9
terhadap Anak di bawah Umur Pasca Bebas Narapidana di Kabupaten Banjarnegara. Hal ini sangat perlu diteliti karena belum pernah ada penelitian
sebelumnya yang meneliti mengenai Penyesuaian Sosial Pelaku Persetubuhan terhadap Anak di bawah Umur Pasca Bebas Narapidana di Kabupaten
Banjarnegara, selain itu pada kenyataannya kebahagiaan yang dirasakan narapidana ketika mereka telah bebas terlebih dengan kasus persetubuhan
terhadap anak di bawah umur tidak sesempurna yang mereka bayangkan, karena kebahagiaan mereka juga dibarengi dengan perasaan malu karena
statusnya sebagai mantan narapidana dengan kasus seperti itu dan juga harus menghadapi kemungkinan penolakan dari masyarakat. Masyarakat sering kali
memandang negatif terhadap mantan narapidana dan enggan untuk berinteraksi kembali dengan mereka sehingga menyebabkan mantan
narapidana kasus persetubuhan terhadap anak di bawah umur mengalami kesulitan untuk kembali ke tengah masyarakat. Dengan demikian mereka
mengalami masalah sosial yang berat dan juga mengalami kesulitan untuk dapat melakukan penyesuaian sosial kembali.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Bukan hanya orang dewasa saja yang dapat melanggar norma, akan tetapi
remaja dan anak-anak juga sering terjebak melanggar norma seperti norma hukum.
10
2. Tindakan kejahatan akan merugikan masyarakat.
3. Narapidana di cap sebagai sampah masyarakat oleh lingkungannya.
4. Besarnya harapan narapidana untuk segera bebas terbebani dengan
kecemasan adanya penolakan dari masyarakat. 5.
Predikat mantan narapidana merupakan beban yang sangat berat. 6.
Adanya hambatan-hambatan psikologis dari para mantan narapidana untuk terjun di tengah masyarakat.
7. Masyarakat memandang rendah dan negatif pada mantan narapidana.
8. Masyarakat seringkali memperlakukan mantan narapidana dengan tidak
baik, dicurigai, diasingkan, sehingga seorang mantan narapidana tidak lagi betah tinggal di tengah masyarakat.
9. Mantan pelaku persetubuhan anak di bawah umur merasa dirinya
diperlakukan tidak manusiawi dan ditolak di masyarakat. 10.
Penolakan sosial dari masyarakat untuk berinterkasi kembali dengan mantan narapidana, terlebih kasus persetubuhan terhadap anak di bawah
umur. 11.
Selain merasakan kebahagiaan setelah bebas narapidana, mantan pelaku persetubuhan terhadap anak di bawah umur juga merasa malu dengan
statusnya itu dan penolakan dari masyarakat. 12.
Mantan pelaku persetubuhan terhadap anak di bawah umur sulit diterima oleh masyarakat dan mengalami masalah sosial yang berat.
13. Mantan narapidana dengan kasus persetubuhan terhadap anak di bawah
umur kesulitan melakukan penyesuaian sosial kembali.
11
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, mengingat kemampuan yang terbatas, peneliti membatasi masalah yang diteliti dalam penelitian ini pada
rasa senang yang dirasakan mantan narapidana dengan kasus persetubuhan terhadap anak di bawah umur karena telah bebas narapidana, namun juga
merasakan malu kerena adanya penolakan dari lingkungan sosialnya, sehingga dirinya mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian sosial
kembali. Pembatasan masalah ini dilakukan agar peneliti lebih fokus dan memperoleh hasil yang maksimal.
D. Rumusan Masalah