Anak Dalam Aspek Sosiologis Sosialisasi Dalam Pembentukan Perilaku

3. Children from families of the street

yaitu anak yang keluarganya memang di jalanan yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan.

2.2 Anak Dalam Aspek Sosiologis

Dalam aspek sosiologis, anak senantiasa berinteraksi dengan lingkungan masyarakat. Dalam menjamin perkembangan dirinya, sejak usia dini perlu pendidikan dan sosialisasi, pengajaran tanggung jawab sosial, peran- peran sosial untuk menjadi bagian masyarakat Abu, 2006: 27 . Jadi, menurut kodratnya, anak manusia adalah makhluk sosial, dapat dibuktikan dimana ketidak berdayaannya terutama pada masa bayi dan kanak- kanak yang menuntut adanya perlindungan dan bantuan dari orang tua. Anak selalu membutuhkan tuntunan dan pertolongan orang lain untuk menjadi manusia yang bulat dan paripurna. Anak manusia tidak dapat hidup tanpa masyarakat atau tanpa lingkungan sosial tertentu. Anak dilahirkan, dirawat, dididik, tumbuh, berkembang dan bertingkah laku sesuai dengan martabat manusia di dalam lingkungan cultural sekelompok manusia. Anak tidak akan terlepas dari lingkungan tertentu, karena anak sebagai individu tidak mungkin bisa berkembang tanpa bantuan orang lain kehidupan anak bisa berlangsung apabila ia ada bersama orang lain. Anak manusia bisa memasuki dunia manusia jika dibawa atau dimasukkan kedalam lingkungan manusia sehingga memperoleh pemahaman akan pendidikan.

2.3 Sosialisasi Dalam Pembentukan Perilaku

Sosialisasi adalah sebuah proses pengajaran atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peran role theory . Hal ini disebabkan 11 Universitas Sumatera Utara dalam proses sosialisasi, diajarkan peran- peran yang harus dijalankan oleh individu. http:id.wikipedia.orgwikisosialisasi, diakses 30 November 2012, pkl 09.20. Perilaku menyimpang dari norma – norma umum pada masyarakat merupakan produk dari proses sosialisasi. Proses tersebut berlangsung secara progresi, tidak sabar, berangsur- angsur dan berkesinambungan. Akibatnya, semua bentuk pelanggaran terhadap norma- norma sosial dirasionalisir secara progresif, dibenarkan dan akhirnya dijadikan pola tingkahlaku sehari- hari. Sosialisasi dalam keuarga dianggap berjalan dengan tidak baik ketika peran keluarga sebagai orang terdekat terhadap anak, kurang atau tidak berfungsi sama sekali seperti apa yang diharapkan dan dibutuhkan oleh anak. Setiap kelompok masyarakat mempunyai standard dan nilai yang berbeda. Misalnya, standar “apakah seseorang itu baik atau tidak” di sekolah dengan kelompok sepermainan tidak sama. Di sekolah, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya diatas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kwlompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi, yaitu formal dan informal. Sosialisasi formal terjadi melalui lembaga- lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam Negara, seperti pendidikan disekolah. Sedangkan sosialisasi informal, terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesame anggota klub dan kelompok- kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat. Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat sulit untuk dipisah- pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus. 12 Universitas Sumatera Utara Sosialisasi dapat di bagi menjadi dua pola : sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi represif repressive socialization menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adlah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other. Sosialisasi partisipatoris participatory socialization merupakan pola dimana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini akan diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak.

2.4 Jenis sosialisasi

Dokumen yang terkait

Faktor Dominan Penyebab Anak Menjadi Anak Jalanan di Kota Binjai

8 77 115

Konstruksi Identitas Diri Murid pada Lembaga Pendidikan Non Formal (Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Emphaty Medan).

2 74 151

PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT PPAP SEROJA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KOTA LAYAK ANAK Peran Lembaga Swadaya Masyarakat PPAP Seroja Dalam Pelaksanaan Program Kota Layak Anak Pada Lingkungan Pendidikan Anak Jalanan Di Kota Surakarta.

0 5 11

PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT PPAP SEROJA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KOTA LAYAK ANAK PADA Peran Lembaga Swadaya Masyarakat PPAP Seroja Dalam Pelaksanaan Program Kota Layak Anak Pada Lingkungan Pendidikan Anak Jalanan Di Kota Surakarta.

0 3 16

PENDAHULUAN Peran Lembaga Swadaya Masyarakat PPAP Seroja Dalam Pelaksanaan Program Kota Layak Anak Pada Lingkungan Pendidikan Anak Jalanan Di Kota Surakarta.

0 4 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Anak Jalanan 2.1.1 Anak Jalanan - Model Pendidikan Anak Jalanan Pada Lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di Kota Medan

0 0 14

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang - Model Pendidikan Anak Jalanan Pada Lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di Kota Medan

0 0 8

Model Pendidikan Anak Jalanan Pada Lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di Kota Medan

0 1 9

PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK (LPA) SUL-SEL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK JALANAN DI KOTA MAKASSAR

0 0 133

EFEKTIVITAS PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA ANAK PRIA TANGERANG

0 1 151