dinas Syariat Islam atau yang disebut sebagai Wilayatul hisbahyaitu berupa teguran himbauan atau pun cambuk di depan umum. Selain Syariat Islam masyarakat Gayo
Lues punya suatu tradisi yang dari turun temurun melakukan acara saman. Biasanya pada waktu tertentu masyarakat dari suatu kampung akan menjamu kampung lain
dengan tarian saman sebagai hal yang utama, namun tujuan dari itu semua adalah menjalin tali silaturrahmi dengan mengangkat orang yang datang sebagai saudara
angkat dan kegiatan ini akan dilakukan lagi dengan kampung yang lain.
D. DISKRIPSI DPRK GAYO LUES
Lokasi lembaga DPRK Gayo Lues terletak di Kecamatan Blangkejeren dekat dengan beberapa kantor pemerintahan misalnya kantor bupati kantor BKD dan
rumah dinas dari wakil bupati. Gedung DPRK Gayo Lues terdiri dari dua lantai dan disetiap lantai terdiri dari beberapa ruangan dan setiap ruangan kerja terdapat fasilitas
komputer. Disitu juga terdapat musholla, toilet tempat dan tempat parkir yang luas. Gedung ini juga dilengkapi dengan jaringan internet jadi memberikan kemudahan
dari lembaga ini memperoleh informasi. Anggota DPRD terdiri dari 20 anggota dan satu ketua. Setiap dari anggota DRDK diberikan satu buah mobil dinas.
Sebelum memasuki uraian tentang tugas pokok dan fungsi DPRD selaku lembaga legislatif di daerah beserta hak dan kewenangan yang dimilikinya, terlebih
dahulu akan diuraikan keberadaan DPRD sebagai lembaga penyalur aspirasi masyarakat di daerah. Semenjak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada tanggal 17 agustus 1945, secara konstitusional penyelenggaraan pemerintah daerah telah di atur eksistensinya. Hal ini dapat dilihat dari isi pasal 18 UUD 1945, di
mana ketentuan ini menghendaki dibentuknya undang-undang yang mengatur tentang pemerintahan di daerah. Apabila dilihat dari segi hukum maupun peraktek, badan
legislatif daerah DPRD telah mengalami tujuh 7 kali perubahan kedudukan hukum sesuai dengan pergeseran politik dan perubahan konstitusi yang selalu dikaitkan
dengan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintahan di daerah. Praktek ini sejalan dengan ide dasar pasal 18 UUD 1945 dan penjelasannya, yakni
Universitas Sumatera Utara
pembentukan pemerintah daerah berikut badan permusyawaratan yang mendampinginya.
Adapun pertumbuhan dan perkembangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Dalam undang-undang no 1 1945 tentang pembentukan Komite Nasional Daerah menjadi Badan Perwakilan Rakyat Daerah, yang bersama-sama
dengan dan dipimpin oleh Kepala Daerah menjalankan pekerjaan mengatur rumah tangga daerah, asal tidak bertentangan dengan peraturan Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, yang lebih luas dari padanya. b. Undang-undang No 22 tahun 1948 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam
undang-undang ini, susunan pemerintah daerah terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah. Keadaan DPRD semakin kuat,
karena DPRD berwenang membuat pedoman untuk DPD guna mengatur menjalankan kekuasaan, kebijaksanaan dan kewajibannya. Dengan kata lain,
ruang gerak DPD ditentukan oleh DPRD, sementara itu Kepala Daerah hanya merupakan Organ Pemerintah Pusat yang bertugas mengawasi pekerjaan dan
DPD. c. Undang-undang No 1 tahun 1957, tentang pokok-pokok pemerintahan daerah.
Undang-undang ini, pemerintah daerah terdiri dari DPRD dan DPD, sedangkan kepala daerah bukan merupakan organ tersendiri dari Pemerintah
Daerah, akan tetapi hanya menjadi Ketua dan anggota DPD karena jabatannya. Hak-hak dan kewajiban DPRD semakin luas, dimana DPRD
mengatur dan mengurus segala urusan rumah tangga daerahnya, kecuali yang oleh Undang-Undang ini diserahkan kepada pengusaha lain.
d. Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1959, tentang Pemerintah Daerah. Dalam penetapan Presiden ini, Pemerintah Daerah terdiri
dari Kepala Daerah dan DPRD. Sedangkan DPD diganti dengan Badan Pemerintah Harian yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.
Selanjutnya disusul dengan penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
Universitas Sumatera Utara
tahun 1960, yang mengatur tentang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong DPRGR dan Sekretariat Daerah.
e. Undang-Undang Nomor 18 tahun 1965, tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah. Menurut Undang-Undang ini, DPRD merupakan unsur Pemerintah
Daerah, yang tanggung jawabnya adalah membuat dan menetapkan Peraturan Daerah, mencalonkan Wakil Kepala Daerah serta mengajukan calon Kepala
Daerah. f. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di
Daerah. Dalam Undang-Undang ini, yang menempatkan DPRD sebagai unsur Pemerintah Daerah, guna menjamin kerjasama dan keserasian antara Kepala
Daerah dan DPRD untuk mencapai tertib pemerintahan di daerah. g. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah. Dalam
undang-undang ini DPRD dipisahkan dari Pemerintah Daerah dengan maksud untuk lebih memberdayakan DPRD dan peningkatan pertanggung jawaban
Pemerintah Daerah kepada Rakyat. Berdasarkan perkembangan yang ada terutama menyangkut tata pemerintah di
daerah, melalui kajian yang berpacu pada landasan sejarah, diharapkan dapat membantu untuk mengetahui sejauh mana eksistensi lembaga legislatif daerah
mampu berperan sesuai dengan fungsinya. Seluruh peraturan yang mengatur tentang tata cara pemerintahan di daerah, yang pernah ada dan berlaku selain undang-undang
No. 5 Tahun 1974 pada hakikatnya memberikan kewenangan yang lebih besar kepada DPRD sebagai lembaga legislatif daerah untuk dapat berperan dalam menyuarakan
dan memperjuangkan aspirasi serta kepentingan masayarakat yang diwakilinya. Sehingga dengan berdirinya kabupaten Gayo Lues otomatis lembaga legislatif pun
terbentuk. Pada mulanya beberapa anggota dewan berasal dari anggota dewan yang ada di kabupaten induknya Aceh Tenggara. Di bawah ini adalah tabel komposisi
DPRK Gayo Lues Periode 2009-2014
Tabel 6 Komposisi DPRK Gayo Lues
Periode 2009-2014 Berdasarkan Partai Politik
Universitas Sumatera Utara
No Partai Politik Jumlah
1 Partai Golongan Karya
3 orang 2
Partai Demokrat 2 orang
3 Partai Amanat Nasional
2 orang 4
Partai Kedaulatan 2 orang
5 Partai Demokrasi Kebangsaan
1 orang 6
Partai Nasional Bintang Kerakyatan Indonesia 1 orang
7 Partai Kebangkitan Bangsa
1 orang 8
Partai Keadilan Persatuan Indonesia 1 orang
9 Partai Indonesia Sejahtera
1 orang 10 Partai Persatuan Daerah
1 orang 11 Partai Aceh
1 orang 12 Partai Persatuan Pembangunan
1 orang 13 Partai Keadlian Sejahtera
1 orang 14 Partai Peduli Rakyat Nasional
1 orang 15 Partai Hati Nurani Rakyat
1 orang Jumlah
20 orang Sumber: Sekretariat DPRK Gayo Lues
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa komposisi keanggotaan DPRK Gayo Lues periode 2009-2014 berjumlah 20 orang. Pada komposisi tersebut Partai
Golkar memperoleh kursi terbanyak dan di bawahnya Partai Amanat Nasional serta Partai Demokrat sebanyak 2 kursi, selebihnya partai lain masing-masing 1 kursi.
Dalam hal penguatan Lembaga Legislatif daerah DPRD berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaga
legislatif daerah DPRD telah menglami perubahan dan peningkatan fungsi serta peran yang sangat berarti dalam hal:
1. DPRD merupakan lembaga perwakilan daerah dan berkedudukan sebagai penyelenggara pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
2. Membentuk Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan bersama.
3. Membahas dan menyetujui rancangan perda tentang APBK bersama kepala daerah.
4. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBK, Kebijakan
Pemerintah Daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan kerjasama Internasional di daerah.
5. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerahwakil kepala daerah kepada presiden melalui menteri dalam Negeri bagi DPRK Provinsi
dan kepada menteri dalam Negeri melalui gubernur bagi DPRK Kabupaten Kota.
6. Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah.
7. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah dareh terhadap rencana perjanjian Internasional di Daerah.
8. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional di daerah. 9. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah. 10. Membentuk panitia pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. 11. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama antar daerah dan dengan
pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah. Bertolak dari kenyataan bahwa lembaga legislatif adalah lembaga poliik yang
merupakan representasi masyarakat, maka bagi anggota yang melaksanakan tugas dalam lembaga tersebut diperlukan kadar pemahaman yang cukup atas prinsip-prinsip
dan tata kerja institusi tersebut. Di samping itu anggota perlu pula mempunyai tingkat pemahamn tertentu mengenai kultur politik dan nilai serta kepentingan-kepentingan
yang melandasi tingkah laku politik anggota masyarakat secara menyeluruh.
Universitas Sumatera Utara
DPRK Gayo Lues adalah unsyur pemerintah daerah yang susunannya mencerminkan perwakilan seluruh rakyat daerah Kabupaten Gayo Lues. Adapun
yang menjadi tugas dan wewenang DPRK Gayo Lues sesuai dengan Tata Tertib DPRK Gayo Lues adalah:
1. Membentuk Perdaqanun yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan bersama.
2. Menetapkan APBK bersama dengan kepala daerah. 3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan perda dan peraturan
perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBK, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan
kerjasama internasional di daerah. 4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerahwakil kepala
daerah kepada mentri dalam Negeri melalui Gubernur Aceh. 5. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap
perjanjian internasional di daerah. 6. Meminta laporan pertanggung jawaban kepala daerah dalam pelaksanaan
disentralisasi. 7. Tugas-tugas lain yang diberikan undang-undang.
Untuk melaksanakan tugas dan kewenangannya, DPRK memiliki hak, baik hak institusi maupun hak anggota, yaitu :
a. Hak mengajukan pertanyaan bagi masing-masing anggota. Dalam pelaksanaan hak ini, setiap anggota DPRK dapat mengajukan
pertanyaan kepada kepala daerah ataupun perangkat daerah. Pertanyaan disusun singkat jelas dan tertulis yang disampaikan kepada pimpinan DPRK. Pimpinan
DPRK dapat memusyawarahkan dengan penanya tentang bentuk dan isi pertanyaan. Selanjutnya pimpinan DPRK meneruskan pertanyaan kepada kepala daerah atau
perangkat daerah lainnya. Jawaban atas pertanyaan dimaksud oleh kepala daerah atau perangkat daerah disampaikan secara tertulis.
Apabila jawaban atas pertanyaan tersebut kurang tepat, tidak memberikan gambaran yang sebenarnya dan atau tidak dapat memecahkan persoalan masalah.
Universitas Sumatera Utara
Maka penanya akan mengajukan melalui pimpinan dewan untuk di bahas dalam panitia musyawarah. Panitia musyawah adalah panitia yang terakhir untuk
memberikan jalan keluarnya. b. Hak meminta keterangan kepada kepala daerah
Dalam pelaksanaan hak ini, sekurang-kurangnya lima 5 anggota DPRK dapat mengajukan usul kepada pimpinan DPRK untuk meminta keterangan kepada
kepala daerah tentang sesuatu kebijaksanaan dan keputusan bupati. Usul tersebut disusun secara singkat, jelas, dan ditanda tangani oleh para pengusul. Serta usul
tersebut diberikan nomor pada mengusul serta usul tersbut diberikan nomor pokok oleh sekretariat DPRK. Kemudian disampaikan kepada pimpinan DPRK.
Selanjutnya apabila usul permintaan keterangan kepada bupati disetujuiu dalam rapat paripurna sebagaimana permintaan keterangan DPRK, maka permintaan
keterangan tersebut dikirimkan kepada kepala daerah. Dalam pemberian keterangan kepala daerah tersebut, diadakan pembicaraan dengan memberikan kesempatan pada
pengusul maupun anggota DPRK lainnya untuk memberikan pandangannya dalam rapat paripurna. Atas pandangan para pengusul dan para anggota DPRK, DPRK dapat
menyatakan pendapatnya terhadap jawaban tersebut dalam suatu keputusan. c. Hak mengajukan pernyataan pendapat
Sekurang-kurangnya 5 lima orang anggota DPRK dapat mengajukan usul pernyataan pendapat. Usul pernyataan pendapat tersebut disampaikan secara tertulis
kepada Pimpinan DPRK dengan disertai daftar nama dan tanda tangan pengusul. Dan usul pernyataan tersebut juga diberi nomor oleh Sekretariat DPRK. Kemudian usul
pernyataan pendapat tersebut oleh pimpinan DPRK disampaikan dalam rapat pari- purna DPRK setelah mendapat pertimbangan dari panitia musyawarah. Dalam rapat
pari-purna DPRK para pengusul diberi kesempatan untuk memberikan penjelasan atas usul yang disampaikan tersebut.
Pembicaraan mengenai suatu usul pernyataan pendapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada: Anggota-anggota DPRK lainnya untuk memberikan
pandangan, Kepala Daerah untuk menyatakan pendapat, para pengusul memberikan jawaban atas pandangan para naggota dan pendapat Kepala Daerah. Kemudian
Universitas Sumatera Utara
pembicaraan diakhiri dengan keputusan DPRK yang menerima atau menolak usul pernyataan pendapat tersebut menjadi pernyataan pendapat DPRK.
d. Hak Prakarsa Mengenai Rancangan Peraturan Daerah Qanun. Sekurang-kurangnya 5 lima orang anggota DPRK dapat mengajukan sesuatu
usul prakarsa inisiatif. Usul prakarsa tersebut disampaikan kepada pimpinan DPRK dalam bentuk rancangan peraturan daerah disertai penjelasan secara tertulis dan diberi
nomor pokok oleh sekretarian DPRK. Kemudian usul prakarsa tersebut oleh pimpinan DPRK disampaikan dalam rapat pari-purna setelah mendapat pertimbangan
dari panitia musyawarah. Dalam rapat pari-purna para pengusul diberi kesempatan memberikan penjelasan atas usul prakarsa tersebut.
Dalam pembicaraan mengenai sesuatu usul prakarsa dilakukan dengan memberikan kepada: Anggota-anggota DPRK lainnya untuk memberikan
pandangannya, kepala daerah memberikan pendapatnya, dan para pengusul memberikan jawaban atas pandangan para anggota dan pendapat kepala daerah.
Kemudian pembicaraan diakhiri dengan keputusan DPRK yang menerima atau menolak usul prakarsa menjadi prakarsa DPRK. Selama usul prakarsa belum
diputuskan menjadi prakarsa DPRK para pengusul berhak mengajukan perubahan atau mencabutnya kembali.
e. Hak Mengajukan Perubahan Rancangan Peraturan Daerah Setiap anggota DPRK dapat mengajukan usul perubahan atas rancangan
peraturan daerah. Pokok-pokok usul perubahan tersebut disampaikan dalam pemandangan umum para anggota DPRK pada pembicaraan tahap I satu. Kemudian
usul perubahan tersebut disampaikan oleh anggota DPRK dalam tahap II untuk dibahas dan diambil keputusan.
f. Hak dan Penyelidikan Setiap anggota DPRK berhak melakukan penyelidikan tersebut, penyelidik
wajib dilengkapi surat tugassurat jalan yang diterbitkan oleh pimpinan DPRD. Penyelidik dalam melakukan penyelidikannya wajib membuat laporan
penyelidikannya dan menyampaikannya kepada pimpinan DPRK. Kemudian pimpinan DPRK dapat membentuk panitia musyawarah untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
penyelidikan yang lebih konfrehensif. Setelah itu hasil penyelidikan yang dilakukan oleh panitia khusus tersebut disampaikan kepada pimpinan DPRK untuk
ditindaklanjuti dan selanjutnya diambil keputusan DPRK setelah memperoleh pertimbangan dari panitia musyawarah.
g. Hak Protokoler Dalam hak protokoler ini pimpinan dan anggota dewan dalam melaksanakan
tugasnya berhak untuk mendapat perlindungan, keamanan dan pembelaaan. Apabila keadaan menghendaki demi kelancaran tugas pimpinan dan anggota DPRD berhak
untuk meminta dan diberikan pengawalan oleh aparat hukum demi menjamin keselamatannya.
h. Hak Keuangan Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan DPRK atas beban anggaran dan
belanja daerah DPRK menentukan anggaran belanja DPRK, dengan hak-hak keuangan yang terdiri dari: uang refresentasi, uang paket, biaya pemeliharaan
kesehatan, tunjangan kehormatan, uang duka dan biaya pengangkutan jenazah, pakaian dinas dan biaya perjalanan dinas.
Di sampaing pembiayaan tersebut pada APBK, DPRK juga menentukan pembiayaan untuk: dana penunjang kegiatan, tujangan kesejahteraan, tunjangan
perumahan pimpinan dan anggota DPRK, fasilias bentuk fasilitas ditentukan oleh pimpinan DPRK dan besarnya hak keuangan dan fasilitas tersebut diputuskan
dengan keputusan DPRK setelah memperoleh masukan dan pertimbangan dari panitia anggaran.
i. Hak Tenaga Ahli DPRK dalam melaksanakan hak kewajiban, tugas dan wewenang berhak
memperoleh tenaga ahli. Anggaran yang diperlukan sehubungan dengan tenaga ahli tersebut dibebankan kepada anggaran dewan. Dengan demikian pengaturan lebih
lanjut mengenai tenaga ahli akan diatur dalam keputusan pimpinan DPRK.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KINERJA DPRD KABUPATEN GAYO LUES