memperlakukan mitra dialog sedemikian rupa sehingga berketetapan hati untuk berdialog. Artinya kita paling mengetahui apa yang kita ketahui,
dan mitra dialog kita paling mengerti apa yang mereka ketahui. Di samping itu masing-masing saling mempelajari, untuk memperluas
wawasan bersama, untuk memperdalam, mengubah dan memodifikasi pemahaman mereka.
5 Saling mengakui keunggulan, deep dialogue critical thinking akan terjadi
manakala masing-masing pihak menghadirkan hati. Dalam berdialog harus menghadirkan hati dan tidak hanya fisik. Masing-masing pihak
yang berdialog dapat memberi respon kepada mitra dialog secara baik dengan menghadirkan hati, dan menghindarkan menjadi penceramah,
pengkotbah atau yang mendominasi proses dialog, seolah kita yang memiliki kelebihan daripada mitra dialog kita.
6 Membangun empati. Jangan menilai sebelum meneliti, merupakan
ungkapan yang tepat dalam membangun deep dialoguecritical thinking. Membangun empati dalam dialog mendalam pihak-pihak yang berdialog
dapat menyetujui dengan tetap menjaga integritas diri mitra dialog, masyarakat dan tradisinya.
3. Hakikat Pembelajaran Ekonomi
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik 2005: 36, belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasiltujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, tetapi lebih luas yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan tetapi perubahan kelakuan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku,
papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio
visual, juga komputer. Sejalan dengan pendapat tersebut, Corey Syaiful, 2005: 61
menyatakan bahwa proses pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, proses pembelajaran
merupakan subset khusus dari pendidikan. Sedangkan menurut Depdiknas 2003: 5-6, proses pembelajaran adalah suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan kegiatan pendidikan didalam lingkungan sekolah dengan kegiatan
pendidikan yang dilakukan diluar lingkungan sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk semua siswa.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
sistematis dan berkesinambungan dengan mengkombinasikan manusia,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Pengertian Materi Pelajaran Ekonomi
Istilah ekonomi berasal dari bahasa yunani yaitu Oikonomia yang terdiri dari dua suku kata yaitu oikos dan nomos. Oikos berarti rumah
tangga, sedangkan nomos berarti aturan. Sehingga oikonomia mengandung arti aturan rumah tangga. Oikonomia mempunyai arti aturan yang berlaku
untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga Sukwiaty, 2007: 101. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan
muncullah ilmu yang disebut ilmu ekonomi. Menurut Paul A. Samuelson Sukwiaty, 2007: 101 mengemukakan bahwa ilmu ekonomi sebagai studi
tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan,
dalam rangka memproduksi berbagai komoditas dan penyalurannya, baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan kelompok
dalam suatu masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa mata
pelajaran ekonomi adalah bagian dari mata pelajaran di sekolah yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam usaha memenuhi
kebutuhan hidupnya yang tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas jumlahnya.
c. Tujuan Pembelajaran Ekonomi
Menurut Neti Budiwati dan Leni Permana 2010: 18 tujuan dari
mata pelajaran ekonomi adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan
masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan negara.
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. 3.
Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen dan
akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan negara.
4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial
ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. rumah tangga, masyarakat dan negara.
Kemampuan berpikir kritis siswa dalam bidang studi ekonomi menjadi tujuan yang penting dalam belajar ilmu ekonomi, dan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang baik ditunjang oleh kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, sehingga diharapkan melalui
penerapan model pembelajaran yang baik dan efektif yang dilaksanakan di sekolah mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa Neti
Budiwati dan Leni Permana, 2010.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sri Untari, Suparlan Al Hakim, Ktut Diara Astawa, dan Nur
Wahyu Rochmadi 2008 dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar dan Lembar Kegiatan Siswa Mata Pelajaran PKn dengan Pendekatan Deep DialoqueCritical
Thinking untuk Meningkatkan Kemampuan Berdialog dan Berpikir Kritis Siswa SMA di Jawa Timur”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model