Fokus kajian pendekatan Deep Dialogue Critical Thinking dalam pembelajaran dikonsentrasikan dalam mendapatkan pengetahuan dan pengalaman,
melalui dialog secara mendalam dan berpikir kritis, tidak saja menekankan keaktifan siswa pada aspek fisik, akan tetapi juga aspek intelektual, sosial, mental,
emosional dan spiritual Ketut P. Arthana, 2010. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa dengan pembelajaran
Deep Dialogue Critical Thinking DDCT maka sistem pembelajaran akan lebih efektif karena pembelajaran ini tidak hanya mengacu pada guru, tapi juga
mengacu kepada siswa. Siswa juga dilatih untuk berani berbicara di depan kelas. Jadi, jika pembelajaran ini dilakukan akan menjadi sangat efektif karena guru
tidak hanya terpacu untuk mengajarkan pelajaran dalam buku paket saja, akan tetapi juga mengembangkan pelajaran dengan pemikiran kritis dari siswa dan
mengajarkan cara berkomunikasi siswa di dalam kelas. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Deep Dialog Critical Thinking Dalam Pembelajaran
Ekonomi Pada Siswa SMK N 1 Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang diterapkan guru kurang melibatkan siswa secara
aktif.
2. Proses pembelajaran yang ada di sekolah masih didominasi oleh guru.
3. Proses pembelajaran belum mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa. 4.
Guru selalu menuntut siswa untuk belajar, tetapi tidak mengajarkan bagaimana siswa seharusnya belajar dan menyelesaikan masalah.
5. Sebagian besar siswa kemampuan berpikir kritisnya masih rendah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini difokuskan pada rendahnya kemampuan berpikir
kritis siswa. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilakukan dengan berbagai model pembelajaran, diantaranya adalah Group
Investigation, model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran Problem Based Intruction melalui metode diskusi dan teknik Two Stay Two Stray,
dan Deep Dialogue Critical Thinking. Penelitian ini dibatasi pada peningkatan kemampuan berpikir kritis melalui Deep Dialogue Critical Thinking dalam
pembelajaran ekonomi siswa SMK N 1 Yogyakarta. Penulis memilih model pembelajaran Deep Dialogue Critical Thinking karena mengacu pada keunggulan
dari model pembelajaran ini menurut Aylesworth dan Reagen dalam Nurhamidah Siregar, 2013 bahwa model ini dianggap mampu memecahkan masalah secara
ilmiah yang tidak terjangkau oleh metode lain, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran Deep Dialog Critical Thinking pada
pembelajaran ekonomi siswa SMK N 1 Yogyakarta? 2.
Seberapa besarnya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran Deep Dialog Critical Thinking pada pembelajaran
ekonomi siswa SMK N 1 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian