Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

menggunakan return sesuai risiko Hartono, 2010. Penelitian ini juga membandingkan hasil kinerja Reksa Dana Saham Syariah dengan kinerja benchmark JII untuk mengetahui Reksa Dana Saham Syariah yang tergolong outperform maupun underperform. Jika kinerja Reksa Dana Saham Syariah lebih besar dari kinerja benchmark maka Reksa Dana tersebut tergolong pada kondisi yang outperform dan layak dipilih sebagai sarana investasi. Begitupun sebaliknya, apabila kinerja Reksa Dana Saham Syariah lebih kecil dari kinerja benchmark maka Reksa Dana tersebut tergolong pada kondisi yang underperform dan tidak layak dipilih sebagai sarana investasi. Reksa Dana Saham Syariah merupakan salah satu jenis investasi yang sering mengalami fluktuatif. Perusahaan Reksa Dana saham juga selalu mengalami perubahan setiap tahunnya. Sehingga semakin banyak periode penelitian akan memengaruhi keakuratan data yang dihasilkan. Sehingga, dengan pertimbangan jumlah sampel yang semakin sedikit dikarenakan terlalu lama memilih periode maka peneliti memilih rentang waktu yang tidak terlalu lama yaitu 3 tahun agar tidak mendapatkan sampel yang terlalu sedikit. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk mengetahui kondisi kinerja Reksa Dana Saham Syariah sehingga investor mengetahui Reksa Dana Saham Syariah mana saja yang memiliki kinerja konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Soesanty 2013 berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap 8 Reksa Dana saham syariah diperoleh 5 Reksa Dana Saham Syariah yang memberikan kinerja positif berdasarkan metode Sharpe, 6 Reksa Dana Saham Syariah yang memberikan kinerja positif berdasarkan metode Treynor, dan 5 Reksa Dana Saham Syariah yang memberikan kinerja positif berdasarkan metode Jensen. Reksa Dana yang memberikan kinerja negatif selama periode pengukuran berdasarkan metode Sharpe 3 Reksa Dana, Treynor 2 Reksa Dana dan Jensen 3 Reksa Dana. Penelitian lain yang dilakukan oleh Solkhan 2015 berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap Reksa Dana Saham, Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Campuran pada Reksa Dana Syariah diperoleh 4 Reksa Dana Saham yang memberikan kinerja positif, 5 Reksa Dana Pendapatan Tetap yang memberikan kinerja positif, dan semua sampel penelitian Reksa Dana Campuran memberikan kinerja positif berdasarkan metode Sharpe. Sedangkan menggunakan metode Treynor diperoleh 4 Reksa Dana Saham yang memberikan kinerja positif, 5 Reksa Dana Pendapatan Tetap yang memberikan kinerja positif dan semua sampel penelitian Reksa Dana Campuran memberikan kinerja positif berdasarkan metode Treynor. Reksa Dana yang memberikan kinerja negatif selama periode pengukuran berdasarkan metode Sharpe 2 Reksa Dana Saham dan 1 Reksa Dana Pendapatan Tetap. Berdasarkan metode Treynor 2 Reksa Dana Saham dan 1 Reksa Dana Pendapatan Tetap. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dengan terbatasnya jumlah produk Reksa Dana Saham Syariah, inilah yang memotivasi penulis untuk meneliti mengenai Reksa Dana Saham Syariah. Maka judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Syariah dengan Metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M² Pada Bursa Efek In donesia”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah, sebagai berikut :

1. Adanya kesulitan investor dalam menilai masing-masing kinerja Reksa

Dana Saham Syariah, sehingga investor dapat memperoleh return yang optimal. 2. Adanya kesulitan investor dalam menilai kinerja Reksa Dana Saham Syariah menggunakan metode Sharpe, Treynor, Jensen, dan M².

3. Adanya kesulitan dari pihak investor untuk mengukur tingkat risiko

berdasarkan portofolio dari perusahaan Reksa Dana. 4. Masih banyak terdapat perbedaan return antara portofolio yang dibuat secara acak dengan portofolio yang dikelola oleh manajemen yang profesional. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi mengenai Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham Syariah menggunakan metode Sharpe, Treynor, Jensen, dan M² periode Maret 2013-Februari 2016.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka dibuat perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja Reksa Dana Saham Syariah berdasarkan metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M² periode Maret 2013-Februari 2016? 2. Reksa Dana mana yang memiliki kinerja outperform dan underperform terhadap kinerja JII periode Maret 2013-Februari 2016?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kinerja Reksa Dana Saham Syariah yang dikelola oleh Manajer Investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M² periode Maret 2013-Februari 2016 2. Mengetahui kinerja Reksa Dana Saham Syariah mana saja yang tergolong outperform ataupun underperform terhadap kinerja benchmark pada setiap periodenya, menurut metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Penulis Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru dalam dunia investasi khususnya pasar modal syariah. 2. Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan rujukan pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang ekonomi keuangan, khususnya manajemen investasi. 3. Investor dan Calon Investor Memberikan gambaran kinerja Reksa Dana saham syariah sebagai referensi dalam memilih Reksa Dana mana yang sesuai dengan kriteria investasi yang diharapkan para investor dan calon investor. 10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Investasi

Investasi merupakan tindakan menanamkan sebagian modal yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang Sumariyah, 2004. Dalam Kamus Lengkap Ekonomi, investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan Wirasasmita, 1999. Sedangkan pendapat lainnya investasi diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang Tandelilin, 2001. Jadi, pada dasarnya sama yaitu penempatan sejumlah kekayaan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua,yaitu investasi pada financial asset dan investasi pada real asset. Investasi pada financial asset dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, Surat Berharga Pasar Uang SBPU, dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, warrant, opsi, dan yang lainnya, sedangkan investasi pada real asset dapat dilakukan dengan pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan yang lainnya. Ada tiga hal utama yang menjadikan perlunya melakukan suatu investasi Pratomo, 2009: a Adanya kebutuhan di masa mendatang yang belum mampu dipenuhi sehingga menginvestasikan aset yang dimiliki dan berharap mendapatkan keuntungan di masa mendatang. b Adanya keinginan untuk menambah nilai aset serta kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki saat ini. c Adanya inflasi yang membuat harga-harga cenderung naik sehingga akan memengaruhi pengeluaran sehari-hari. Menurut Sharpe 1995, pada dasarnya ada beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan investasi antara lain : a Menentukan kebijakan investasi Dikarenakan ada hubungan positif antara risiko dan return, maka hal yang tepat bagi para investor untuk menyatakan tujuan investasinya tidak hanya untuk memperoleh banyak keuntungan saja, tetapi juga memahami bahwa ada kemungkinan risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.