Tujuan Pelatihan Kajian Tentang Pelatihan 1. Pelatihan

g. Prinsip diagnosis dan koreksi Pelatihan berfungsi sebagai diagnosis melalui usaha yang berulang serta koreksi atas kesalahan – kesalahan yang timbul. h. Prinsip pembagian waktu Pelatihan dibagi menjadi sejumlah kurun waktu yang singkat. i. Prinsip keseriusan Pelatihan jangan dilakukan seenaknya. j. Prinsip kerjasama. Pelatihan membutuhkan kerjasama antar komponen yang terlibat dalam pelatihan agar dapat berhasil dengan baik. k. Prinsip metode pelatihan Metode pelatihan yang ada tidak dapat digunakan untuk semua jenis pelatihan. Untuk itu dicarikan metode pelatihan yang cocok untuk suatu pelatihan. Dari berbagai prinsip mengenai pelatihan diatas maka dapat disimpulkan prinsip – prinsip mencakup semua yang terkait dan sebagai pedoman pelatihan sebagai dasar untuk melaksanakan pelatihan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pelatihan.

4. Komponen Pelatihan

Menurut Haris Mujiman 2011:64 komponen – komponen pelatihan adalah sebagai berikut. a. Pengelola dan staf pembantu program pelatihan b. Tujuan pelatihan c. Metode – metode yang digunakan d. Alat bantu pelatihan e. Cara evaluasi pelatihan f. Tempat dan waktu pelatihan g. Instruktur pelatihan h. Rencana kegiatan dan jadwal pelatihan i. Anggaran yang dibutuhkan Dari pendapat ahli diatas telah disebutkan berbagai macam komponen pelatihan sebagai dasar untuk melaksanakan pelatihan diantaranya yang menjadi pokok tujuan pelatihan, alat bantu pelatihan. Cara evaluasi, instruktur, rencana dan jadwal pelatihan. Semua yang dijelaskan sangat mempengaruhi terselenggaranya suatu pelatihan dengan baik.

5. Tahap – tahap pelatihan

Danang Sunyoto 2012:141 menyatakan bahwa dalam pelatihan tenaga kerja yang diselenggarakan, ada tiga tahap, yaitu: a. Penentuan Kebutuhan Pelatihan Bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan menentukan apakah perlu tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut. Tahap ini ada tiga macam kebutuhan pelatihan, yaitu : 1 General treatment need, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan semua pegawai dalam satu klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja dari seorang pegawai tertentu. 2 Observable performance discrepancies, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan berdasarkan hasil penilaian kinerja para pekerja untuk mengawasi sendiri hasil kerjanya.