Instrumen Penelitian AKU SENANG TAPI MALU.

40

F. Instrumen Penelitian

Lexy J. Moleong 2005: 168 menjelaskan bahwa instrumen penelitian dalam penelitian kualitaif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti dalam hal ini berperan sebagai perancang, pelaksana, pengumpul data, analisis data, penafsir data, dan sebagai pelapor hasil data. Menurut Guba dan Lincoln Lexy J. Moleong, 2005: 169, peneliti sebagai instrumen utama penelitian mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut: 1. Responsif, 2. Dapat menyesuaikan diri, 3. Menekankan keutuhan, 4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, 5. Memproses data secepatnya, 6. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan, 7. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim dan idiosinkratik. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen turun langsung dalam pengambilan data dengan dibantu alat bantu yaitu pedoman wawancara dan pedoman observasi. 1. Pedoman Wawancara 41 Pedoman wawancara merupakan daftar pertanyaan yang dipakai sebagai acuan dalam proses wawancara yang diajukan kepada informan. Pedoman wawancara dalam penelitian ini berisi tentang pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang penyebab seseorang melakukan kejahatan persetubuhan dengan anak di bawah umur, penyesuaian sosial pelaku persetubuhan terhadap anak dibawah umur pasca bebas narapidana yang meliputi sikap sosial dan kepuasan sosialnya. Pedoman wawancara ini hanya berupa alat dalam penelitian, sehingga peneliti tidak sepenuhnya bergantung pada pedoman wawancara yang telah dibuat yang memungkinkan pertanyaan-pertanyan dalam proses wawancara senantiasa keluar dengan sendirinya sesuai dengan kebutuhan dan bersifat situasional. Pedoman wawancara dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1 . Instrumen Pedoman Wawancara No Komponen Indikator Pertanyaan 1 Latar belakang Penyebab subjek melakukan kejahatan persetubuhan dengan anak di bawah umur 2 Penyesuaian Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok a. Penyesuain diri terhadap keluarga b. Penyesuain diri terhadap teman sebaya c. Penyesuain diri terhadap masyarakat 3 Sikap sosial a. Partisipasi subjek setelah menjadi mantan narapidana b. Peran subjek setelah menjadi mantan narapidana 4 Kepuasan pribadi a. Perasaan puas terhadap interaksinya dengan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat setelah menjadi mantan narapidana 42 b. Perasaan puas terhadap perannannya setelah menjadi mantan narapidana 2. Pedoman Observasi Sebagai acuan dalam melakukan observasi, peneliti membuat pedoman observasi. Pedoman observasi dalam penelitian ini berisi aspek- aspek yang akan diobservasi yang berkaitan dengan subjek yang diteliti. Adapun yang akan diobservasi adalah berkaitan dengan penyesuaian sosial pelaku persetubuhan terhadap anak dibawah umur pasca bebas narapidana. Pedoman observasi ini digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengamatan dan dapat berkembang seiring dengan penemuan penelitian di lapangan. Adapun pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2 . Intrumen Pedoman Observasi No Aspek Komponen Item 1. Kondisi nyata subjek Kondisi fisik a. Postur tubuh b. Tinggi badan c. Berat badan d. Warna kulit e. Dan lain-lain Perilaku a. Sopan tidak sopan b. Dan lain-lain Keagamaan a. Rajin beribadah tidak rajin beribadah b. Kebiasaan mengucap kalimat dalam kitab suci agama. c. Dan lain-lain 43 2. Penyesuaian sosial Penyesuaian diri terhadap keluarga a. Interaksi dengan keluarga b. Kedekatan dengan keluarga pasca bebas narapidana c. Respon keluarga terhadap subjek d. Dan lain-lain Penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial tempat tinggal teman sebaya dan masyarakat a. Interaksi sosial di lingkungan tempat tinggal b. Peran sosial di lingkungan tempat tinggal c. Respon lingkungan sosial terhadap subjek d. Dan lain-lain

G. Uji Keabsahan Data