“Setiap tingkah laku anak yang diajarkan berbeda – beda, ada memang yang mau bersungguh- sungguh sehingga tanpa disuruh
ataupun ditegur sudah mempunyai inisiatif sendiri untuk menjalankannya.
4.3 Perilaku Belajar Anak Jalanan
Temuan penelitian yang menggambarkan perilaku belajar anak jalanan dapat dikategorikan kedalam lima cara, pertama yaitu: belajar dengan guru. Anak belajar bersama guru dengan cara
diberi pertanyaan oleh guru, menyimak penjelasan guru, mempraktekkan penjelasan guru, memperhatikan apa yang dilakukan guru, mengamati, mencatat dan menghafalkan pelajaran.
Kedua, belajar dengan orang lebih tua, anak belajar dengan orang yang lebih tua dengan cara bertanya kepada orang yang lebih tua dengan cara mengikuti, meniru dan menjalankan. Ketiga,
belajar dengan teman sebaya, belajar dengan teman sebaya yang dilakukan anak dengan cara berdiskusi tentang pelajaran dan saling membantu mengerjalan tugas serta saling membimbing
teman sebaya. Keempat, belajar dengan sendiri atau belajar otodidak dengan cara membaca halaman lain dengan cara memanfaatkan waktu kosong dengan cara mempertimbangkan suatu
konsep dengan konsep lain. Kelima, belajar dengan diberinya anak tanggung jawab, diberi tanggung jawab terhadap diri sendiri dan diberi tanggung jawab terhadap temannya agar
membimbing teman- temannya, agar dibiasakan diri untuk mandiri dengan kreatifitas yang diajarkan, dan bisa berkonstribusi dan agar dapat terus hidup dan berkembang.
Perilaku belajar anak mencerminkan adanya interaksi yang baik dengan anak dan sumber belajar, yaitu : guru, teman yang lebih tua dan teman baik dengan teman sebaya. Cara belajar
60
Universitas Sumatera Utara
anak jalanan ini juga berbeda – beda antara yang satu dengan yang lainnya, ada yang sudah mandiri dan sudah bisa bertanggung jawab atau diberi tanggung jawab dan ada juga yang masih
bergantung pada orang lain, dan selanjutnya pula ada juga anak yang aktif dan ada juga anak yang pasif. Secara keseluruhan perilaku belajar mengacu pada perubahan atas keterampilan,
pembiasaan dan sikap. Usaha pekerja sosial dalam mengembangkan perilaku belajar anak jalanan dapat dikategorikan kedalam enam cara : pertama, mengkondisikan ruangan belajar,
dengan membuat ruangan menjadi santai dan membuat anak bebas untuk berekspresi dalam pembelajaran dan membuat peraturan anak jika itu memang diperlukan dan memfokuskan anak
pada pelajaran, menyelenggarakan pelajran sambil bermain. Kedua, membimbing. Usaha para pekerja sosial untum membimbing anak dengan cara memberikan penjelasan materin pelajaran,
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anak, memberikan penjelasan secara baik dan memaknai seluruh kegiatan sebagai pembelajaran etika, moral dan tata cara hidup bersama agar
mereka bisa mngikuti dan menjalankan untuk diwujudkan kedalam tingkah laku sehari – hari dan menimbulkan jiwa sosial anak melalui kebersamaan. Ketiga, yaitu memberi cara atau trik,
bertujuan untuk memudahkan anak untuk menghafal suatu konsep, memperbaiki suatu kesalahan yang dilakukan dan memudahkan anak untuk mempelajari cara atau bentu pelajaran yang
diberikan oleh pekerja sosial terhadap mereka. keempat, menstimulus, pekerja sosial memberikan catatan pribadi sendiri terhadap sianak, belajar mengevaluasi diri, komunitas dan
lembaga, belajar untuk berbicara sistematis, percaya diri dan berani,mudah mengerti dan mengaplikasikan pelajaran. Kelima, memberikan hukuman, upaya tenaga pengajar memberikan
hukuman dilakukan dengan cara menegur kelalaian yang dilakukan anak, mengingatkan apa yang seharusnya dilakukan anak. Dan yang keenam, mengimplemintasikan kebersamaan, usaha
pekerja sosial untu mensejajarkan antara anak dan pekerja sosial, terlihat pada hal- hal berikut :
61
Universitas Sumatera Utara
belajar bersama, terjadi interaksi antara anak dan pekerja sosial dimana pekerja sosial mau mengakui dan memperbaiki kesalahan dalam menjelaskan, membuat hak yang sama dengan
menaati peraturan dan menjadi teman untu bercerita.
4.6 Fungsi Pendidik dalam Pembelajaran