28
kekuasaan, marah balas dendam, dan haus rangsangan atau biasa disebut tipe sadis patologis.
4. Dasar Hukum Persetubuhan terhadap Anak dibawah Umur
a. Persetubuhan anak menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
KUHP Pasal 287 ayat 1 KUHP, menyatakan bahwa persetubuhan
adalah “Barangsiapa bersetubuh dengan seorang perempuan di luar perkawinan, yang diketahui atau sepatutnya harus diduganya, bahwa
umurnya belum lima belas tahun atau jika umurnya tidak jelas, bahwa belum waktunya untuk dikawin, diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan tahun”. b.
Persetubuhan anak menurut Undang-Undang Perlindungan Anak Pada Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
menyatakan bahwa perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi. Tindak pidana persetubuhan terhadap anak diatur secara tegas pada Pasal 81 ayat 1 dan 2 dalam
Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 dengan penjabaran sebagai berikut:
1 Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan
dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara
29
paling lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan
paling sedikit Rp 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah. 2 Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 berlaku
pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian
kebohongan, atau
membujuk anak
melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
Dalam hukum Pidana di Indonesia berlaku asas “lex Specialis
derogat lex generalis”, dimana asas ini mengatakan bahwa aturan khusus mengesampingkan aturan umum. Dengan adanya Undang-undang
Perlindungan anak khususnya Pasal 81 yang secara khusus mengatur mengenai ketentuan pidana materiil delik persetubuhan yang dilakukan
terhadap anak, maka bagi pelaku persetubuhan terhadap anak sudah tidak lagi menggunakan Pasal 287 KUHP.
Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat ambil kesimpulan bahwa tindak pidana persetubuhan terhadap seoarang anak yang terbaru diatur
secara tegas dalam Pasal 81 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002, yang menyatakan bahwa
seseorang yang sengaja bersetubuh dengan anak di bawah umur baik menggunakan kekerasan ataupun
ancaman kekerasan, maupun
melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan akan dikenakan sanksi pidana berupa kurungan
penjara paling lama lima belas tahun dan paling singkat tiga tahun dan
30
denda paling banyak Rp 300.000.000,00 dan paling sedikit Rp 60.000.000,00.
C. Penyesuaian Sosial Pelaku Persetubuhan terhadap Anak Dibawah Umur