13 dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri
maupun lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Rasa percaya diri adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri memang tidak
terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan kepribadian seseorang Lobby Loekmono, 1983: 45. Secara definitif, Hasan S. Khusnia.
S. A. Rahayu, 2010: 98 menjelaskan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan akan kemampuan diri sendiri secara adekuat dan menyadari
kemampuan-kemampuan yang dimiliki serta dapat memanfaatkannya secara tepat.
Beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri sebagai sikap positif yang mencerminkan adanya keyakinan diri terhadap
kemampuan-kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian, kepercayaan diri bersumber dari dalam diri sendiri.
2. Aspek-Aspek Kepercayaan Diri
Aspek-aspek kepercayaan diri merupakan hal-hal yang selalu ada dalam diri seseorang yang percaya diri. Lauster M. Nur Gufron Rini
Risnawati, 2011: 36 mengemukakan aspek-aspek yang terkandung dalam kepercayaan diri antara lain:
a. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif anak tentang dirinya bahwa anak mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.
b. Optimis yaitu sikap positif anak yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuannya.
14 c. Obyektif yaitu anak yang percaya diri memandang permasalahan atau
sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
d. Bertanggung jawab yaitu kesediaan anak untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
e. Rasional yaitu analisis terhadap sesuatu masalah, sesuatu hal, sesuatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal
dan sesuai dengan kenyataan. Menurut Kumara dalam Fitri Yulianto H. Fuad Nashori, 2006: 58
menyatakan bahwa ada empat aspek kepercayaan diri, yaitu: a. Kemampuan menghadapi masalah
b. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakannya c. Kemampuan dalam bergaul
d. Kemampuan menerima kritik Berbeda dengan Peale Argo Yulian Indrajat, 2013: 13-14 yang
mengungkapkan bahwa aspek-aspek kepercayaan diri individu meliputi aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial. Berikut ini merupakan garis besar
penjabarannya. a. Aspek Fisik
Keadaan fisik seperti kegemukan, kurang tinggi, cacat anggota tubuh atau rusaknya salah satu indera, kekurangan yang jelas terlihat oleh orang
lain, dan menimbulkan perasaan tidak berharga terhadap keadaan fisiknya, karena individu amat merasakan kekurangan yang ada pada dirinya jika
15 dibandingkan dengan orang lain. Hal tersebut membuat individu tidak dapat
bereaksi secara positif dan memunculkan rasa minder yang berkembang menjadi rasa tidak percaya diri.
b. Aspek Psikis Individu akan percaya diri karena mempunyai kemampuan yang
tinggi meliputi perasaan, keahlian khusus yang dimiliki, dan sikap individu terhadap diri sendiri.
c. Aspek Sosial Kepercayaan diri terbentuk melalui dukungan sosial yakni dukungan
dari orang tua dan orang yang ada di sekitarnya. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan hidup utama dalam kehidupan seseorang.
Berdasarkan uraian di atas mengenai aspek-aspek kepercayaan diri dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kepercayaan diri yang diungkapkan
oleh beberapa ahli di atas memiliki pendapat yang hampir sama dan dapat saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga peneliti merangkum
aspek-aspek kepercayaan diri yaitu memiliki rasa keyakinan akan kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggung jawab, memiliki pemikiran
rasional, serta menerima kritikan orang lain.
3. Ciri-Ciri Individu yang Percaya Diri