Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
178
REKONSTRUKSI FILE JPEG TERFRAGMENTASI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION
R. Dion Handoyo Ontoseno
1
, Muhtadin
2
, Mauridhi Hery Purnomo
3
1 Pascasarjana Telematika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya,
Indonesia 60111 dion.ontosenogmail.com
2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya, Indonesia 60111
muhtadinee.its.ac.id 3
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya, Indonesia 60111 heryee.its.ac.id
ABSTRAK
Rekonstruksi file citra tanpa adanya informasi struktur file system yang menyebabkan hilangnya informasi urutan cluster, sangat sulit dilakukan ketika file tersebut terfragmentasi. Akibatnya rekonstruksi
file dengan menggunakan program data recovery tidak dapat dilakukan karena program tersebut tidak dapat menentukan urutan yang tepat dari blok-blok fragmen file yang tersebar untuk dapat disatukan
secara utuh. Pada penelitian ini digunakan metode prediksi piksel menggunakan Backpropagation dalam merekonstruksi file JPEG yang mengalami fragmentasi. Setelah dilakukan rekonstruksi menggunakan
Backpropagation, didapatkan persentase keberhasilan 80,68 yang lebih besar dibanding dengan metode prediksi linier 77,2.
Kata-kata kunci :
Backpropagation, data recovery, fragmentasi JPEG, rekonstruksi citra
PENDAHULUAN Pemulihan data data recovery adalah kunci
utama dari disaster recovery dan forensic. Pemulihan data digital dapat terdiri dari
kedua teknik perangkat lunak software dan perangkat
keras hardware.
Teknik perangkat keras sering digunakan untuk
mengambil data dari disk rusak atau kerusakan secara fisik. Setelah data dapat
diekstrak, teknik pemulihan data secara perangkat lunak sering diharuskan untuk
dapat memahami organisasi data [1]. Masalah pemulihan file data carving pada
susunan blok yang tersebar fragmented tetap menjadi topik yang menarik dalam
bidang Image Forensic. Fragmentasi file adalah kejadian biasa di harddisk, perangkat
penyimpanan external seperti flash cards, memory sticks, solid-state devices SSD dan
media penyimpanan lainnya. Akibatnya, seorang analis forensik memeriksa disk
mungkin mengalami banyak blok tersebar dari file yang terhapus, namun tidak dapat
menentukan urutan yang tepat dari blok-blok tersebar untuk merekonstruksi file [2].
Tipe awal dari teknik data carving adalah Start of File SOF End of File EOF. Ini
hanya menganalisis header dan footer dari file dan mencoba untuk menggabungkan
semua blok diantaranya. Salah satu yang paling terkenal adalah Scalpel [3]. Garfinkel
[4] menyajikan sebuah metode yang disebut Bifragment Gap Carving BGC. Kelemahan
algoritma ini adalah bahwa hal itu hanya dapat menangani file terfragmentasi menjadi
dua bagian. Cohen [5],[6] menyajikan sebuah teori baru
menggambarkan carving sebagai konstruksi matematis dari fungsi pemetaan antara byte
berkas dan gambar byte, yang menggunakan teknik deteksi tepi untuk memperkirakan
tingkat kesalahan. Namun teknik ini tidak bisa berurusan dengan semua fragmen file
JPEG. Memon
dan kelompok
penelitiannya memiliki penelitian rekonstruksi gambar
bitmap terfragmentasi [7],[8] Metode yang digunakan
K-vertex disjoint graph dan
different path
optimizing algorithms.
Kelemahannya bahwa mereka menganggap setiap fragmen setidaknya mengandung lebar
data citra dimana tidak sesuai dengan realitas sebenarnya.
Metode Pal’s
sequential fragmentation point detection [9], bobot
dievaluasi secara berurutan dan tes berakhir hanya ketika kesimpulan statistik yang
dihasilkan secara signifikan rendah atau tinggi. Martin Karrensand [10] menggunakan
metode restart markers RST. Kelemahan hanya menangani gambar JPEG yang
mengandung penanda RST. Ming Xu [11] menggunakan metode prediksi kesalahan
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
179
Backpropagation, kelemahannya adalah blok fragmen yang dicari diasumsikan tidak
tersebar acak, namun fragmen yang berurutan ke nilai yang lebih besar.
Metode yang ada kurang akurat dalam melakukan rekonstruksi file terfragmentasi
pada jenis file JPEG, Permasalahan akan dibatasi oleh beberapa hal yaitu, rekonstruksi
file diterapkan citra digital JPEG, serta disk yang tidak mengalami enkripsi.
Tujuan
dari penelitian
ini adalah
merekonstruksi file JPEG terfragmentasi menggunakan algoritma Backpropagation,
dalam mendapatkan file citra yang hilang dalam memperoleh hasil yang lebih akurat,
Manfaat
penelitian ini
adalah dapat
merekonstruksi file JPEG terfragmentasi secara
utuh, dimana
kasus-kasus ini
merupakan masalah yang sering muncul pada teknik pemulihan data.
METODE Fragmentasi file
Fragmentasi file
biasanya merupakan
konsekuensi yang tidak diinginkan dari penghapusan, modifikasi, dan penciptaan file
dalam perangkat penyimpanan. Fragmentasi file terjadi ketika file tidak disimpan dalam
urutan yang benar pada cluster berturut-turut pada disk [1]. Jika file terfragmentasi, urutan
cluster dari awal file ke akhir file akan menghasilkan rekonstruksi file yang salah.
Gambar 1
. Ilustrasi fragmentasi file sebelum dan sesudah penghapusan file
Rekonstruksi JPEG terfragmentasi Untuk memulihkan file JPEG terfragmentasi
dengan benar pada metode file carving harus mampu menentukan titik awal dari file JPEG
0xFFD8 dan pada cluster yang cocok. Ini biasanya mengikuti proses tiga langkah:
1. Identifikasi titik awal dari file JPEG. 2. Identifikasi blok yang dimiliki file.
3. Memesan blok secara benar untuk merekonstruksi file.
Fokus utama dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi blok file secara benar.
Dalam gambar
1, bagaimana
bisa mengidentifikasi cluster 1, 2 tidak termasuk
dalam file A
3
adalah hal yang sangat penting untuk rekonstruksi file JPEG. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa ada satu set {A , A
1
..., A
n
} fragmen dari suatu gambar A, Misalkan A
i
adalah salah satu fragmen dari gambar asli A, bagaimana
kita dapat
mengidentifikasi apakah fragmen A
j
milik gambar asli A atau tidak. Salah satu teknik sederhana untuk
melakukan hal
ini, adalah
untuk membuktikan fragmen pasangan A
i
dan A
j
yang berdekatan di gambar asli A. Hal ini juga diketahui bahwa gambar JPEG
sebagian besar terdiri dari smooth regions dan edges memiliki struktur yang sering dapat
ditangkap
oleh teknik
prediksi linier
sederhana. Oleh karena itu cara lain untuk menilai kemungkinan bahwa dua fragmen
gambar A
j
, A
i
memang berdekatan dalam gambar asli adalah untuk menghitung
kesalahan prediksi berdasarkan beberapa teknik prediksi linier sederhana. Artinya,
kesalahan prediksi yang dihitung untuk piksel pada baris terakhir dari fragmen depan A
i
dan piksel pada baris pertama dari belakang
fragmen A
j
. seperti pada gambar 2.
Fragment A
i
Fragment A
j
Xn-1,1 Xn,1
→ Y0,1
Xn-1,2 Xn,2
→ Y0,2
Xn-1,3 Xn,3
→ Y0,3
Xn-1,4 Xn,4
Y0,4 :
: :
Xn-1,m Xn,m
→ Y0,m
Dengan : n-=baris, m=kolom
Gambar 2. Gunakan piksel baris terakhir fragmen
depan A
i
untuk memprediksi piksel baris pertama dari fragmen belakang A
j
Perhatikan bahwa
untuk menentukan
pemesanan fragmen yang benar, kita perlu mengidentifikasi pasangan fragmen yang
berdekatan di file asli. Salah satu teknik untuk melakukan ini adalah untuk menghitung
kemungkinan bahwa fragmen A
j
kelanjutan
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
180
A
i
. Bagaimana untuk menghitung dapat dirumuskan sebagai masalah prediksi piksel.
Penelitian menggunakan nilai piksel yang termasuk ke dalam fragmen depan A
i
untuk memprediksi nilai piksel fragmen berikutnya
, kemudian membandingkan nilai prediksi antara
dan nilai piksel yang dimiliki data yang diberikan
fragmen A
j
.
1
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menghitung kemungkinan berdasarkan
analisis gradien melintasi batas-batas setiap pasangan fragmen. Teknik ini disebutkan oleh
Memon [8]. 1. Pixel Matching PM:
ini adalah teknik yang paling sederhana, dimana jumlah piksel dicocokkan dengan
ukuran sepanjang tepi untuk dua fragmen yang
dijumlahkan. PM
akan membandingkan setiap nomor piksel
dalam fragmen A
i
yang cocok dalam nilai piksel dengan nomor yang sama di
fragment A
j
. Teknik
sederhana memprediksi nilai piksel pada baris
pertama dari fragmen lanjutan.
2
2. Sum Of Differences SOD Jumlah perbedaan dihitung di seluruh
nilai-nilai piksel RGB dari tepi untuk dua fragmen. SOD memprediksi nilai piksel
pada baris pertama dari fragmen lanjutan.
……………………………………… ….. 3
3. Median Edge Detection MED: MED menjelaskan bahwa setiap piksel
diprediksi dari nilai piksel di atas, ke kiri dan kiri diagonal. Sehingga nilai piksel
pada baris pertama dari fragmen lanjutan.
4 Dengan :
n-=baris, m=kolom, X=piksel fragmen depan, =prediksi piksel fragmen belakang
Backpropagation Salah satu cabang dari AI Artificial
Intelligence adalah yang dikenal dengan Jaring Saraf Tiruan Artificial Neural
Network. Jaring saraf tiruan merupakan salah satu sistem pemrosesan informasi yang
didesain dengan menirukan cara kerja otak manusia dalam menyelesaikan suatu masalah
dengan melakukan proses pembelajaran melalui perubahan bobot sinapsisnya.
Gambar 3 . Sebuah model Feed-Forward Neural
Network
Mengacu pada gambar 3 fungsi jaring sebagai berikut: Setiap neuron menerima sinyal dari
neuron di lapisan sebelumnya, dan masing- masing sinyal dikalikan dengan bobot nilai
yang terpisah. Input tertimbang dijumlahkan, dan melewati fungsi pembatas yang skala
output ke berbagai nilai tetap. keluaran dari limiter tersebut kemudian disalurkan ke
semua neuron pada lapisan berikutnya. Jadi, untuk
menggunakan jaring
untuk memecahkan masalah, kita menerapkan nilai-
nilai masukan ke input dari lapisan pertama, memungkinkan sinyal untuk menyebarkan
melalui jaring, dan membaca nilai-nilai keluaran.
Karena keunikan nyata atau intelijen jaring ada dalam nilai-nilai bobot antara neuron,
kita perlu suatu metode untuk menyesuaikan bobot untuk memecahkan suatu masalah
tertentu. Untuk jenis jaring, algoritma pembelajaran yang paling umum disebut
Backpropagation BP. Sebuah jaring BP belajar dengan contoh, yaitu, kita harus
menyediakan satu set data pembelajaran yang terdiri dari beberapa contoh masukan dan
keluaran dikenal untuk setiap kasus. Jadi, kami menggunakan contoh-contoh masukan-
keluaran untuk menunjukkan jaring jenis perilaku yang diharapkan, dan algoritma BP
memungkinkan jaring untuk beradaptasi.
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
181
Algoritma Backpropagation Proses
pembelajaran Backpropagation
bekerja dalam iterasi langkah-langkah kecil, salah satu contoh kasus yang diterapkan ke
jaring, dan jaring menghasilkan beberapa output berdasarkan keadaan saat bobot
sinaptiknya
awalnya, keluaran
acak. Keluaran ini dibandingkan dengan keluaran
yang dikenal baik-baik, dan sinyal sum square error SSE dihitung. Nilai kesalahan
kemudian disebarkan mundur melalui jaring, dan perubahan kecil dapat dilakukan terhadap
bobot pada setiap lapisan. Perubahan berat dihitung untuk mengurangi sinyal kesalahan
untuk kasus tersebut. Seluruh proses ini diulang untuk setiap contoh kasus, kemudian
kembali ke kasus pertama lagi, dan seterusnya. Siklus ini berulang sampai nilai
kesalahan keseluruhan turun dibawah ambang batas yang telah ditentukan.
Algoritma BP menggunakan fungsi sigmoid sebagai fungsi transfer, dan keluaran dari
fungsi sigmoid berada dalam kisaran dinamis [0, 1]. Fungsi sigmoid dan turunannya adalah
sebagai berikut.
5 6
Inisialisasi bobot dan bias dengan nilai acak, yang membuat wilayah aktifitas neuron di
setiap lapisan dapat secara luas merata di bagian masukan.
Data Penelitian Dimulai dari persiapan media disk yang akan
diproses. Modul media disk merupakan removable disk berukuran kecil, karena
penggunaan
removable disk merupakan
media penyimpanan standar dari sebagian besar kamera digital saat ini. Kemudian
dilakukan proses disk clone menjadi satu file Raw Data, dimana file ini merupakan bahan
modul penelitian. Pada penelitian ini, akan digunakan dataset
sederhana dan dikembangkan ke Dataset dfrws-2006-challenge.raw [12].
Himpunan file JPEG yang digunakan untuk percobaan dapat dilihat pada gambar 4 dan
tabel 1, mempunyai ukuran cluster sebesar 16384 byte.
Skenario dataset sederhana yang digunakan dalam penelitian :
Gambar 4 . Skenario urutan cluster JPEG
Tabel 1 . Skenario file JPEG pada Dataset
File Gambar File
Total Cluster
Susunan Fragmen
A 7
1-2-3-9- 10-11-12
B 9
4-5-6-15- 16-17-25-
26-27 C
5 7-8-21-
22-23
D 3
13-14-24
E 6
18-19-20- 28-29-30
Tahapan Penelitian Blok diagram penelitian pada rekonstruksi
file citra
yang mengalami fragmentasi ditunjukkan dalam gambar 5.
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
182
Gambar 5 . Diagram alir tahapan penelitian
Preprocessing
Pada penelitian ini, preprocessing adalah tahap awal dalam mempersiapkan disk agar
dapat diproses
selanjutnya. Hal
yang dilakukan pada tahap ini adalah membuka file
dataset, kemudian mengidentifikasi total sektor, setelah total sektor ditemukan, maka
akan didapat total cluster yang didapat dari ukuran
cluster yang dimasukkan dalam parameter program. Tahap berikutnya adalah
mencari header file JPEG yang ditandai dengan alamat byte 0 sampai 1 adalah FFD8,
sampai ke cluster terakhir. Hasil akhir preprocessing adalah mendapatkan total file
JPEG dan alamat No Cluster file JPEG tersebut.
Gambar 6
. Diagram alir preprocessing
Rancangan BP untuk JPEG Reassembly
Rancangan BP algoritma menyediakan nilai dari piksel yang termasuk ke dalam fragmen
depan A
i
sebagai laju pembelajaran, dan kemudian digunakan untuk memprediksi nilai
piksel fragmen selanjutnya pada gambar 7 dengan beberapa parameter sebagai berikut
.
Gambar 7
. Diagram alir Backpropagation dalam memprediksi piksel
Kedua persamaan 7 dan 8 menunjukkan dalam contoh bagaimana memprediksi piksel
aktif.
7 8
9 Dengan : i-=baris, j=kolom,
=nilai piksel aktif, =nilai piksel prediksi, e=error prediksi
Gambar 8. Daerah piksel yang digunakan untuk
memprediksi piksel memakai
Penelitian menggunakan piksel dalam tiga piksel tetangga pada baris terakhir fragmen
depan A
i
sebagai piksel pembelajaran. Dalam data uji, digunakan piksel yang termasuk ke
dalam fragmen A
i
dan berdekatan dengan baris pertama dari fragmen belakang A
j
sebagai masukan jaringan, dan keluaran dari jaringan adalah memprediksi piksel nilai baris
pertama dari fragmen A
j
Melalui transformasi linear sederhana, kita memetakan input jaringan dan output data
[0,255] dalam rentang [0, 1]. Dari eksperimen ditemukan penyetelan pada
Backpropagation untuk MSE
min
sebesar 0,03 dan laju pembelajaran learning rate sebesar
0,3 yang akan menghasilkan prediksi piksel lebih baik.
Langkah-Langkah JPEG Reassemby sebagai berikut :
1. Ambil fragmen cluster depan JPEG yang
ditemukan 1 cluster A .
2. Ambil koordinat piksel di baris
akhir sebagai
data sample
untuk pembelajaran.
3. Pembelajaran Backpropagation
untuk mendapatkan nilai piksel prediksi
.
4. Gabungkan sementara fragmen yang ditemukan, hitung dan simpan bobot uji
fragmen yang diambil dari selisih nilai
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
183
piksel sesungguhnya dengan nilai piksel hasil prediksi.
5. Jika cluster aktif i sudah terakhir, lompat ke langkah 6, sebaliknya kembali ke
langkah 2. 6. Gabungkan fragmen secara permanen
yang mempunyai bobot uji fragmen nilai terendah.
7. Jika fragmen
terakhir ditemukan
mengandung bit EOF, maka akhiri, sebaliknya ke langkah 2.
Gambar 9 . Diagram alir JPEG Reassembly
HASIL DAN DISKUSI Hasil
yang diperoleh
pada tabel
2 menunjukkan bahwa BP dapat mengenali
fragmen-fragmen file JPEG sebesar 25 dari total fragmen 30 dengan nilai persentase
tertinggi pada lebar piksel uji sebesar 18.
Tabel 2 . Perbandingan hasil rekonstruksi JPEG
Metode Total
fragmen benar
Kesalahan urutan
tidak tepat Persentase
Keberhasilan PM
24 10
77,2 SOD
9 10
35,94 MED
12 10
41,91 BP
25 10
80,69
Gambar 10
. Perbandingan nilai piksel aktual dengan nilai piksel prediksi dari metode BP
KESIMPULAN
Rekonstruksi file citra JPEG terfragmentasi dengan metode prediksi piksel menggunakan
Backpropagation telah diimplementasikan
dan dapat digunakan untuk mendapatkan kembali file citra secara utuh. Dari
implementasi Backpropagation
pada rekonstruksi file citra didapatkan kesimpulan
sebagai berikut : 1. Ketidakberhasilan rekonstruksi file citra
secara keseluruhan
menggunakan Backpropagation dapat disebabkan oleh
pengambilan contoh
masukkan pembelajaran
tidak tepat
yang mengakibatkan hasil prediksi yang salah.
2. Dilihat dari hasil persentase keberhasilan, Backpropagation lebih akurat sebesar
80,69, didapatkan nilai prediksi piksel yang lebih pintar mendekati nilai
sesungguhnya.
3. Metode prediksi piksel menggunakan Backpropagation masih perlu adanya
konfigurasi yang tepat serta pengambilan data masukkan yang lebih banyak agar
didapatkan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Pal dan N. Memon, “The evolution of file carving,” Volume 26, Issue 2, Digital Object
Identifier 10.1109MSP.2008.931081, Pages:59 – 71, March 2009
[2] Nasir Memon dan Anandabrata Pal, Automated Reassembly of File Fragmented
Images Using
Greedy Algorithms,
IEEE
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
184 Transactions on image processing, Vol. 15, No. 2,
February 2006 [3] Golden G. Richard , Vassil Roussev, “Scalpel:
A frugal, high performance file carver,” Proceedings of the 2005 Digital Forensic
Research Workshop. New Orleans, LA, 2005
[4] S. Garfinkel , “ Carving contiguous and fragmented files with fast object validation ,” in
Proc. 2007 Digital Forensics Research Workshop DFRWS , Pittsburgh , PA pp. 4S:2–12, Aug.
2007
[5] Michael
Cohen, “Advanced
carving techniques,” Digital Investigation. Vol.4, Issues 3-
4, pp.119-12, 2007. [6] Michael Cohen, “Advanced JPEG carving,”
ICST, Brussels, Belgium, 2008 [7] N. Memon dan A. Pal. “Automated reassembly
of file fragmented images using greedy
algorithms,” IEEE Transactions on Image
Processing, 152:385–393, Feb. 2006. [8] A. Pal, K. Shanmugasundaram, dan N.
Memon. “Automated reassembly of fragmented images,” In ICME ’03: Proceedings of the 2003
International Conference on Multimedia and Expo, IEEE Computer Society, pages 625–628,
Washington, DC, USA, 2003.
[9] A . Pal , T. Sencar , dan N . Memon, “Detecting
file fragmentation
point using
sequential hypothesis
testing,” Digital
Investigation, 2008.05.15 [10] M. Karresand , N. Shahmehri, “Reassembly
of Fragmented JPEG, Images Containing Restart Markers,” IEEE Computer, Society Washington,
DC, USA, Pages: 25-32 , 2008
[11] Ming Xu dan Shule Dong, Reassembling the Fragmented JPEG Images Based on Sequential
Pixel Prediction, IEEE Conference Publications in
Computer Network
and Multimedia
Technology, 2009. [12] B. Carrier, E. Casey, and W. Venema.
DFRWS 2006
forensics challenge,
URL http:dfrws.org2006challenge, 2006
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
185
STUDI PENGARUH MAGNETISASI TERHADAP PENINGKATAN NILAI PEMBAKARAN MINYAK JELANTAH
Arcadius Rizky Dahniar
1
, Andreas Setiawan
2
, Nur Aji Wibowo
2
1
Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika
2
Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia rizky.dahniargmail.com
ABSTRAK
Banyak upaya telah dilakukan untuk mencari sumber energi alternatif, salah satunya dengan pengolahan limbah rumah tangga yakni minyak jelantah. Minyak jelantah merupakan minyak limbah
proses penggorengan, diyakini sangat berbahaya bila terus digunakan atau dibuang tanpa pengolahan. Di sisi lain, minyak jelantah memiliki potensi energi bakar yang cukup tinggi. Sayangnya upaya untuk
menggunakan minyak jelantah sebagai bahan bakar langsung terkendala rendahnya efisiensi pembakaran. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pembakaran minyak jelantah dengan rekayasa
fisika berupa pemberian medan magnet magnetisasi. Prosedur magnetisasi dilakukan dengan metode water boiling test WBT. Minyak yang dipanaskan selama 24 jam dicampur dengan minyak murni
menggunakan perbandingan massa 0, 25, 50, 75 dan 100. Minyak jelantah dialirkan menuju ke kompor pembakaran menggunakan tangki infus. Sebelum memasuki kompor pembakaran magnetisasi
dilakukan dengan menggunakan magnet permanen dengan kekuatan 0, 11.800, 23.600, 35,400, 47.200 Gauss pada jarak 10 cm dari kompor bakar. Minyak jelantah dibakar untuk menaikkan suhu 500 cc air
sebesar 5
C. Efisiensi pembakaran dihitung dengan membandingakan konsumsi massa minyak jelantah pada proses pembakaran tanpa magnetisasi dengan proses pembakaran dengan magnetisasi. Dari
penelitian ini dihasilkan, magnetisasi minyak jelantah mampu mengurangi konsumsi bahan bakar pada metode water boiling test WBT pada setiap magnetisasi dan pengurangan konsumsi minyak jelantah
terbesar mendekati 7 pada magnet berkekuatan 47.200 gauss.
Kata kunci : BBM, energi alternatif, efisiensi, minyak jelantah, magnetisasi
PENDAHULUAN
Bahan Bakar Minyak BBM merupakan Sumber Daya Alam SDA
yang tidak dapat diperbaharui. Disisi lain BBM mengambil peranan yang sangat
penting dalam perkembangan teknologi terutama bidang teknologi industri dan
otomotif yang secara langsung berdampak pada
peningkatan penggunaan
BBM sebagai salah satu sumber energi secara
signifikan. Peningkatan penggunaan BBM ini mengakibatkan semakin menipisnya
cadangan minyak bumi yang merupakan bahan dasar pembuatan BBM. Cadangan
sumber daya minyak bumi di Indonesia diperkirakan tinggal 9 milliarbarel dengan
tingkat produksi 500 juta bareltahun, sehingga cadangan bumi di Indonesia
tinggal
18 tahun.
Hal tersebut
mengakibatkan meningkatnya harga BBM dan memicu kenaikan biaya hidup serta
biaya produksi, menghantam segala sendi perekonomian dan kehidupan masyarakat
Indonesia Trisila, 2008. Untuk mengatasi krisis energi Bangsa Indonesia, Menteri
ESDM Jero Wacik mengatakan arah pembangunan kebijakan energi nasional
sampai 2050 akan mengurangi konsumsi energi minyak dan beralih ke gas dan
Energi Baru Terbarukan EBT. Hal ini seperti diatur dalam
Perpres Nomor 5 Tahun
2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional Yozami, 2012. Banyak upaya telah dilakukan
untuk mencari sumber energi alternatif, salah satunya dengan pengolahan limbah
rumah tangga yakni minyak jelantah. Dari Kebutuhan
akan minyak
goreng di
Indonesia yang mencapai 3 juta ton per tahun Tempointeraktif.com, Kamis 17
November 2011, diperkirakan tiap rumah tangga mengkonsumsi mencapai 5 liter tiap
bulannya.
Dari konsumsi
tersebut
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
186 diperkirakan jumlah minyak jelantah yang
dihasilkan dari seluruh rumah tangga adalah sebanyak 305 ribu ton per tahun. Selain itu,
industri pengolahan
diperkirakan menghasilkan minyak jelantah sebanyak
1,5 juta ton. Total jumlah minyak jelantah yang tersedia dari berbagai pihak yang
menggunakan minyak
goreng adalah
sebanyak 3,8 juta ton per tahun Kayun, 2007. Minyak jelantah sudah tidak layak
jika digunakan kembali karena dapat menyababkan gangguan kesehatan, dan
apabila dibuang tanpa penanganan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Penelitian terbaru
pengolahan minyak
jelantah adalah
pemanfaatan sebagai pembakar generator termoelektrik,
namun masih terkendala rendahnya nilai pembakaran. Untuk itu diperlukan suatu
metode baru yang dapat meningkatkan nilai pembakaran minyak jelantah. Oleh sebab
itu
dalam penelitian
ini diusulkan
penggunaan magnet
dalam usaha
meningkatkan nilai pembakaran minyak jelantah. Dari penelitian ini diharapkan
muncul suatu terobosan baru dalam upaya penghematan energi. Penelitian ini juga
bermanfaat
dalam membuka
peluang rekayasa fisika dalam usaha penghematan
energi terutama energi alternatif baru
terbarukan pengganti BBM.
BAHAN DAN METODE
Dalam penelitian ini, langkah awal yang
dilakukan adalah
penjelantahan minyak goreng. Penjelantahan dilakukan
dengan melakukan pemanasan minyak goreng merek “Miranda” dengan kompor
listrik berdaya 300 watt selama 24 jam. Hasil dari proses ini akan menghasilkan
jelantah pekat. Jelantah pekat dicampur dengan minyak murni tanpa pemanasan
dengan
perbandingan massa
dalam prosentase 0, 25, 50, 75, dan 100
terhadap minyak murni. Setelah minyak siap, alat
uji pembakaran metode water Boiling Test
WBT disiapkan. Alat yang digunakan antara lain:
1 Paralon berdiameter 4 inci dengan panjang 20 cm sebagai tangki
minyak. 2 Selang plastik berdiameter 1 cm
sepanjang 30 cm untuk mengalirkan minyak menuju ruang bakar.
3 Keran sebagai katub aliran minyak. 4 Kompor pembakaran tempat minyak
dibakar. 5 Kaki tiga dan kasa untuk meletakkan
beaker glass berisi air. 6 Beaker glass berisi air 500 cc.
7 Thermo couple untuk mengukur
kenaikan suhu air. 8 Magnet
permanen berkekuatan
masing-masing 11.800 gauss. Semua alat disusun seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Rancangan Alat Magnetisasi
Chalid dkk, 2005 yang dimodifikasi Minyak
jelantah yang
telah ditimbang
massa mula-mulanya
menggunakan neraca ohauss dimasukkan ke dalam tanki. Minyak jelantah akan turun
karena pengaruh gravitasi. Keran digunakan untuk mengatur debit minyak yang masuk
ke
kompor pembakaran.
Magnetisasi dilakukan dengan menggunakan material
magnet permanen dengan kekuatan medan 0 tanpa magnetisasi, 11.800, 23.600,
35.400, dan 47.200 Gauss. Magnet
diletakkan pada 10 cm dari ruang bakar.
Minyak jelantah dibakar untuk menaikkan suhu 500 cc air sebesar 5
C yang diukur menggunakan
thermo couple. Setelah proses pembakaran, sisa
minyak ditimbang. Efisiensi konsumsi pembakaran
dihitung dengan
perbandingan konsumsi massa minyak jelantah tanpa
medan magnetisasi 0 gauss dengan
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
187
konsumsi massa
minyak dengan
magnetisasi.
HASIL DAN DISKUSI
Dari proses pembakaran dengan metode WBT dihasilkan data rata-rata
konsumsi minyak jelantah konsentrasi 0, 25, 50, 75, dan 100 terhadap kuat
medan magnet 0, 11.800, 23.600, 35.400, dan 47.700 gauss seperti tersaji pada tabel
1. Tabel 1.
Konsumsi minyak jelantah terhadap kuat medan magnet.
Kuat Medan
Magnet gauss
Konsumsi Minyak Jelantah gram
25 50
75 100
9,74 6,30
8,12 7,09
6,3 11.800
9,65 6,24
8,04 7,02
6,24 23.600
9,42 6,09
7,85 6,87
6,09 35.400
9,20 5,96
7,67 6,73
5,96 47.200
9,11 5,90
7,57 6,62
5,9 Dari data diatas memperlihatkan
bahwa pada tiap konsentrasi minyak jelantah, semakin besar medan magnet,
konsumsi minyak
jelantah semakin
menurun. tren penurunan ini akan semakin jelas diperlihatkan pada gambar 2.
Gambar 2. Grafik konsumsi minyak
jelantah terhadap kuat medan magnet. Grafik di atas menunjukkan bahwa
minyak jelantah terpengaruh oleh kuat medan magnet yang diberikan. Minyak
yang tersusun atas molekul hidrokarbon yang cenderung untuk saling tertarik satu
sama lain, membentuk molekul-molekul yang
berkelompok clustering.
Pengelompokan ini akan menyebabkan molekul-molekul hidrokarbon tidak saling
terpisah atau tidak terdapat cukup waktu untuk saling berpisah pada saat bereaksi
dengan oksigen di ruang bakar. Dengan menempatkan medan magnet pada saluran
bahan bakar, partikel-partikel atom yang membentuk
molekul tersebut
akan terpengaruh oleh medan magnet yang
ditimbulkan sehingga
akhirnya akan
menjadi semakin aktif dan arahnya terjajar rapi sesuai dengan arah medan magnet.
Aktivitas molekular yang meningkat akibat medan
magnet akan
menyebabkan pengelompokkan
molekular menjadi
terpecah Gambar 3. Oksigen akan lebih mudah bereaksi dengan masing-masing
molekul hidrokarbon yang tidak lagi berada dalam kelompok, sehingga menghasilkan
pembakaran yang lebih sempurna Siregar, 2007.
Gambar 3.
Pemecahan molekul
hidrokarbon yang melewati medan magnet Siregar, 2007.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisa
secara umum
maka dapat
disimpulkan bahwa magnetisasi mampu mengurangi
konsumsi massa
minyak jelantah pada proses pembakaran dengan
metode WBT. Pengurangan konsumsi
minyak jelantah terbesar mendekati 7 pada magnet berkekuatan 47.200 gauss.
Diperlukan sebuah penelitian lebih lanjut untuk menentukan kuat medan
magnet minimal, maksimal dan efektif serta efisien dalam usaha peningkatan nilai bakar
minyak jelantah.
DAFTAR PUSTAKA Chalid, M., Nelson S., Adiwar, dan Nono
D. 2005. Studi Pengaruh Magnetisasi Sistem
Dipol terhadap
Karakteristik Kerosin. Depok: Departemen Teknik
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
188 Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia. Siregar, H. P. 2007. Pengaruh Diameter
Kawat Kumparan Alat Penghemat Energi yang Berbasis Elektromagnetik terhadap
Kinerja Motor Diesel. Jakarta: Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Indonesia.
Yozami, M. A. 2012. SBY Beberkan Tiga Masalah
Energi Nasional.
http:www.hukumonline.comberitabacal t4f578830b3688sby-beberkan-tiga-
masalah-energi-nasional . Diakses tanggal
11 September 2012
DISKUSI
Pertanyaan
: Darimana ide penelitian reverensi
Jawab : bersama dosen, mengadakan
penelitian untuk mengambil limbah – limbah menjadi penggunaan energy
Pertanyaan : Apakah E. magnetitasnya
dapat dimanfaatkan untuk lainnya?
Jawab : bisa tapi konsentrasi penelitian
hanya pada peningkatan nilai pembakaran
Pertanyaan: Proses pembakarannya apa
tidak menimbulkan polusi udara?
Jawab
: dengan magnet mengurangi E. deklastering
gugugs kimia
s justru
mengurangi karen mampu meningkatkan energy
bakar sehingga
epembakaran optimal
Usulan : jika dikembangkan bisa menjadi
sumber E
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
193
IDENTIFIKASI SUSU SAPI MURNI DAN SUSU SAPI YANG MENGANDUNG PEROKSIDA DENGAN SPEKTROSKOPI
INFRAMERAH DEKAT DENGAN TEKNIK PCA
Joko Nur Arippin, AditaSutresno, Ferdy S. Rondonuwu
Progam Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika Progam Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana Jln. Diponegoro No. 52-60 Salatiga
ferdy_sryahoo.com
ABSTRAK
Susu sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang tinggi gizinya.Susu sapi jika tidak langsung diolah, akan mengalam ipenurunan nilai gizi dan bahkan akan rusak. Umur susu setelah diperah
adalahsekitar 6 jam. Untuk itulah ada beberapa petani susu atau pengepul yang melakukan tindakan tidak terpuji, yaitu dengan menambahkan zat hydrogen peroksida untuk memperpanjang umur susu supaya
susu tidak rusak. Berdasarkan sifat kimia dari hydrogen peroksida, zat tersebut merupakan zat yang berbahaya bagi tubuh karena jika mengenai kulit, kulit akan timbu lbintik-bintik putih. Untuk itu, perlu
suatu metode yang bias mengidentifikasi antara susu yang masih murni dengan susu yang sudah ada campuran hydrogen peroksida. Spektroskopi inframerah dekat adalah sebuah teknik inovatif tanpa
merusak sampel untuk mendapatkan informasi kuantitatif dan kualitatifdari berbagai macam sampel. Mula-mula peroksida dilarutkan dalam susu sapi dengan konsentrasi 0,05 volume 10 mL. Dan sampel
yang lain adalah sususapi yang masih murni. Kemudian masing-masing sampel dipindai sebanyak 30 kalipadakisaranpanjanggelombang4000 cm
-1
-10000 cm
-1
.Principal Component Analysis PCA
dimanfaatkan sebagai teknik analisis secara cepat untuk mengelompokkan susu sapi ke dalam masing- masing typical component. Dari hasil penelitian dan analisa data dapat disimpulkan bahwa sususapi yang
masih murni dan sususapi yang mengandung hydrogen peroksida dapat dibedakan secara jelas menggunakan PCA.
Kata kunci : sususapi, spektrometerinframerahdekat, principal component analysis PCA
PENDAHULUAN Susu merupakan salah satu sumber protein
hewani yang bergizi tinggi. Dalam SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983, dijelaskan
definisi susu adalah susu sapi yang meliputi susu segar, susu murni, susu pasteurisasi dan
susu sterilisasi. Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan.
Susu murni adalah cairan yang berasal dari kambing sapi sehat. Susu murni diperoleh
dengan cara pemerahan yang benar, tanpa mengurangi
atau menambah
sesuatu komponen atau bahan lain.
Selain itu, ada standar analisis susu segar yang meliputi sifat fisika dan kimia susu
serta uji pemalsuan. Untuk parameter analisis fisika dan kimia antara lain kadar lemak
minimal 3,30, kadar total solid 10,60, pH antara 6,65-6,85, suhu 7
C, berat jenis antara 1,0250-1,0310
gmL. Sedangkan untuk parameter analisis uji pemalsuan antara lain
tidak ada penambahan gula, pati, lemak nabati, peroksida atau H
2
O
2
dan formalin. Untuk penambahan karbonat maksimal 3
dan kadar asam laktat 0,14-0,18. Selama ini, untuk mendapatkan keuntungan,
ada beberapa produsen atau petani susu yang melakukan tindakan tidak terpuji dengan
menambahkanbeberapajenispengawet, misalnyakarbonat, gula, pati, lemaknabati,
peroksidadan formalin, dengandalih agar susunyaawetdantahan lama bahkanada yang
menambahkan
air supaya
volume susumenjadibanyak.Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui susu sapi yang masih murnidengansususapi
yang sudah
ada pengawet peroksida dengan spektroskopi
inframerah dekat. Peroksida merupakan senyawa kimia yang
berbahaya untuk tubuh manusia merusak kulit,
menimbulkanbisul-bisul putih.
Seharusnya para petani atau pengepul susu dilarang untuk mencampur susu dengan
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
194
cairan peroksida, hal ini juga dilakukan untuk menjaga kemurnian susu. Sebagai
konsumen susu, patut mengetahui apakah susu yang dibeli dari pengepul atau
distributor mengandung cairan peroksida atau tidak. Hal ini dilakukan untuk
menghindari efek samping dari cairan peroksida dalam susu.
Spektroskopi infra merahtelah dikembangkan untuk mengidentifikasi dan mengukur secara
cepat sifat-sifat suatu larutan secara cepat dan akuratdantanpamerusaksampel. Untuk
mengidentifikasi
apakah dalam
susu mengandung cairan peroksida atau tidak.
Oleh karena
itu near
infraredspectroscopydapat digunakan untuk merekam spektrum serap larutan melalui
penyinaran sinar infrared. Spektrum yang dihasilkan nantinya dapat membedakan jenis
larutan
berdasarkan serapan
panjang gelombang yang sama.
NIRS menggunakan
prinsip panjang
gelombang elektromagnetik
mendekati daerah kerja infrared yaitu sekitar 800 nm-
2500 nm atau 4000 cm
-1
– 10000 cm
-1
METODOLOGI PENELITIAN Menyediakan
30 sampeldengancaramelarutkankontaminanyait
ucairanhidrogenperoksidadalamsusupadakon sentrasi 0,05 dan 30 sampelsususapi yang
masihmurni yang didapatdaripeternakdengan volume 10 ml. Selanjutnya, mengambil data
spektroskopi NIR dari 60 sampel yang sudahdipersiapkandenganmenggunakanSpekt
rometerNIR Flex N-500 Buchi.
Data yang telah didapat dari pengukuran menggunakan
NIRS kemudian
diolah menggunakan Matlab. Dalam mengolah data
ada beberapa metode yang digunakan diantaranya menggunakan teknik smoothing
filters dan membuat turunan kedua dari spekrum asli yang telah dismoothing terlebih
dahulu. Smoothing filter berfungsi untuk menghilangkan noise frekuensi tinggi pada
grafik.
Pada grafik asli akan terlihat puncak lebar karena saling tumpang tidihnya beberapa
puncak, sehingga dibuatlah turunan kedua guna menghilangkan baseline dan membuat
kumpulan puncak saling terpisah. Spektrum dari masing-masing sampel dibandingkan
satu sama lain. Untukmelihatkarakteristikdarisampelberdasar
kansifat-sifat yang
sejenisdigunakanlahmetodeprincipal component
analysis PCA
untukmenguatkanhasilspektrumturunankedua darisampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dibawahiniditampilkangrafik
spectrum darisusumurnidansusu
yang sudahmengandungperoksida.
Gambar 1 .Spektrumaslisampelsusumurnidansusu
yang sudahdicampurperoksida
Dari gambar spectrum
asliGambar 1,
secarakasatmata, belumdapatdibedakanmanaspektrumsusumur
nidanspektrumsusu yang
sudahmengandungperoksida. Olehkarenaitu, spektrumaslidiperhaluskemudianditurunkanu
ntukmengetahuipuncak-puncaknya.
Gambar 2 . Spektrumturunankeduadarisampel
Dari grafikspektrumturunankeduasepertiGambar
2 jikadiperbesarpadatandakotakmerahakanterl
ihatsepertiGambar 3berikut ini.
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
195
Gambar 3 .Spektrumturunankedua yang
sudahdiperbesar
UntukketeranganAadalahkelompoksusu yang murnidanketerangan B adalahkelompoksusu
yang sudahdicampurdenganhidrogenperoksida.
Selanjutnyakitahanyaakanmenganalisapadap anjanggelombang 5740 cm
-1
– 5880 cm
-1
. Padajangkauanpanjanggelombangtersebutsud
ahdapatjelaskitaketahuiadapergeseranpuncak gelombang,
dimanakelompokAadalahkelompoksusu yang masihmurnidankelompok
B adalahkelompoksusu
yang sudahdicampurdenganhidrogenperoksida.
Untukmemperjelaslagikarakteristiksusuberda sarkansifat-
sifatnyadigunakanlahsebuahteknik, yaituteknik
PCA. Karakteristik
fisis spektrum menggunakan PCA dibatasi pada
rentang energi 5500-6500 cm
-1
.
Gambar 4 . Hasil PCA dari turunan kedua pada
rentang energi 5500-6500 cm
-1
beserta keterangan. Untuk kelompok A adalah susumurni
dan kelompok B adalah susu yang sudahdicampurperoksida.
Dari 60 sampel yang telah dipindai dapat dilihat pada Gambar 3 bahwa 60 sampel
tersebut mengelompok menjadi 2 kelompok besar. Kelompok A adalah sususapimurni
dan kelompok B adalah sususapi yang sudahadacampuranperoksida.
Analisa data menggunakan PCA
dapat memperlihatkan bahwa tipikal komponen
dari tiap-tiap sampel itu berbeda dilihat dari bentuk fisisnya, meskipun pada gambar
spektrum aslinya secara kasat mata memiliki karakter yang hampir sama. Data akan
mendekat
karena memiliki
kesesuaian dengan
komponennya dan memiliki ciri yang hampir sama.
KESIMPULAN NIRS
dapat mengidentifikasi
susumurnidansusu yang
sudahdicampurdenganperoksida dilihat dari hasil spektral trans-reflektansi-nya. Teknik
tersebut dikuatkan oleh PCA. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan
bahwa susu
yang masihmurnidansusu
yang sudahdicampurdenganperoksida
dapat dibedakan secara jelas
melalui metode Principal Component Analysis PCA.
DAFTAR PUSTAKA [1]
Bokobza,Origin of Near Infrared Absorbtion
Band, In:
Near Infrared
Spectroscopy-Principels, Instrumentations,
Aplication. H.W
Siesler. Y.Ozaki,
S.Kawata,H,M. heise eds. Jhon Wiley-VCH, Weinheim Germany.P.11, 2002.
[2] Anonim,Instructions NIR Flex N-500, BUCHI Switzerland.
[3] SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983 [4]
Siswanti, Eka.
Identifikasi Air
Permukiman Daerah Sumber Batu Bara Menggunakan Spektroskopi Infra Merah
Dekat. Prosiding
Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas
MIPA, Universitas
Negeri Yogyakarta. 2013.
[5] BadanStandardisasiNasional, SNI 3141.1, Susu Segar bagian 1:SusuSapi, 2011.
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
196
DISKUSI
Pertanyaan :Apa
pengaruh hydrogen
peroksida bagi kesehatan? Untuk fermentasi,a apakah berbahaya bagi
kesehatan? Jawab
: para petani menambahkan hidrogrn peroksida untuk pengawetan dalam SNI
termasuk sebagai bahan pengawet ysng dianjurkan untuk tidak digunakan. Belum
dilakukan riset untuk di dalam topic penelitian.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
197
SOLUSI PERSAMAAN DIRAC UNTUK POTENSIAL MANNING ROSEN HIPERBOLIK PLUS TENSOR TIPE COULOMB PADA SPIN SIMETRI
MENGGUNAKAN POLINOMIAL ROMANOVSKI
Kholida Ismatulloh , Suparmi, Cari
Jurusan Ilmu Fisika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Email: kholida.ismazagmail.com
ABSTRAK
Energi relativistik dan fungsi gelombang untuk potensial Manning Rosen hiperbolik dengan potensial tensor tipe Coulomb pada kasus Spin Simetri diperoleh dari penyelesaian persamaan Dirac menggunakan metode
Polinomial Romanovski. penyelesaian persamaan Dirac dengan polinomial Romanovski dilakukan dengan cara mereduksi persamaan diferensial orde dua menjadi persamaan tipe hipergeometri melalui substitusi variabel dan
fungsi gelombang yang sesuai. Dengan membandingkan persamaan tipe hipergeometri dan persamaan diferensial standar untuk polinomial Romanovski diperoleh persamaan energi relativistik dan fungsi bobot. Energi relativistik
diperoleh dari penyelesaian persamaan energi relativistik dengan menggunakan metode numerik menggunakan software Matlab 2011. Fungsi gelombang relativistik diperoleh dari fungsi bobot dan dinyatakan dalam bentuk
polynomial Romanovski, baik untuk komponen bawah dan atas dari spin Dirac.
Kata-kata kunci: Persamaan Dirac, Potensial Manning Rosen hiperbolik, Potensial tensor tipe Coulomb,
Polinomial Romanovski, dan Spin Simetri.
PENDAHULUAN Persamaan Dirac mendeskripsikan prilaku benda-
benda subatomik yang ber-spin ½ pada elektron untuk potensial shape invariance sentral maupun
non-sentral telah dikaji oleh beberapa peneliti dengan menggunakan metode Nikivarop Uvarop
NU menurut Greene dan Aldrich [3, 4, 6, 7, 8]. Potensial fisis tersebut banyak digunakan untuk
mendeskripsikan efek relativistik pada energi vibrasi-rotasi pada molekul yang berstruktur
kompleks.
Dengan mengasumsikan
bahwa potensial skalar sama dengan potensial vektor
maka persamaan
Dirac tereduksi
menjadi persamaan yang miripsetipe dengan persamaan
Schrodinger. Dengan demikian persamaan Dirac satu dimensi dapat dipecahkan dengan metode
yang digunakan untuk memecahkan persamaan Schrodinger.
Persamaan Dirac untuk beberapa potensial hanya bisa memecahkan kasus spin
simetri dan pseudospin simetri. Pada paper ini energi relativistik dan fungsi gelombang untuk
potensial Manning Rosen hiperbolik dengan potensial tensor tipe Coulomb secara spasial
dianalisis dengan
polynomial Romanovski.
Polinomial Romanovski pada awalnya diusulkan oleh S.J Routh dan 45 tahun kemudian dikaji
ulang oleh V.I Romanovski.
METODE POLINOMIAL ROMANOVSKI Persamaan Dirac untuk potensial Manning
Rosen hiperbolik dengan potensial tensor tipe Coulomb
Persamaan Schrodinger relativistik disebut sebagai persamaan Klein Gordon untuk spin bilangan bulat
dan persamaan Dirac untuk spin ½. Deskripsi secara kuantitatif gerak partikel relativistik yang
dipengaruhi
oleh gaya
medan yang
direpresentasikan sebagai energi potensial partikel yang berspin 12 tersebut dinyatakan dalam bentuk
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
198 persamaan diferensial yang disebut sebagai
persamaan Dirac yaitu sebagai berikut,
1 Potensial Manning Rosen merupakan bentuk
potensial fungsi radial dan fungsi polar
. Namun pada makalah ini potensial terkait hanya
merupakan fungsi radial, disebabkan karena terjadi pada kasus spin Dirac spinor yang hanya mengacu
pada fungsi radial. Maka persamaan potensial Manning Rosen hiperbolik [9, 10] dinyatakan
dalam persamaan 2,
2 Potensial tensor tipe Coulomb
yang dinyatakan dengan persamaan 3.
3 Persamaan 2 dan 3 dimasukkan ke persamaan
1 maka didapatkan persamaan 4 yaitu:
4a
4b Dimana
dan . adalah nomer kuantum yang
berhubungan dengan nomer kuantum untuk spin simetri
dan pseudospin simetri adalah untuk,
5
Polinomial Romanovski
Persamaan diferensial Hipergeometri yang dapat diselesaiakan
dengan metode
Polinomial Romanovski memiliki bentuk sebagai berikut:
6 Dengan
adalah polinomial Romanovski. Fungsi gelombang untuk polynomial Romanoivski
dinyatakan dengan:
7.
HASIL DAN DISKUSI Penyelesaian persamaan Dirac potensial Manning
Rosen hiperbolik dengan potensial tensor tipe Coulomb
menggunakan metode
polinomial Romanovski [1,2,5] untuk bagian radial pada
kasus spin simetri komponen atas dilakukan substitusi persamaan 2 dan 3 ke persamaan
4a, sehingga diperoleh bentuk:
8 dimana untuk mempermudah perhitungan,
9 10
11 Maka persamaan 6 dapat dituliskan kembali
menjadi persamaan yang mirip dengan persamaan Scrhodinger yaitu,
12 Dengan mensubstitusi variabel,
, pada persamaan 12 dimana
, kita dapatkan:
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
199 13
Untuk memecahkan
persamaan 13,
kita menggunakan persamaan 6 yang merupakan
fungsi gelombang baru, 14
Setelah itu memanipulasikan persamaan 12 dan 13, kita dapatkan,
15 Persamaan 15
dibuat menjadi persamaan diferensial orde duapolinomial Romanovski,
dengan menjadikan berpenyebut
, sehingga berlaku: dan
16 Sehingga persamaan 12 menjadi,
17 Dengan
membandingkan parameter
pada persamaan 6 dan 17, kita dapatkan hubungan
sebagai berikut 18
Dari persamaan 18, kita mempunyai .
Sehingga , maka diperoleh nilai
dari persamaan 18 adalah:
=
19 Dengan menggunakan persamaan 16 dan 19,
kita dapatkan
20 Persamaan 19 dan 20 dimasukkan ke dalam
persamaan 16 maka, 21
Persamaan 21 merupakan nilai spektrum energi untuk potensial Manning Rosen Hiperbolik
dengan potensial Tensor tipe Coulomb pada kasus Spin simetri komponen atas.
Hasil perhitungan spektrum energi tersebut diatas dapat dilihat pada tabel di bawah ini,
Untuk = 0
1 1
3.913096 1.870714
2 2
1.301789 0.838385
3 3
0.655419 0.476103
4 4
0.394680 0.306836
1 1
1 4.437382
2.109494 2
1 2
1.466768 0.944218
3 1
3 0.738065
0.536089 4
1 4
0.444393 0.345475
Untuk = 0
1 0 -2
3.913096 3.565998
2 0 -3
1.301789 2.313176
3 0 -4
0.655419 0.960355
4 0 -5
0.394680 0.526648
1 1 -2
4.437382 3.89531
2 1 -3
1.466768 2.610610
3 1 -4
0.738065 1.081691
4 1 -5
0.444393 0.593016
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
200
Gambar 1. Hasil perhitungan spektrum energi dengan
H=0 pada n tertentu
Gambar 2.
Hasil perhitungan spektrum energi dengan H=0.6 pada n tertentu.
KESIMPULAN Solusi persamaan Dirac untuk potensial Manning
Rosen hiperbolik dengan potensial tensor tipe Coulomb menggunakan polynomial Romanovski
pada kasus spin simetri. Apabila H=0 maka nilai
pada saat n tertentu, sedangkan pada saat H0 maka nilai energi
ini sesuai dengan aturan
pada kasus ini terjadi proses degenerasi energi pada nukleon.
Pada kasus spin simetri hasilnya selalu positif yang dihitung dengan Matlab 2011.
UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didukung oleh Hibah Peneliti Utama
PUT UNS 2014 dan DIKTI No. kontrak 165aUN27.11PN2013.
DAFTAR PUSTAKA [1]
A. Suparmi,. C. Cari,. and Deta. Exact Solution of Dirac Equation for Scarf potential with New
Tensor Coupling potential
for Spin
and Pseudospin
Symmetries Using
Romanovski Polynomial. Diterima untuk dipublikasikan pada
Journal Chinese Physics B sebagai artikel No. 140287. Akan dipublikasikan pada juli 2014
sampai halaman 12.
[2] A. Suparmi,. C. Cari. Solution of Dirac
Equation for q-Deformed Eckart potensial with Yukawa-type Tensor Interaction for Spin dan
Pseudospin simetry
Using Romanovski
Polynomial. Atom Indonesia Vol. 39. No. 3. 2013 hal 112-123.
[3] Arda A, Server R. 2012. Non central potential, exact solution and laplace transform approach. Ar
Xiv:1202.4271v math-ph.
[4] C. Cari., A. Suparmi. 2012. Approximate Solution of Schrodinger equation for
Trigonometric Scarf Potential with the Poschl- Teller Non-central Potential Using NU Method.
IOSR Journal of Applied Physics IOSR-JAP ISSN: 2278-4861, Vol. 2 Issue 3, pp. 13-23.
[5] C. Cari,. A. Suparmi,. U. A Deta. Solution of Dirac Equation for Cotangent Potential with
Coulomb- type Tensor Interaction for Spin and Pseudospin
Symetry Using
Romanovski Polynomial. Makara journal of Science. Vol. 17.
No. 3. 2013. Hal 93-102. [6] Greene R L,. and Aldrich C. 1976. Phys. Rev.
A 142363. [7] Ikhdair S M,. and Sever R 2010. Applied Math
Comput. 216 911. [8] Ikot, A. N. and Akpabio, L. E. 2010.
Approximate Solution
of the
Schrodinger Equation with Rosen-Morse Potential Including
the Centrifugal Term. Applied hysics Research. Vol. No. 2, pp. 202-208.
[9] Cari. Mekanika Kuantum. Cetakan pertama.
Surakarta, UNS PRESS 2013. [10]
Suparmi. Mekanika Kuantum II. Cetakan pertama. Surakarta. Jurusan Fisika MIPA UNS.
2011.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
201
SOLUSI PERSAMAAN DIRAC UNTUK POTENSIAL SCARF II TRIGONOMETRI TERDEFORMASI-Q PLUS TENSOR TIPE COULOMB
DENGAN MENGGUNAKAN METODE NIKIFOROV UVAROV
ST. Nurul Fitriani
1
, Cari
2
1,2
Jurusan Ilmu Fisika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta Email_fitrimaro3105gmail.com
ABSTRAK
Persamaan Dirac untuk potensial Sentral Scarf II trigonometrik terdeformasi-q dan Potensial tensor tipe Coulomb diselesaikan secara analitik menggunakan metode Nikiforov Uvarov NU. Penyelesaian persamaan Dirac
dengan metode NU dilakukan dengan mereduksi persamaan diferensial orde dua menjadi persamaan diferensial tipe Hipergeometri dengan substitusi variabel dan fungsi gelombang yang sesuai. Energi relativistik sistem dihitung
menggunakan software Matlab 2011 dan fungsi gelombang untuk Spin Dirac komponen atas dan bawah dinyatakan dalam bentuk fungsi Jacobi. Penelitian ini dibatasi untuk kasus spin simetri yang energinya selalu bernilai negatif.
Kata-kata kunci: Persamaan Dirac, Pseudospin simetri, potensial Scarf II trigonometri terdeformasi-q, tensor tipe
Coulomb, metode Nikiforov Uvarov
PENDAHULUAN Gerakan partikel dalam benda padat dinyatakan
sebagai gelombang yang mempunyai kerapatan energi yang tidak nol pada daerah tak terhingga
[1]
. Sistem gerak partikel akibat pengaruh relativistik
menyebabkan partikel tersebut berpindah dalam medan
potensial
[2]
. Untuk
menyelesaikan persamaan gerak dari partikel tersebut dapat
digunakan persamaan Schrödinger, Dirac, dan Klein-Gordon yang pada dasarnya secara langsung
dapat diturunkan dari Lagrangian klasik
[3]
. Pada fisika partikel, persamaan Dirac merupakan
persamaan gelombang
relativistic yang
diformulasikan oleh ahli ilmu fisika Inggris Paul Dirac pada tahun 1928. Persamaan Dirac selalu
mendiskripsikan partikel dinamik spin-12 pada mekanika kuantum. Efek relativistic menjadi
sangat penting untuk partikel bergerak pada medan potensial
[4]
. Dan pada pengaruh relativistic, dapat dirumuskan dengan persamaan Klein-Gordon atau
persamaan Dirac. Beberapa jenis potensial seperti potensial Coulomb, osilator harmonik tiga dimensi
bagian radial, Morse, Rosen Morse, Manning Rosen,
kelompok Pöschl-Teller,
kelompok GendensteinScarfPoschl-Teller
umum, Symmetrical Top, Eckart, Kepler dalam sistem
hypersphere, merupakan kelompok potensial yang shape invariance yaitu energi potensial yang
persamaan fungsinya tidak cukup sederhana
[5]
. Namun, beberapa potensial telah diselesaikan
solusi persamaan
gelombang dan
tingkat energinya pada persamaan Dirac dengan beberapa
metode antara lain: metode Hipergeometri, metode Nikiforov–UvarovNU
[6-10]
, metode polynomial Romanovski
[11-13]
. Persamaan
Dirac digunakan
untuk mendeskripsikan partikel yang berspin ½ atau
kelipatannya dalam mekanika kuantum. Pada persamaan Dirac, untuk kasus spin simetri berlaku
bahwa selisih antara potensial vektor Vr dan
potensial skalar Sr adalah konstan dan jumlahnya sama dengan potensial yang mempengaruhi sistem
sedangkan untuk kasus spseudospin
simetri berlaku jumlah antara potensial vektor Vr dan r
potensial skala Sr adalah konstan dan selisihnya sama dengan potensial yang mempengaruhi
sistem.
1.1 1.2
Persamaan Dirac untuk fermion dengan spin-12 partikel bergerak di bidang atraktif skalar potensial
Sr, vektor potensial Vr dan potensial tensor Ur dalam satuan ħ =c=1 adalah
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
202 1.3
dimana: M = Massa partikel fermion E = Energi ikat sistem relativistic
P = Operator momentum tiga dimensi dan
adalah 4 x 4 matrik Dirac yang diberikan sebagai :
dan 1.4
dengan adalah tiga dimensi matrik spin, I adalah
matrik identitas matriks kesatuan.
1.5 Dan spin Dirac dituliskan sebagai berikut:
1.6 Dimana
adalah spin Dirac arah atas dan adalah spin Dirac arah bawah.
adalah spin bola harmonik dan
adalah pseudospin simetri bola harmonik.
Dengan memasukkan persamaan 2 dan 3, didapatkan
1.7
1.8 adalah komponen arah atas dan
adalah komponen arah bawah, sehingga kita mendapakan persamaan spin simetri dan
pseudopin simetri masing-masing dituliskan sebagai berikut:
Untuk spin simetri
1.9 dan
1.10 dimana
adalah komponen spin arah atas dan
adalah komponen spin arah bawah. Untuk spin symetri memiliki
dan merupakan potensial yang
mempengaruhi sistem. Sedangkan pseudospin simetri memiliki
dan merupakan potensial yang
mempengaruhi sistem. Bilangan kuantum ĸ berkaitan dengan bilangan
kuantum untuk spin simetri dan p-spin simetri
sebagai
1.11
dan struktur spin bawah dapat dinyatakan dalam halp- spin momentum sudut
dan pseudo-orbital momentum sudut , yang didefinisikan sebagai
1.12
dimana ,.... sebagai contoh
dan dapat kita anggap sebagai p-spin
doublet.
METODE NIKIFOROV UVAROV NU Persamaan Schrodinger untuk potensial tertentu
dengan substitusi variabel yang sesuai diubah menjadi persamaan perantara hypergeometrik
yang dinyatakan sebagai:
2.1 dengan
dan merupakan polinomial yang
biasanya berderajat
dua merupakan
polinomial berderajat satu. Dengan menggunakan metode
pemisahan variabel
penyelesaian Persamaan 2.1 dimisalkan sebagai
2.2 dengan memasukkan Persamaan 2.2 ke dalam
Persamaan 2.1 diperoleh persamaan tipe hipergeometri
2.3 dan fungsi gelombang bagian pertama dinyatakan
sebagai 2.4
dan juga diperoleh persamaan-persamaan yang akan digunakan untuk menentukan spektrum
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
203 energi dan fungsi gelombang bagian kedua yn
sebagai berikut: 2.5
2.6 Adapun nilai k pada Persamaan 2.6 diperoleh
dari kondisi bahwa di bawah akar pada Persamaan 2.5 merupakan polinomial berderajat dua dan
merupakan bentuk kuadrat sempurna sehingga diskriminan dari polinomial berderajat dua adalah
nol. Eigen nilai dari persamaan 2.6 dinyatakan sebagai
2.7 dengan
2.8 agar sistem memenuhi kondisi bound-state, maka
dipilih harga danatau
sedemikian hingga persamaan gelombang bagian kedua dinyatakan
dalam formula yang dinyatakan sebagai : 2.9
dengan merupakan konstanta normalisasi dan
fungsi bobot memenuhi kondisi persamaan
Pearson yang dintakan sebagai:
2.10
HASIL DAN DISKUSI
A. Persamaan Dirac untuk Potensial Scarf II Trigonometri Terdeformasi-q Plus Tensor
tipe Coulomb Menggunakan Spin Simetri. Dengan menggunakan persamaan 6, dan
memasukkan potensial
yang mempengaruhinya dimana:
3.1 Dengan U yang merupakan tensor tipe Coulomb
dimana 3.2
diperoleh:
3.3 dimana
dengan memasukkan nilai Maka persamaan
3.3, menjadi:
3.4 Dengan melakukan permisalan maka persamaan
3.4, dengan
Maka persamaan 3.3 menjadi 3.5
B. Solusi Energi Persamaan Dirac dengan Menggunakan Spin Simetri untuk Potensial
Poschl-Teller Terdeformasi-q dengan Metode Nikiforov-Uvarov NU
dengan memisalkan variabel baru ;
;
dengan memasukkan permisalan diatas maka Persamaan 3.5, menjadi
3.6 dari persamaan 3.6 diperoleh parameter-
parameter metode NU yaitu:
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
204 Dengan memasukkan nilai parameter-parameter di
atas ke persamaan 3.6 diperoleh nilai nilai
3.7 Selanjutnya menentukan harga k dari persamaan
24, dan harga k bisa ditentukan jika diskriminan dalam akar sama dengan nol kuadrat sempurna.
; dengan memisalkan:
; ;
3.8 3.9
Masukkan Persamaan 3.8 ke Persamaan 3.9 diperoleh:
3.10 Dengan
menggunakan rumus
abc, maka
penyelesaian dari dan
dapat dihitung: 3.11
3.12 Nilai
diperoleh dengan memasukkan persamaan 3.11 dan 3.12 dan parameter metode NU ke
Persamaan 2.5 diperoleh: untuk
3.13 untuk
3.14
Menentukan nilai
dengan memasukkan
parameter dan Persamaan 3.13 dan 3.14 ke
Persamaan 2.8, diperoleh: untuk
3.15 untuk
3.16 Selanjutnya
menentukan nilai
dengan memasukkan nilai k dan turunan dari Persamaan
3.12 dan 3.13, diperoleh: untuk
3.17 untuk
3.18 Dan spektrum energi bisa ditentukan dengan
memasukkan Persamaan 3.18 dan turunan dari Persamaan 3.16 ke dalam persamaan 2.7,
dengan memisalkan:
; 3.19
;
3.20 dihasilkan:
3.21 Hasil energi yang diperoleh untuk spin simetri
dilihat pada Tabel 1, energi saat kappa positif K0 lebih besar daripada nilai energi saat kappa
negatif baik ketika tidak menggunakan tensor H=0 maupun disaat menggunakan tensor H=1,
untuk lebih jelasnya lihat pada Grafik 1a dan 1b.
Tabel 1 . Spektrum energi potensial Scarf II
Trigonometri terdeformasi-q dengan tensor tipe Coulomb untuk a=2, b=3, alpha=5, M=3, Cs=5
dan q=1
n l
K 0 J = l+½
Enk 0 H= 0
Enk 0 H=1
-1 0s
12
2,35564 2,35564
1 -2
0p
32
2,43996 2,35564
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
205 2
-3 0d
52
2,60798 2,43996
3 -4
0f
72
2,8594 2,60798
1 -1
s
12
2,33767 2,33767
1 1
-2 p
32
2,42441 2,33767
1 2
-3 d
52
2,59538 2,42441
1 3
-4 f
72
2,84927 2,59538
n l
K0 j = l-12
Enk0 H=0
Enk0 , H=1
0s12 2,35564
2,43996 1
1 0p32
2,43996 2,60798
2 2
0d52 2,60798
2,85940 3
3 0f72
2,85940 3,19412
1 s12
2,33767 2,42441
1 1
1 p32
2,42441 2,59538
1 2
2 d52
2,59538 2,84927
1 3
3 f72
2,84927 3,18591
Dari hasil energi pada Tabel 1, bisa digambarkan grafik energinya seperti di bawah ini:
Gambar 1a . Grafik energi untuk spin simetri
untuk n=0,1 dengan H=0
Gambar 1b
. Grafik energi untuk spin simetri untuk n=0,1 H=1
KESIMPULAN Persamaan Dirac untuk modifikasi potensial Scarf
II trigonometri terdeformasi-q dengan tensor tipe Coulomb telah diselesaikan dengan menggunakan
metode
Nikiforov-Uvarov. Penyelesaian
persamaan Dirac dengan metode NU dilakukan dengan mereduksi persamaan diferensial orde dua
menjadi persamaan diferensial tipe Hipergeometri dengan substitusi variabel
tertentu. Dengan
memanipulasi penjabaran yang berbasis pada bentuk persamaan diferensial fungsi hipergeometri
diperoleh beberapa persamaan yang berbentuk formula yang siap pakai sehingga diperoleh
spektrum energi yang bernilai positif khusus pada kondisi spin simetri. Karena hasil energinya tidak
bisa diselesaikan secara analitik, maka energi relativistik diperoleh dengan metode numerik
menggunakan Matlab R2011b.
UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih
kepada pihak
pemberi dana
penelitian, Hibah Peneliti Utama PUT UNS 2014 dan Dikti no kontrak 165aUN27.11PN2013.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
206
DAFTAR PUSTAKA [1] D. Saadatmand and K. Javidany. 2011
Collective Coordinate
Analysis of
Inhomogeneous Nonlinear Klein-Gordon Field Theory. Department of physics, Ferdowsi
university of Mashhad 91775-1437 Mashaad Iran.arXiv:1109.4922v1[nlin.PS].
[2,4] Xian-Quan, H.U., Guang, L.U.O., Zhi-Mhin, W.U., Lian-Bin, N.I.U. Ana Yan, M.A. 2010.
Solving Dirac Equation Alt New Ring- Shaped Non-Spherical Harmonic Oscillator
Potential. Journal
of Communication
Theoritical Physics, Vol. 53, No. 2, pp. 242- 246.
[3] Gerhard Grössing.
Derivation of the Schrödinger Equation abd the Klein-Gordon
Equation from First Principles. Austrian Institute for Nonlinear Studies Parkgasse 9,
A-1030 Vienna, Austria.
[5] Cari. 2013. Mekanika Kuantum-penyelesaian potensial non-sentral dengan Supersimetri,
Hypergeometry, nikiforov-Uvarov,
dan Polynomial
Romanovski. UNS
Press: Surakarta.
[6] A.Suparmi, C, Cari, H Yuliani. Energy Spectra Wave Function Analysis of q-Deformed
Modified Poschl-Teller and Hyperbolic Scarf II Potentials Using NU Method and a Mapping
Method. Advances in Physics Theories and Aplications, Vol. 16, 2013, ISSN 2224-719X.
[7] M. Eshghi, H. Mehraban. Eigen Spectra for Manning-Rosen
potential including
Coulomb-like tensor
interaction. International Journal of the Physical
Sciences, Vol. 629, 16 November 2011, pp. 6643-6652.
[8] Ikot, A.N., H. Hassanabadi, E. Maghsoodi, S. Zarrinkamer. Relativistic Pseudospin and
Spin Symmetries of the Energy-Dependent Yukawa Potential Including a Coulomb-like
Tensor Interaction. Ukraina Journal Physics, Vol. 58, No. 10, 2013.
[9] M. Eshghi, H. Mehraban. Eigen Spectra in the Dirac-Hyperbolyc Problem with Tensor
Coupling. Chinese Journal Of Physics, Vol. 50, No. 4, 9 Agustus 2011.
[10] Mona Azizi, Nasrin Salehi, Ali Akbar Rajabi, Exact Solution of the Dirac Equation for the
Yukawa Potential with Scalar and Vector Potentials and Tensor Interaction, ISRN High
Energy Physics, Vol. 2013 2013, Article ID 310392, 4 November 2013.
[11] A.Suparmi,C, Cari, at el, Approximate Solution of Schrodinger Equation for
Modified Posch-Teller plus Trigonometric Rosen-Morse Non-Central Potentials in Term
of Finite Romanovski polynomial, IOSR Journal of Applied Physics, vol.2,no.2,
2012,pp. 43-51.
[12] Cari, Suparmi, at al, Solution of Dirac Equtaion for Cotangent Potential with
Coulomb-type Tensor Interaction for Spin and
Pseudospin Symmetry
Using Romanovski polynomial, makara journal of
science Vol.17, No.3, 2013. hal 93-102 [13] A.suparmi,and C,Cari, Solution of Dirac
Equation for q-Deformed Eckart Potential with Yukawa-type Tensor Interaction for
Spin and Pseudospin Symmetry Using Romanovski Polynomial,
Atom Indonesia, vol.39, no.3,2013, hal 112-123.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
207
PENYELESAIAN PERSAMAAN DIRAC UNTUK POTENSIAL ROSEN MORSE HIPERBOLIK DENGAN COULOMB LIKE TENSOR UNTUK
SPIN SIMETRI MENGGUNAKAN METODE HIPERGEOMETRI
Tri Jayanti
1
, Suparmi, Cari
Program Studi Ilmu Fisika Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Ir. Sutami 36A Kentingan, Surakarta 57126
1
Email: trijayanti3gmail.com
ABSTRAK
P. A. M Dirac mengajukan persamaan yang dikenal sebagai persamaan Dirac. Tidak seperti persamaan Klein–Gordon, persamaan Dirac memiliki rapat probabilitas yang selalu berharga positif. Tetapi solusinya tetap
memberikan informasi akan adanya partikel bebas berenergi negatif. Dirac percaya bahwa terdapat penjelasan fisis terhadap energi negatif ini, yang mengarahkannya pada Teori Lubang Dirac. Sedangkan potensial Rosen Morse
adalah model potensial yang digunakan untuk menerangkan tingkah laku getaran molekul antar atom. Perilaku partikel atomik dapat dipahami dengan jelas bila energi dan fungsi gelombang dari partikel tersebut diketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai energi dan fungsi gelombang pada persamaan Dirac untuk potensial Rosen Morse hiperbolik dengan Coulomb Like Tensor untuk spin simetri yang merupakan fungsi posisi. Energi dan
fungsi gelombang untuk partikel yang dipengaruhi oleh persamaan Dirac untuk potensial Rosen Morse Hiperbolik dengan Coulomb Like Tensor untuk spin simetri biasanya diselesaikan dengan cara mereduksi persamaan Dirac
menjadi persamaan diferensial orde dua, fungsi Hermit, Laguerre, hipergeometri. Di antara fungsi-fungsi tersebut, hanya fungsi hipergeometri yang mempunyai bentuk penyelesaian paling umum. Persamaan tersebut dirasa umum
karena persamaan-persamaan diferensialnya dapat direduksi menjadi persamaan hipergeometri. Persamaan Dirac untuk potensial Rosen Morse hiperbolik dengan Coulomb Like Tensor untuk spin simetri diubah menjadi persamaan
diferensial orde dua fungsi hipergeometri dengan substitusi variabel dan parameter secara tepat. Potensial Rosen Morse hiperbolik dengan Coulomb Like Tensor untuk spin simetri ini mempunyai peranan yang penting dalam
pemodelan gaya-gaya antar atom atau molekul. Energi diperoleh secara eksak dan fungsi gelombang dinyatakan dalam bentuk polinomial hipergeometri.
Kata-kata kunci: Persamaan Dirac, Rosen Morse hiperbolik, Coulomb Like Tensor, Spin simetri, Metode
hipergeometri
PENDAHULUAN
P. A. M Dirac mengajukan persamaan yang dikenal sebagai persamaan Dirac. Tidak seperti
persamaan Klein
–
Gordon, persamaan
Dirac memiliki rapat probabilitas yang selalu berharga
positif. Tetapi solusinya tetap memberikan informasi akan adanya partikel bebas berenergi
negatif. Dirac percaya bahwa terdapat penjelasan fisis
terhadap energi
negatif ini,
yang mengarahkannya pada Teori Lubang Dirac.
Penyelesaian persamaan Dirac secara langsung dari sistem partikel dengan menentukan energi dan
fungsi gelombang suatu partikel dipengaruhi oleh potensial yang energi potensialnya merupakan
fungsi posisi.
Persamaan Dirac
biasanya diselesaikan dengan cara mereduksi persamaan
Dirac menjadi persamaan diferensial orde dua, fungsi Hermit, Laguerre, hipergeometri. Di antara
fungsi-fungsi tersebut, hanya persamaan fungsi hipergeometri
yang mempunyai
bentuk penyelesaian paling umum. Persamaan tersebut
dirasa umum
karena persamaan-persamaan
diferensialnya dapat direduksi menjadi persamaan hipergeometri [1].
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
208 Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian tentang
penyelesaian persamaan Dirac menjadi minat yang besar bagi para penulis. Pada penelitian
sebelumnya, penyelesaian
persamaan Dirac
diselesaikan secara analitis untuk beberapa potensial seperti potensial Kratzer [2], potensial
Eckart [3], potensial Poschl Teller [1], dan sebagainya. Sedangkan beberapa metode juga
telah digunakan dalam penyelesaian persamaan Dirac
seperti metode
Nikoforov
–
Uvarov, supersimetri, dan polinomial Romanovski [4].
Dengan metode berbeda, paper ini menyajikan penyelesaian persamaan Dirac untuk sistem
partikel yang dipengaruhi oleh potensial Rosen Morse Hiperbolik dengan Coulomb Like Tensor
untuk spin simetri simetri. Energi dan fungsi gelombang dari potensial Rosen Morse hiperbolik
dengan Coulomb Like Tensor untuk spin simetri diselesaikan menggunakan persamaan diferensial
fungsi hipergeometri. Potensial Rosen Morse hiperbolik dengan Coulomb Like Tensor untuk
spin simetri ini mempunyai peranan yang penting dalam pemodelan gaya-gaya antar atom atau
molekul [4].
BAHAN DAN METODE Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop dengan merk Lenovo G470 dan
program Matlab 2011.
Metode Hipergeometri
Metode hipergeometri merupakan persamaan diferensial yang mempunyai bentuk penyelesaian
paling umum yang diperoleh dari penguraian persamaan radial atom hidrogen yang mengacu
pada persamaan diferensial Probenius mengenai titik angular singular. Persamaan diferensial orde
dua fungsi hipergeometri yang diusulkan oleh Gau [5] dinyatakan sebagai:
1 Persamaan dasar Dirac spinor
2 dimana E adalah energi relativistik dan
adalah momentum operator tiga dimensi
, 3
Maka spinors dapat dituliskan sebagai berikut:
, ,
ϕ θ
ϕ θ
φ ζ
ψ l
jm Y
r r
nK G
i l
jm Y
r r
nK F
r r
r
4 Dari persamaan 4, diperoleh 2 spinor tensor,
yaitu untuk tensor pseudospin simetri:
5 dan untuk tensor spin simetri:
6 Karena dari persamaan 6 dapat diperoleh energi
dan fungsi gelombang suatu sistem yang dipengaruhi
oleh potensial
tertentu, maka
persamaan Dirac spinor tensor spin simetri untuk potensial tertentu harus diubah menjadi persamaan
1 dengan melalui substitusi variabel dan parameter.
Energi dan fungsi gelombang dari salah satu potensial
yang akan
diselesaikan dengan
menggunakan metode
hipergeometri adalah
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
209 potensial Rosen Morse hiperbolik yang dinyatakan
sebagai berikut: 7
Persamaan Dirac spinor tensor spin simetri untuk potensial Rosen Morse hiperbolik dinyatakan
sebagai
8 Persamaan 8 menjadi
9 Dimisalkan
10 11
12 sehingga menjadi
13 Persamaan 13 dapat diubah menjadi persamaan
diferensial orde dua fungsi hipergeometri dengan cara mensubstitusikan variabel yang sesuai.
Pemisalan variabel yaitu cothx = i1
–
2z. Substitusi variabel ini terinspirasi dari pengubah
variabel pada formula SUSY WKB [6] dan pengubahan
persamaan Shcrodinger
untuk potensial
Poschl Teller
I [1].
Dengan mensubstitusikan variabel ke persamaan 13
maka diperoleh bentuk umum sebagai berikut:
1 4
1 4
2 1
2 1
1
2 2
r F
z z
E r
F z
z z
i B
A z
z z
z z
n n
s s
κ κ
14 Persamaan 14 merupakan persamaan diferensial
orde dua yang mempunyai dua buah titik regular singular di titik z = 0 atau z =1. Penyelesaian
umum untuk potensial Rosen Morse hiperbolik dengan tensor spin simetri dapat dinyatakan
sebagai
fz β
z α
z z
n κ F
1
15 Untuk z = 0 maka
dan untuk z = 1 adalah
. Dilakukan substitusi
parameter yang diperoleh dari index equation sebagai berikut:
16a 16b
maka persamaan 14 berubah menjadi
17 Bentuk persamaan 17 merupakan persamaan
diferensial orde dua fungsi hipergeometri, maka diperoleh
18a
18b
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
210 18c
Dari persamaan 18a, 18b, dan 18c diperoleh energi potensial Rosen Morse hiperbolik dengan
tensor spin simetri sebagai berikut:
19 Berdasarkan uraian di atas diperoleh fungsi
gelombang untuk
potensial Rosen
Morse hiperbolik dengan tensor spin simetri yang
dituliskan sebagai berikut:
20 dengan
21
22
23
24 25
HASIL DAN DISKUSI
Penjabaran fungsi gelombang dan energi untuk potensial Rosen Morse hiperbolik menggunakan
metode hipergeometri. Penjabaran dengan metode ini terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama
yaitu
menentukan persamaan Dirac untuk
potensial Rosen Morse hiperbolik. Selanjutnya mencari substitusi variabel yang sesuai agar
persamaan Dirac berubah menjadi persamaan diferensial orde dua fungsi hipergeometri.
Langkah ketiga melakukan substitusi parameter yang diperoleh dari index equation sehingga
diperoleh persamaan umum fungsi gelombang potensial Rosen Morse hiperbolik dengan tensor
spin simetri sebagai berikut:
26
27 Fungsi gelombang dasar diperoleh dengan
mengalikan dengan
suku pertama deret hipergeometri. Fungsi gelombang dasar n = 0 yang diperoleh adalah
28 Energi potensial Rosen Morse dengan tensor spin
simetri yang diselesaikan menggunakan metode hipergeometri diperoleh sebagai berikut:
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
211 29
KESIMPULAN
Fungsi gelombang dan energi potensial Rosen Morse dengan Coulomb Like Tensor untuk
pseudospin simetri
dapat diselesaikan
menggunakan metode hipergeometri. Metode
hipergeometri dapat
diterapkan untuk
menyelesaikan jenis potensial lainnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini didukung oleh hibah peneliti utama TUT UNS.
DAFTAR PUSTAKA
[1] S. Flugge, Practical Quantum Mechanics, Spinger, New York, 1977.
[2] J. Sadeghi dan B. Pourhassan,
“Exact Solution of The Non-Central Potential
Modified Kratzer Potential”, Adv. Studies Theor. Phys., vol. 5, no. 11, pp. 477
–
484, 2011.
[3] H. Goudarzi dan V. Vahidi, “Supersymmetric Approach for Eckart Potential Using the NU
Method”, Adv. Studies Theor. Phys., vol. 5 no. 10, pp. 469
–
476, 2011. [4] A. N. Ikot dan L. E. Akpabio, “Approximate
Solution of the Schrodinger Equation with Rosen
Morse Potential
Including the
Centrifugal Term”,
Applied Physics
Research, 2010. [5] Greiner,
Quantum Mechanics
An Introduction,
Springer-Verlag, Berlin
Heidilberg, 1989
.
[6] A. Inomata, A. Suparmi dan S. Kurth, Proceeding of 18
th
International Colloqium on Group Theoretical Methods in Physics,
eds. V. V. Dodonov and V. I. Man’ko, Springer, Berlin, 1991, pp399.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
212
SOLUSI PERSAMAAN DIRAC PADA KASUS SPIN SIMETRI UNTUK POTENSIAL SCARF TRIGONOMETRIK PLUS COULOMB LIKE
TENSOR DENGAN METODE POLINOMIAL ROMANOVSKI
Alpiana Hidayatulloh
1
, Suparmi, Cari
Jurusan Ilmu Fisika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta
1
Email: alpianahidayatullohyahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan energi dan fungsi gelombang dari persamaan Dirac untuk potensial Scarf trigonometrik plus potensial tensor tipe Coulomb untuk kasus spin simetri dan pseudo spin simetri
dengan menggunakan metode polinomial Romanovski. Penyelesaian persamaan Dirac dengan polinomial
Romanovski dilakukan dengan cara mereduksi persamaan diferensial orde dua menjadi persamaan diferensial tipe hipergeometri melalui substitusi variabel dan fungsi gelombang yang sesuai. Dengan membandingkan
persamaan diferensial orde dua tipe hipergeometri dengan persamaan diferensial standar untuk polinomial Romanovski diperoleh persamaan energi relativistik dan fungsi bobot. Kemudian untuk fungsi gelombang
relativistik diperoleh dari fungsi bobot dan dinyatakan dalam bentuk polinomial romanovski. Karena hasil energinya tidak bisa diselesaikan secara analitik, maka energi relativistik diperoleh dengan metode numerik menggunakan
Matlab 2011. Selain energi relativistik, fungsi gelombang juga diselesaikan dengan menggunakan Matlab dan untuk kasus spin symetri diperoleh energi yang selalu positif.
Kata-kata kunci:
Persamaan Dirac, Potensial Scarf trigonometrik, Spin simetri, Coulomb like tensor, metode polinomial Romanovski
PENDAHULUAN
Pada fisika partikel, persamaan Dirac merupakan persamaan
gelombang relativistik
yang diformulasikan oleh ahli ilmu fisika Inggris Paul
Dirac pada tahun 1928. Persamaan Dirac selalu mendiskripsikan partikel dinamik spin
pada mekanika kuantum [1]. Persamaan pencarian
solusi yang tepat dari persamaan Dirac dengan berbagai potensi fisik memainkan peran penting
dalam fisika nuklir dan bidang terkait lainnya. Dengan menggunakan metode yang berbeda,
pencarian solusi yang tepat persamaan Dirac dengan potensial spin dan pseudo berputar. Pada
penelitian
sebelumnya persamaan
Dirac diselesaikan
secara analitis untuk beberapa potensial seperti jenis potensial seperti Woods–
Saxon, Hulthen, Eckart, Hylleraas, dan Manning– Rosen. Berbagai metode telah diadopsi untuk
mencari solusi dari persamaan Dirac, termasuk metode faktorisasi, metode aljabar, mekanika
kuantum metode supersymmetric, metode iterasi asimtotik, dan metode Nikiforov–Uvarov [2, 3].
BAHAN DAN METODE Bahan
Persamaan Dirac untuk Spin Simetri
Persamaan Dirac
digunakan untuk
mendeskripsikan partikel yang ber-spin atau
kelipatannya dalam mekanika kuantum. Pada persamaan Dirac, untuk kasus spin simetri berlaku
bahwa selisih antara potensial vektor Vr dan
potensial skalar Sr adalah konstan dan jumlahnya sama dengan potensial yang mempengaruhi
sistem, sedangkan untuk kasus pseudospin simetri berlaku jumlah antara potensial vektor Vr dan
potensial skala Sr adalah konstan dan selisihnya
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
213 sama dengan potensial yang mempengaruhi sistem
[4, 5]. Persamaan Dirac untuk potensial vektor Vr dan
skalar Sr dituliskan sebagai berikut:
1 1
dimana ,
, 2
dengan adalah matrik tiga dimensi Pauli, I
adalah matriks identitas . Jika nilai
, maka spin Dirac dituliskan sebagai berikut:
3 dimana
adalah spin Dirac arah atas, adalah spin Dirac arah bawah,
adalah spin
bola harmonik, dan
adalah pseudospin simetri bola harmonik.
Dengan memasukkan persamaan 2 dan 3 didapatkan
4
5 dimana
adalah komponen arah atas dan adalah komponen arah bawah, sehingga
kita mendapakan persamaan spin simetri dan
pseudopin simetri masing-masing dituliskan
sebagai berikut. Untuk spin simetri
6 dan
7 dimana
adalah komponen spin arah
atas dan
adalah komponen spin arah bawah. Untuk spin simetri
memiliki dan
merupakan potensial yang
mempengaruhi sistem.
Sedangkan pseudospin simetri memiliki
dan merupakan potensial yang mempengaruhi sistem
[4, 5, 6].
Metode
Metode penyelesaian persamaan differensial orde dua yang belum banyak diaplikasikan untuk
penyelesaian persamaan Schrodinger adalah
menggunakan polinomial Romanovski. Persamaan Schrodinger satu dimensi untuk
potensial shape invariance dapat diubah menjadi persamaan
diferensial orde
dua fungsi
hipergeometri dengan substitusi variabel yang sesuai. Bentuk dari persamaan Schrodinger satu
dimensi:
8 Persamaan tipe hipergeometri yang diperoleh dari
persamaan Schrodinger 8 dengan substitusi variabel yang sesuai, dimana tipe umum
persamaan hipergeometri adalah
9 Persamaan diferensial tipe hipergeometri yang
dapat diselesaikan
dengan menggunakan
polinomial Romanovski
yang mula-mula
diusulkan oleh S. J. Routh dan kemudian dikembangkan oleh Romanovski yaitu
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
214 10
dengan ,
, dan
. Persamaan 10 adalah persamaan yang self-
adjoint dan fungsi bobotnya dinyatakan sebagai wx memenuhi persamaan diferensial Pearson
yang disajikan sebagai berikut:
11 Fungsi bobot yang diperoleh dari penyelesaian
diferensial pada persamaan 11 adalah 12
Persamaan 12 diatas disusun dari persamaan Rodrigues yang dinyatakan sebagai
13 Nilai-nilai parameter pada persamaan 13 adalah
dan dengan
p 0. Dengan memasukkan nilai parameternya ke persamaan 13 maka didapatkan fungsi bobot,
yaitu
14 Dengan memasukkan nilai
, , dan nilai
parameternya ke
persamaan 12, maka
didapatkan bentuk
persamaan diferensial
polinomial Romanovski
15 Dan untuk penyelesaian persamaan fungsi
gelombang pada polinomial Romanovski adalah
16 Dengan
memasukkan persamaan
fungsi gelombang pada persamaan 14 ke persamaan
13 dan memasukkan nilai parameternya maka didapatkan fungsi bobotnya, yaitu [7, 8]
17
HASIL DAN DISKUSI Persamaan Dirac untuk Potensial Rosen Morse
Plus Coulomb Like Tensor Menggunakan Spin Simetri
Dengan menggunakan
persamaan 6
dan memasukkan potensial
yang mempengaruhinya, dimana [8]
18 Dengan U yang merupakan Coulomb like tensor
dimana [9, 10] 19
20 dimana
[9, 10]. Dengan memasukkan nilai
, maka persamaan 20 menjadi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
215 21
Dengan melakukan permisalan, maka persamaan 21 dengan
maka persamaan 21 menjadi
22
Solusi Energi Persamaan
Dirac dengan
Menggunakan Spin Simetri untuk Potential Rosen Morse dengan Metode Polinomial
Romanovski
Dengan menggunakan substitusi variabel pada maka didapatkan [7]:
Dengan memasukkan permisalan di atas, maka persamaan 22 menjadi
23 Kemudian penyelesaian secara umum fungsi
gelombang pada metode polinomial Romanovski pada
persamaan 16 didiferensialkan orde pertama dan kedua, maka persamaan 23 menjadi
24 Persamaan 24 didapatkan
25 Sehingga kita mendapatkan persamaan polinomial
Romanovski
27
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
216 Dari persamaan 25 didapatkan nilai
dan yaitu
28
29
30 Dengan membandingkan persamaan 27 dengan
polinomial Romanovski orde dua pada persamaan 15 maka didapatkan nilai energi
31 Dengan
memasukkan persamaan
28 ke
persamaan 31 maka didapatkan nilai energi sebagai berikut:
32 Dengan memasukkan nilai E pada permisalan di
atas, maka persamaan 32 menjadi
33 Dari persamaan 23 didapatkan nilai energi yang
dihitung dengan menggunakan Matlab
dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasil
energi pada Tabel 1, kita bisa menggambarkan grafik energinya seperti pada Gambar 1 dan
Gambar 2.
Tabel 1 . Spektrum energi potensial Scarf trigonometrik
dengan Coulomb like tensor untuk b=0.6fm
-1
, nu=1fm
- 1
,M=3fm
-1
, Cs=5fm
-1
dan q=1fm
-1
N l
K 0 J = l+
12 Enk 0
H = 0 Enk 0
H = 0.5 0 0
-2 0s
12
8.714037 8.373844
0 1 -3
0p
32
9.643443 9.14537
0 2 -4
0d
52
10.770462 10.189592
0 3 -5
0f
72
12.001853 11.376721
0 4 -6
0g
92
13.291683 12.641268
1 0 -1
s
12
8.8389371 8.507564
1 1 -2
p
32
9.745868 9.258909
1 2 -3
d
52
10.854067 10.281975
1 3 -4
f
72
12.07137 11.452752
1 4 -6
g
92
13.350728 12.705172
0 1 1
0s
12
8.714037 9.14537
0 2 2
0p
32
9.643443 10.189592
0 3 3
0d
52
10.770462 11.37672
0 4 4
0f
72
12.001853 12.641268
0 0 5
0g
92
13.291683 13.950711
1 1 1
s
12
8.8389371 9.258909
1 p
32
9.745868 10.281975
1 2 2
d
52
10.854067 11.452752
1 3 3
f
72
12.07137 12.705172
1 4 4
g
92
13.350728 14.005527
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
217
Gambar 1
. Grafik energi potensial scarf trigonometrik dengan n = 0 dan n = 1 ketika H = 0
Gambar 2 . Grafik energi potensial scarf trigonometrik
dengan n = 0 dan n = 1 ketika H = 0.5
Adapun fungsi gelombang dari potensial scarf trigonometrik
dengan metode
polinomial Romanovski, dengan menggunakan persamaan
13,14, dan 16 didapatkan sebagai berikut. Untuk n = 0,
33 Untuk n = 1,
34 Untuk n = 2,
35
KESIMPULAN
Penyelesaian persamaan Dirac dengan polinomial Romanovski dilakukan dengan cara
mereduksi persamaan diferensial orde dua menjadi
persamaan diferensial
tipe hipergeometri melalui substitusi variabel dan
fungsi gelombang
yang sesuai.
Dengan membandingkan persamaan diferensial orde dua
tipe hipergeometri dengan persamaan diferensial standar untuk polinomial Romanovski diperoleh
persamaan energi relativistik dan fungsi bobot. Fungsi gelombang relativistik diperoleh dari
fungsi bobot dan dinyatakan dalam bentuk polinomial romanovski. Karena hasil energinya
tidak bisa diselesaikan secara analitik, maka energi relativistik diperoleh dengan metode numerik
menggunakan Matlab. Dan untuk kasus spin simetri diperoleh energi yang selalu positif.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini didukung oleh Hibah Peneliti Utama PUT UNS 2014 dan Dikti nomer kontrak
165aUN27.11PN2013.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
218
DAFTAR PUSTAKA [1]
A. Levi, Applied Quantum Mechanics for Engineers and Physicists. Cambridge, New
York, 2003. [2]
Alvarez, D. E. Castillo, C. B. Compean, dan M, Kirbach. arXiv 1105, 1354v1 quant-ph,
2011. [3]
Alvarez, D. E. Castillo, dan M. Kirbach, Rev. Mex. Fis. E 53 143, 2007.
[4] Suparmi dan Cari, “Solution of Dirac
Equation for q-Deformed Eckart Potential with Yukawa-type Tensor Interaction for
Spin and Pseudospin Symmetry Using Romanovski Polynomial”, Atom Indonesia,
vol. 39, no. 3, pp. 112–123, 2013.
[5] A. Suparmi, C. Cari, J. Handhika, C.
Yanuarief, H.
Marini, “Approximate
Solution of Schrodinger Equation for
Modified Posch–Teller plus Trigonometric Rosen–Morse Non-Central Potentials in
Term of Finite Romanovski Polynomial”, IOSR Journal of Applied Physics, vol. 2, no.
2, pp. 43–51, 2012.
[6] Cari,
Suparmi, Deta,
Werdiningsih, “Solution of Dirac Equation for Cotangent
Potential with
Coulomb-type Tensor
Interaction for Spin and Pseudospin Symetri Using Romanovski Polynomial”, Makara
Journal of Science, vol. 17, no. 3, pp. 93– 102, 2013.
[7] Cari,
Mekanika Kuantum-penyelesaian
potensial non-central dengan supersimetri, hypergeometri,
Nikivarof–Uvarof dan
Polynomial Romanovski. UPT Penerbitan, Surakarta Jawa Tengah, 2013.
[8] Suparmi, Mekanika Kuantum II.
Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, 2011. [9]
F. Taskin dan G. Kocak, “Spin Symmetric Solution of Dirac equation with Poschl-
Teller Potential”, Chin. Physic. B, vol. 20, no. 7, pp.070302-070305, 2011.
[10] K. J. Uyewumi dan C. O. Akoshile, Bound state Solution of the Dirac Rosen Morse
Potensial with
spin and
pseudospin symmetry, arXiv:1008.2358v1quant-ph].
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
219
DESAIN SISTEM MONITORING DAN KONTROL PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN WIRELESS SENSOR NETWORK
Muhammad Sirojuddin, Wirawan, Mochamad Ashari
Program Pasca Sarjana Telematika, Jurusan Teknik Elektro, ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
– INDONESIA Juddin_2511yahoo.com
, wirawan,ashariee.its.ac.id
ABSTRAK
Sistem monitoring energi listrik digunakan untuk mendeteksi penggunaan energi listrik yang dipakai oleh beban. Dalam sistem monitoring ini dilakukan pengukuran besaran arus listrik menggunakan sensor arus. Data hasil
pengukuran yang dilakukan oleh sensor arus akan diolah oleh mikrokontroler. Pengukuran arus listrik dilakukan pada beberapa titik beban yang telah dimodifikasi dengan penambahan pemancar dan sebuah modul penerima pada
server yang digunakan untuk menerima dan mengolah data hasil pengamatan. Desain sistem ini menggunkan teknologi Wireless Sensor Network WSN, yaitu sebuah teknologi jaringan sensor tanpa kabel dengan transmisi
data menggunakan standar protokol IEEE 802.15.4zigbee.Dengan deviceZigBee menggunakan Xbee Pro Series 1.Perangkat komunikasi ini yang digunakan untuk melakukan transmisi data hasil dari pengindraan yang dilakukan
oleh sensor arus ACS712. Terintegrasi dalam sistemini mikrokontroler Arduino Uno yang berbasis ATMega 328 dan rangkaian kontrol beban AC yang berfungsi untuk melakukan kontrol penggunaan energi listrik. Dari pengujian
awal sistem didapat untuk jarak jangkau transmisi data terjauh untuk kondisi Line of Sight LOSsejauh 100 meter, sedangkan pada kondisi Non Line of Sight NLOS jarak jangkau maksimal untuk paket data terkirim sejauh 35
meterdengan penghalang berupa bahan tembok beton dengan ketebalan beton 15 cm. Sistem ini kedepan diharapkan mampu melakukan kontrol penggunaan beban pada sebuah bangunan berupa hotel, gedung, atau sebuah sistem
tenaga listrik yang jauh lebih besar.
Kata-kata kunci: Wireless Sensor Network,Zigbee, Sensor Arus, Mikrokontroler ATMega 328,Driver Beban AC,
Line of Sight, Non Line of Sight
PENDAHULUAN
Dewasa ini ketergantungan terhadap ketersediaan energi listrik semakin hari semakin meningkat.
Keberlangsungan berbagai macam bentuk aktivitas di masyarakat dan sektor industri nasional sangat
tergantung kepada tersedianya energi listrik. Oleh karena itu sektor ketenagalistrikan mempunyai
peranan yang sangat strategis dan menentukan dalam upaya mensejahterakan masyarakat dan
mendorong berjalannya roda perekonomian nasional.
Karena peran strategisnya, maka energi listrik harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan
mutu dan tingkat keandalan yang baik. Akan tetapi, seiring pertambahan jumlah penduduk,
pertumbuhan perekonomian, perkembangan dunia industri, kemajuan teknologi, dan meningkatnya
standar kenyamanan
hidup di
masyarakat, permintaan terhadap energi listrik pun semakin hari
semakin meningkat. Di sisi lain, pasca terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada
beberapa tahun yang lalu, pembangunan beberapa pembangkit yang semula sudah direncanakan
menjadi terkendala, baik yang akan dikembangkan oleh pihak swasta maupun dari PLN sendiri.
Disamping itu, alokasi dana pemerintah untuk berinvestasi pada sektor ketenagalistrikan, terutama
pembangunan pembangkit baru, juga sangat terbatas. Investasi yang diharapkan dari pihak
swasta terhambat karena dimintanya suatu prasyarat kondisi seperti jaminan pemerintah.
Semua hal tersebut pada akhirnya menyebabkan penambahan pasokan tenaga listrik tidak mampu
mengimbangi pertumbuhan permintaan tenaga
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
220 listrik yang ada, sehingga terjadinya kondisi
kekurangan pasokan tenaga listrik di beberapa daerah tidak dapat dihindari [1]. Salah satu solusi
yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut dari sisi konsumen adalah dengan
melakukan penghematan pemanfaatan energi listrik.
Sistem monitoring dan kontrol penggunaan energi listrik didesain untuk memberikan informasi
penggunaan energi
listrik disetiap
titik bebanpengamatan. Desain sistem ini menggunkan
teknologi wireless sensor network, yaitu sebuah teknologi jaringan sensor tanpa kabel.dengan
standar transmisi data menggunakan IEEE 802.15.4 atau ZigBee.
Teknologi ZigBee merupakan teknologi dengan data rate rendah low data rate, biaya
murah low cost, protokol jaringan tanpa kabel yang ditujukan untuk otomasi dan aplikasi
remote control. IEEE 802.15.4 bekerja pada standar data rate rendah. Aliansi ZigBee dan
IEEE kemudian memutuskan untuk bergabung dan ZigBee merupakan nama komersiil dari
teknologi ini [2]. ZigBee diharapkan mampu memberikan biaya yang murah serta daya yang
rendah untuk koneksi antar peralatan atau node. dengan konsumsi daya baterai hingga beberapa
bulan atau bahkan beberapa tahun.
BAHAN DAN METODE Bahan
Wireless sensor network WSN WSN adalah jaringan sensor nirkabel yang
merupakan kelompok sensor nirkabel bekerja secara
terkait untuk
melakukan tugas
penginderaan yang
didistribusikan[3]. Perkembangan protokol komunikasi dan informasi
yang ada sekarang telah menuju suatu sensor alat deteksi generasi baru yang murah, akurat, dan
memiliki daya jangkau yang lebih luas. Kemajuan di bidang desain, material, dan perancangan
konsep akan membawa dampak positif pada penurunan ukuran, berat, dan cost daripada sensor
itu sendiri secara siginifikan sehingga didapat sensor dengan kemampuan yang jauh melebihi
yang ada sekarang. Dengan begitu, teknologi deteksi sensing dan pengaturannya kini memiliki
potensi untuk berkembang dengan pesat, tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,
tetapi juga meliputi berbagai bidang aplikasi secara luas.
Perkembangan teknologi deteksi seperti diatas diwujudkan dalam sebuah bentuk jaringan sensor
networked sensor. Jaringan sensor itu sendiri merupakan suatu kesatuan dari proses pengukuran,
komputasi, dan komunikasi yang memberikan kemampuan
administratif kepada
sebuah perangkat, observasi, dan melakukan penanganan
terhadap setiap kejadian dan fenomena yang terjadi
di lingkungan.
Untuk mendukung
fleksibilitas jaringan, umumnya jaringan sensor menggunakan komunikasi nirkabel sebagai media
transmisi datanya. Jaringan sensor nirkabel dapat digunakan pada berbagai aplikasi kehidupan
seperti sistem pemantauan aktifitas gunung berapi, sistem pemantauan pergerakan bumi, peringatan
terjadinya kebakaran hutan, peringatan terjadinya gelombang tsunami, dan lain-lain.
Secara umum, jaringan sensor nirkabel WSN itu sendiri terdiri dari dua komponen, yaitu node
sensor dan sink.
Node sensor merupakan
komponen kesatuan dari jaringan yang dapat menghasilkan informasi, biasanya merupakan
sebuah sensor atau juga dapat berupa sebuah aktuator yang menghasilkan
feedback pada
keseluruhan operasi. Sinkmerupakan kesatuan yang mengumpulkan
informasi dari node
sensor sehingga dapat dilakukan pengolahan informasi lebih lanjut.
Terdapat tiga bentuk sink yaitu sink dapat berupa node
sensor yang
lain dalam
bentuk sensoractuator dari jaringan itu sendiri atau dari
jaringan lain.
Sink dapat
berupa sebuah
laptopkomputer dan sebuah PDA yang digunakan untuk berinteraksi dengan jaringan sensor. Bahkan
sink dapat berupa gateway ke jaringan yang lebih besar seperti internet sehingga interaksi dapat
dilakukan melalui jarak yang sangat jauhdan tidak terkoneksi secara langsung dengan jaringan
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
221 sensor. Ilustrasi sederhana sebuah jaringan sensor
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1.
Ilustrasi sebuah
jaringan sensor
nirkabel[4].
Infrastruktur WSN
WSN terdiri dari beberapa perangkat keras, seperti node, access point, sensor hingga server atau
personal computer
yang digunakan
untuk memantau WSN.
a. Node Node merupakan elemen utama pada WSN
karena hampir seluruh fungsi utama pada WSN seperti
sensing penginderaan,
processing pemrosesan dan communication komunikasi
dilakukan di sini. Kualitas data, skalabilitas dan frekuensi data hasil penginderaan dipengaruhi
oleh resourceyang
dimiliki oleh
setiap node[5].Nodeharus
memiliki strukutur dan konfigurasi yang baik karena node dapat
mempengaruhi kinerja dari sistem. b. Sensor
Sensor bertugas sebagai tempat memperoleh data berdasarkan penginderaan. Sensor terletak
pada node dan memiliki berbagai macam jenis sesuai dengan kegunaan dan data yang
dihasilkan.
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa perangkat yang digunakan. Secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu perangkat keras hardwaredan perangkat lunak software.
A. Perangkat keras Perangkat keras dari sistem secara garis besar
terdiri dari dua bagian utama yaitubagianserver penerima base node dan bagian sensor node.
Pada bagian server penerima terdiri dari perangkat server data dan modul Xbee untuk
penerima data yang dikirimkan oleh node sensor. Pada bagian node sensor terdiri dari
sensor, mikrokontroler, modul Xbee dan rangkaian kontrol beban.
1. Perangkat Komunikasi Pada penelitian ini perangkat komunikasi
data menggunakan protocol komunikasi IEEE 802.15.4ZigBee. ZigBee
adalah standar
yang menetapkan seperangkat
protokol komunikasi untuk low-data-rate jaringan nirkabel jarak pendek[6].
Perangkat nirkabel berbasis ZigBee beroperasi pada band frekuensi 868 MHz,
915 MHz dan 2,4 GHz. Data maksimum adalah 250 Kbps.
Sedangkan perangkat yang digunakan pada penelitian ini adalah XBee-ProSeries 1 yang
diproduksi oleh Digi, dengan spesifikasi perangkat
sebagai berikut:Indoorurban
Range: up to 300 ft 100 m, OutdoorRF line-of-sight Range: up to 1 mile 1.6 km,
Transmit Power Output: 100 mW 20 dBm EIRP, Operating Frequency: 2.4 GHz, RF
Data
Rate: 250
kbps, Chip
Antenna,konsumsi daya rendah ketika mode sleep, daya output 60mW, memiliki input
ADC 10-bit, 8 pin digital I0, modulasi yang digunakan menggunakan DSSS, dan Catu
Daya 2.8–3.4 V 55 mA DC [7].
2. Mikrokontroler Mikrokontroler yang digunakan sebagai
pengatur dan kontrol data hasil pengukuran sensor pada penelitian ini mengunakan
mikrokontroler Arduino Uno yang berbasis ATMega328. Arduino Uno ini memiliki
tegangan kerja sebesar 5 Volt, dengan 14 pin digital IO dengan 6 dapat digunakan
sebagai output PWM, 6 pin input analog, memiliki clock speed 16 MHz.[8]. ADC
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
222 yang
digunakan mikrokontroler
pada penelitian ini sebesar10 bit.
3. Sensor Arus Sensor arus yang di gunakan
dalam penelitian
ini berbasis ACS712 yang diproduksi oleh
Allegro MicroSystems, Inc.dengan spesifikasirise time output = 5
µs, bandwidth sampai dengan 80 kHz, total kesalahan output 1,5 pada suhu kerja TA =
25°C, tahanan konduktor internal 1,2 mΩ , tegangan isolasi minimum 2,1 kVRMS
antara pin 1-4 dan pin 5-8, sensitivitas output 185 mVA, mampu mengukur arus
AC atau DC hingga 5 A [9]. Sedangkan perhitungan besaran tegangan yang keluar
pada interface pin out dari sensor dapat dihitung melalui persamaan sebagai berikut:
Vpin Out = 2,5 ± 0,185 x I Volt , 1
dimana I adalah besaran arus yang terdeteksi dalam satuan Ampere.
4. Rangkaian Driver Beban AC Rangkaian driver beban AC pada penelitian
ini memanfaatkan kerja dari Triac dan Opto-Triac,
dimana digunakan
Triac tipeLQ4004LT dan Opto-Triac tipe MOC
3041. MOC3041 merupakan driver triac yang bersifat optoisolator, elemen-elemen
penyusunnya memiliki fungsi seperti Triac. MOC3041
didesain khusus
untuk menghubungkan kontrol elektronik dengan
power Triac untuk mengontrol beban
resistif dan beban induktif yang beroperasi pada tegangan AC 115-220V. Opto-Triac
sendiri memiliki prinsip kerja yaitu memanfaatkan masukan dengan arus yang
kecil untuk menghidupkan LED di dalam kemasan IC tersebut yang akan menyulut
Triac
yang berfungsi sebagai saklar elektronik yang dapat melewatkan arus
bolak balik, keluaran Opto-Triac inilah yang akan berhubungan langsung dengan
sumber tegangan AC pada beban yang akan dikendalikan.
5. Beban AC Pada penelitian ini simulasi beban AC yang
akan dikontrol dan diambil data besaran arus yang mengalir pada penghantarnya
menggunakan simulasi beban lampu pijar dan motor AC satu fasa.
Gambar 2. Server Node
Gambar 3. Perangkat Node Sensor
B. Perangkat lunak software Perangkat
lunak pada
penelitian ini
menggunakan beberapa software perangkat lunak pendukung yang sudah ada yaitu
Arduino IDE, XCTU, Matlab, dan. Arduino IDE digunakan untuk penulisan program yang
akan di-compail ke mikrokontroler. Program ini yang
nantinya akan
mengolah dan
mensekenariokan model pengiriman data hasil pengukuran dari sensor. XCTU digunakan
untuk konfigurasi perangkat xbee pro wireless. Sedangkan
Matlab digunakan
untuk menganalisa grafik dan sinyal data dari sensor
arus juga sebagai Guide User Interface GUI. Sedangkan arduino IDE yang digunakan untuk
menghubungkan hardwareArduino dan juga
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
223 untuk
meng-upload program
dan berkomunikasi dengan mikrokontroler Arduino.
Sistem Monitoring Dan Kontrol Penggunaan Energi Listrik Menggunakan WSN
Desain sistem monitoring dan kontrol penggunaan energi listrik menggunakan WSN dilaksanakan
melalui beberapa tahapan yang diawali dengan mementukan
kreteria desain
dari sistem,
dilanjutkan dengan implementasi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada tahap implementasi
perangkat keras dan lunak ini merupakan tahapan pemilihan tipe, pabrikan alat,dan spesifikasi
perangkat yang akan dipakai dalam penelitian. Proses selanjutnya dilakuan dengan pembuatan
perangkat sistem danpembuatan protokol, jika tahap ini tidak sesuai dengan yang diharapkan,
maka proses dilakukan pada tahap perbaikan ulang. Tahap berikutnya yang dilakukan yaitu integrasi
perangkat dan protokol sistem. Setelah langkah ini berhasil, dilakukan pengujian sistem, jika dalam
langkah ini tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka langkah penelitian akan kembali ke langkah
implementasi sistem. Langkah terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa
kinerja dari sistem yang telah dibangun.
Tahapan-tahapan metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat ditunjukan pada Gambar 4.
Gambar 4.Flowchart penelitian
HASIL DAN DISKUSI
Pengujian paket pengiriman data dilakukan dengan asumsi mencari jarak terjauh yang dapat digunakan
untuk sensor node melakukan pengiriman paket data ke server node. Model pengujian dilakukan
dengan dua model yaitu Line of Sight LOS yang dilakukan di luar ruangan out door dan pengujian
Non Line of Sight NLOS yang dillakukan di dalam ruangan atau gedung.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
224
Gambar 4. Pengujian pengiriman data secaraLOS
Pengujian jangkauan maksimum dengan kondisi tanpa penghalang atau LOS seperti Gambar 4
dilakukan di area SMK Negeri 1 Cerme Gresik. Metode
pengukuran ini
dimulai dengan
meletakkan sersor node pada jarak 10 dianggap sebagaijarak terdekat, kemudian jarak peletakan
sensor node ditambah dengan kelipatan jarak 10 meter. Hasil pengukuran ditunjukkan Tabel 1.
Paket yang dikirimkan untuk menguji pengiriman data antara node sensor dan node server adalah
paket abc123 dimana menunjukkan start bit atau awalan dan menunjukkan stop bit atau
akhiran. Paket abc123 dipilih agar mudah untuk mendeteksi adanya error dalam pengiriman dan
penerimaan data. Dari Tabel 1 dapat dilihat pada jarak 10 m sampai dengan jarak 110 m paket data
dapat terkirim, sedangkan pada jarak 110 m paket tidak dapat terkirim. Hal tersebut diakibatkan
oleh jarak pancar dari pemancar yang sudah tidak menjangkau lagi untuk mengirimkan data pada
penerima.
Tabel 1. Hasil pengukuran jarak transmisi terjauh
dengan kondisi LOS
Jarak meter
Paket dari sensor node
Paket yang diterima server
node Keterangan
10 abc123
abc123 terkirim
20 abc123
abc123 terkirim
30 abc123
abc123 terkirim
40 abc123
abc123 terkirim
50 abc123
abc123 terkirim
Jarak meter
Paket dari sensor node
Paket yang diterima server
node Keterangan
60 abc123
abc123 terkirim
70 abc123
abc123 terkirim
80 abc123
abc123 terkirim
90 abc123
abc123 terkirim
100 abc123
abc123 terkirim
110 abc123
tidak terkirim
Gambar 5. Pengujian pengiriman data secaraNLOS
Sedangkan pada pengujian dengan kondisi NLOS dilakukan pada ruangan jurusan Teknik Komputer
Dan Jaringan SMK Negeri 1 Cerme Gresik dengan denah ruangan dan posisi pengukuran seperti pada
Gambar 5. Pada lokasi pengukuran di ruangan laboratorium jurusan ini, mayoritas penghalang
berupa tembok. Secara teerperinci penghalang itu berupa bahan tembok beton dengan ketebalan
beton 15 cm, sekat kayu dengan ketebalan 5 cm, dan penghalang lain berupa kaca.
Sedangkan untuk Tabel 2, pengujian dengan kondisi NLOS jangkauan maksimum sebesar 36
meter hal ini dipengaruhi penghalang dan jenis
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
225 material obstacle. Jika terdapat satu penghalang
dinding maka paket data masih dapat terhubung, tetapi apabila terdapat lebih dari dua penghalang
dinding tembok beton maka paket data tidak terkirim.
Tabel 2. Hasil pengukuran jarak transmisi terjauh
dengan kondisi NLOS
Posisi Node Server
Posisi Node
Sensor Jarak
meter Paket dari
sensor node Paket yang
diterima server node
Keterangan
Ruang Instruktur
Lab. ICT
9 abc123
abc123 terkirim
Ruang Instruktur
Lab. J1
18 abc123
abc123 terkirim
Ruang Instruktur
Lab. J2
25 abc123
abc123 terkirim
Ruang Instruktur
Lab. J3
35 abc123
tidak terkirim
KESIMPULAN
Pada makalah ini analisa kinerja sistem baru dilihat pada jarak jangkau transmisi. Hasil yang
didapat jarak jangkau transmisi data terjauh untuk kondisi LOSsejauh 100 meter, sedangkan pada
kondisi NLOS jarak jangkau maksimal untuk paket data terkirim sejauh 35 meter. Kedepan
analisa
kinerja sistem
dilihat juga
pada delay,throughput, packet loss.
Sistem ini kedepan mampu melakukan kontrol penggunaan beban
listrik AC pada sebuah
bangunan berupa hotel, gedung, atau sebuah sistem tenaga listrik yang jauh lebih besar, tetapi
dalam makalah ini belum diimplementasikan.
DAFTARPUSTAKA
[1] Direktorat Jenderal
Listrik dan
Pemanfaatan Energi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Master
Plan Pembangunan Ketenagalistrikan 2010 s.d. 2014. Jakarta, 2009.
[2] Zigbee Alliance, Smart Energy Profile Spesification, version1.0, march. 11.2009.
[3] S. Wu dan
D. Clements-Croome, “Understanding The Indoor Environment
Through Mining Sensory Data ACase Study”, Energy and Buildings, vol. 39,
no. 1, pp.1183-1191, 2007. [4] Wirawan, R. Sjamsjiar, P. Istas, danM.
Nagahisa, “Desain of Low Cost Wireless Sensor Networks-Based Environmental
Monitoring Sistem
for Developing
Country”, ...
, Japan, 2008. [5] W.
Dargie dan
C. Poellabauer,
Fundamentals of
Wireless Sensor
Networks Theory and Practice. John Wiley and Sons, 2010.
[6] Zigbee Alliance, “Smart Energy Profile Spsification”, version1.0, march. 11.2009.
[7] ZigBee Specification
053474r17,Jan. 2008; available from www.zigbee.org.
[8] http: www.arduino.cc [9] Alegro ACS712 datasheet.
DISKUSI
Pertanyaan
: Monitoring energy listrik?
Jawab
: monitoring masing – masing di beban efesiensi
Pertanyaan : Sistem monitoring energy yang
dimaksud dari sistem pembatasan beban yang dilakukan bagaimana?
Jawab : pemantauan energy dialkukan pada
tiap beban.
Pembatasan pembebanan
dilakukan dengan pengaturan efesiensi dan pemutusan sumber
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
226
ANALISA FUNGSI ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG DARI POTENSIAL ECKART PLUS HULTHEN DIMENSI-D DENGAN
METODE NIKIFOROV
UVAROV
Luqman Hakim
1
, Cari
2
, Suparmi
2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Fisika Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
23
Program Studi Ilmu Fisika Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Email:
luqman_812_hyahoo.com
ABSTRAK
Telah dilakukan analisis pendekatan persamaan Schrodinger dimensi-D pada potensial Eckart plus Hulthen dengan metode NikiforovUvarav NU. Metode NU didasari oleh pereduksian persamaan diferensial orde dua
menjadi persamaan umum diferensial orde dua tipe hipergeometrik.Pendekatan analisis dengan metode NU digunakan untuk memperoleh fungsi energi dan fungsi gelombang dari potensial uji. Pendekatan fungsi gelombang
diekspresikan dalam bentuk polinomial Jacobi.
Kata kunci: Dimensi-D;Eckart plus Hulthen; Metode Nikiforov-Uvarov;Polinomial Jacobi
PENDAHULUAN
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, semakin jelas bahwa fisika konsep-konsep fisika
klasik memerlukan revisi atau penyempurnaan. Hal ini disebabkan semakin banyaknya hasil-hasil
eksperimen dan gejala-gejala fisika yang tidak bisa dijelaskan dengan konsep-konsep fisika yang telah
dikuasai pada saat itu fisika klasik, sekalipun dengan pendekatan. Masalah-masalah yang telah
berkembang terutama pada obyek-obyek fisis yang berukuran mikroskopik, seperti partikel-partikel
elementer dan atom serta interaksinya dengan radiasi atau medan elektromagnetik.Mekanika
kuantummerupakan dasar
untuk pemahaman
tentang fenomena fisik pada skala mikroskopik. Sifat-sifat material dapat ditinjau dari gerakan
partikel dan tingkat energi eigen terkait [1]. Persamaan gerak partikel dapat diselesaikan
mengunakan persamaan Schrodinger, persamaan Klein
Gordon dan
persamaan Dirac
[2]. Persamaan Schrödinger merupakan hal mendasar
dalam mekanika kuantum, yang mendeskripsikan bagaimana keadaan kuantum quantum state
suatu sistem fisika yang berubah terhadap waktu [3].
Penyelesaian persamaan Schrödinger secara eksak hanya mungkin ketika bilangan orbital
l
, sedangkan ketika
l
, persamaan Schrödinger hanya bisa diselesaikan dengan pendekatan
subtitusi yang sesuai [4]. Beberapa metode yang digunakan
antara lain:
metode polinomial
Romanovsky [5],
metode confluent
hypergeometric [6,7], dan metode NU [8]. Salah satu metode yang sering digunakan saat ini adalah
metode NU. Metode NU merupakan persamaan diferensial hipergeometrik yang memiliki bentuk
penyelesaian yang paling umum karena persamaan diferensial fungsi lain dapat direduksimenjadi
persamaan diferensial hipergeometrik. Beberapa penelitian
yang menggunakan
persamaan Schrodinger dimensi-D antara lain:
pendekatan persamaan Schrodinger dimensi-D untuk potensial
scarf hyperbolic dengan metode NU [9],solusi persamaan Schrodinger dimensi-D untuk energi
yang bergantung potensial dengan metode NU [10], solusi pendekatan analisis scattering dari
potensial Hulthen dimensi-D [11], dan solusi eksak dari potensial Kratzer termodifikasi plus
potensial
ring-shaped dalam
persamaan Schrodinegr dimensi-D dengan metode NU [12].
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi gelombang dari potensial Eckart plus
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
227 Hulthendimensi-D.
Potensial Eckart
sering digunakan untuk memperkirakan koreksi tunneling
mekanika kuantum untuk konstanta laju kimia teoritis yang ditentukan [13]. Potensial Hulthen
merupakan potensial berjangkauan pendek yang berperilaku seperti potensial Coulomb untuk nilai
rkecil dan menurun secara eksponesial untuk r besar. Potensial Hulthen sering digunakan dalam
fisika nuklir dan partikel, fisika atom, fisika zat padat, dan lain sebagainya [14]. Kombinasi kedua
potensial diatas menjadi potensial Eckart plus Hulthen, secara matematis dituliskan sebagai [3]:
1 dengan
,
,
dan bernilai
konstan positif. Persamaan
Schrodinger dimensi-D
didasari dengan penggunaan koordinat polar D-dimensi
dengan hypersperical coordinates dan
dalam dimensi-D.
Persamaan Schrodinger
dalam dimensi-D dituliskan sebagai [16]:
2 dengan
merupakan operator Laplace dalam dimensi-D, yaitu
3 Nilai
merupakan operator momentum anguler dimensi-D, yaitu:
4 Penyelesaian persamaan Schrodinger dimensi-D
dengan melakukan separasi variabel dengan
memisalkan ,
5 dengan
adalah bagian radial dari persamaan dan
adalah bagian sudutnya. Persamaan Schrodinger dimensi-D
bagian sudut harus memenuhi persamaan nilai eigen:
6 Dengan mensubsitusikan persamaan nilai eigen 6
dalam persamaan operator Laplace 3 dan persamaan Schrodinger dimensi-D 2, maka
diperoleh
7 Persamaan 7 merupakan persamaan Schrodinger
dimensi-D untuk bagian radial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh fungsi
energi dan fungsi gelombang radial dari potensial Eckart plus Hulthen.
BAHAN DAN METODE Bahan
Penelitian ini merupakan penelitian analisis dengan bahan berupa potensial uji, yaitu potensial
Eckart plus Hulthen di persamaan 1.
Metode
Metode dalam penelitian ini adalah metode NU. Metode NU ini
didasari oleh pereduksian persamaan
diferensial orde
dua menjadi
persamaan umum diferensial orde dua tipe hipergeometrik.
Persamaan deferensial
hipergeometrik, yang dapat diselesaikan dengan metode NU memiliki bentuk [8]
8 dimana
dan merupakan polinomial
berderajat dua dan merupakan polinomial
berderajat satu. Persamaan 8 dapat diselesaikan dengan pemisahan variabel, yaitu
9 Persamaan
9 dapat
direduksi dengan
mensubsitusikan persamaan
8, sehingga
diperoleh 10
Persamaan 10 merupakan
persamaan
8. Parameter-parameter dalam metode NU,
dan didefinisikan sebagai
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
228 11
12 Harga
pada persamaan 11 dapat diperoleh dari kondisi bahwa pernyataan kuadrat di bawah akar
merupakan kuadrat sempurna dari polinomial derajat satu, sehingga diskriminan di bawah akar
harus nol. Persamaan tingkat energi dapat diperoleh dari persamaan 12 dengan hubungan
dan ditentukan dengan persamaan
13 14
Untuk mendapatkan tingkat energi dan fungsi gelombang yang terkait, diperlukan kondisi
. Solusi bagian pertama dari fungsi
gelombang dengan persamaan 15
Solusi bagian kedua fungsi gelombang yang
bersesuaian dengan relasi Rodrigues ditunjukan oleh persamaan berikut:
16 dimana C
n
merupakan konstanta normalisasi yang diperoleh
berdasarkan orthogonal
fungsi gelombang dan fungsi bobot
harus tergantung pada kondisi
17
HASIL DAN DISKUSI
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fungsi energi dan fungsi gelombang dari potensial Eckart
plus Hulthen. Setelah dilakukan substitusi
potensial Eckart plus Hulthen dalam persamaan Schrodinger dimensi-D dan dilakukan pemisahan
variable diperoleh persamaan
18 Untuk memperoleh penyelesaikan persamaan 18,
dilakukan pemisalan
sehingga diperoleh 19
Dengan fungsi
hiperbolik bahwa
nilai dan
, maka persamaan 19 dapat ditulis sebagai
20
21 Untuk
, maka
dimana . Persamaan diferensial orde dua
diperoleh dengan memisalkan pada
persamaan 21, sehingga diperoleh
22 Persamaan 22 merupakan persamaan diferensial
orde dua hipergeometrik yang ditunjukkan oleh persamaan 8, sehingga diperoleh hubungan
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
229 ,
23 , maka
, 24
, 25
Untuk memperoleh nilai , maka dilakukan
subsitusi persamaan 23, persamaan 24 dan persamaan 25 ke persamaan 11, sehingga
diperoleh
26
Harga pada persamaan 26 dapat diperoleh
dari kondisi bahwa pernyataan kuadrat di bawah akar merupakan kuadrat sempurna dari polinomial
derajat satu sehingga determinan dari persamaan dibawah akar sama dengan nol, sehingga
.
27 Dengan
memisalkan ,
maka agar diperoleh makna fisis, nilai
adalah
28 dan nilai
adalah
.
29 Nilai
diperoleh sebesar .
30 Energi nilai eigen dan fungsi eigen dapat
diperoleh kondisi bahwa , sehingga nilai
diambil negatif. 31
32 Kemudian
dilakukan penghitungan
untuk menentukan nilai
dan pada kondisi umum
dengan mengambil nilai negatif keadaan bound
state.
. 33
Tingkat energi diperoleh dengan menyamakan nilai eigen dengan nilai eigen baru
, dengan menyamakan persamaan 30 dan persamaan 32,
yaitu
34
. 35
Berdasarkan persamaan 35, dengan mengambil tanda akar yang sama, maka diperoleh
. 36
Untuk memperoleh energi nilai eigen, maka dilakukan dengan menyamakan persamaan 28
dan persamaan 36, sehingga diperoleh
. 37
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
230 Dengan
mengembalikan bahwa
nilai , diperoleh nilai energi dari potensial
Eckart plus Hulthen dimensi-D, yaitu
. 38
Pada kondisi khusus , maka
diperoleh
39
Berdasarkan persamaan 39, dengan mengambil tanda akar yang berbeda, maka diperoleh
. 40
Langkah selanjutnya untuk menentukan nilai energi adalah dengan menyamakan persamaan
28 dengan persamaan 40, sehingga diperoleh
. 41
Dengan mengembalikan
bahwa nilai
, diperoleh nilai energi dari potensial Eckart plus Hulthen dimensi-D, yaitu
. 42
Pada kondisi khusus , maka
diperoleh
. 43
Berdasar persamaan 39 dan persamaan 42 nilai spektrum energi untuk potensial Eckart plus
Hulten sesuai dengan penelitian terdahulu adalah persamaan 39, sehingga nilai spektrum energi
untuk potensial Eckart plus Hulten dimensi-D adalah persamaan 38, yaitu[3]
. 44
Untuk menentukan fungsi gelombang pada potensial Eckart plus Hulthen dimensi-D, langkah
pertama adalah menentukan fungsi gelombang bagian pertama yang diperoleh dari persamaan
24 dan persamaan 29 yang diselesaikan dengan persamaan 15, sehingga diperoleh
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
231 45
. 46 Persamaan 46 digunakan untuk menggambarkan
sebaran atau distribusi elektron probabilitas ditemukannya elektron jika dikombinasikan
dengan persamaan fungsi gelombang radial bagian kedua.Fungsi gelombang sudut bagian kedua dari
potensial Eckart plus Hulthen ditentukan dengan mengetahui fungsi bobot terlebih dahulu. Fungsi
bobot
diperoleh dengan
mensubsitusikan persamaan 24 dan persamaan 33 ke persamaan
17, sehingga diperoleh 47
dan diperoleh fungsi bobot sebesar 48
Solusi bagian kedua fungsi gelombang yang
bersesuaian dengan relasi Rodrigues ditunjukan oleh persamaan 16 dengan fungsi bobot pada
persamaan 48, sehingga diperoleh
. 49
Persamaan 49 merupakan polinomial Jacobi dalam bentuk
50 Nilai
dapat ditulis sebagai ,
51 dengan
52 dan
. 53
Fungsi gelombang lengkap pada potensial Eckart plus
Hulthen dimensi-D
adalah dengan
mengalikan bagian pertama dan bagian kedua.
. 54
Karena dan
, maka
, 55
dengan merupakan konstanta normalisasi.
KESIMPULAN
1. F
ungsi energi dari potensial Eckart plus Hulthen dimensi-D dapat diselesaikan dengan
metode NU. 2.
F ungsi gelombang dari potensial Eckart plus
Hulthen dimensi-D dapat diselesaikan dengan metode NU.
3. A
nalisis fungsi energi dan fungsi gelombang dari potensial Eckart plus Hulthen dapat
dilakukan dengan metode yang lainnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Palangkaraya dan Direktorat Jendral
DIKTI atas pemberian beasiswa BPPDN.
DAFTAR PUSTAKA [1]
M.O.Tjia dan Sutjahja,Orbital Kuantum Pengantar Teori dan Contoh Aplikasinya.
Bandung: Karya Putra Darwati, 2012. [2]
A. A. Rajabi dan M. Hamzavi, “ A new
Coulomb Ring-shaped
Potential via
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
232 Generalized Parametric Nikiforov
– Uvarov
Method”. Journal of Theoretical and Applied Physics, 2013.
[3] Cari dan Suparmi,“Approximate Solution of
Schrodinger Equation for Hulthen Potential plus Eckart Potential with Centrifugal Term
in terms
of Finite
Romanovski Polynomials”.International
Journal of
Applied Physics and Mathematics, vol. 2, no. 3, 2012.
[4] A. D.
Antia, A. N. Ikot,
danL. E. Akpabio,“Exact
Solutions of
The Schrödinger Equation with Manning-Rosen
Potential Plus A Ring-Shaped Like Potential by Nikiforov–Uvarov Method”. European
Journal of Scientific Research, vol. 46, pp. 107–118, 2010.
[5] V. G. Romanovski dan D. S. Shafer, The
Center and
Cyclicity Problems:
A Computational
Algebra Approach.
Birkhauser, Bassel, 2008. [6]
G. N. Georgiev dan M. N. Grosse,“The Kummer
Confluent Hypergeometric
Function and Some of Its Applications in The Theory of Azimuthally Magnetized
Circular Ferrite Waveguides”.Journal of Telecommunications
and Information
Technology, vol. 3, 2005. [7]
H. Nagoya,“Hypergeometric Solutions to Schrodinger Equations for The Quantum
Painlev´e Equations”.Journal of Math
Physics, vol.52, 2011. [8]
A. V. Nikiforov dan V. B. Uvarov, Special Functions
of Mathematical
Physics. Birkhauser, Bassel, 1998.
[9] U.
A. Deta,
Suparmi, dan
Cari.“Approximate Solution of Schrödinger Equation in D-Dimensions for Scarf
Hyperbolic Potential Using Nikiforov– Uvarov Method”. Adv. Studies Theor. Phys.,
vol. 7, no. 13, pp. 647–656, 2013.
[10] H. Hassanabadi, L. L. Lu, S. Zarrinkamar, G. H. Liu, dan H. Rahimov, “Approximate
Solutions of Schrodinger Equation under Manning–Rosen Potential in Arbitrary
Dimension via SUSYQM”. ACTA PHYS POLONICAA,vol.122, no.4, 2012.
[11] C. C. Yuan, S. D. Sheng, L. C. Lin, dan L. F. Lin. “Approximate Analytical Solutions
for Scattering States of D-dimensional Hulthen
Potential”. Communications
inTheory. Physics,vol. 55, pp. 399–404, 2011.
[12] S. M. Ikhdair danR. Sever,“Exact Solutions of The Modified Kratzer Potential Plus
Ring-shaped Potential in The D-dimensional Schrodinger Equation by The Nikiforov–
Uvarov Method”. Journal of Quantum Physics, vol.1, 2007.
[13] V. Vahidi
dan H.
Gourdarzi,“Supersymmetric Approach for Eckart
Potential Using
the NU
Method”.Adv. Studies Theor. Phys., vol. 5, no. 10, pp. 469–476, 2011.
[14] A. K. Roy,“The Generalized Pseudospectral Approach to The Bound States of The
Hulthen and The Yukawa Potentials”.
Pramana-Journal of Physics,vol. 65, no.1, pp. 1–15, 2005.
[15] S. M. Ikhdair dan R. Sever, “Approximate l- state
Solutions of The
D-dimensional Schrodinger Equation for Manning–Rosen
Potential”.Journal of
Quantum Physics,vol.1, 2008.
233
PEMANFAATAN ALTERNATOR DC DENGAN INVERTER PADA PLTMh SEBAGAI PENYEDIA DAYA LISTRIK PRODUKTIF
DI DUSUN SINGOSAREN IMOGIRI YOGYAKARTA
Muhammad Suyanto
1
, Naniek Widyastuti
2 1
Jurusan Teknik Elektro,
2
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
e-mail: musyantgmail.com
1
, naniek_widyahoo.com
2
ABSTRAK
Dusun Singosaren termasuk wilayah Wukirsari, Kecamatan Imogiri Bantul Yogyakarta, merupakan wilayah pertanian dan penduduknya sebagai pekerja pertanian, pertukangan, kerajinan dan
parut kelapa. Sebagai kerja sampingan memarut kelapa juga membuat aneka kerajinan dan sovenir dengan bahan baku dari kayu tertentu. Dengan perkembangan teknologi masa kini memberikan berbagai
dampak lingkungan, baik bersifat positif maupun negatif, begitu pula dengan adanya pembangkit listrik mikrohidroPLTMh yang ada di dusun tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai nilai tambah yang positif
bagi masyarakat setempat. Namun Daya listrik yang dibangkitkan pada PLTMh berkapasitas 1000 watt dan baru dimanfaatkan sebagai sarana penerangan jalan, belum dimanfaatkan sebagai sarana produktif,
jika hal ini dilakukan dapat menambah pendapatan perekonomian masyarakat. Hal tersebut
jika dimanfaatkan untuk usaha produktif, maka harus memperhatikan kapasitas daya peralatan yang akan
digunakan. Adapun penelitian ini, mengupayakan penyedia daya listrik produktif dengan memanfaatkan Alternatot DC 24 volt sebagai pensuplay ACCU dan Inverter untuk perubah tegangan DC to AC, pada
awalnya 1,2A meningkat menjadi 2,70A
pada frekuensi 50Hz tegangan 216volt. Hasil pengujian peralatan pada beban terpasang 1: sebesar 0,06A, pada beban 2: 0,10A; pada beban 3: 1,60A; beban 4:
2,30A dan pada beban 5: 2,70A. Jika harapan tersebut benar tercapai, maka dapat dimanfaatkan beberapa peralatan pertukangan yang menggunakan arus listrik. Dari penelitian didapatkan hasil yang memadai
untuk peralatan pertukangan dan kegiatan lain, namun masih relatif sangat terbatas. Dengan demikian, peningkatan daya dan pemanfaatannya diharapkan dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan yang
direncanakan.
Kata kunci :
Pembangkit listrik, Inverter, ACCU, Daya listrik, Beban produktif.
PENDAHULUAN
Hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia, berupa kegiatan teknik tidak lepas
dari pemakaian daya listrik baik dalam skala besar maupun untuk skala kecil, seperti
pemakaian mesin-mesin listrik pada pabrik, perkantoran, peralatan pada industri maupun
untuk, keperluan peralatan rumah tangga dan kepentingan sosial lainnya. Setiap tahun
kebutuhan akan energi listrik terus meningkat tetapi tidak diimbangi dengan penyediaan
sumber-sumber energi listrik baru maupun terbarukan, bahkan masih
ada saudara-
saudara kita yang berada didaerah terpencil belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN.
[1].
Padahal didaerah-daerah dimungkinkan masih banyak potensi sumber daya energi yang
dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik berdaya kecil seperti mikrohidro.
Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang
mengunakan potensi energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya
resources penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu.
Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya, maka semakin besar energi
listrik yang dapat dihasilkan [2].
Mikrohidro dibangun berdasarkan proses
kenyataan bahwa dengan adanya air yang mengalir di suatu tempat dengan ka-pasitas
dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume
aliran air persatuan waktu flow capacity sedangan beda ketingglan daerah aliran sam-
pai ke instalasi dikenal dengan istilah Head.
234
Dikatakan demikian
karena instalasi
pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang telah disedikan oleh alam
dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bah- wa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya
yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air
beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu dimana tempat
instalasi akan dibangun dapat diubah menjadi energi listrik [3].
Energi alternatif terbagi menjadi dua bagian, yakni energi terbarukan dan tidak terbarukan.
PLTMh merupakan salah satu energi yang dapat diperbaharui, sehingga PLTMh juga
merupakan salah satu energi yang semakin di- kembangkan [4].
Cara kerja pembangkit listrik PLTMh sangat sederhana dan mudah dikerjakan, juga
terbilang murah, mampu bekerja selama 24 jam, dapat diadopsi masyarakat dan yang
terpenting adalah ramah lingkungan. Dengan adanya alasan tersebut, maka di dalam
makalah ini akan dibahas hal pemanfaatan alternator DC 24 volt yang digunakan sebagai
pembangkit, karena jenis tersebut tidak membutuhkan kecepatan putaran yang tinggi
[5].
Dengan memanfaatkan daya dari alternator DC 24 volt diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan energi listrik, yang diperlukan oleh masyarakat di dusun Singosaren Wukirsari.
sehingga upaya peningkatan perekonomian masyarat setempat, dapat diupayakan melalui
usaha bidang kerajinan, pertukangan dan usaha parut kelapa, disamping itu pada malam
hari dapat digunakan sebagai perangan jalan umum antar RT dapat terpenuhi.
Prinsip kerja alat pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah bervariasi, tetapi prinsip
kerjanya adalah perubahan tenaga potensial air menjadi tenaga listrik melalui alternator.
Perubahan memang tidak langsung, tetapi berturut-turut melalui perubahan dari tenaga
potensial diubah ke tenaga kinetik, kemudian tenaga kinetik ke tenaga mekanik, dari tenaga
mekanik ke tenaga listrik. Sedangkan, tenaga potensial adalah tenaga air karena berada
pada ketinggian tertentu, tenaga kinetik adalah
tenaga air
karena mempunyai
kecepatan. Tenaga mekanik adalah tenaga kecepatan
air yang
terus memutar
kincirturbin. Tenaga listrik adalah hasil dari alternator yang berputar akibat berputarnya
kincirturbin [6,10].
Prinsip kerja PLTMh yang paling utama adalah memanfaatkan semaksimal mungkin
energi air yang dapat ditangkap oleh peralatan utamanya yang disebut turbinkincir air,
efisiensi kincir air yang dipilih untuk menangkap energi air tersebut menentukan
besarnya energi mekanik atau energi poros guna memutar alternator listrik. Gambaran
PLTMh yang ada di dusun Singosaren, adalah atas dasar inisiatif masyarakat setempat untuk
memanfaatkan saluran irigasi sebagai pemutar kincir untuk PLTMh, melihat kondisi saluran
irigasi, baik dimusim penghujan maupun kemarau cukup kontinyu.
Saat PLTMh dibuat dengan kapasitas daya yang ditertera pada plat nama sekitar
3000VA, namun kapasitas daya yang dibangkitkan masih sangat rendah berkisar
100 watt dari kapasitas generator. Masyarakat merasa sudah cukup berhasil, karena sudah
dapat dirasakan dikala aliran dari PLN padam, PLTMh sebagai pengganti walaupun
sebatas sebagai penerangan jalan di sekitar pembangkit tersebut.
Kemudian peneliti mencoba meningkatkan
aliran air, yang
dilewatkan pada kincir dengan memasang “pintu penghela air”
pada saluran irigasi. Dengan demikian,
putaran kincir tentu
semakin kencang, sedangkan pembangkit listri yang semula menggunakan generator
sinkron, diganti dengan alternator DC 24 volt. Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1
bahwa dengan pemasangan alternator DC 24 volt dan pintu pengontrol atau pengatur,
aliran air yang mengarah ke turbinkincir mengalami peningkatan. Oleh karena itu,
energi potensial yang dibangkitkan air dapat lebih maksimal sesuai dengan tingkat
kemampuan
dari turbinkincir air yang dipasang pada aliran irigasi.
BAHAN DAN METODE Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam PLTMh tersebut,
agar supaya
dapat sampai
membangkitkan daya listrik, tentu banyak bahan yang digunakan antara lain: Kincir dan
pintu air sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
1 . Kemudian
alternator DC
235
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2. Peralatan inverter dan accu sebagai pengubah
dari DC to AC diperlihatkan pada Gambar 3. Panel kontrol sebagai pemantau besaran-
besaran listrik yang dibangkitkan dan dalam hal ini akan mempermudah operator atau
teknisi, selama PLTMh dijalankan. Adapun perleng-kapan yang dipasang pada panel
control seperti: voltmeter skala 0 sd 500 VAC, ampermeter dengan skala 0 sd 10
ampere, dan frekuensi meter dengan rentang skala 45 sd 55 Hz, indikator lampu, sakelar
posisi onoff.
Kemudian perlengkapan
utama yaitu
alternator DC 24 volt dipasang sejajar lurus dengan pully penghubung dari kincir, dengan
menggunakan vanbelt. Output dari alternator di hubungkan dengan accu 2 x 12 volt, 70A
yang berfungsi menampung energi listrik yang dibangkitkan dari alternator.
Gambar 1 . Perlengkapan PLTMh berupa inverter
1000 watt
Untuk mendapatkan tegangan AC, perlu dipasang alat inverter kapasitas 1000 watt
yang berfungsi merubah dari DC ke AC. Begitu pula fungsi dari panel kontrol untuk
memantau naik dan turunnya masalah kelistrikan yang dibangkitkan oleh PLTMh,
dalam hal ini yang harus selalu diperhatikan adalah besarnya Frekuensi yang dibangkitkan
harus konstan pada posisi 50 HZ. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 2 . Bentuk fisik kincir dan pintu air pada
saluran irigasi
Pengujian mekanis yang dilakukan dalam penelitian, dengan cara menjalankan pada
putaran kincir mikrohidro sesuai dengan kerjanya, turbinkincir diberi aliran air agar
dapat berputar sehingga dapat menggerakkan bagian rotor alternator. Saat rotor magnet
berputar maka akan timbul medan magnet, sehingga kumparan rotor akan menghasilkan
tegangan. Semakin tinggi putaran turbin yang dihasilkan maka semakin besar pula tegangan
yang dihasilkan.
Analisis pada perangkat mekanis, adalah sangat sederhana, yaitu dengan men-jalankan
kincir yang diberi aliran air maka kincir akan berputar,
sebelum menjalankan
diukur terlebih dahulu berapa tahanan kawat yang
dihasilkan dari kumparan rotor, tahanan kawat yang ideal adalah 0,8–15 Ω .
Gambar 3 . Alternator DC 24 V dapat
menyesuaikan putaran pada PLTM
Setelah diukur tahanan kawat diperoleh dari kumparan rotor ini adalah 14 Ω , maka
mikrohidro tak terdapat kesalahan. Apabila
236
tahanan kawat yang didapat lebih atau kurang maka dapat diperiksa kembali pada kumparan
rotor, apakah terjadi hubung singkat pada kawat kumparan atau terdapat salah satu
kumparan yang putus [7,10].
Metode Pengukuran
Alternator berfungsi
mengubah energi
mekanik menjadi
energi listrik.
Pada alternator terdapat sebuah komponen IC yang
berfungsi mengatur pengisian accu secara otomatis. Pada tahap pengujian kapasitas daya
pada PLTMh, dilakukan
pengujian di lapangan berdasarkan nameplat yang tertera
pada alternator. Adapun alat-alat ukur yang digunakan dengan menggunakan osciloscope
sebagai pengukur frekuensi dengan melihat tampilan berbentuk gelombang sinus utuh
tidak cacat Gambar 4 sampai pada kondisi frekuensi 50Hz, setelah diperbesar
dengan pembanding putaran pada puli poros kincir ke alternator Gambar 3.
Dengan berputarnya turbinkincir ini, proses pembangkitan energi listrik pada alternator
mulai terjadi. Besar energi yang dihasilkan dari proses pembangkitan apabila tampak
adanya kesalahan error pada kinerja mikrohidro maka segera dilakukan tindakan
perbaikan pada bagian sistem PLTMh yang mengalami kesalahan kerja. Jika tidak ada
kesalahan dari sistem pada mikrohidro tersebut, maka dianggap telah selesai.
Gambar 4. Pelaksanaan pengukuran tegangan, frekuensi, dan arus di lokasi
Gambar 4 dan 5 memperlihatkan salah satu
penunjukkan hasil pengukuran dari arus dan tegangan pada beban yang terpasang pada
mikrohidro. Hasil
pengukuran dan
implementasinya dengan menggunakan alat osciloscope sebagai pengukur frekuensi untuk
melihat tampilan
gelombang berbentuk
gelombang sinus utuk tidak cacat hal inilah masih belum stabil. Tegangan juga masih
naik turun bersamaan dengan naiknya beban terukur.
Generator yang tersedia di pasaran biasanya berjenis high speed, di mana generator jenis
ini membutuhkan putaran tinggi dan energi listrik
awal untuk
membuat medan
magnetnya. Sedangkan pada putaran turbin untuk PLTMh biasanya dibutuhkan generator
yang berjenis low speed dan tanpa energi listrik awal. Selain itu, generator yang
menggunakan magnet permanen mampu bekerja dengan baik pada kecepatan putar
yang rendah.
Gambar 5
. Pengukuran arus dan tegangan pada beban
Oleh karena itu, sebagai upaya maka dalam penelitian ini digunakan alternator DC
sebagai pembangkit pengganti generator AC, untuk memenuhi peningkatan daya yang
sesuai
dengan debit
aliran adalah
menggunakan alternator
yang mudah
perawatannya, serta bisa dikembangkan pembangkitan
energi listriknya. Desain
seperti inilah yang sesuai digunakan, yaitu generator mini yang biasa digunakan pada
mobil, alternator jenis ini tidak terlalu membutuhkan kecepatan putaran yang tinggi
Gambar 3.
Dari data spesifik alternator yang ada diatas diketahui tegangan output yang dike-luarkan
berupa tegangan DC, sebesar 24 volt, yaitu digunakan sebagai pensuplay arus dan
tegangan yang sesuai sebagai pencatu baterai atau accu.
237
Tujuan pengujian alat, setelah seluruh sistem yang
mendukung peningkatan
daya mikrohidro PLTMh ini selesai dikerjakan
dan dihubungkan satu sama lain sehingga terbentuk sebuah sistem mikrohidro yang
diharapkan, maka selanjutnya adalah tahap pengujian kerja dari sistem yang telah
dirangkai. Hal ini bertujuan untuk 1 untuk mengetahui apakah PLTMh yang dirancang
telah dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan,
2 Untuk
mengetahui kemampuan kinerja dari turbin yang ada, 3
Untuk mengetahui seberapa besar energi listrik yang dihasilkan oleh sistem dari
PLTMh tersebut. Jika dimungkinkan adanya kesalahan-kesalahan yang terjadi, dengan
harapan dapat segera diperbaiki.
Proses Pengujian pada sistem pembangkit PLTMh, sederhana yaitu dengan cara
mengalirkan air supaya terkonsentrasi ke dalam satu aliran, yang dimana dipasang
kincir air yang diletakkan kedalam suatu aliran irigasi, dimana dengan demikian tenaga
potensial yang dimiliki aliran tersebut dapat memutar turbin Gambar 1.
Analisis output alternator, dimaksud-kan agar dapat mengetahui keluaran tegangan, dan
putarannya pada mikrohidro. Pada tabel 1 memperlihatkan hasil input pada saluran
irigasi dan table 2, hasil output dari alternator pada pembangkit mikrohidro, yangmana saat
dilakukan pengukuran beban berupa beban resistive, sehingga dapat diketahui berapa
rpm putaran dari alternator dan tegangan dan arus ideal yang dihasilkan alternator.
Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan
hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama
yaitu air sebagai sumber energi, turbin dan alternator. Mikrohidro mendapatkan energi
dari aliran air yang memiliki perbedaan ke- tinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro
memanfaatkan energi potensial jatuhan air head. Semakin tinggi jatuhan air maka
semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping
faktor geografis tata letak sungai, tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan
membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui
sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi
sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro.
Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbinkincir akan diubah menjadi
energi listrik oleh sebuah generator atau alternator [8].
Dari hasil pengukuran yang telah diperoleh di lapangan, dapat diketahui
data-data kincir yang ada di dusun singosaren imogiri, sudu merupakan bagian turbinkincir
yang berfungsi untuk menggerakan roda turbin akibat adanya fluida kerja dari air yang
menggerakannya, atau mengubah energi potensial menjadi energi kinetic, di mana
bentuk
sesuai dengan
fluida yang
menggerakkannya dengan dimensi air sesuai dengan kebutuhan untuk menggerakan roda
turbin. Jumlah sudu pada kincir adalah 20 sudu,lebar pada kincir tersebut 0,62 meter dan
dia meter pada kincir 2,1 meter. Perhitungan jumlah sudu pada kincir: N: 20 sudu; D:
210cm; t: 62 cm, k: 0,13 konstanta.
Tabel 1 . Dimensi Input Saluran pada PLTMh
Dimensi Input Saluran Lebar saluran
0,62 m Tingi saluran
0,33 m Tinggi air maks
0,32 m Luas Tp bsh
0,2048 m
2
Kecepatan air 0,6 mdetik
Debit 0,1389 m
3
detik Pada pengujian arus dan tegangan, dilakukan
untuk mengetahui apakah arus beban dan tegangan yang dihasilkan sudah maksimum
sesuai dengan kemampuan hasil putaran dari kincir.
Adapun pengujian
dilakukan dengan
menggunakan amperemeter dan voltmeter, berdasarkan dari hasil pengukuran saat peng-
ambilan data yang telah dilakukan, penulis mendapatkan hasil input saluran yang terdiri
dari beberapa kriteria yang diperoleh pada Tabel 2
. HASIL DAN DISKUSI
Pengaturan besaran tegangan output alternator diatur melalui peneyesuaian putaran dari
kecepatan aliran air yang ditransmisikan melalui poros kincir, sehingga besarnya
tegangan yang dihasilkan memalui inverter
238
akan berpengaruh pada arus beban. Medan magnet rotor akan bergerak sesuai dengan
arah putaran rotor, dengan ini penulis telah mengambil sebuah data pengukuran pada
alternator DC. Hasil pengukuran output pada alternator dapat dilihat pada Tabel 2.
Frekuensi listrik yang dihasilkan oleh
alternator harus sebanding dengan kecepatan putaran alternator tersbut. Dalam hal ini, rotor
sebagai bagian yang bergerak terdiri atas rangkaian-rangkaian elektromanet dengan
arus searah DC sebagai sumber arusnya.
Tabel 2 . Pengukuran Pada Beban
Variable ukur
Beban
1 2
3 4
5
I
out
A 0.03
0.06 0.1
2.3 2.7
V
out AC
230 230
230 220
220 216
V
input DC
13.2 12.8
12.07 11.6
11.37 11.32
N
alternator
rpm 1175
1127 1120
1111 1086
1069
N
Kincir
rpm 12
9.2 8.6
7.8 6.2
5.3 Frekuensi
Hz 53
53 52
51 50
50
Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa tegangan pada putaran tertentu, hal ini terjadi adanya
perbedaan yang sangat jelas pada naiknya arus beban akan mempengaruhi tegangan
output alternator. Tegangan yang dihasilkan oleh alternator jika dibandingkan dengan
tegangan keluaran inverter, selalu mengikuti naik dan turunnya arus beban.
Hasil pengukuran pada alternator se-telah di lakukan pengamatan di lapangan yaitu, pada
putaran adalah salah satu faktor yang penting yang memberi pengaruh besar terhadap
keluaran tegangan dan besarnya arus bolak- balik alternating current yang timbul.
Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.
Gambar 6 . Perbandingan arus beban terhadap
tegangan DC.
Dari data hasil pengukuran
Tabel 2
, diperlihatkan bahwa
pada perbandingan
tegangan alternator dengan arus beban dapat diketahui, jika terjadi perubahan beban naik
maka tegangan alternator turun.
Sebagaimana dapat ditampilkan dalam sebuah grafik untuk mengetahui fenomena
yang terjadi pada perbandingan tegangan dan arus beban pada alternator, dapat dilihat pada
Gambar 6
.
Gambar 7 . Perbandingan arus beban terhadap
tegangan inverter
Diperlihatkan pada Gambar 7
bahwa perbandingan arus beban terhadap tegangan
output dari inverter, jika beban naik mka tegangan output inverter ikut turun.
Dari Gambar 6 dan 7 dapat dianalisis bahwa tegangan alternator yang dihasilkan sebesar
13,2 volt pada beban 0,03 A, maka tegangan dari inverter 230 volt, dan pada beban 2,70A
tegangan alternator 11,32, maka tegangan inverter 216 volt. Hal tersebut menandakan
239
bahwa dengan naiknya arus beban, maka sangat memepengaruhi penurun-an tegangan
pada inverter.
Gambar 8 . Perbandingan tegangan inverter
terhadap tegangan alternator
Gambar 8
memperlihatkan hasil analisis dari perbandingan
tegangan beban
terhdap tegangan alternator. Bahwa dari hasil analisis
menunjukkan nilai perbandingan tegangan beban terhadap tegangan alternator.
Perubahan penurunan tegangan pada inverter sebesar 0,72 tidak banyak mempengaruhi
kenaikan arus beban.
Gambar 9 . Perbandingan Frekuensi terhadap
putaran poros alternator Perbandingan hasil pengukuran frekuensi
pada Inverter AC tersebut, beban 0,03A menunjukkan frekuensi 53Hz dan pada beban
2,7A frekuensi menunjukkan 50Hz. Hal tersebut diperlihatkan pada
Gambar 9 .
Perbandingan frekuensi terhadap putaran alternator.
Hubungan perbandingan frekuensi terhadap putaran poros alternator pada Gambar 9
tersebut menunjukkan bahwa, jika terjadi suatu penurunan putaran alternator sebesar
23 maka frekuensi masih bertahan pada posisi 50 Hz. Hal ini menunjukkan bahwa
arus beban pada 2,70A dalam kondisi stabil.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari
pengukuran pada
pembangkit listrik PLTMh. Sesuai dengan perancangan alat yang terpasang, dilakuakan
analisis data, dan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut bahwa :
Tegangan yang dihasilkan oleh alternator DC pada beban 0,03A adalah sebesar 13,2 volt,
pada putaran 1175 rpm yang dihasilkan dari putaran poros turbin kincir air 5,3 rpm, dan
menghasilkan tegangan pada inverter sebesar 230volt.
Pada arus beban terukur sebesar 2,70A tegangan alternator 11,32, maka tegangan
inverter turun 0,72 menjadi 216 volt. Hal tersebut menandakan bahwa dengan naiknya
arus beban, maka sangat mempengaruhi penurunan tegangan pada inverter, hal ini
menunjukkan adanya peningkatan jumlah beban yang dapat dimanfaatkan
Hasil pantauan
frekuensi setelah
ada pemasangan
alternator perbandingan
frekuensi terhadap putaran poros alternator pada menunjukkan bahwa, jika terjadi suatu
penurunan putaran alternator sebesar 23 maka frekuensi masih bertahan pada posisi 50
Hz. Hal ini menunjukkan bahwa arus beban pada 2,70A dalam kondisi stabil.
Melihat kondisi hasil pengukuran dilapangan saat ini, beban sebesar 2,70A sudah cukup
maksimal, mengingat kondisi aliran air pada irigasi
belum maksimal,
dikarenakan terjadinya pendangkalan pada saluran.
Melalui PLTMh yang sudah diting- katkan dayanya dari 1,2A menjadi 2,70A
pada frekuensi 50Hz, diharapkan masyarakat Singosaren dapat memanfaatkan sebagai sara-
na produktif untuk pertukangan dan kerajinan serta parut kelapa. Sehingga pendapatan
240
perekonomian dusun tersebut dapat mening- kat. Di samping itu, untuk sarana penerangan
jalan umum di malam hari. Hal perlu diperhatikan kususnya untuk didaerah-daerah
pedesaan yang memiliki potensi aliran air deras dari sungai dapat dibangun mikrohidro.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan terlaksananya penelitian ini tentu tidak luput dari peran serta masyarakat
di dusun Singosaren Wukirsari yang telah banyak membantu menyediakan tempat dan
sarana dalam pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA [1] Djojonegoro,W.,1992, Pengembangan dan
penerapan energi baru dan terbaru- kan, Lokakarya Bio Mature Unit
BMU untuk pengembangan masya- rakat pedesaan, BPPT, Jakarta.
[2] Donianto., D. 2008. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.
http:danar donianto.multiply.com
[3] Sutisna, Nanang, 2004, Departemen Ener- gi Kembangkan Sistem Mikrohidro.
www.lin.go.id [4] Abdulkadir, E. 1995, Energi. Universitas
Indonesia Press, Jakarta [5] Suyanto., M. 2012” Peningkatan daya
pada pembangkit listrik mikrohidro PLTMh di daerah Imogiri Bantul
Jogjakarta,Jurnal Teknologi Technos- cientia, Vol. 5 No 1, Agustus. 2012.
[6] Zuhal,1995, Policy Development Pro- grams on Rural Electri Scation for
next 10 years, Ditjen.Listrik Pengembangan Energi, Departemen
Pertambangan dan Energi, Jakarta.
[7] Sumanto, 1996, Mesin Sinkron. Andi Jogjakarta
[8] PUIL, 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000, Standar Nasional Indo-
nesia, P.T PLN Indonesia SNI Ja- karta
[9] Harten, P.V, 1986. Instalasi Listrik arus Kuat 3 Terjemahan Ir. E. Setiawan.
PT. Binacipta. Jakarta. [10]
http:duniaLstrik.blogspot.com200909 animasi-generator-dc dan generator
ac.html
DISKUSI
Pertanyaan : Outputnya AC? Hasil?
Jawab
: ya, 220 V
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
241
PIRANTI CERDAS PEMANTAUAN TRACKING BENDA BERGERAK DENGAN FITUR LBS LOCATION BASED SERVICE
BERBASIS MOBILE
Uning Lestari
1
, Samuel Kristiyana
2
1
Teknik Informatika, Institut Sains Teknologi AKPRIND Yogyakarta
2
Teknik Elektro, Institut Sains Teknologi AKPRIND Yogyakarta Email:
uningakprind.ac.id ,
yana_istayahoo.com
ABSTRAK
Informasi posisi di permukaan bumi sangat penting untuk pemetaan, navigasi, tracking, sampai dengan untuk keperluan keamanan dan militer. Modul GPS Global Position System sudah banyak
digunakan dalam berbagai kepentingan namun hanya menampilkan data-data posisi ditempat modul tersebut berada. Penelitian ini membangun sistem cerdas untuk memonitor pergerakan benda tracking
dipermukaan bumi yang terbagi dalam tiga bagian yaitu modul penerima sinyal dari satelit GPS, pengiriman data posisi dengan teknologi GPRS General Packet Radio Service dengan fasilitas layanan
pesan singkat, dan bagian aplikasi monitoring untuk melihat visualisasi data pada peta digital dan sekaligus dapat menyimpan data posisi kedalam server. Pada penelitian tahun pertama telah
menghasilkan produk berupa rangkaian GPS Tracking Module dan unit kendali mikrokontroler yang digunakan sebagai GPS yang dipasangkan pada objek bergerak yang akan dipantau dan juga telah
dihasilkan software yang dapat mengirimkan dan menerima message berbasis SMS untuk meminta dan mengirim posisi objek yang dipantau dan data posisi tersebut divisualisasikan dalam bentuk peta digital.
Dalam penelitian tahun kedua ini telah dibangun sistem aplikasi cerdas yang tertanam embedded system pada sistem operasi Android dengan dilengkapi fitur Location Based Service LBS yang dapat
menampilkan lokasi-lokasi terdekat, dalam hal ini menampilkan lokasi layanan kesehatan,dan SPBU. Sistem ini bermanfaat bagi receiver untuk mengetahui keberadaan objek yang dipantau kendaraan
sehingga jika kendaraan berada di luar ruangan yang sinyalnya tidak bagus dan dalam keadaan darurat kehabisan bensin atau sakit maka receiver dapat memberikan informasi posisi layanan lokasi terdekat ke
pengendara mobil terpantau, misal layanan pos SPBU atau layanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas ataupun apotik.
Kata kunci : GPS, tracking, GPRS, SMS Service, Location Based Service.
PENDAHULUAN
Duniateknologiberkembangsangatpesat.Terlebi hlagidalambidangteknologiinformasi.Belakang
anini,teknologiGPS Global
Positioning Systemsangatpopular
sekali di
masyarakat.Teknologiinimampumemberikanin formasikedudukanbenda
yang berada
dipermukaanbumi.Informasi yang
disajikanmemilikikoordinattigadimensi, yaituposisiterhadapgarislintang,
bujurdanketinggiandaripermukaanlaut.
Kemajuanteknologipenentuanlokasiseperti ber kembangpesatdengantingkatakurasi
yang semakintelitidanbermacamvariasi.
Posisidapatdiketahuijikamembawaalat yang
diberinama GPS receiver yang
berfungsiuntukmenerimasinyalsatelit GPS. GPS
receiver berbentukmodulmenghasilkan data NMEA
yang berisi
data posisi.Perkembanganjaringanteknologi
wireless, khususnyahandphone,
semakinpesat.Sebuahhandphone tipetertentusu dahdilengkapifitur Java dan GPRS[1]
. FiturJava
memungkinkanmenambahkanaplikasi yang
dibangundengan J2ME.Peranan petadigitaldalambidang
komunikasi bergerakGlobalsystemforMobileCommunicatio
ns GSMsangat
penting,salahsatunyapadasistempengukurandan kinerjajaringanGSM[2].Teknologi
GPRS GeneralPacket
Radio Service dapatdigunakansebagai
media pengiriman data secaranirkabelmelaluikoneksi
internet.Contohaplikasiiniadalahuntuktracking bendabergerakadalahmekanismememantaukeb
eradaanbendabergerakmisalkendaraan yang
bergerakdanjalurnya di
mukabumi.Pengertianbergerakdalamperpektifg
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
242 eografiadalahperpindahanposisisuatuobyekdari
suatukoordinatkekoordinat lain.
Trackingdiperolehdenganmerekam data
perpindahantersebut.Penerapansistemini, pihak operator
tidakperlumenanyakankepengemuditentangpos isinya.
Location Based
Service LBS
adalahmekanismelayanan yang
menyediakaninformasitentanglokasi[3]. Location
Based Service
LBS atauLayananBerbasisLokasimerupakansuatula
yanan yang
bereaksiterhadapperubahanentitasposisisehingg amampumendeteksiletakobjekdanmemberikanl
ayanansesuaidenganletakobjek yang
telahdiketahuitersebut.TeknologiPositioning System yang dipergunakanadalah Cell-ID yang
berasaldariposisiBase Transceiver
Station BTS.
SebuahLayananBerbasisLokasiadalahlayananin formasidanhiburan,
dapatdiaksesdenganperangkatselulermelaluijari ngandanmemanfaatkankemampuanuntukmema
nfaatkanposisigeografisperangkatseluler.Sebua hlayanan
LBS dapatdigunakandalamberbagaikonteks,
sepertikesehatan, pekerjaan, kehidupanpribadi, informasi,
dan lain-
lain.LayananBerbasisLokasimencakuplayananu ntukmengidentifikasilokasiseseorangataubenda,
sepertimenemukanmesin ATM
terdekatperbankanatau di
manasekitardariseorangtemanataukaryawan.La yanantersebutmeliputipelacakanpaketdanlayana
npelacakankendaraan.
Pada penelitian
tahun pertama
telah menghasilkan produk berupa rangkaian GPS
Tracking Moduke
dan unit
kendali mikrokontroler yang digunakan sebagai GPS
yang dipasangkan pada objek bergerak yang akan dipantau. Pada penelitian tahun pertama
ini juga telah dihasilkan program berupa software
yang dapat
mengirimkan dan
menerima message
berbasis SMS untuk meminta dan mengirim posisi objek yang
dipantau dan
data posisi
tersebut divisualisasikan dalam bentuk peta digital.
Hasil sistem tersebut masih dalam bentuk web service.Karena receiver dalam meminta data
posisi masih menggunakan SMS dalam pengiriman datanya dan informasi data
ditampilkan dalam bentuk web service, maka pada penelitian tahun kedua ini akan
dilanjutkan dengan pembuatansistem cerdas pemantauan tracking benda bergerak yang
langsung
tertanam ke
media penerima
handphone yang berbasis Sistem Operasi Android sehingga
receiverpemantau tidak perlu lagi meminta data dalam bentuk SMS,
tetapi dengan langsung membuka aplikasi di media handphone penerima.
Pada penelitian tahun ke dua ini telah dikembangkan sistem yang menggunakan LBS
Location Based
Service, sehingga
penerimapemantau dapat mengetahui lokasi- lokasi terdekat dengan objek yang dipantau.
Pada penelitian ini akan dicari lokasi terdekat objek berupa lokasi layanan-layanan kesehatan
dan lokasi layanan SPBU, sehingga receiver pada kondisi darurat di perjalanan dapat
mengetahui lokasi-lokasi layanan kesehatan dan layanan SPBU yang terdekat dengan objek
yang dipantau.
Dari studi pustaka yang telah dilakukan terhadap penelitian sebelumnya oleh Prabowo
[4]“Rancang Bangun
Aplikasi Pemantau
Penyelewengan Kendaraan Dinas Dengan Menggunakan
Modul GPS”,
dibahas bagaimana
membangun aplikasi
website pemantauan kendaraan dinas, hanya saja data
yang di peroleh bukan langsung dari data gps tacking
unit tetapi berdasarkan simulasi menggunakan aplikasi telpon selular. Sunyoto
[3] telah melakukan modifikasi terhadap
software open source yang banyak digunakan oleh perusahaan jasa monitoring kendaraan
yaitu OpenGTS
TM.
Tetapi, yang disayangkan dari penelitian ini adalah membutuhkan sebuah
server dengan spesifikasi hardware yang cukup tinggi dan membutuhkan IP Publik.
Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh kesimpulan
bahwa mereka menggunakan sistem yang lebih rumit sehingga masyarakat enggan untuk
mengaplikasikannya, ditambah lagi dengan biaya berlangganan yang cukup mahal. Jadi
penelitian tersebut sulit dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Hasil dari penelitian tersebut lebih cocok apabila diterapkan pada
sebuah perusahaan
atau instansi
yang berorientasi bisnis atau memiliki anggaran
yang cukup besar.Andaikataditerapkan pada
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
243 masyarakat,
hanyamasyarakatperekonomian menengah keatas
yang dapat menikmati teknologitersebut.
METODE
Arsitektur Sistem aplikasi Tracking dapat dilihat pada Gambar 1. Pada Blok I berisi
seperangkat GPS dan handphone. Blok I bertugas mengirimkan data posisi yang dibaca
dari GPS ke Blok II secara otomatis.
Modul GPSreceiver danhandphonedikoneksikanmenggunakanbluet
ooth, kemudian data posisidarimodul GPS receiver
diambil handphone melaluiaplikasi J2ME.
Aplikasiinipertamamengambil data
NMEA tipe RMC. Data tersebut kemudian di- parsing untuk dipisahkan antara data longitude,
latitude, dan kecepatan dikirimkan ke Web Server melalui jaringan GPRS. Web server
dilengkapi denganpemrograman internet server- side scripting ASP untuk menangkap data
posisi longitude dan latitude, kecepatan dan status yang dikirim. Kemudian Web server dan
Database server berfungsi menerima data posisi, yang berfungsi memvisualisasikan posisi
objek bergerak kendaraan di atas peta digital. Data posisi dan tracking kendaraan diambil dari
database. Tipe koordinat yang digunakan pada MapObject ActiveX untuk menampilkan peta
adalah D.d, sehingga data longitude dan latitude dari database dalam bentuk DM.m perlu
dikonversi ke bentuk D.d. Data tersebut dijadikan dasar untuk memvisualisasikan posisi
kendaraan yang diwakili dengan sebuah titik di atas peta digital yang telah diload dari file .shp
sebelumnya.
Gambar 1 . Arsitektur Sistem Tracking
Sedangkan desain sistem pemantauan posisi secara keseluruhan dapat dilihat pada
Gambar2
.Gambar tersebut menjelaskan
aplikasi sistem yang dibagi menjadi 2 blok, yaitu blok sistem aplikasi penerima terdiri
dari Komputer dan modem GSM dan blok alat aplikasi terdiri dari Modem GSM, alat
Sistem Pengendali berbasis Mikrokontroler dan Module GPS Tracker. Kedua blok
tersebut dihubungkan dengan Satelit dan Operator seluler GSM.
Proses pemantauan tersebut mengikuti langkah-langkah:
- Diawali dengan pengiriman permintaan
untuk ambil data posisi ambil data. -
Kemudian modem
GSM akan
dikoneksikan dengan unit Sistem Pengandal Berbasis Mikrokontroler dan
Module GPS Tracker. -
Module GPS tracking akan mencari
data posisi dari satelit yang meliputi data posisi
longitudegaris bujur, latitude
garis lintang dan speed
kecepatan. -
Data posisi tersebut akan dikirimkan ke aplikasi penerima dan diterjemahkan
dalam bentuk peta digital.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk aplikasi ini adalah rangkaian Modul GPS receiver,
PersonalComputer PC,
smartphonehandphone. Software
yang digunakan adalah Java Media Framework,
Metbean IDE 7.1, PHP dan MySQL.
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
244
Gambar 2
. Desain sistem pemantauan posisi secara keseluruhan
HASIL DAN DISKUSI
Hasil penelitian sistem aplikasi pemantau tracking benda bergerak telah didapatkan
hasil sistem tracking
melalui media informasi berbasis SMS ataupun web
service. Seorang receiver dapat mengetahui posisi keberadaan objek yang dipantau yang
telah terpasang GPS Module Tracker
melalui media SMS ataupun web service. Sistem
aplikasi dapat
memberikan informasi berupa data-data posisi objek
yang dipantau dan juga visualisasi data berupa peta digital.
Pengujian dilakukan
dengan menghubungkan
Sistem Pengendali
berbasis mikrokontroler dengan module GPS Tracker. Pengujian ini dilakukan
untuk menguji pembacaan data-data NMEA melalui
sistem pengendali
berbasis mikrokontroler. Alat GPS ModuleTracker
dapat dilihat pada Gambar 3.
Data NMEA yang sudah diproses dan diterima oleh modul GPS dari satelit akan
diambil oleh minimum sistem pengendali dengan menggunakan port serial AT
MEGA dengan Buffer RS 232. Data yang diambil tersebut akan dipilih yang berupa
GPRMC yang terdiri dari data longitude garis bujur, altitude garis lintang dan
speed. Data yang pada awalnya berupa data-data biner kemudian akan diubah ke
dalam data-data decimal agar mudah dibaca oleh receiverpenerima. Data tersebut akan
ditampilkan
di LCD
pada Sistem
Pengendali. Data yang sudah terbaca di LCD kemudian akan dikirimkan melalui
SMS ke receiver dengan format SMS :
“SN,Koordinat Latitude,Latitude,WE,Koordinat
Longitude,Longitude
,Speed”
Keterangan: SN : menunjukkan SouthNorth
WE : WestEast
Contoh : S,07,47.0758,E,110,23.1544,0.3
Rumus Konversi dari Format GPS ke Google Maps :
A = 47.0758 60 = 0,785966666666667 B = 23.1544 60 = 0,3859066666666667
Latitude Baru
= 07 + A = 7,785966666 Longitude Baru= 110 + B= 110,38590666
Hasil konversi nilai longitude dan altitude yang baru inilah yang akan ditampilkan
dalam bentuk peta digital di aplikasi pemantaureceiver
Gambar 3 . Alat GPS Module Tracker
Aplikasi ini
membutuhkan seorang
administrator database yang memasukkan data-data ke database sistem. Data-data
yang dientrikan meliputi informasi tentang
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
245 data layanan kesehatan apotik, puskesmas,
rumah sakit dan pos-pos SPBU. Tampilan interface untuk administrator
dalam mengolah data dapat dilihat pada Gambar
4,5 dan
6. Gambar
4 merupakaninterface
untuk memasukkan data kategori jenis layanan yang meliputi
Apotik, Rumah Sakit, Puskesmas, dan SPBU. Pada interface ini administrator
dapat mengedit jenis layanan meliputi menu OPSI Ubah atau Hapus
Gambar 4 . Interface untuk memasukkan kategori lokasi layanan
Pada Gambar 5 digunakan administrator untuk menginputkan detail setiap kategori
yang meliputi : Layanan, Jenis layanan, Alamat, Gambarcover. Untuk menambah
data layanan dapat dibuat dengan meng-klik menu TAMBAH DATA dan diisikan data-
datanya beserta posisi pada peta. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 5 . Interface Data Layanan lokasi
Gambar 6
. Interface untuk tambah data layanan lokasi
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
246 Pada aplikasi ini user pemantau receiver
adalah orang
yang berkepentingan
memantau objek bergerak yang telah terpasang GPS Module Tracking yang
dalam penelitian ini dipasang dikendaraan mobil. User pemantau dapat melihat
keberadaan
kendaraan tersebut
dari handphone atau PC server.
Tampilan interface
awalHome sistem aplikasi berbasis web service dapat
dilihat pada Gambar 7. Pada tampilan awal sistem ini terdiri dari menu utama Map dan
Get Data
. Cara kerja sistem ini adalah: -
Aplikasi penerima harus mengirimkan permintaan ke alat GPS Tracking
Module untuk ambil data posisi melalui menu SEND SMS. Ketik nomor GSM
Module GPS Tracking
- Modem GSM akan dikoneksikan
dengan rangkaian sistem Pengendali berbasis Mikrokontroler.
- Modul GPS Tracking akan mencari
posisi GPS yang dikirimkan dari satelit. -
Data posisi tersebut akan dikirimkan ke aplikasi
penerima dan
kemudian diterjemahkan dalam bentuk petamap.
Gambar 7 . Tampilan interface awal sistem aplikasi tracking
Langkah selanjutnya setelah pembacaan jalurroute posisi objek yang masih dalam
bentuk data-data decimal, maka dilakukan penerjemahan data-data tersebut ke dalam
bentuk tracking berupa rute objek yang dipantau dari posisi awal sampai akhir.
Bagian aplikasi akan memproses setiap SMS
yang berasal
dari alat
GPS TrackingModule dan mengambil data-data
posisi yang berupa data bujur dan lintang sebagai nilai untuk membuat titik-titik
dalam peta. Hasil uji coba tracking tersebut dengan mengirimkan sms dari dari nomor
handphone
pemantau dapat dilihat pada
Gambar 8 .
Gambar 8 . Tampilan hasil tracking dengan posisi lokasi Rumah Sakit, Puskesmas, Apotik, dan SPBU
terdekat
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
247 Receiver dapat melihat detail lokasi-lokasi
yang telah tampil di peta dengan meng-klik ikon tersebut. Salah satu contoh untuk
melihat informasi
tentang layanan
kesehatan Puskesmas dapat dilihat pada
Gambar 9
. Untuk melihat informasi
tentang SPBU terdekat dapat meng-klik ikon SPBU dan akan tampil informasi
tentang data SPBU, foto dan alamatnya Gambar 10.
Gambar 9 . Tampilan pencarian lokasi Puskesmas terdekat dengan posisi kendaraan terpantau
Gambar 10 . Tampilan pencarian lokasi SPBU terdekat dengan posisi kendaraan terpantau
Pada sistem aplikasi ini juga dilengkapi dengan fasilitas detail kendaraan yang telah
terpasang GPS Modultracking. Receiver dapat melihat detail kendaraan yang
dipantau melalui media handphone atau PC server. Detail tersebut akan muncul jika
receiver meng-klik ikon mobil dan akan muncul informasi tentang keberadaan
mobil, kecepatan dan lokasi sebelumnya. Hasil interfaceini dapat dilihat pada
Gambar 11
. Hasil sistem aplikasi dan ujicoba–ujicoba
yang telah dilakukan terhadap data-data posisi bagian GPS Tracker Modul
akan selalu dikirim dengan interval waktu yang
ditentukan. Akan tetapi antara waktu
penerimaan data-data posisi tersebut dengan waktu penerimaan data-data posisi oleh
bagian server sistem tentunya akan terdapat selang waktu interval. Pengujian simulasi
pemantauan posisi kendaraan dilakukan pada siang hari dengan jeda waktu tetap
yaitu 1 menit.Dari uji coba sebanyak 22 kali diperoleh
Interval diperoleh
dengan
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
248 menghitung jarak waktu antar waktu
pengiriman dan waktu penerimaan SMS. Pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel
1. Dari pengujian didapatkan rata-rata interval adalah 8 detik. Interval waktu
tersebut sangat dipengaruhi oleh provider GSM yang dipakai. Pada pengujian ini
digunakan kartu As dari Telkomsel untuk Modul GPS Traker dan menggunakan kartu
Three dari provider Indosat.
Gambar 11 . Tampilan detail kendaraan yang terpasang alat GPS Module Tracker
Tabel 1 . Uji Coba pengiriman SMS data posisi
yang dikirimkan ke server sistem dan waktu tunda penerimaannya.
Waktu Tanggal
Bujur Lintang
Tunda penerimaan
14.04 12 Mei 2014
47.0758 23.1544
3 detik 14.05
12 Mei 2014 47.0758
23.1544 8 detik
14.06 12 Mei 2014
47.0758 23.1544
11 detik 14.07
12 Mei 2014 47.0758
23.1544 9 detik
14.08 12 Mei 2014
47.0758 23.1544
12 detik 14.09
12 Mei 2014 47.0758
23.1544 7 detik
14.10 12 Mei 2014
47.0758 23.1544
9 detik 14.11
12 Mei 2014 47.0758
23.1544 8 detik
14.12 12 Mei 2014
47.0758 23.1544
13 detik 14.13
12 Mei 2014 47.0758
23.1544 5 detik
14.14 12 Mei 2014
47.0758 23.1544
3 detik 14.15
12 Mei 2014 47.0758
23.1544 7 detik
14.16 12 Mei 2014
47.0758 23.1544
9 detik 14.17
12 Mei 2014 47.0758
23.1544 5 detik
14.18 12 Mei 2014
47.0758 23.1544
3 detik 14.19
12 Mei 2014 47.0758
23.1544 14 detik
14.20 12 Mei 2014
47.0758 23.1544
11 detik 14.21
12 Mei 2014 47.0758
23.1544 9 detik
14.23 12 Mei 2014
47.0758 23.1544
7 detik 14.24
12 Mei 2014 47.0758
23.1544 10 detik
14.26 12 Mei 2014
47.0758 23.1544
9 detik 14.27
12 Mei 2014 47.0758
23.1544 6 detik
KESIMPULAN
Hasil penelitian sistem piranti cerdas pemantauan
tracking menghasilkan
beberapa kesimpulan yaitu: -
Sistem ini sangat bermanfaat bagi receiverpemantau untuk mengetahui
keberadaan objek
yang dipantau
kendaraan sehingga jika kendaraan berada di luar ruangan yang sinyalnya
tidak bagus dan dalam keadaan darurat maka
receiver dapat
memberikan informasi posisi layanan lokasi terdekat
ke pengendara mobil terpantau, misal layanan pos SPBU atau layanan
kesehatan seperti
rumah sakit,
puskesmas ataupun apotik. -
Rata-rata interval
waktu antara
pengiriman SMS oleh bagian modul GPStracker dengan waktu penerimaan
pesan oleh aplikasi server web adalah 8 detik.
- Kemajuan teknologi penentuan lokasi
seperti GPS GlobalPositioning
Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
249 System berkembang pesat saat ini telah
mengalami beberapa kemajuan dengan tingkat akurasi yang semakin teliti.
Posisi dapat diketahui jika membawa alat GPS receiver yang berfungsi untuk
menerima
sinyal dari
satelit GPS. GPS receiver berbentukmodulme
nghasilkan data NMEA yang berisidata posisi. Pembacaan data NMEA secara
penuh dan lengkap akan menghasilkan informasi posisi dan visualisasi yang
baik
- Untuk menghasilkan sistem pemantauan
jaringan yang akurat, handal, dan efisien, dibutuhkan sebuah perangkat
lunak yang bisa melakukan akuisisi data posisi dari GPS, dan menggabungkan
data posisi yang berupa peta digital dengan data kualitas jaringan.
- Metode
penentuan posisi
pada penelitian ini menggunakan metode
Absolutatau point positioning, dimana penentuan posisi hanya berdasarkan
satu penerima receiver.
Sistem aplikasi ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya penentuan posisi
GPS sering terjadi kesalahan yang timbul karena referensi waktu ,dan ketepatan akan
didapat jika terdapat minimal 4 satelit dan terjadinya multipath dimana GPS receiver
tidak hanya menerima sinyal dari satelit tetapi juga bisa saja menerima dari pantulan,
dari perangkat lain
di daratan dan sebagainya, selain itu juga bertambahnya
waktu perjalanan sinyal untuk sampai ke penerima
GPS tersebut
dapat mempengaruhi ketelitian pengukuran. Dari
kelemahan-kelemahan tersebut perlu dibuat pengembangan sistem tracking yang dengan
metode relative atau differential positioning dimana
penentuan posisi
dengan menggunakan lebih dari sebuah penerima.
Satu GPS dipasang pada lokasi tertentu dimuka bumi dan secara terus menerus
menerima sinyal dari satelit dalam jangka waktu terntu dijadikan sebagai referensi
bagi yang lainnya.
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Ditjen DIKTI yang telah memberikan dana penelitian ini dalam skim Hibah Bersaing
Tahun ke-2 tahun 2014.
DAFTAR PUSTAKA [1]
Schmidt, A., Holleis, P., Kranz, Matthias., Rukzio, E., ____, 2008
“Accessing GPS Receiver from Mobile Phone
Via Bluetooth”,
http:www.hcilab.orgdocumentstutor ialsBT_GPSBT_GPS.htm, Ludwig-
Maximilians-University Munich. [2] Radisetal, D., Bulavas, V., dan
Pleskis, K.
2007.GSM NetworkPlanningToolson aBase of
ArcView GISdari
http:gis2.esri.com [3] Sunyoto, A. 2008. Mobile Tracking
Memanfaatkan Teknologi
Global Positioning System GPS dan General
Packet Radio
Service GPRS.http:www.andisun.comjurna
lmobile-tracking-memanfaatkan- teknologi-global-positioning-system-
gps-dan-general-packet-radio-service- gprs.
[4]Prabowo, F.B.,
2011. Publikasi
:RancangBangunAplikasiPemantauPen yelewenganKendaraanDinasDenganM
enggunakanModul GPS. Yogyakarta : STMIK AMIKOM.
DISKUSI
Pertanyaan :Jika pulsa habis bisakah pakai
free Jawab
: tidak bisa tapi server ini bisa dipakai yang data ada pulsa atau data
simpati, telkomsel XL Pertanyaan
:Yang baik pake gsm apa?
Jawab : Simpati dan xl yang sudah dicoba
lainnya belum perbah dicoba
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
250
RANCANG BANGUN RANGKAIAN RELE PENGAMAN UNTUK MENGATASI
GANGGUAN MOTOR INDUKSI 3 FASA
1
Endro Wahjono,
2
Suhariningsih,
3
Achmad Rhana Ferditya
Elektro Industri, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
1
endropens.ac.id
2
nuningpens.ac.id
3
ferdifixiegmail.com
ABSTRAK
Motor induksi tiga fasa adalah salah satu motor listrik paling popular yang sering digunakan baik perusahaan besar maupun kecil, salah satu alasan mengapa motor induksi tiga fasa ini popular adalah low maintenance daripada
motor-motor yang lain. Adapun gangguan-gangguan yang sering dialami oleh motor induksi tiga fasa seperti Overload, Overvoltage, Unbalance Voltage dan Phase Failure. Terjadinya gangguan pada motor induksi tiga fasa
adalah karena seringnya dioperasikan melebihi kapasitas yang dimiliki oleh motor induksi tiga fasa dan kurangnya perawatan secara berkala oleh operator atau teknisi disebuah industri sehingga menyebabkan kerusakan yang
mengakibatkan kegagalan operasi dari motor induksi tiga fasa. Gangguan-gangguan tadi harus segera ditanggulangi dengan cara memutus sumber tiga fasa oleh kontaktor, standar yang digunakan adalah ANSI Std C84,1-1989 untuk
Unbalance Voltage, gangguan Overload sesuai dengan Protection Relay CKR series sedangkan toleransi Overvoltage sebesar -5 dan +10, untuk gangguan Phase Failure dideteksi dari adanya sambungan sumber tiga
fasa yang hilang. Sistem proteksi bekerja dengan cara membandingkan nilai setting point dan nilai parameter baik arus dan tegangan yang melewati sistem. Projek akhir ini diharapkan dapat bekerja dengan membandingkan set poin
antara 2 hingga 7 Ampere untuk Overload, tegangan antara 350 sampai 380 dengan presentasi 0 sampai 10 untuk Unbalance Voltage dan tegangan 418 Volt untuk Overvoltage.
Kata-kata kunci: motor induksi tiga fasa, sensor arus, sensor tegangan, overload, overvoltage, unbalance voltage, phase failure, STM32F4
PENDAHULUAN Motor induksi tiga fasa adalah tergolong salah
satu jenis motor AC yang sering digunakan di dunia industri daripada jenis motor yang lain
seperti motor DC, motor induksi tiga fasa juga mempunyai kelebihan yaitu low maintenance,
kontruksi kokoh dan mempunyai efisiensi tinggi membuatnya banyak digunakan pada plan
dengan skala besar.
Dalam kenyataannya, banyak sekali dijumpai permasalahan
yang mungkin
tidak diperhitungkan sebelumnya, seperti pemakaian
yang terus-menerus membuat motor induksi tiga fasa mengalami kelebihan beban atau overload
yang menyebabkan
motor mengalami
overheating atau panas yang berlebih. Pada paper ini dibahas mengenai gangguan-
gangguan yang sering terjadi pada motor induksi tiga fasa seperti
Overload, Overvoltage,
Unbalance Voltage dan Phase Failure. Gangguan Overload terjadi karena beban yang
ditanggung oleh motor terlalu besar, sehingga terjadi lonjakan arus yang melebihi arus nominal
pada motor yang membuat motor mengalami kerusakan. Ada dua karakteristik waktu pada
gangguan overload, yaitu definite time dan inversee time. Definite time bekerja sesuai
dengan waktu yang kita setting, apabila kita setting 5 pada arus 6 ampere, maka sistem akan
trip pada arus 6 ampere dan waktu terjadinya trip selama 5 detik. sedangkan karakteristik
inverse yang kita gunakan adalah jenis very inverse,
di mana waktu terjadinya
trip berbanding terbalik dengan besarnya arus yang
lewat. Persamaan very
inverse dinyatakan
sebagai berikut.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
251 Unbalance
Voltage terjadi
karena ketidaksamaan tegangan per fasa, baik fasa R, S
atau T. Pada kenyataannya, sulit mendapatkan tegangan yang seimbang dari sumber tiga fasa,
sehingga terdapat standar toleransi prosentasi sumber tiga fasa. Berikut Tabel 1 adalah standar
toleransi Unbalance Voltage.
Tabel 1
. Tabel standar Unbalance Voltage
Standar Unbalance Voltage
Maximum
ANSI Std C84.1 – 1989
3
Pacific Gas and Electric
2,5
NEMA Std MGI.1993
1 Perhitungan Unbalance Voltage menurut standar
NEMA Std MGI.1993, Pacific Gas and Electric, ANSI Std C84.1 – 1989 adalah sebagai berikut :
Gangguan Overvoltage
disebabkan karena tegangan yang melewati sistem melebihi dari
tegangan yang
dibutuhkan. Gangguan
Overvoltage dapat menyebabkan overspeed pada motor dan berakhir dengan kerusakan. Adapun
toleransi kenaikan tegangan, yaitu +10 dari tegangan awal, yaitu 380 Volt
Sedangkan yang terakhir adalah gangguan Phase Failure, yang disebabkan oleh terlepasnya salah
satu atau salah dua sambungan sumber tiga fasa yang mengakibatkan beban tidak dipasok
dengan baik.
KONFIGURASI SISTEM Pada proyek Rancang Bangun Rangkaian Rele
Elektronik Untuk Mengatasi Gangguan Motor Induksi Tiga Fasa dirancang seperti blok
diagram
pada Gambar
1 .
Gambar 1.
Blok Diagram Sistem
PERANCANGAN SENSOR TEGANGAN Sensor tegangan digunakan untuk men-setting
tegangan yang lewat pada sambungan tiga fasa, sehingga bisa menentukan parameter tegangan
yang ditentukan. Pada perancangan sensor tegangan, dibutuhkan potensial transformer
untuk menurunkan tegangan dari 380 Volt AC menjadi 12 Volt AC yang mana akan dikonversi
lagi menjadi menjadi 3 Volt DC melalui rectifier dan voltage divider. Berikut adalah gambar dari
rangkaian sensor tegangan yang ditunjukan pada Gambar 2
dan hardware sensor tegangan pada
Gambar 3 .
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
252
Gambar 2.
Rangkaian Sensor Tegangan
Gambar 3. Hardware
Sensor Tegangan
PERANCANGAN SENSOR ARUS Sensor
arus digunakan sebagai penentuan
parameter arus yang melewati masing-masing fasa pada sumber tiga fasa, pemasangannya
secara seri pada tiap-tiap fasa. Jenis sensor arus yang digunakan adalah ACS 712 dengan range
20A. Berikut Gambar 4 adalah rangkaian sensor arus dan Gambar 5 merupakan hardware
sensor arus.
PERANCANGAN SOFTSWITCH Softswitch digunakan sebagai pengganti rele
yang berfungsi
untuk memutus
atau menyambung kontaktor pada sistem. Rangkaian
softswitch ini menggunakan MOC 3014 dan BTA 12 sebagai TRIAC. Jadi, fungsi spesifik
rangkaian softswitch untuk meredam arus yang muncul ketika memutus kontaktor
yang menerima respon dari mikrokontroler. Berikut
Gambar 6
adalah rangkaian softswitch dan
Gambar 7 adalah hardware softswitch.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
253
Gambar 4. Rangkaian Sensor Arus
Gambar 5. Hardware
Sensor Arus
Gambar 6.
Rangkaian Softswitch
Gambar 7. Hardware Softswitch
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
254
PERANCANGAN MIKROKONTROLLER DAN USER INTERFACE
Mikrokontroller digunakan
sebagai pembanding semua parameter yang dibutuhkan
pada projek ini. Keluaran dari masing-masing besar tegangan output sensor akan diolah pada
mikrokotroller sehingga bisa menentukan pada tegangan dan arus berapa saja sistem akan trip.
Untuk menetukan gangguan apa saja yang diproteksi, dibutuhkan User interface untuk
memudahkan
dalam pengoperasian
alat. Mikrokontroller
yang digunakan
adalah STM32F407,
dan User
interface yang
digunakan menggunakan LCD TFT 3,2 inch. Berikut gambar hardware mikrokontroller dan
user interface ditunjukan pada Gambar 8.
Gambar 8. Hardware Mikrokontroller dan User
interface
PENGUJIAN DAN ANALISA Setelah
perancangan selesai,
dilakukan pengujian per partisi dan pengujian sistem
integrasi.
PENGUJIAN SENSOR TEGANGAN Pengujian sensor tegangan dilakukan dengan
cara pengambilan data yang dilakukan pada output potensial transformer dan output voltage
divider yang ditunjukan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tabel Data Sensor Tegangan
V in 3ø
Volt Vout Potensial
transformer Volt
V out Voltage Divider
Volt V
ac R-S
V ac
S-T V
ac R-T
V dc R-S
V dc S-T
V dc R-T
400 13,11 13,90 12,55
3,23 3,34
3,13 395
12,98 13,52 12,48 3,20
3,31 3,09
390 12,67 13,49 12,20
3,18 3,24
3,08 385
12,52 13,38 12,14 3,16
3,18 3,02
380 12,37 13,34 11,97
3,11 3,10
2,98 375
12,34 12,88 11,80 3,10
3,09 2,93
370 12,13 12,85 11,57
3,07 3,03
3,90 365
11,78 12,57 11,49 2,97
2,99 2,85
360 11,65 12,40 11,35
2,90 2,94
2,74
Dapat dilihat pada Tabel 2, output dari potensial transformer akan dibaca oleh voltage divider
yang nantinya akan diolah kembali pada ADC mikrokotroller. Besar nilai tegangan yang
mampu dibaca mikrokontroller sebesar 3 Volt.
PENGUJIAN SENSOR ARUS Pengujian sensor arus dilakukan dengan cara
menyambungkan rangkaian sensor arus secara seri pada masing-masing fasa. Dimana pada
projek ini sensor arus hanya di pasang seri pada fasa R dan S. Berikut Tabel 3 menunjukkan data
sensor arus.
Tabel 3. Data Sensor Arus
Arus VoutIr
VoutIs 2,10
2,10 0,5
2,11 2,12
1 2,15
2,15 1,5
2,20 2,22
2 2,22
2,23 2,5
2,25 2,27
3 2,29
2,31 3,5
2,33 2,34
4 2,36
2,37 4,5
2,40 2,42
5 2,47
2,48 5,5
2,50 2,51
6 2,53
2,55
Dari data di atas bisa dilihat, tegangan output dari sensor arus akan diolah pada ADC
mikrokontroller sebagai parameter arus untuk men-trip-kan sistem.
PENGUJIAN SOFTSWITCH Pengujian softswitch dilakukan dengan cara
memberikan tegangan 5 Volt DC yang diperoleh dari VCC mikrokotroller, sehingga softswitch
dan sumber akan dialiri sumber, begitu pula sebaliknya.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
255
PENGUJIAN OVERLOAD Pengujian overload dilakukan dengan cara
memasang beban utama yaitu motor induksi tiga fasa, arus seting yang digunakan sebesar 3
ampere dan range yang digunakan sebagai pengujian sebesar 3 sampai 6 ampere. Pengujian
dilakukan
secara simulasi
menggunakan PROTEUS dan PSIM sebagai pengambilan data
pengujian. Terdapat selisih waktu trip ketika simulasi dengan waktu trip teori, terjadi error
sebesar 1,51 hingga 5,25 dengan rata-rata prosentase sebesar 3,38. Oleh karena itu,
diharapkan dapat terbentuk kurva very inverse seperti ditunjukan pada Gambar 9.
Gambar 9. Grafik very inverse
PENGUJIAN OVERVOLTAGE Pengujian Overvoltage dilakukan dengan cara
menambahkan tegangan sebesar 10 dari tegangan awal, yaitu 380 Volt, kenaikan 10
berdasarkan toleransi PLN yang membatasi kenaikan tegangan hingga 10 dari tegangan
awal sumber tiga fasa. Pada perhitungan teori didapat hasil sebesar 418 Volt, sehingga sistem
akan trip pada tegangan sebesar 418 Volt.
PENGUJIAN VOLTAGE UNBALANCE Pengujian Voltage Unbalance dilakukan dengan
cara mensensing tegangan pada masing-masing fasa baik fasa R, S maupun T. Ketidaksamaan
masing-masing fasa tidak bisa dibilang sebagai gangguan apabila prosentase Voltage Unbalance
tidak melebihi prosentase yang ditentukan. Tegangan yang digunakan dalam pengujian ini
sebesar fasa R 375 Volt, fasa S 395 Volt dan fasa T 386 Volt. Sehingga pada perhitungan
didapatkan prosentase
Voltage Unbalance
sebesar 3,56,
sehingga apabila
kita berpedoman pada standar ANSI maka sistem
akan trip.
PENGUJIAN PHASE FAILURE Pengujian Phase Failure dilakukan dengan cara
melepas salah satu atau dua sambungan pada sumber tiga fasa, sehingga terjadi kegagalan
dalam mensuplai beban motor. Ketika terjadi Phase Failure sistem akan trip pada delay
selama 3 detik.
KESIMPULAN Dari hasil proses perencanaan, pembuatan dan
pengujian sistem pengaman motor induksi tiga fasa dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Data pembacaan sensor arus dan sensor tegangan
berperan penting
dalam penentuan parameter yang akan dibaca oleh
mikrokontroler untuk memutus sistem. 2. Dari pengujian Overload didapat eror
sebesar 3,38 dari data simulasi dengan data pengujian.
3. Pengujian Voltage Unbalance yang sudah dilakukan didapat sistem akan trip melebihi
3 menurut standar ANSI. 4. Pengujian overvoltage didapat hasil ketika
tegangan yang melewati sistem melebihi 10 dari tegangan awal yaitu sebesar 380
Volt, sehingga sistem akan trip sebesar 418 Volt.
DAFTAR PUSTAKA [1] Enrique Quispe, Gabriel Gonzales, Jair
Aguado,”Influence of
Unbalance and
Waveform Voltage
on the
Performance Characteristics
of Three-phase
Induction motors”,
Departamento de Energetica y Electronica,
Universidad Autonoma
de Occidente, Cali – Colombia.
[2] PacifiCorp, ” 1C.3.1-Voltage Balance “, Volume 1, Part C – Power Quality, Engineering
Standards and Technical Support Departemen, Engineering Handbook.
[3] Datasheet
of OVER
CURRENT PROTECTION RELAYS, CKR Series.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
6
PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL – PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI
Frando Heremba, Nur Aji Wibowo, Suryasatriya Trihandaru Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Jawa tengah – Indonesia.
Email : the_seeker004yahoo.com
ABSTRAK
Secara teoritis pergerakan bandul-pegas dianggap bergerak harmonik karena adanya gaya pemulih, namun pada percobaan bandul-pegas bersusun orde kedua mengalami pembengkokan pada pegas kedua dalam berosilasi. Solusi
yang diusulkan untuk penyelesaian persamaan sistem tersebut adalah dengan menganggap bahwa konstanta pegas kedua bernilai nol ketika terjadi pembengkokan. Ada lima langkah dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah
pertama, melakukan eksperimen bandul-pegas bersusun orde kedua dalam dua dimensi untuk mendapatkan data eksperimen.Langkah kedua, menyelesaikan persamaan gerak sistem bandul-pegas bersusun orde kedua dengan
meenggunakan persamaan Lagrange. Langkah ketiga, pemodelan dan simulasi persamaan gerak sistem dengan memperhatikan pembengkokan yang terjadi yaitu dengan dua model, model pertama menganggap konstanta pegas
kedua bernilai nol pada saat terjadi pembengkokan teori yang diusulkan dan model kedua menganggap konstanta pegas kedua tetap bernilai k
2
walaupun mengalami pembengkokan teori umum bandul-pegas bersusun, simulasi yang dilakukan adalah membandingkan pola simpangan antara model pertama dan model kedua dalam bentuk
grafik. Langkah keempat memasukan persamaan gerak yang sudah dimodelkan kedalam metode Runge-Kutta untuk menyelesaikan solusi numerik dari model pertama dan kedua.Langkah kelima melakukan optimasi data antara
model pertama dengan data eksperimen dan membandingkannya dengan optimasi data antara model kedua dengan data eksperimen menggunakan metode Nelder-Mead Simplex Algorithm. Hasil optimasi yang diperoleh adalah pola
simpangan dari model pertama lebih mendekati hasil eksperimen dibandingkan dengan model kedua, dan nilai error yang didapat pada optimasi model pertama dengan data eksperimen lebih kecil dibandingkan dengan nilai error yang
didapat dari optimasi model kedua dengan data ekperimen. Maka teori yang diusulkan bisa melengkapi teori sistem bandul-pegas bersusun orde kedua sebelumnya.
Kata kunci: bandul-pegas, harmonik, osilasi, optimasi, Lagrange, runge-kutta orde empat, Nelder-Mead Simplex
PENDAHULUAN Ilmu Fisika merupakan ilmu
yang terus berkembang
mengikuti perkembangan
teknologi.Ilmu Fisika sendiri dibagi menjadi beberapa
bagian, salah
satunya adalah
mekanika.Mekanika mempelajari tentang gerak sebuah benda yang berada dibumi, ada yang
bergerak lurus baik secara vertikal maupun horizontal, rotasi, dan bergerak secara harmonik
[1].Ketika benda bergerak dari keadaan diam maka benda tersebut mengalami percepatan
begitupun, ketika benda yang semulanya bergerak namun lama-kelamaan menjadi diam maka benda
tersebut mengalami perlambatan.Persamaan dan hukum-hukum dalam mekanika sering digunakan
untuk mencari percepatan atau perlambatan suatu benda [1]. Dalam topik ini, gerak dari sistem
bandul-pegas
bersusun orde
kedua akan
diselesaikan dengan metode Runge-kutta [2]. Metode inidapat diaplikasikan kedalam bahasa
pemograman untuk
mempermudah perhitungannya,
sehingga didapatkan
nilai pendekatan dengan kesalahan yang kecil.Program
yang digunakan adalah MATLAB.Sedangkan untuk mencari percepatan bandul pertama dan kedua
digunakan persamaan Lagrange [3]. Secara teoritis pergerakan bandul-pegas dianggap bergerak
harmonik karena adanya gaya pemulih, yaitu gaya yang berlawanan dengan perpindahan sistem. Pada
bandul gaya pemulihnya adalah gaya berat dan pada pegas gaya pemulihnya adalah gaya pegas itu
sendiri [4]. Hal ini sedikit berbeda dengan apa yang terjadi pada percobaan bandul-pegas
bersusun orde kedua, karena ketika sistem mengalami osilasi, ternyata pada pegas kedua
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
257 tidak mengalami osilasi sempurna, namun ada
pembengkokan yang terjadi pada saat-saat tertentu.
Hal ini
yang menjadi
pokok permasalahan didalam makalah ini.Solusi yang
diusulkan untuk permasalahan ini adalah dengan merubah sedikit persamaan gerak dari bandul-
pegas bersusun orde dua dengan mengasumsikan bahwa pada saat pegas kedua mengalami
pembengkokan, konstanta pegas kedua didalam persamaan dianggap 0. Untuk membuktikan
asumsi pada keadaan pembengkokan maka akan dilakukan percobaan bandul-pegas bersusun orde
kedua yang harus memperlihatkan pembengkokan pada pegas kedua dan melakukan pencocokan pola
simpangan antara hasil percobaan dan teori numerik dengan metode
Runge-kutta orde
keempat [2]. Optimasi antara teori dan data percobaanuntuk melakukan pembuktian solusi
yang diusulkan dalam permasalahan ini, serta mencari
parameter-parameter sistem
menggunakan Nelder-Mead Simplex Algorithm [5].
BAHAN DAN METODE Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 2 pegas, 2 massa, penjepit meja, penggaris, dan selotip.
Percobaan bandul-pegas bersusun orde kedua direkam dengan kamera digital. Setelah direkam,
video hasil rekaman diekstrak kedalam gambar dengan format .png . Data percobaan didapat
dengan cara membaca hasil ekstrak dengan pemograman menggunakan MATLAB. Data yang
didapat akan dioptimasi dengan hasil teori numerik menggunakan
Nelder-Mead Simplex Algorithm didalam MATLAB.
Metodologi penelitian dalam makalah dibagi dalam 4 Langkah.Langkah pertama, mengelola
data percobaan.Langkah kedua, mencari sistem gerak
bandul-pegas bersusun
orde kedua
menggunakan persamaan
Lagrange.Langkah ketiga, memasukan persamaan Lagrange kedalam
metode Runge-Kutta
untuk mencari solusi numeriknya.Langkah keempat mengoptimasi data
dari solusi
teori numerik
dan data
percobaan.Seperti dalam Gambar 1.
Gambar 1.
Langkah-langkah Penelitian
Langkah 1. Proses Mengelola Data Percobaan Video Percobaan diekstrak kegambar dengan
format .png menggunakan Macromedia MX
Proffesional. Gambar hasil ekstrak dibaca dengan MATLAB memakai program Image Reading
Imread untuk mencari koordinat pada bandul pertama dan kedua. Data koordinat yang didapat
masih berukuran pixel, sedangkan data optimasi yang digunakan harus berukuran meter, maka
untuk mengkonversi data berukuran pixel kedata berukuran meter digunakan persamaan sebagai
berikut :
pjgsesungguhnya meter Data meter
Data pixel pjg gambar pixel
ð
1
Langkah 2. Persamaan Lagrange Bandul-Pegas Bersusun Orde Kedua.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
258
Gambar 2.
Sistem Bandul-Pegas Bersusun Orde Kedua. Dengan l
1
=panjang pegas pertama, l
2
=panjang pegas kedua, k
1
=konstanta pegas pertama, k
2
=konstanta pegas kedua, m
1
=massa bandul pertama, m
2
=massa bandul kedua, x
p1
=simpangan pegas pertama, x
p2
=simpangan pegas kedua.
Energi kinetik T dan potensial V sistem adalah :
2 2
2 2
1 1
1 2
2 2
1 1
2 2
T m x
y m
x y
2
2 2
2 1
1 2
2 1
1 1
1
1 2
V m gy
m gy k
x y
l
2 2
2 2
2 1
2 1
2
1 2
k x
x y
y l
3
Persamaan energi Lagrange L dari sistem adalah :
2 2
2 2
1 1
1 2
2 2
1 1
2 2
L m x
y m
x y
2 2
2 1
1 2
2 1
1 1
1
1 2
m gy m gy
k x
y l
2 2
2 2
2 1
2 1
2
1 2
k x
x y
y l
4
Ada 4 degree of freedom DOF dalam sistem bandul-pegasorde kedua, yaitu x
1
, y
1
, x
2
, dan y
2
. Lagrange digunakan untuk mencari sistem gerak
dari 4 DOF tersebut. Persamaan Lagrange sistem adalah :
i n n
n
d L
L x
dt x
x β
5
i n
n n
d L
L y
dt y
y β
6 n=1, 2 dan i=1, 2, 3, 4
Dimana
i
β
= konstanta gaya luar yang bekerja terhadap bandul pada sistem.
Persamaan Lagrange pada sistem diselesaikan untuk mendapatkan persamaan percepatan pada
sistem gerak bandul-pegas bersusun orde kedua.
Langkah 3.
Pemodelan dan
simulasi pembengkokan
Gambar 3a.
Foto pembengkokan yang terjadi pada eksperimen
Gambar 3b. Kerangka sistem bandul-pegas bersusun
orde dua
Solusi yang diusulkan dalam penelitian ini adalah melihat terjadinya pembengkokan ketika s lebih
kecil dari l
2
, dimana besar nilai s jika dilihat dalam
Gambar 3b
adalah :
2 2
2 1
2 1
s x
x y
y
7
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
259 Adanya pembengkokan pada gerak bandul-pegas
orde dua mengakibatkan persamaan bandul-pegas orde dua mengalami dua nilai konstanta pegas
kedua, yaitu :
2 2
2
0, ,
jika s l
kostanta pegas kedua k
jika s l
Maka persamaan gerak bandul-pegas bersusun
orde dua bisa dimodelkan dengan 2 model. Model 1 merupakan persamaan umum bandul-pegas
bersusun orde dua dan model 2 adalah solusi yang diusulkan dalam penelitian ini.
Simulasi grafik pola simpangan antara model 1 dengan model 2 bisa dilihat dalam Gambar 4.
Gambar 4.
Simulasi pola simpangan antara model 1 dengan model 2
Langkah 4. Persamaan Runge-Kutta orde 4. Runge-kutta orde 4 adalah salah satu metode
numerik yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa, metode ini lebih
sering
digunakan didalam
menyelesaikan persamaan-persamaan diferensial, karena hasil
dari metode ini lebih mendekati solusi analitik dibanding dengan metode-metode yang lain.
Algoritma Runge-Kutta orde 4 sistem sebagai berikut :
1 1
1 1
2 2
2 2
[ ]
u x
x y
y x
x y
y
8
1 1
2 3
4
2 2
6
i i
h u
u S
S S
S
9
Dimana
1
,
i i
S f t u
2 1
1 1
, 2
2
i i
S f t
h u S h
3 2
1 1
, 2
2
i i
S f t
h u S h
4 3
,
i i
S f t h u S h
Dengan
1 i
i
h t
t
Langkah 5. Optimasi Data Teori Numerik dan Data Percobaan.
Setelah didapatkan solusi model 2 dan solusi model 1, langkah selanjutnya adalah pencocokan
pola
simpangan antara model 1
dan data eksperimen, serta model 2 dan data eksperimen
menggunakan optimasi numerik dengan metode Nelder-Mead Simplex Algorithm [5]. Nilai error
hasil optimasi didefinisikan sebgai berikut :
2
data teori data eksperimen error
N
10 Dengan N = banyaknya data waktu t.
HASIL DAN DISKUSI Parameter-parameter
yang diukur
dalam
eksperimen terdapat didalam Tabel 1.
Tabel 1. Parameter hasil pengukuran dalam eksperimen
Parameter Nilai
l
1
0.25 meter l
2
0.25 meter m
1
0.08 kg m
2
0.08 kg g
9.82 ms
2
k
1
26 Nm k
2
26 Nm
Dalam Tabel1 terdapat parameter-parameter yang diukur secara manual pada saat melakukan
eksperimen, dimana l
1
dan l
2
merupakan panjang pegas pertama dan kedua, l
1
diukur dari ujung pegas pertama sampai titik pusat bandul pertama
sedangkan l
2
diukur dari titik pusat bandul pertama sampai titik pusat bandul kedua, m
1
dan m
2
adalah massa bandul pertama dan kedua yang diukur
menggunakan timbangan digital, g merupakan
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
260 nilai gravitasi bumi, k
1
dan k
2
adalah konstanta pegas pertama dan kedua yang diukur dengan
menggantungkan bandul secara vertikal kemudian menggunakan persamaan –kx = mg dimana x
merupakan pertambahan panjang pegas.
Gambar 3. Grafik pencocokan pola simpangan antara
model 1 dan data ekperimen
Gambar 3
menyatakan optimasi pola simpangan antara model 1 dengan data eksperimen, dari hasil
optimasi didapat pola simpangan dari model 1 secara keseluruhan kurang sesuai dengan data
eksperimen dan nilai error antara keduanya adalah 0.025297.
Gambar 4. Grafik pencocokan pola simpangan teori
model 2 dandata eksperimen
Gambar 4
menyatakan optimasi pola simpangan antara model 2 dengan data eksperimen, dari hasil
optimasi didapat pola simpangan model 2 secara keseluruhan sesuai dengan data eksperimen dan
nilai error antara keduanya adalah 0.003788.
Parameter-parameter hasil optimasi data
antara teori dengan eksperimen berada didalam Tabel 2.
Tabel 2. Parameter hasil optimasi data antara teori
dengan eksperimen
model 1 model 2
Parameter Nilai
Nilai
x
1
0.0448 0.0167
v
x1
-0.5214 0.4381
y
1
-0.2970 -0.2836
v
y1
0.0361 -0.5319
x
2
0.2351 0.1743
v
x2
1.1893 0.5266
y
2
-0.5743 -0.6059
v
y2
1.1185 1.7120
g 9.6344
9.7985 k
1
22.6778 26.7598
k
2
28.9273 25.1723
b
1
0.0015 0.0003
b
2
-0.0012 0.0001
b
3
0.0003 -0.0000
b
4
0.0001 0.0000
Dapat dilihat bahwa optimasi pola simpangan pada Gambar 4
lebih sesuai dibandingkan dengan
optimasi pola simpangan pada Gambar 3. Dan nilai g dari hasil optimasi pada model 2 lebih baik
jika di bandingkan dengan model 1. Hal ini menunjukan bahwa asumsi yang mengatakan
bahwa pegas kedua mengalami pembengkokan terjadi karena konstanta dari pegas kedua bisa
dianggap 0 didalam persamaan adalah benar.
KESIMPULAN Dengan menggunakan optimasi pola simpangan
antara teori dan data eksperimen. Solusi yang diusulkan dalam kasus pembengkokan pada
bandul-pegas bersusun orde kedua dengan menganggap k
2
bernilai 0 pada saat terjadi pembengkokan bisa digunakan untuk melengkapi
persamaan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA [1] Halliday David, Resnick Robert. 1984. Fisika
edisi ketiga jilid kedua edisi terjemahan oleh Pantur Silaban, Ph.D dan Drs. Erwin
Sucipto. Jakarta : Erlangga.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
261 [2] R.
H. Sianipar.
2013. Pemrograman
MATLAB Dalam Contoh dan Terapan. Bandung : Informatika Bandung.
[3] Finn, J. Michael. 2008. Classical Mechanics. New Delhi : Infinity Science Press LLC.
.
[4] Douglas C. Giancoli. 2001. Fisika edisi kelima jilid pertama edisi terjemahan oleh
Dra. Yuhilza Hanum, M.Eng . Jakarta : erlangga.
[5] J. A. Nelder and R. Mead, A simplex method for function minimization, Computer Journal
7 1965, 308 – 313. .
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
262
PEMANFAATAN LED LIGTH EMITING DIODA SEBAGAI PENDETEKSI KECERAHAN CAHAYA MATAHARI
José Da Costa
1
, Made Rai Suci Santi
2
, Suryasatriya Trihandaru
3
1
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
2
Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email :
yosephtlsyahoo.com
ABSTRAK
Transmisi radiasi matahari yang merambat ke bumi akan mengalami hambatan yang disebabkan oleh media penyerap yang ada di atmosfer. Atmosfer adalah selimut udara yang mengelilingi bumi. Selimut udara tetap
berada di tempatnya karena gaya tarik bumi yang cukup besar. Udara terdiri atas campuran gas-gas seperti nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida. Ketiga campuran ini memegang peranan penting dalam memelihara
kehidupan di bumi dalam menyerap panas matahari yang dipancarkan kembali oleh permukaan bumi. Untuk dapat mengetahui besarnya kecerahan cahaya matahari yang sampai di bumi, maka dilakukan suatu
percobaandengan memanfaatkan lampu LED. Sebelum menetapkan LED hijau sebagai pendeteksi kecerahan cahaya matahari, pada awalnya dilakukan pengidentifikasian nilai tegangan dan kuat arus pada berbagai
warna LED yaitu LED hijau, kuning, merah, dan putih, masing-masing warna sebanyak 10 buah. Dari hasil pengukuran menunjukan bahwa ternyata LED hijau menhasilkan tegangan dan kuat arus yang lebih besar
dibanding dengan warna LED lainnya.Dalam percobaan berikutnya lampu LED hijau di rangkaikan secara seri, paralel, dan gabungan seri-paralel. Pada ketiga rangkaian tersebut digunakan jumlah LED yang sama.
Namun dari hasil pengukuran diketahui bahwa nilai tegangan yang dihasilkan oleh LED pada ketiga rangkaiantersebut adalah berbeda-beda. Dari berbagai variasi jumlah LED pada rangkaian seri hanya jumlah
18 yang menhasilkan tegangan lebih besar yaitu 20V, dan untuk rangkaian paralel hanya jumlah 35 yang menhasilkan tegangan sebesar 1.99V. Dengan nilai tegangan yang berbeda-beda ini, maka untuk mengukur
kecerahan cahaya matahari ke permukaan bumi cukup mengunakan 18 buah LED yang dirangkai seri dan 35 buah pada rangkaian paralel.
Kata Kunci
: energi cahaya matahari, LED, rangkain seri, paralel, daya
PENDAHULUAN Cahaya matahari menyebar ke seluruh galaksi,
termasuk merambat ke planet bumi. Radiasi matahari yang merambat menuju ke bumi
melalui atmosfer akan mengalami hambatan sepanjang lintasan optik yang disebabkan oleh
adanya benda atau media penyerap seperti uap air, CO
2,
ozon dan unsur pencemar atmosfer sesuai dengan karakteritik dan panjang
gelombang yang dimilikinya[1]. Penelitian ini berkonsentrasi pada perangkaian
LED untuk meneliti kecerahan radiasi matahari dengan cara melakukan pemantauan dan
pengukuran tegangan
output dari cahaya matahari yang jatuh pada LED dalam ragkaian.
LED adalah salah satu jenis komponen
semikonduktor. Selama ini LED
hanya digunakan sebagai alat untuk memancarkan
cahaya. Sebagai bahan semikonduktor, LED juga
terbentuk dari
pertemuan bahan
semikonduktor tipe-P
dan tipe-N
P-N junction. Oleh karena itu LED juga bisa
digunakan sebagai
bahan yang
bersifat photovoltaic.LED yang akan digunakan sebagai
komponen photovoltaic di susun dalam bentuk susunan secara seri, paralel, dan gabungan seri
paralel[2].
Semikonduktor Bahan semikonduktor merupakan bahan yang
dipakai dalam
pembuatan komponen
elektronika seperti Light Emitting Diode LED
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
263 dan lain sebagainya. Silikon dan Germanium
adalah bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan dalam pembuatan komponen
elektronika.
Bahan semikonduktor memiliki celah energi yang lebih kecil di antara bagian atas pita
tertinggi yang terisi pita valensi dan bagian bawah pita kosong persis di atas celah pita
konduksi. Jadi, tidak diragukan lagi bahwa silikon E
g
= 1.1 eV merupakan semikonduktor dan intan E
g
= 5.5 eV merupakan isolator. Di dalam silikon terdapat kemungkinan nyata
bahwa agitasi termal pada suhu ruang akan menyebabkan
elektron-elektron melompati
celah dari pita valensi ke pita konduksi.
Gambar 1
menunjukan bahwa untuk pola konduktor memiliki pita berisi jumlah yang
sangat besar dari tingkat energi yang berjarak sangat dekat, untuk pola semikonduktor,
agitasi termal menyebabkan sedikit elektron melompati celah dari pita valensi ke pita
konduksi, meninggalkan banyak lubang hole yang sama di dalam pita valensi, sedangkan
pada isolator memiliki celah energi E
g
lebih besar.Karena agitasi termal, elektron-elektron
memiliki beberapa kemungkinan yang masuk akal untuk dapat melompati celah[3].
Gambar1
. Pola pita celah untuk semikonduktor
LED Light Emitting Diode LED light Emitting Diodeialah suatu bahan
semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi
tegangan maju.Gejala ini termasuk bentuk electroluminescence. Warna yang dihasilkan
bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga ultraviolet dekat atau
inframerah dekat. Semikonduktor merupakan material yang dapat
menghantarkan arus listrik, meskipun tidak sebaik
konduktor listrik.Semikonduktor
umumnya dibuat dari konduktor lemah yang diberi ‘pengotor’
Atom doping berupa
material lain. Dalam LED digunakan konduktor dengan gabungan unsur logam aluminium-
gallium-arsenit AlGaAs.
Konduktor AlGaAs murni tidak memiliki pasangan elektron bebas sehingga tidak dapat
mengalirkan arus listrik. Oleh karena itu dilakukan proses doping dengan menambahkan
elektron
bebas untuk
mengganggu keseimbangan konduktor tersebut, sehingga
material yang ada menjadi semakin konduktif. LED merupakan dioda, sehingga memiliki
kutub polar. Arah arus konvensional hanya dapat mengalir dari anoda ke katoda.
Perhatikan bahwa 2 kawat kaki pada LED memiliki panjang yang berbeda. Jika kita
melihat kedalam lampu LED itu sendiri, kita dapat membedakan ke dua kutub tersebut.
Perhatikan gambar berikut:
Gambar2 .Bentuk kaki pada LED Encyclopedia
Britannica, ho.
Cahaya Sumber cahaya memancarkan energi dalam
bentuk gelombang yang merupakan bagian dari kelompok
gelombang elektromagnetik.
Gambar 3 dibawa
menunjukkan sumber cahaya alam dari matahari yang terdiri dari
cahaya tidak tampak dan cahaya tampak. Radiasi Ultraviolet dan infra merah. Cahaya
terbentuk dari hasil pergerakan elektron pada sebuah atom. Dimana pada sebuah atom,
elektron bergerak pada suatu orbit yang mengelilingi sebuah inti atom. Elektron pada
orbit yang berbeda memiliki jumlah energi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
264 yang berbeda. Elektron yang berpindah dari
orbit dengan tingkat energi lebih tinggi ke orbit dengan tingkat energi lebih rendah perlu
melepas energi yang dimilikinya. Energi yang dilepaskan ini merupakan bentuk dari foton
sehingga menghasilkan cahaya.Semakin besar energi yang dilepaskan, semakin besar energi
yang terkandung dalam foton.
Gambar3. Kelompok Gelombang Elektromagnetik
Energi pancaran matahari dapat di rubah menjadi arus searah dengan mempergunakan
lapisan-lapisan tipis dari silikon atau bahan- bahan semikonduktor lainnya. Sebuah kristal
silindris Silikon Si yang praktis hampir murni diperoleh dengan mencairkan Silikon
dalam tungku suhu tinggi dengan tekanan atmosfir yang diatur [4].
Kecepatan rambatgelombang elektromagnetik di ruang bebas = v. Jika frekuensi energinya = f
dan panjang gelombangny = λ lambda, maka berlaku persamaan sebagai berikut :
v f
λ
1 Panjang gelombang tampak berukuran antara
380mμ sampai dengan 780mμ seperti pada
Tabel 1 berikut ini.
Tabel1. Panjang gelombangtampak
Warna Panjang Gelombang mμ
Ungu 380-420
Biru 420-495
Hijau 495-566
Kuning 566-589
Jingga 589-627
Merah 627-780
Intensitas Cahaya Gelombang elektromagnetik yang terlihat oleh
panca indera manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang berkisar pada 300–700 nm
nanometer. Gelombang dengan panjang gelombang di atas 700 nm berada pada daerah
inframerah dan di bawah 300nm merupakan daerah
ultraviolet. Cahaya
merupakan kumpulan foton yang mempunyai energi yang
bisa dimanfaatkan dan sebagian lagi menjadi cahaya tampak[5].
Jumlah energi radiasi yang dipancarkan sebagai cahaya ke suatu arah tertentu di sebut intensitas
cahaya I dengan satuan candela cd. Jika intensitas cahaya suatu sumber sebesar 1 cd
melalui sudut ruang sebesar 1 steradian maka akan mengalir fluks cahaya sebesar 1 lumen
[6]
.Hal ini dinyatakan dengan :
F I
θ
2 Dimana :
I = Intensitas cahaya cd F = fluks cahaya lumen
Θ = sudut ruang strd
Fluks cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya ialah seluruh jumlah cahaya yang
dipancarkan dalam satuan detik. Jika sebuah lampu pijar di tempatkan pada reflektor, maka
cahaya akan di arahkan, tetapi jumlah atau fluksnya tetap. Dan jika lampu pijar ini di
tempatkan di titik tengah bola dengan jari-jari 1 m, memancarkan cahaya dengan I = 1 cd ke
segala arah, maka fluks cahaya dalam 1 strd akan sama dengan 1 lumen. Intensitas
peneranggan di permukaan bola yang dibatasi oleh sudut ruang 1 strd akan sama dengan 1
lux. Sumber cahaya yang ditempatkan di titik tengah bola tersebut di lingkupi oleh 4πI lumen,
maka θ = 4π lumen [7].
Intensitas penerangan di suatu bidang ialah fluks cahaya yang jatuh pada 1 m
2
dari bidang tersebut, dengan satuan lux. Jika suatu bidang
di terangi F lumen seluas A m
2
, maka:
avg
F I
A
3
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
265 Dimana :
I
avg
= Intensitas penerangan rata-rata A = Luas bidang yang diterangi m
2
Daya Listrik Daya merupakan kecepatan perubahan energi,
maka persamaannya yaitu sebagai berikut:
QV p
t
4
Muatan yang mengalir per detik
Q t
merupakan muatan listrik I, dengan demikian persamaan daya[8]adalah
p IV
5 Dimana:
P = daya Watt I = Kuat Arus A
V = Tegangan Volt
METODOLOGI Metode yang digunakan dalam pelaksanaan
penelitian ini yaitu diawali dengan identifikasi dan karaterisasi lampu LED, yang kemudian
dilanjutkan dengan serangkaian analisis untuk mencari besar tegangan yang dihasilkan oleh
LED.Warna LED yang diidentifikasi yaitu:
Gambar4 . Jenis-jenis warna pada lampu
LED
.
Analisis terhadap ke empat warna LED
dilakukan untuk mengetahui warna LED mana yang lebih untuk digunakan sebagai pendeteksi
cerahnya cahaya matahari.
Tahapan implementasi metode yang dilakukan adalahmengidentifikasi tegangan outputLED
pada beberapa buah lampu LED seperti
Gambar 5 .Sistem kerja lampu LEDdalam
menghasilkan tegangan adalah LED akan
merubah energi dari cahaya matahari menjadi energi
listrik tegangan.Teganganyang
dihasilkan oleh LED akan di manfaatkan untuk mendeteksi cerahnya cahaya matahari yang
menjalar kebumi.
Pada penelitian ini, peralatan yang digunakan yaitu LEDhijau,multimeter digital,protoboard,
dan kabel yang secukupnya.LED disusun sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan
tegangan output yang besar jika terkena sinar matahari.
Gambar5 . Pengukuran tegangan output LED
Langkah-langkah yang
dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menentukan warna LED mana yang
lebih cocok untuk digunakan dalam mendeteksi kecerahan cahaya matahari.
b. Membuat rangkaian
percobaan pendahuluan yang terdiri atas 10 buah
LED kemudian di arahkan kesinar matahari dan di ukur tegangan output
dengan multimeter digital.
Gambar6 . Skema pengukuran tegangan
.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
266
c. Pada langkah a Gambar6 berlaku