kalimat berita. Dari tuturan 17 dapat dilihat bahwa makna kata-kata yang menyusun sama dengan maksud yang dikandungnya. Demikian pula dengan
tuturan 18 jika dikatakan oleh seorang suami kepada istrinya maka maksud memerintah terkandung dalam kalimat tanya. Berikut adalah contoh tindak tutur
tidak langsung literal dalam bahasa Prancis:
19 Patrick
: Je suis en retard?
Le directeur : Votre spectacle commence à onze heures et demie Patrick
: Et quelle heure est-il? Le directeur : Minuit moins vingt. Le public attend
Patrick : Akut erlambat?
Le directeur : Pertunjukanmu mulai pukul 11.30 Patrick
: Dan pukul berapa sekarang? Le directeur : Pukul 11.40. Penonton menunggu.
Tuturan bercetak tebal di atas merupakan tindak tutur tidak langsung literal. Tuturan tersebut tidak hanya mengandung sebuah pernyataan Le directeur
bahwa Patrick seharusnya tampil pukul 11.30 tetapi juga perintah agar Patrick segera tampil. Hal tersebut diperjelas dengan tuturan “Minuit moins vingt. Le
public attend”, yang menekankan bahwa penonton sudah menunggu karena Patrick terlambat 10 menit.
3. Tindak Tutur Langsung Tidak Literal
Wijana 1996:35 mengungkapkan bahwa tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat yang sesuai
dengan maksud tuturan, tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan penuturnya. Berikut contoh tindak tutur langsung tidak literal
yang dipaparkan Wijana:
20 Suaramu bagus, kok
21 Kalau makan biar kelihatan sopan, buka saja mulutmu
Dengan tindak tutur langsung tidak literal penutur dalam tuturan 20 memaksudkan bahwa suara mitra tuturnya tidak bagus. Sementara itu, tuturan 21
penutur bermaksud menyuruh mitra tuturnya untuk menutup mulutnya saat makan agar terlihat sopan. Dari kedua kalimat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
penyataan maksud dalam tindak tutur langsung tidak literal menggunakan kata- kata yang sama sekali tidak memiliki makna yang sama dengan penuturnya.
Berikut contoh tindak tutur langsung tidak literal dalam bahasa Prancis:
22 Barbara
: Bonjour Pierre. Assieds-toi Tu prends un café avec nous?
Pierre : Ah oui, je veux bien.
Barbara : Écoute, Pierre Ça ne va pas
Pierre : Qu’est-ce qui ne va pas?
Barbara : Quand tu téléphones à tes amis, il ne faut pas utiliser mon
portable Girardet, 2002:58 Barbara
: Pagi Pierre. Silahkan duduk Kamu mau minum kopi dengan kami?
Pierre : Ah iya, aku mau.
Barbara : Dengar, Pierre Itu tidak benar
Pierre : Apa yang tidak benar?
Barbara :Saat kamu menelepon teman-temanmu, seharusnya kamu
tidak menggunakan ponselku
Tuturan “Écoute, Pierre”,yang diucapkan oleh Barbara digunakan untuk
memberikan perintah dalam sebuah kalimat imperatif kepada Pierre.
Selanjutnya, Barbara mengatakan “Ça ne va pas”, yang dimaksudkan untuk
menegur Pierre bahwa jika Pierre ingin menghubungi teman-temannya, Pierre seharusnya tidak menggunakan ponsel Barbara. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan Barbara selanjutnya melalui tuturan “Quand tu telephones à tes amis, il ne faut pas utiliser mon portable. Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan
bahwa tuturan bercetak tebal merupakan tindak tutur langsung tidak literal