orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan. Anak-anak rawan terhadap tekanan teman sebaya Sal Severe, 2001:254.
2.7.3 Lembaga Pendidikan Formal sekolah
Dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan aturan mengenai kemandirian independence, prestasi achievement,
universalisme, dan kekhasan specificity. Di lingkungan rumah, seorang
anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung
jawab.
2.7.4 Media massa
Kelompok media massa di sini adalah media cetak surat kabar, majalah, tabloid, media elektronik radio, televisi, video, film. Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada
kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
2.7.5 Agen-agen lain
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya
membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya.
2.8 Perspektif Struktural Fungsional dan Pendidikan
Para penganut struktural fungsionalisme percaya bahwa masyarakat cenderung bergerak menuju ekuilibrium dan mengarah pada terciptanya tertib sosial. Mereka masyarakat sebagai
19
Universitas Sumatera Utara
tubuh manusia, sehingga masyarakat dipandang sebagai institusi yang bekerja seperti organ tubuh manusia. Oleh karena itu perspektif struktutal fungsional meyakini bahwa tujuan uatama
dari institusi penting dimasyarakat, seperti pendidikan adalah mensosialisasikan generasi muda menjadi anggota masyarakat.
Sosialisasi merupakan proses yang dapat dijadikan tempat pembelajaran bagi generasi muda untuk mendapat pengetahuan, perubahan perilaku dan penguasaan tata nilai yang mereka
perlukan agar bisa tampil sebagai bagian dari Negara yang produktif. Perspektif struktural fungsional memang mengarahkan focus kajian pendidikan terhadap nilai- nilai dan budaya,
sosialisasi, stratifikasi dan pelembagaan. Tegasnya
suatu pendidikan
harus memainkan peran dan fungsinya mencerdaskan warga
masyarakat terutama pada anak jalanan yang begitu penting bagi mereka sebuah pendidikan itu. Karena pendidikan adalah kunci nterpenting dalam menentukan keberhasilan dalam membangun
kehidupan. Oleh karena itu para penganut fungsionalisme memfokuskan perhatiannya pada proses pendidikan dalam menjamin tertib sosial. Dalam teori ini bahwa pendidikan itu harus
memilki relevansi dengan pengembangan sistem ekonomi dan dengan demikian juga relevansinya dengan upaya membantu mengintegrasi masyarakat termasuk anak jalanan. Dengan
penekanan adanya suatu bentuk trtib sosial dan pola- pola yang didapat dalam sosialisasi setidaknya anak jalanan dapat lebih memahami tentang suatu hal yang akan menjadi acuan
mereka generasi- generasi muda untuk mendapat pengetahuan, perubahan perilaku dan tata nilai yang mereka perlukan sebagai pegangan mereka kedepannya.
Memang faktanya teori struktural fungsional merupakan perspektif pemikiran sosiologis yang sangat berpengaruh, terutama tahun 1960an. Begitu berpengaruhnya, sehingga setidak-
20
Universitas Sumatera Utara
tidaknya sampai dua dekade setelah perang dunia ke II, perpektif ini boleh dikatakan identik dengan sosiologi itu sendiri.
2.9 Pendidikan