Didalam itu juga mereka juga mendapatkan keterampilan yang di berikan oleh PKBM HANUBA kepada anak- anak jalanan untuk mengasah keterampilan mereka dan keaksaraan
fungsional mereka, antara lain yakni merangkai papan bunga, dimana dalam merangkai papan bunga ini anak belajar keaksaraan fungsional yang diberikan oleh tutor yang mempunyai
keterampilan di bidang dalam merangkai bunga. Membuat sandal dari gabus bukan termasuk keterampilan yang sulit sehingga warga atau anak jalanan belajar keaksaraan fungsional setelah
dibekali kemampuan dan pengetahuan mengenai proses pembuatannya. Dan keterampilan menjahit juga meliputi hal seperti itu yang membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang
akan mereka dapatkan dari tutor yang memahami di bidang masing- masing. Jadi lembaga informal seperti yayasan PKBM HANUBA yang sebagaimana akan mereka
dapatkan didalam yayasan tersebut yang akan hampir sama halnya seperti lembaga- lembaga formal terhadap pendidikan. Dalam lembaga ini setiap anak itu tidak dikenai pungutan- pungutan
biaya sedikitpun, lembaga ini menawarkan pendidikan gratis terhadap anak- anak jalanan yang ikut belajar di yayasan PKBM HANUBA tersebut. Sampai sekarang jumlah anak yang ikut
belajar di yayasan tersebut itu mencapai …
1.2 Perumusan Masalah
Berdasaran dari latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah bentuk sosialisasi yayasan tersebut terhadap anak jalanan kota Medan.
2. Bagaimanakah model pendidikan anak jalanan di pusat kegiatan belajar masyarakat yang
tepat dan sesuai bagi kebutuhan dan harapan anak jalanan di kota Medan.
6
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dari penelitian saya adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui bentuk sosialisasi yayasan terhadap model pendidikan anak jalanan jalanan di pusat kegiatan belajar masyarakat PKBM di Kota Medan.
2. Menjelaskan bagaimana model pendidikan yang tepat dan sesuai bagi kebutuhan anak di
pusat kegiatan belajar PKBM di kot Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti adalah
1. Manfaat teoritis
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diberikan informasi dan sumbagan kepada peneliti lain sebagai bahan pertimbangan referensi dalam meneliti masalah yang mirip dengan
penelitian dalam bidang sosiologi, khususnya kajian pada sosiologi pendidikan.
2. Manfaat praktis
Bagi penulis penelitian ini dapat mengasah penulis dalam membuat karya ilmiah serta menambah pengetahuan penulis mengenai masalah yang akan diteliti, dan akan menjadi
sumbangan pemikiran untuk peneliti kedepannya.
1.5 Defenisi Konsep
Konsep adalah suatu hasil pemaknaan didalam intelektual manusia yang merujuk pada kenyataan yang benar- benar nyata dari segi empiris dan bukan merupakan refleksi sempurna.
Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini, antara lain :
7
Universitas Sumatera Utara
1. Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek system,
atau konsep yang sering sekali berupa penyederhanaan atau idealisasi. 2.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai
dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah
kelompok atau
masyarakat .
Sejumlah sosiolog
menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan
role theory. Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh
individu .
3. Pendidikan formal adalah pendidikan yang sistematis, berstruktur, bertingkat dan
berjenjang dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya termasuk kegiatan studi yang berorientasi akademik dan umum, program
spesialisasi dan pelatihan professional yang dilaksanakan dalam waktu terus menerus. 4.
Anak adalah seorang laki- laki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa puberitas. Anak juga merupakan turunan kedua, dimana kata anak
merujuk pada lawan dari orang tua.
5. Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak- anak yang
mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memilki hubungan dengan keluarganya, tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan
acuan bagi semua pihak.
8
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Anak Jalanan 2.1.1 Anak Jalanan
Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga anak mandiri, sesungguhnya adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang. Hal ini
dibuktikan karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini, mereka sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang tidak kondusif dan bahkan sangat tidak bersahabat. Alasan anak
jalanan yang mengatakan bahwa tinggal di jalanan adalah sekadar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu keluarga tampaknya secara sosial kurang atau bahkan
tidak dapat diterima oleh masyarakat umum. Hal ini mengakibatkan timbulnya steorotipe bahwa anak jalanan dianggap sebagai penggangu ketertiban dan membuat kota menjadi kotor sehingga
yang namanya razia bukan lagi hal yang mengejutkan bagi mereka. Marginal, rentan dan eksploitatif adalah istilah-istilah yang sangat erat untuk menggambarkan kondisi dan kehidupan
anak jalanan. Marginal karena mereka melakukan jenis pekerjaan yang tidak jelas jenjang kariernya, kurang dihargai dan umumnya juga tidak menjanjikan prospek apapun di masa depan.
Rentan karena resiko yang harus ditanggung akibat jam kerja yang sangat panjang secara kenyataaan dari segi kesehatan maupun sosial sangat rawan. Sedangkan disebut eksploitatif
karena mereka biasanya memiliki posisi tawar-menawar yang sangat lemah, tersubordinasi dan cenderung menjadi objek perlakuan yang sewenang-wenang dari ulah preman atau oknum aparat
yang tidak bertanggung jawab. Sebagai bagian dari pekerja anak child labour, anak jalanan
9
Universitas Sumatera Utara