efektif memecahkan masalah publik. Artinya apakah kebijakan yang dihasilkan DPRD dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan memecahkan masalah publik
dengan tepat. Pendapat tersebut menggambarkan ukuran kinerja DPRD dilihat dari produk kebijakan yang dihasilkan sebab keterlibatan DPRD dalam penyelenggaraan
pemerintahan lebih pada “policy making.”
64
Walaupun demikian manusia tidak akan pernah lepas dari kebutuhan pokoknya, secara alamiah masyarakat yang terdiri dari himpunan individu-individu
akan membutuhkan pemenuhan kebutuhan pokoknya seperti sandang, papan dan pangan. Masyarakat akan bisa dikatakan sejahtera apabila kebutuhan sandang,
Penilaian yang dilakukan dianggap penting untuk melihat bagaimana hasil dari kinerja DPRD. Untuk melihat kinerja DPRD khususnya DPRK Gayo Lues
tentunya mesti menggunakan indikator tertentu karena tanpa indikator tentu sangat membingungkat bagaimana mengukur kinerja DPRK yang fungsi serta perannya
yang begitu luas. Dari pendapat dan penjelasan sebelumnya, baik mengenai konsep- konsep atau pengertian tentang kinerja, pengukuran kinerja, pentingnya pengukuran
kinerja dan bagaimana mengukur kinerja, maka penelitian ini menggunakan ukuran kinerja organisasi, yang tentu saja dalam penentuan ukuran tersebut disesuaikan
dengan tujuan dan misi organisasi yang berhubungan pada : Akuntabilitas, Responsivitas dan Efektifitas sebagai indikator-indikator dalam penelitian ini.
A. Aspek Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan indikator yang digunakan untuk melihat bagaimana kinerja DPRK Gayo Lues bisa sesuai dengan fungsi dan tanggungjawab serta
keinginan masyarakat sementara itu sulit untuk menemukan keinginan masyarakat secara konferenhensip karena begitu banyakanya masyarakat secara keseluruhan.
Masyarakat yang terdiri dari individu-individu, keluarga, desa, kecamatan dan makin banyak lagi yang jumlahnya mencapai ribuan orang sedangkan satu individu pun
akan berbeda kenginan dan kehendak yang ingin dicapainya.
64
Yeremias T Keban. 1995. Indikator Kinerja Pemerintah Daerah : Pendekatan Manajement dan Kebijakan, Seminar Sehari Kinerja. Jakarta. hal . 7.
Universitas Sumatera Utara
pangan, dan papan bisa terpenuhi. Kebutuhan tersebut dalam hal ini dimasukan dalam aspek ekonomi. Sehingga faktor ekonomi menjadi landasan pertama yang harus
dilihat dari keinginan masyarakat sebagai bentuk dari kesejahteraan masyarakat, semakin terpenuhi kebutuhan manusia maka akan semakin sejahtera pula masyarakat
itu. Pemenuhan kebutuhan itu sendiri tentu saja harus diperoleh dengan bekerja
sehingga memperoleh pekerjaan merupakan hal yang penting untuk meraih kesejahteraan. Memperoleh bidang pekerjaan merupakan hak bagi warga negara
indonesia dan juga kesejahteraan sosial merupakan kewajiban pemerintah yang diamanatkan dalam Undan-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. DPRK yang
salah satu fungsinya sebagai pembuat kebijakan publik atau Peraturan Daerah Qanun harus bisa mensejahterakan masyarakat Kabupaten Gayo Lues, semakin
sejahtera masyarakat Gayo Lues maka akan semakin baik pula kinerja yang dihasilkan DPRK Gayo Lues dari aspek akuntabilitas, untuk itu di bawah ini akan
disajikan hasil Qanun yang telah dibuat DPRK Gayo Lues dari tahun 2009 sampai tahun 2012.
Tabel 7 Qanun Yang Telah Ditetapkan Tahun 2009
No Tahun
Tentang Ket
1 2009
APBK Tahun 2009 2
2009 Perhitungan APBK Tahun Anggaran 2008
3 2009
Peubahan Kedua Atas Qanun Kabupaten Gayo lues Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Susunan
Organisasi Dinas-dinas Daerah Kabupaten Gayo Lues
4 2009
Perubahan APBK Tahun Anggaran 2009 5
2009 Pembentukan Susunan Organisasi Kantor Pelayanan
Terpadu Satu Pintu KPPTSP Kabupaten Gayo Lues.
6 2009
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Tahun
Universitas Sumatera Utara
Anggaran 2008 7
2009 APBK Tahun 2010
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Gayo Lues Pada tahun pertama ini dewan hanya menghasilkan 7 Qanun, namun dari
ketujuh Qanun yang dibuat itu tidak satu pun Qanun yang mengarah pada peningkatan perekonomian masyarakat bawah semua Qanun tersebut lebih kepada
Qanun rutin yang digelar setiap tahunnya. .
Tabel. 8 Qanun Yang Telah Ditetapkan Tahun 2010
No Tahun
Tentang Ket
1 2010
Penjabaran Perubahan Anggaran pendapat Dan Belanja Kabupaten Gayo Lues Tahun
Anggaran 2010
2 2010
Pembentukan susunan Organisasi Dan Tata Kerja badan Penanggulangan Bencana Daerah
Gayo Lues
3 2010
Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah Perseroan Terbatas Gayo Lues Mentalu
4 2010
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penyiaran Publik lokal Leuser
Televisi Kabupaten Gayo Lues
5 2010
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penyiaran Publik lokal Radio
Swara Gayo FM kabupaten Gayo Lues
6 2010
Retribusi Pelayanan Persampahan kebersihan kabupaten Gayo Lues
7 2010
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Tahun Anggaran 2009
8 2010
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB
9 2010
Pengolahan, Penertiban dan Pengawasan Hewan Ternak Dalam Kabupaten Gayo Lues
10 2010
Penyelenggaraan Pendidikan Unggul 11
2010 Tata Cara Pembentukan Qanun
Universitas Sumatera Utara
12 2010
Pajak penerangan Jalan 13
2010 Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentian
Geucik Di Kabupaten Gayo Lues 14
2010 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
lembaga Keistimewaan Kab. Gayo Lues Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Gayo Lues
Dari tabel di atas terlihat ada perbedaan dari tahun sebelumnya disini memang belum ada Qanun yang bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat namun ada
Qanun yang mengarah pada mutu pendidikan yakni tentang pendidikan unggul sementara itu dari sekian banyak Qanun yang telah dihasilkan disini terdapat satu
Qanun yang berasal dari inisiatif dewan itu pun tentang Tata Cara Pembentukan Qanun, dengan demikian hasil Qanun dalam tahun ini masih jauh dari yang
diharapkan.
Tabel 9 Qanun Yang Telah Ditetapkan Tahun 2011
No Tahun Tentang
Ket 1
2011 Anggaran Pendapat dan Belanja Kabupaten Gayo Lues
Tahun Anggaran 2011 2
2011 Qanun Kabupaten Gayo Lues Tentang Imam Kampung
dalam Kabupaten Gayo Lues 3
2011 Qanun Kabupaten Gayo Lues Tentang Penataan Ruang
Kawasan Perkotaan Kabupaten Gayo Lues 4
2011 Qanun Kabupeten Gayo Lues Tentang Pajak Daerah
5 2011
Qanun Kabupeten Gayo Lues Tentang Pajak Retribusi Perizinan Tertentu
6 2011
Qanun Kabupeten Gayo Lues Tentang Retribusi Jasa Usaha
7 2011
Qanun Kabupeten Gayo Lues Tentang Retribusi Umum 8
2011 Qanun Kabupeten Gayo Lues Tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gayo Lues Tahun 2011
9 2011
Qanun Kabupeten Gayo Lues Tentang Pertanggung Jawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Tahun Anggaran 10
2011 Tentang Perubahan Ketiga Atas Qanun Kabupaten Gayo
Lues Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Gayo
Lues
11 2011
Tentang Perubahan Pertama Atas Qanun Kabupaten Gayo Lues Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Pembentukan
Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Gayo Lues
12 2011
Penetapa APBK Tahun Anggaran 2012 Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Gayo Lues
Pada tahun ketiga ini kinerja DPRK semakin menurun dari 12 Qanun yang ditetapkan tidak satu pun Qanun yang bisa menaikan tingkat kesejahtraan ataupun
pendidikan yang menjadi prioritas masyarakat.
Tabel 10 Qanun Yang Telah Ditetapkan Tahun 2012
No Tahun Tentan
Ket 1
2012 Perubahan Atas Qanun Kabupaten Gayo Lues Nomor
3 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah PT.GLM Perkasa
2 2012
Pemerintah Mukim 3
2012 Pemerintahan Kampung
4 2012
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK T.A 2010 5
2012 Perubahan T.A 2010
6 2012
Pengelolaan Sumber Perikanan Sungai 7
2012 Kewajiban Pandai Membaca Al-qur’an Bagi Anak
Sekolah dan Calon Pengantin Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Gayo Lues
Pada tahun ini DPRK hanya membuat 7 Qanun, pada tahun ini hampir sama dengan tahun sebelumnya yakni belum ada Qanun yang berpihak kepada masyarakat
untuk menaikan perekonomian ataupun pendidikan, hanya pada tahun ini diwajibkan
Universitas Sumatera Utara
kepada masyarakat untuk anak-anak atau calon pengantin untuk bisa membaca Al- quran. Jadi setelah melihat hasil fungsi dewan sebagai pembuat Qanun dilihat dari
aspek akuntabilitas maka kinerja dewan masih jauh dari yang diharapkan karena belum bisa mensejahterakan masyarakat kabupaten Gayo Lues, hasil Qanun cendrung
kepada hal-hal pengelolaan pemerintah daerah kabupaten Gayo Lues dan bukan kepada pengelolaan sumber daya masyarakat kearah yang lebih sejahtera.
Jika kita lihat lagi dari fungsi DPRK sebagai pengawasan legislatif belum ada sekalipun DPRK meminta atau menyelidi pelanggaran peraturan yang telah dibuat
padahal dewan mempunyai hak penyelidikan. Apabila dilakukan pertanggung jawaban bupati hanya sebagai seremonial belaka karena belum pernah DPRK
melakukan atau mempertanyakan kinerja lembaga eksekutif khususnya pemerintah daerah, sementara itu visi dan misi bupati belum terwujudkan secara baik. Jadi jika
kita lihat antara kehendak masyarakat dengan fungsi DPRK Gayo Lues sebagai pengawasan pemerintah daerah maka kinerja DPRK belum akuntabel.
Selanjutnya salah satu fungsi DPRK adalah budget, dari beberapa periode anggaran dan belanja daerah yang berjumlah lebih kurang 300 miliar setiap tahunnya,
yang paling banyak di pakai adalah untuk infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Namun pada kenyatannya alokasi dana kepada dinass-dinas terkait lebih kepada
infrastuktur ketimbang mutu, misalnya pemerintah telah mengakolasikan dana sebanyak 20 dari APBK untuk bidang pendidikan namun pada tahap pelaksanaanya
ialah penggunaan dana-dana tersebut lebih kepada aspek materi dan bukan pada tahap mutu pendidikan. Infrastruktur sekolah yang tidak terlalu penting jika dibandingkan
dengan mutu dan semangat belajar. Pembuatan pagar-pagar sekolah, pengecetan dan renovasi yang belum saatnya padahal mutu pendidikan masih jauh dari daerah-daerah
lain sementara itu Ketua DPRK Gayo Lues Ali Husin SH. Mengatakan“kita telah mengupayakan di bidang pendidikan misalnya kita akan buat sekolah gratis dari SD
sampe SMA”
65
65
Wawancara dengan Bpk Ali Husin pada Tanggal 27 Maret 2013 di kantor DPRK Gayo lues jam 10.00 wib. Bapak Ali Husin Adalah Ketua DPRK Gayo Lues.
.
Universitas Sumatera Utara
Namun pada kenyataanya sampai sekarang ini DPRK belum membuat Qanun yang membebaskan anak sekolah dari SPP, begitu juga dengan Dinas Kesehatan
pemerintah daerah lebih mau membelanjakan dana untuk membangun puskesmas namun tidak memelihara sumber daya manusia sebagai tenaga kesehatan sehingga
yang terjadi adalah walaupun Rumah Sakit Daerah dan puskesmas sudah dibangun namun masyarakat masih kesulitan berobat jika mengalami penyakit yang berat
alasannya adalah karena ketidak mampuan dan buruknya pelayanan kesehatan sehingga dokter setempat harus merujuk pasien keluar daerah, imbas dari ini semua
adalah masyarakat yang berobat harus mengeluarkan dana yang lebih besar karena bukan hanya biaya Rumah Sakit yang harus dibayar namun ditambah biaya
perjalanan. Pada fungsi DPRK sebagai pengawasan terhadap jalannya pemerintahan
daerah, DPRK yang membuat peraturan daerah seharusnya mampu mengawasi jalannya roda pemerintah, namun yang terjadi adalah DPRK bekerja di bawah
lembaga eksekutif, alasannya adalah rancangan APBK yang ditawarkan oleh lembaga eksekutif atau pemerintah daerah tidak pernah ditolak oleh DPRK jadi DPRK hanya
mengesahkan saja, kemudian dari visi Bupati yaitu menegakkan Sariat Islam secara Kaffah belum terwujud karena pada kenyataannya judi masih meraja lela dan
minuman keras masih beredar tapi DPRK tidak pernah meminta ketegasan atas kondisi ini. Jadi kinerja DPRK masih belum akuntabel jika dilihat dari fungsi
pengawasan.
B. Aspek Responsivitas