pelaksana dari fungsi dan tujuan instansi itu sendiri yang tidak tepat melaksanakan tugasnya ataupun gagal dalam mengemban tugas yang diberikan kepadanya.
Untuk mengukur kinerja, dapat digunakan beberapa ukuran kinerja. Beberapa ukuran kinerja yang meliputi; kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan tentang
pekerjaan, kemampuan mengemukakan pendapat, pengambilan keputusan, perencanaan kerja dan daerah organisasi kerja. Ukuran prestasi yang lebih
disederhanakan terdapat tiga kreteria untuk mengukur kinerja, pertama: kuantitas kerja, yaitu jumlah yang harus dikerjakan. Kedua: kualitas kerja, yaitu mutu yang
dihasilkan.Dan ketiga: ketepatan waktu, yaitu kesesuaiannya dengan waktu yang telah ditetapkan.
27
27
Penilaian terhadap kinerja sebuah instansi ataupun pemerintah dapat dilakukan dengan menggunakan 3 instrumen ataupun indikator penilaian tersebut,
yakni:
6.3.1. Akuntabilitas
Konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa kebijakan dan kegiatan organisasi publik maupun lembaga pemerintah itu sendiri
dapat konsisten dengan kemauan dan kehendak masyarakat yang ada. Kinerja pemerintah yang dimaksud tidak bisa hanya dilihat dari ukuran internal yang
dikembangkan oleh pemerintah yaitu pencapaian target dari sebuah kinerja. Kinerja sebaliknya harus dinilai dari ukuran eksternal seperti nilai-nilai dan norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat. Suatu keputusan ataupun kebijakan dari DPR dapat dinilai memiliki akuntabilitas yang tinggi jika kebijakan dibuat benar dan sesuai
dengan nilai dan norma serta kehendak yang ada dalam masyarakat.. Konsep akuntabilitas ini mengandung makna bahwa perlu adanya sebuah
pertanggungjawaban dari kebijakan-kebijakanya yang dikeluarkannya.
6.3.2. Responsivitas
http:www.sarjanaku.com201206pengertian-kinerja-definisi-teori.html hal. 20
Universitas Sumatera Utara
Responsivitas berarti kemampuan sebuah lembaga ataupun instansi dalam mengantisipasi dan menghadapi aturan baru, tuntutan baru dan pengetahuan baru.
Sehingga pemerintah dan lembaga-lembaganya dapat segera merespon secara cepat agar tidak tertinggal dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Begitu halnya dengan
DPRD, lembaga ini harus mampu dan mau mendengarkan apa yang menjadi tuntutan dan aspirasi masyarakatnya. Jika lembaga ini memiliki responsivitas yang rendah,
memiliki kinerja yang buruk maka lembaga itu telah gagal menjalankan fungsinya, begitu pula sebaliknya. Penilaian kinerja DPRD sendiri dapat dinilai dari seberapa
besar lembaga itu mendengar keluhan masyarakatnya yang kemudian mampu memberikan penyelesaian masalah terhadap keluhan tersebut melalui keputusan dan
kebijakan-kebijakan sehingga keinginan masyarakat terpenuhi.
6.3.3. Efektivitas
Efektivitas merupakan sebuah hal yang menyangkut apakah tujuan dari lembaga dan instansi maupun sebuah organisasi. Dalam pemerintah daerah sendiri
efektivitas berarti bagaimana visi, misi, tujuan serta fungsi dari pemerintah daerah untuk masyarakat. Dari penjelasann ini maka penilaian terhadap efektivitas
pemerintah daerah dan lembaga yang terkait merespon kepentingan masyarakat dan kemudian diolah menjadi kebijakan dan peraturan daerah untuk melaksanakan visi
dan misi yang telah ditetapkan. Begitu dengan efektivitas lembaga pemerintah, salah satu lembaga pemerintah daerah ini dalam melaksanakan visi, misi dan tujuan dari
lembaga ini perlu melihat bagaimana keinginan masyarakat terhadap pembangunan di daerah tersebut. Jadi pengukuran efektivitas dilihat apakah tujuan dari DPRD sudah
tercapai dengan atau tidak, biasanya suatu instansi membuat perencanaan ataupun target yang nantinya akan dikejar.
6.3. Parlemen