10 Siswa mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk
melakukan sesuatu. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan, yaitu memberikan alternatif
jawaban antara dua teman yang mengajukan pendapat dan menanggapi pendapat.
11 Siswa mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila
memungkinkan. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatanobservasi, yaitu siswa mengajukan
pertanyaan secara berkelanjutan. 12
Siswa bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah. Pada indikator ini, kemampuan berpikir
kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan, yaitu siswa mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai akhir dengan melakukan
aktivitas sesuai langkah-langkah pembelajaran, yang meliputi diskusi kelompok dan presentasi kelompok.
2. Model Pembelajaran Berbasis Deep Dialogue Critical Thinking DDCT
a. Pengertian Model Pembelajaran
Pembelajaran menurut Muh. Surya Isjoni, 2009: 72 adalah proses perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku yang baru, dari hasil dan pengalaman individu itu sendiri berinteraksi dengan lingkungan. Pembelajaran adalah suatu upaya pendidik
untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran
adalah terwujudnya efesiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan siswa.
Penerapan model pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan
tekanan utama yang berbeda-beda. Perlu diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran untuk memilih model pembelajaran yang
tepat. Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Model
pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang
berbeda-beda.
b. Pengertian Deep Dialogue Critical Thinking
Global Dialogue Institute mengartikan Deep dialogue dialog mendalam, dapat diartikan bahwa percakapan antara orang-orang tadi
dialog diwujudkan dalam hubungan yang interpersonal, saling keterbukaan, jujur dan mengandalkan kebaikan, sedangkan critical thinking
berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, membuat
pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat dan melaksanakan secara benar Ketut P Arthana, 2010.
Konsep ini bermula dari hakikat dialog yakni kegiatan percakapan antar orang dalam masyarakatkelompok yang bertujuan untuk bertukar ide,
informasi dan pengalaman. Deep dialogue dialog mendalam, dapat
diartikan bahwa percakapan antara orang-orang yang berdialog harus diwujudkan dalam hubungan yang interpersonal, saling keterbukaan, jujur
dan mengandalkan kebaikan. Menurut Aylesworth dan Reagen, metode berpikir kritis selalu dipakai oleh kaum intelektual karena metode ini
dianggap mampu memecahkan masalah secara ilmiah yang tidak terjangkau oleh metode lain Nurhamidah Siregar, 2013.
Beberapa prinsip yang harus dikembangkan dalam deep dialog critical thinking, antara lain adalah adanya komunikasi dua arah dan prinsip saling
memberi yang terbaik, menjalin hubungan kesederajatan dan keberadaban serta empatisitas yang tinggi. Dengan demikian, deep dialog critical
thinking mengandung nilai-nilai demokrasi dan etis sehingga keduanya seharusnya dimiliki oleh manusia.
Global Dialogue Institut mengindetifikasi ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan DDCT untuk keperluan pendekatan pembelajaraan, Ketut P
Arthana, 2010, yaitu: 1 peserta didik dan guru nampak aktif; 2 mengoptimalisasikan
potensi intelligensi peserta didik; 3 berfokus pada mental, emosional dan spiritual; 4 menggunakan pendekatan dialog
mendalam dan berpikir kritis; 5 peserta didik dan guru dapat menjadi pendengar, pembicara, dan pemikir yang baik; 6 dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari; 7 lebih menekankan pada nilai, sikap dan kepribadian.
Fokus kajian pendekatan DDCT dalam pembelajaran dikonsentrasikan dalam mendapatkan pengetahuan dan pengalaman, melalui dialog secara
mendalam dan berpikir kritis, tidak saja menekankan keaktifan siswa pada aspek fisik, akan tetapi juga aspek intelektual, sosial, mental, emosional dan
spiritual. Siswa yang telah belajar di kelas yang menggunakan pendekatan DDCT diharapkan dapat mengembangkan ketrampilan hidup yang akan
meningkatkan pemahaman terhadap dirinya dan terhadap orang lain yang berbeda dari diri mereka, dan oleh karena itu akan memperkuat penerimaan
dan toleransi terhadap perbedaan-perbedaan.
c. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Deep Dialogue Critical