Nanokomposit Poly ε-Caprolactone Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

difusi atom-atom permukaan dari komponen komposit yang terjadi pada suhu tinggi Winarta, 2012. Adapun pembagian komposit berdasarkan bentuk penguatnya yaitu 1. Komposit partikel merupakan komposit yang menggunakan partikel serbuk sebagai penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriknya. 2. Komposit serat merupakan komposit yang terdiri dari serat dan matrik dimana fungsi serat sebagai penopang kekuatan dari komposit sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit tergantung dari serat yang digunakan. Jenis komposit serat dapat terbagi atas : a Continous fiber composite komposit diperkuat serat kontinu b Woven fiber composite komposit diperkuat dengan serat anyaman c Chopped fiber composite komposit diperkuat serat pendekacak d Hybrid composite komposit diperkuat serat kontinyu dan serat acak 3. Komposit lapis laminates composite merupakan komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya mempunyai karakteristik sifat sendiriberdasarkan jenis matrik yang digunakan komposit ini terbagi atas : a. Komposit matrik logam metal matrix compositesMMC merupakan salah satu jenis komposit yang memiliki matrik logam seperti aluminium sebagi matriknya dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida b. Komposit matrik keramik ceramic matrix compositesCMC merupakan komposit yang menggunakan keramik sebagai matriknya c. Komposit matrik polimer polymer matrix compositesPMC merupakan komposit yang mengguankan polimer sebagai matriknya Jones,1975

2.7 Nanokomposit

Nanokomposit dikategorikan dalam nanoteknologi apabila komposit yang dihasilkan merefleksikan keunggulan nanomaterial yaitu kinerja yang meningkat secara signifikan. Dikatakan nanokomposit karena salah satu komponen yang digunakan memiliki ukuran berkisar 1-100 nm. Nanokomposit merupakan bidang yang cukup baru di Indonesia bahkan di dunia sekalipun, apalagi nanokomposit yang seluruhnya terbuat dari bahan terbarukan. Universitas Sumatera Utara Prinsip dari pembuatan nanokomposit ini adalah berkat ikatan-ikatan yang terjadi antara atom C, O, dan atom lainnya. Karena ikatan sudah dilakukan mulai dari bentuk nano, maka akan menghasilkan suatu material yang lebih kuat pada saat menjadi material yang berukuran besar tampak oleh mata. Nanokomposit digunakan pada plastik, dipelopori oleh pabrik mobil General motor dan Toyota. Plastik akan lebih tahan gores, ringan-kuat sehingga mengurangi biaya bahan bakar, umur pemakaian lebih panjang. Industri transportasi akan dapat menarik keuntungan dari penggunaan nanokomposit ini. Nanokomposit dapat meningkatkan ketahanan dan permeabilitas sehingga bagus untuk penggunaan pengemas makanan dan minuman. Selain itu nanokomposit juga dapat dipergunakan untuk mengurangi kemudahan plastik untuk terbakar. Nanokomposit dilapisi dengan butyl rubber membuat bola tenis lebih memantul dan tahan lama Subiyanto, 2010 .

2.8 Poly ε-Caprolactone

Gambar 2.2 struktur Polikaprolakton Hasanah, 2009 Poly ε-caprolactone PCL adalah satu dari kebanyakan plastik sintesis yang biodegradable yang luas dipelajari. PCL adalah polimer semi kristalin derajat kristalisasi sekitar 50, temperatur transisi gelas T g sekitar -60 o C dan titik leleh sekitar 60 o C dihasilkan melalui adisi pembukaan cincin pada polimerisasi dari ε-caprolactone. PCL merupakan homopolimer struktur molekuler berulang yang terdiri dari lima grup metilen non polar dan sebuah grup ester yang bersifat polar, memberikan PCL memiliki sifat yang unik seperti kandungan olefinik yang tinggi dan memiliki sifat biodegradable. Namun demikian, pemakaian luas secara komersial seperti biopolimer lainnya sebagai pastik komoditi masih menggunakan biaya yang relatif tinggi, temperatur leleh dan sifat mekanik yang rendah. Keterbatasan dapat dipecahkan melalui pengembangan seperti PCL-nanokomposit. Faktanya, penambahan relatif kecil pada ukuran nano pada PCL dapat dipastikan memperbaiki sifat mekanik dan termal, khususnya temperatur distorsi panas. Beberapa nanofiller sintetik dan mineral seperti lapisan silikat monmorilonit telah dipelajari sebagai penguat untuk PCL, tetapi ketertarikan yang Universitas Sumatera Utara kuat terletak pada penggunaan bio-nanokomposit yang mana nanofiller digunakan sebagai pengguat. Kelimpahan, dapat diperbaharui, hidropilik alami dan sifat mekanik yang baik sehingga selulosa adalah sumber serat yang utama untuk penyiapan dari bio-nanokomposit Gea et al, 2010. Polikaprolacton telah banyak digunakan dalam bidang medis seperti yang dilaporkan oleh Hasanah 2009 menyatakan bahwa penggunaan PCL dilakukan karena PCL merupakan polimer sintetik yang bersifat biodegradable untuk pengungkung obat atau sebagai media transplantasi pada sistem jaringan karena memiliki permeabilitas obat dan sifat mekanik yang baik. Penggunaan polimer biodegradable ini memiliki banyak keuntungan karena dapat didegradasi oleh proses hidrolisis di dalam tubuh Gunatillake, 2003 Selain dibidang medis, PCL juga digunakan dalam pembuatan plastik biodegradable seperti yang dilaporkan oleh Lee 2007, hasil menunjukkan bahwa penanaman plastik selama 3 bulan di dalam tanah menimbulkan lubang kecil pada permukaan plastikyang mengindikasikan adanya aktifitas mikroorganisme terhadap kanji saguPCL.

2.9 Ultrasonifikasi

Dokumen yang terkait

Pembuatan Selulosa Kristal Rendah (LCC) Dari Tongkol Jagung (ZEA MAYS L) Dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Fosfat 85%

3 61 56

Isolasi Nanokristal Selulosa Dari Tongkol Jagug (Zea mays L) Dengan Metode hidrolisa Menggunakan Pelarut Dimetil Asetamida/Litium Klorida (DMAc/LiCl)

18 108 70

Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

6 109 82

Pembuatan Hidrogel Berbasis Selulosa Dari Tongkol Jagung (Zea Mays L) Dengan Metode Ikat Silang

44 179 67

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung - Pembuatan Selulosa Kristal Rendah (LCC) Dari Tongkol Jagung (ZEA MAYS L) Dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Fosfat 85%

0 1 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jagung 2.1.1 Taksonomi Jagung - Isolasi Nanokristal Selulosa Dari Tongkol Jagug (Zea mays L) Dengan Metode hidrolisa Menggunakan Pelarut Dimetil Asetamida/Litium Klorida (DMAc/LiCl)

0 0 18

Isolasi Nanokristal Selulosa Dari Tongkol Jagug (Zea mays L) Dengan Metode hidrolisa Menggunakan Pelarut Dimetil Asetamida/Litium Klorida (DMAc/LiCl)

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung - Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

0 1 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

0 0 6

Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

0 1 13