
Penampilan alat hasil karya Peserta Didik.
4 Hasil karya dapat bekerja dengan baik
atau tidak.
B. Problem Based Instruction PBI
Secara garis besar Problem Based Instruction menyajikan pembelajaran kepada Peserta Didik
melalui situasi otentik dan bermakna yang dapat memberi kemudahan kepada mereka untuk
melakukan penyelidikan dan inkuiri[4]. Peranan guru dalam Problem Based Instruction adalah
mengajukan masalah, memfasilitasi penyelidikan dan dialog peserta didik, serta mendukung belajar
peserta didik. Tabel 1.
Sintaks model Problem Base Instruction
FASE-FASE TINGKAH LAKU GURU
Fase 1 Orientasi
Peserta Didik
kepada masalah.
Fase 2 Mengorganisasikan
Peserta Didik untuk belajar.
Fase 3 Membimbing
penyelidikan individu
maupun kelompok.
Fase 4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya.
Fase 5 Menganalisis
dan mengevaluasi
Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
yang dibutuhkan,
memotivasi Peserta
Didik terlibat
pada Kreativitas pemecahan masalah
yang dipilih. Guru membantu Peserta Didik yang
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut. Guru mendorong Peserta Didik
untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Guru membantu Peserta Didik dalam
merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model
dan membantu
mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu Peserta Didik
untuk melakukan refleksi
Model pembelajaran ini sangat efektif untuk mengajarkan proses berpikir tingkat tinggi,
membantu peserta didik memproses informasi yang telah dimilikinya, dan membantu peserta
didik membangun sendiri pengetahuannya tentang
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
443 dunia
sosial dan
fisik di
sekelilingnya. Pembelajaran
Problem Based
Instruction berdasarkan permasalahan yang bertumpu pada
psikologi kognitif
dan pandangan
para konstruktivis mengenai belajar[5]. Problem Based
Instruction tidak dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya
kepada peserta didik. Problem Based Instruction utamanya dikembangkan untuk membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual;
belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau
simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri[6].
METODE PENELITIAN Prosedur penelitian dilakukan dengan memberikan
tindakan pada setiap siklus kegiatan dengan urutan sebagai berikut :
a. Tahap Rencana Tindakan Planning Persiapan dan penyusunan Rencana Pelaksanaan