Analisis Biaya Produksi Per Hektar di Desa Kuala Bangka Analisis Kebutuhan Modal Bagi Usaha Kelapa Sawit di Desa Kuala Bangka

60 Proses penjualan kelapa sawit yang dilakukan oleh petani langsung ke agen sebanyak 70, sedangkan untuk penjualan langsung ke PKS sebanyak 30. Para petani memperoleh bibit tanaman kelapa sawit dengan melakukan pembibitan sendiri sebanyak 50, 10 membeli bibit dari petani lain, 10 mengambil bibit liar atau tumbuh sendiri, selanjutnya 30 petani membeli bibit langsung dari PT. Dalam melakukan kegiatan bertanam kelapa sawit per hektar nya, para petani membutuhkan 2-3 orang tenaga. Namun, pada umumnya kebutuhan tenaga kerja yang dipakai per hektar nya cukup 2 orang saja sehingga petani menyatakan sebanyak 98 dan 2 menyatakan 3 orang kebutuhan tenaga kerja untuk per hektar nya.

4.2.5 Analisis Biaya Produksi Per Hektar di Desa Kuala Bangka

Biaya sarana produksi terdiri dari biaya pupuk KCL, Urea, dan Boraks dan herbisida secara bergantian tiap tahunnya. Biaya tenaga kerja termasuk upah tenaga kerja untuk penunasan, upah untuk pemupukan, dan upah untuk penyemprotan mempunyai upah yang berbeda-beda setiap sampelnya tergantung si petani ingin memberi upah berapa kepada tenaga kerjanya. Biaya penyusutan peralatan adalah biaya yang digunakan untuk menambah atau memperbaiki peralatan kerja yang rusak atau hilang. Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam mengangkut hasil produksi TBS ke pabrik. Universitas Sumatera Utara 61 Untuk lebih jelas, biaya produksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.10 Analisis Biaya Produksi Per Hektar di Desa Kuala Bangka No Uraian Petani RpTahun 1 Sarana produksi 2.365.000 2 Tenaga kerja 4.280.000 3 Penyusutan peralatan 150.000 4 Transportasi 6.000.000 Sumber : Data Primer Diolah 2014

4.2.6 Analisis Kebutuhan Modal Bagi Usaha Kelapa Sawit di Desa Kuala Bangka

Modal yang istilahnya sering digunakan untuk mengartikan barang modal pada umumnya, merupakan faktor produksi yang khas. Barang modal merupakan barang hasil produksi yang dapat digunakan sebagai input faktor bagi proses produksi berikutnya. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu usaha perkebunan yang bisa memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Tingginya produktivitas lahan serta aspek pasar yang sangat prospektif menjadi pendorong tingginya investasi di bidang ini. Kemudian tanaman kelapa sawit ini juga tidak terlalu membutuhkan perawatan yang intensif serta tahan terhadap hama dan penyakit sehingga biaya yang diperlukan dalam pengelolaan tanaman tidak terlalu besar. Besarnya modal awal untuk pengelolaan usaha kelapa sawit dapat diketahui dari perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan dengan asumsi luas kebun per satu hektar. Universitas Sumatera Utara 62 Berikut Rincian biaya-biaya yang diperlukan : Tabel 4.11 Analisis Kebutuhan Modal Bagi Usaha Kelapa Sawit di Desa Kuala bangka No Uraian Pekerjaan Y-0 Tanaman Belum Menghasilkan Total Rp Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 1 Penyiapan lahan 4.125.000 - - - 4.125.000 2 Bibit kelapa sawit 136 btgha 3. 400.000 - - - 3. 400.000 3 Pancang tanaman 185.000 - - - 185.000 4 Pembuatan lubang 270.000 - - - 270.000 5 Langsir bibit kelapangan 340.000 - - - 340.000 6 Penanaman bibit kelapa sawit 270.000 - - - 270.000 7 Penyisipan - 125.000 225.000 125.000 475.000 8 Pengendalian gulma lalang 600.000 390.000 290.000 290.000 1.570.000 9 Pemupukan 3 sakha 725.000 870.000 1.000.000 1.160.000 3.755.000 10 Pengendalian hama penyakit 30.000 15.000 15.000 15.000 75.000 11 Pembuatan parit 200.000 - - - 200.000 12 Jalan panen jembatan 1.500.000 - - - 1.500.000 13 Peralatan kerja 250.000 500.000 500.000 500.000 1.750.000 14 Penunasan - - - 272.000 272.000 Jumlah 11.895.000 1.900.000 2.030.000 2.362.000 18.187.000 Sumber : Data Primer Diolah 2014 Universitas Sumatera Utara 63 Ket : Angka-angka didalamnya belum tentu sesuai di lokasi lain, namun cukup memberikan gambaran tentang aktivitas dan proporsi biayanya. Dapat dilihat tabel diatas, menurut usahatani di Desa kuala Bangka bahwa modal awal yang dibutuhkan untuk membuka usaha kelapa sawit per ha hanya berkisar Rp. 11.895.000 dengan beberapa jenis uraian pekerjaan yang harus disiapkan. Kemudian pada tahun pertama, membutuhkan biaya untuk perawatan rutin pada tanaman kelapa sawit agar dapat menghasilkan produksi yang optimal yaitu sebesar Rp. 1.900.000, pada tahun kedua sebesar Rp. 2.030.000, dan pada tahun ketiga sebesar Rp. 2.362.000, sehingga total keseluruhan biaya yang dibutuhkan mulai dari penanaman awal dan tiga tahun perawatan tanaman belum menghasilkan yaitu sebesar Rp. 18.187.000. Tabel 4.12 Analisis Kebutuhan Modal Untuk Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan di Desa Kuala Bangka No Uraian Pekerjaan Tanaman Menghasilkan Total Rp 4 tahun - 10 tahun 11 tahun – 20 tahun 21 tahun 1 Pemupukan 1.330.000 1.600.000 - 2.930.000 2 Pengendalian gulma 290.000 290.000 - 580.000 3 Penunasan 272.000 408.000 - 680.000 4 Peralatan kerja 500.000 1.000.000 - 1.500.000 5 Penyisipan 50.000 30.000 - 80.000 Jumlah 2.442.000 3.328.000 5.770.000 6 Penumbangan - - 4.080.000 4.080.000 Sumber : Data Primer Diolah 2014 Universitas Sumatera Utara 64 Total biaya dari tahun ke-4 sampai dengan tahun ke-10 sebagai berikut : Biaya tahun ke-4 = Rp. 2.442.000 Biaya tahun ke-5 sampai ke-10 sama dengan tahun ke-4 = Rp. 2.442.000 Total biaya tahun ke-5 sampai ke-10 = Rp. 14.652.000 Total biaya tahun ke-4 sampai ke-10 Rp. 2.442.000 + Rp. 14.652.000 = Rp. 17.094.000 Total biaya dari tahun ke-11 sampai dengan tahun ke-20 sebagai berikut : Biaya tahun ke-11 = Rp. 3.328.000 Biaya tahun ke-12 sampai ke-20 sama dengan tahun ke-11 = Rp. 3.328.000 Total biaya tahun ke-12 sampai ke-20 = Rp. 29.952.000 Total biaya tahun ke-11 sampai ke-20 Rp. 3.328.000 + Rp. 29.952.000 = Rp. 33.280.000 Pada tahun ke-21 tahun melakukan penumbangan dengan total biaya Rp. 4.080.000 karena kelapa sudah habis masa produksinya sehingga dapat dilakukan penanaman ulang Replanting. Petani mengakui bahwa keuntungan yang di dapat dari modal usaha terhadap produksi kelapa sawit, seluruh responden menyatakan sangat menguntungkan dengan frekuensi sebesar 100. Hal ini dikarenakan kenaikan harga menunjukkan dapat meningkatkan produksi kelapa sawit. Universitas Sumatera Utara 65 Berikut rincian keuntungan yang diterima : Tabel 4.13 Keuntungan Yang Diterima Selama 10 Tahun No Pendapatan TBS Total 1 Tahun ke-4 9 ton Rp. 10.485.000 2 Tahun ke-5 15 ton Rp. 18.750.000 3 Tahun ke-6 18 ton Rp. 23.130.000 4 Tahun ke-7 21 ton Rp. 27.930.000 5 Tahun ke-8 26 ton Rp. 35.750.000 6 Tahun ke-9 29 ton Rp. 41.180.000 7 Tahun ke-10 31 ton Rp. 44.950.000 Jumlah Rp. 202.175.000 Sumber : Data Primer Diolah 2014 Pengeluaran : Tahun ke-1 sampai ke-3 = Rp. 6.292.000 Universitas Sumatera Utara 66 Tahun ke-4 sampai ke-10 = Rp. 17.094.000 Total pengeluaran = Rp. 23.386.000 Keuntungan bersih selama 10 tahun Rp. 202.175.000 - Rp. 23.386.000 = Rp. 178.789.000 Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa kenaikan harga kelapa sawit menunjukkan peningkatan pendapatan para petani kelapa sawit yang mana dari kenaikan harga tersebut semakin meningkatkan status ekonomi masyarakat dengan memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi.

4.2.7 Penerimaan Keuntungan Dari Hasil Produksi Kelapa Sawit