AKUNTABILITAS KINERJA BPPT TAHUN 2013 PENUTUP

vi DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPPT I - 7 Gambar 1.2. Komposisi SDM BPPT menurut Tingkat Pendidikan I - 8 Gambar 1.3. Komposisi SDM BPPT menurut Jabatan Fungsional I - 9 Gambar 2.1. Alur keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja Renja, RKT dan Penetapan Kinerja PK II - 13 Gambar 3.1. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun Ini dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Terakhir III - 41 Gambar 3.2. Penandatanganan MOU antara Ka BPPT dengan Gubernur Jawa Tengah dalam rangka pemanfaatan teknologi BPPT III - 59 Gambar 3.3. Contoh Kegiatan alih teknologi di UKM Mutiara Baru Desa Plumbon, Baru Kecamatan Karangsambung- Kabupaten Kebumen-Propinsi Jawa Tengah III - 59 Gambar 3.4. Contoh hasil binaan BPPT produk beras analog dari UKM Mutiara Baru Kabupaten Kebumen III - 60 Gambar 3.5. Kelompok UKM Mutiara Baru penerima Adhikarya Pangan Nusantara 2015 Tingkat Nasional III - 60 Gambar 3.6. Produk RASTEJA Beras Tela dan Jagung produksi KUB Maju Jaya binaan BPPT di Desa Klampok Kec. Godong Kab. Grobogan yang telah memperoleh penghargaan dari KemenPerindag III - 61 Gambar 3.7. Piagam dan Piala UKM Pangan AWARD dari Menteri Perdagangan Republik Indonesia III - 61 Gambar 3.8 Peningkatan Capaian Kinerja Outcome menuju Target akhir sesuai Dokumen Renstra III - 66 Gambar 3.9 Tiga unit PUNA Wulung Kerjasama BPPT dan PT Dirgantara Indonesia III - 67 Gambar 3.10 Proses Produksi Tiga unit PUNA Wulung Kerjasama BPPT dan PT Dirgantara Indonesia III - 69 vii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Distribusi SDM BPPT berdasarkan Tingkat Pendidikan I - 8 Tabel 2.2 Distribusi SDM BPPT berdasarkan Jabatan Fungsional I - 9 Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahunan Tingkat Lembaga II - 28 Tabel 3.1. Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Lembaga III - 30 Tabel 3.2. Sasaran Strategis, IKU, Target, ProgramKegiatan, Capaian Kinerja Outcome Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi III - 32 Tabel 3.3. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 1 III - 39 Tabel 3.4. Sasaran Strategis, IKU, Target, ProgramKegiatan, Capaian Kinerja Outcome Industri TIK pendukung e-services III - 43 Tabel 3.5. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 2 III - 46 Tabel 3.6. Sasaran Strategis, IKU, Target, ProgramKegiatan, Capaian Kinerja Outcome Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi III - 54 Tabel 3.7. Produksi Pangan Lokal di Beberapa Kabupaten di Jawa Tengah Tahun 2014 dan Tahun 2015 III - 58 Tabel 3.8. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 3 III - 62 Tabel 3.9. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir III - 63 Tabel 3.10. Sasaran Strategis, IKU, Target, ProgramKegiatan, Capaian Kinerja Outcome inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam III - 67 Tabel 3.11. Sasaran Strategis, IKU, Target, ProgramKegiatan, Capaian Kinerja Outcome propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya, dengan target 1 propinsi III - 70 Tabel 3.12. Daftar kegiatan layanan jasa TMC Penanggulangan bencana kabut asap karhutla tahun 2015 III - 73 Tabel 3.13. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 5 III - 76 viii Tabel 3.14. Sasaran Strategis, IKU, Target, ProgramKegiatan, Capaian Kinerja Outcome Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi III - 82 Tabel 3.15. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 1 III - 83 Tabel 3.16. Sasaran Strategis, IKU, Target, ProgramKegiatan, Capaian Kinerja Outcome Meningkatnya produktivitasnilai tambah industri mitra pengguna, dengan target 2. III - 89 Tabel 3.17. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IKU 2 III - 92 Tabel 3.18. Realisasi Anggaran III - 96 LAKIP BPPT TAHUN 2015 i KATA PENGANTAR Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah maka setiap Instansi Pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, diwajibkan untuk menyusun laporan kinerjanya. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya BPPT dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tingkat lembaga periode tahun 2015 ini sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Kepala BPPT kepada Presiden dan masyarakatpublik atas pelaksanaan tugas pokok melalui program dan kegiatan yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja BPPT Tahun 2015. Laporan Kinerja BPPT Tahun 2015 ini merupakan laporan kinerja BPPT yang pertama dalam periode 2015-2019, yang berisi mengenai pencapaian tiga sasaran strategis kinerja di tingkat Lembaga. Ketiga Sasaran strategis tersebut adalah : 1. Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi, dengan 2 dua Indikator Kinerja Utama IKU, yakni 1 Berfungsinya Pusat Inovasi di Daerah; dan 2 Jumlah Industri TIK pendukung e-services e-gov dan e-business yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna. 2. Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi, dengan 3 tiga Indikator Kinerja Utama IKU, yakni 1 Peningkatan produksi pangan berbahan lokal; 2 Jumlah inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam; dan 3 Jumlah propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya. 3. Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi, dengan 2 dua Indikator Kinerja Utama IKU, yakni 1 Meningkatnya prosentase kualitas SDM Perekayasa dan Litkayasa nasional; dan 2 Meningkatnya produktivitasnilai tambah industri mitra pengguna. LAKIP BPPT TAHUN 2015 ii Secara umum, realisasicapaian atas sasaran strategis kinerja BPPT tersebut di atas pada akhir tahun 2015 dapat terpenuhi dengan baik. Akhirul kata, kami berharap laporan kinerja ini bermanfaat dan dapat dipergunakan oleh para pemangku kepentingan BPPT. Wabillaahi taufik walhidayah, wassalaammu‘alaikum warrahmahtullaahi wabarokaatu. Jakarta, Februari 2016 Kepala BPPT, Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc. LAKIP BPPT TAHUN 2015 iii IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam pelaksanaan Sistem AKIP BPPT pada Tahun 2015, BPPT memperhatikan dan menjadikan rujukan peraturan terkait sistem perencanaan pembangunan nasional SPPN dan sejumlah ketentuanpedoman terkait Sistem AKIP khususnya ketentuanpedoman yang diatur oleh Kementerian PAN dan RB. Secara keseluruhan capaian kinerja BPPT tahun 2015 dapat tercapaiterpenuhi dengan baik. Sasaran yang terdapat dalam perjanjian kinerja menunjukkan hasil yang baik dengan tercapainya target sasaran sesuai yang ditetapkan sebelumnya. Gambaran capaian kinerja masing-masing sasaran dapat diketahui sebagai berikut : • Sasaran strategis 1 terkait dengan Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi, dengan 2 dua Indikator Kinerja Utama IKU, yakni 1 Berfungsinya Pusat Inovasi di Daerah; dan 2 Jumlah Industri TIK pendukung e-services e-gov dan e-business yang menggunakan hasil inovasi dan layanan teknologi KTP-el Multiguna. Dari hasil pengukuran kinerja diperoleh hasil bahwa semua target pada kedua indikator kinerja tersebut tercapai 100. • Sasaran strategis 2 terkait dengan Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi, dengan 3 tiga Indikator Kinerja Utama IKU, yakni 1 Peningkatan produksi pangan berbahan lokal; 2 Jumlah inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam; dan 3 Jumlah propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya. Dari hasil pengukuran kinerja diperoleh hasil bahwa ke tiga indikator kinerja ini semua targetnya tercapai. Target pada indikator kinerja 3 yaitu Peningkatan produksi pangan berbahan lokal, dengan target 2 tercapai 100, target pada indikator kinerja 4 yaitu Jumlah inovasi dan layanan teknologi pertahanan dan keamanan Pesawat tanpa awak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan industri strategis hankam, dengan target 3 unit Medium Range Drone dimanfaatkan TNI tercapai 100, dan target pada indikator kinerja 5, yaitu Jumlah propinsi yang menurun tingkat risiko bencananya, dengan target 1 propinsi tercapai 100. • Sasaran strategis 3 terkait dengan Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi, dengan 2 dua Indikator Kinerja Utama IKU, yakni 1 Meningkatnya prosentase kualitas SDM LAKIP BPPT TAHUN 2015 iv Perekayasa dan Litkayasa nasional; dan 2 Meningkatnya produktivitasnilai tambah industri mitra pengguna. Dari hasil pengukuran kinerja diperoleh hasil bahwa indikator kinerja 6, yaitu Meningkatnya prosentase kualitas SDM Perekayasa dan Litkayasa nasional, target tercapai 96. Indikator kinerja 7, yang berkaitan dengan Meningkatnya produktivitasnilai tambah industri mitra pengguna, targetnya tercapai 100. LAKIP BPPT TAHUN 2015 I-1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Penjelasan Umum

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun RPJPN 2005 – 2025 dinyatakan bahwa persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang menuntut peningkatan penguasaan dan pemanfaatan teknologi ilmu pengetahuan dan teknologi Iptek dalam rangka menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan penerapan Iptek nasional, tantangan yang dihadapi adalah perlu adanya peningkatan kontribusi Iptek untuk memenuhi hajat hidup bangsa; menciptakan rasa aman; memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, energi, dan pangan; memperkuat sinergi kebijakan Iptek dengan kebijakan sektor lain; mengembangkan budaya Iptek di kalangan masyarakat; meningkatkan komitmen bangsa terhadap pengembangan Iptek; mengatasi degradasi fungsi lingkungan; mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam; serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya Iptek, baik SDM, sarana dan prasarana, maupun pembiayaan Iptek. Kondisi ekonomi global saat ini dan ke depannya akan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perekonomian Indonesia. Kebijakan di bidang ekonomi perlu diarahkan untuk meningkatkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dengan titik berat pada transformasi industri yang berkelanjutan, sehingga perekonomian Indonesia akan berbasis kepada nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi. Oleh karena itu Peningkatan daya saing perekonomian Indonesia menjadi hal utama yang perlu menjadi perhatian. Salah satu pilar penentu daya saing suatu bangsa adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam menghadapi kondisi lingkungan strategis yang berubah secara cepat dan berbagai tantangan dan peluang yang bersifat global, khususnya dalam pengimplementasian Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015 yang akan dimulai pada akhir Desember 2015, Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai kendala. Posisi daya saing Indonesia jika diukur dengan indeks LAKIP BPPT TAHUN 2015 I-2 daya saing global Global Competitiveness Index – GCI berdasarkan laporan World Economic Forum pada tahun 2014-2015 meningkat dari peringkat 54 pada tahun 2009-2010 menjadi peringkat 34 pada tahun 2014-2015. Peningkatan daya saing tersebut merupakan resultan dari kinerja berbagai pilar yang menjadi penopangnya, yang meliputi 12 pilar, yaitu: Institusi, Infrastruktur, Lingkungan Ekonomi Makro, Kesehatan dan Pendidikan Dasar, Pendidikan Tinggi dan Pelatihan, Efisiensi Pasar Barang, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja, Pasar Finansial, Kesiapan Teknologis, Ukuran Pasar, Kecanggihan Bisnis, dan Inovasi. Diantara pilar-pilar daya saing tersebut, terdapat tiga 3 pilar yang berkaitan langsung dengan daya dukung teknologi, yaitu: 1 Kesiapan Teknologi dengan indikator: Keberadaan Teknologi Terbaru, Tingkat Dayaserap Teknologi Perusahaan, PMA dan Transfer Teknologi, Pengguna Internet, Pita Lebar Internet, Pelanggan Telpon Gerak100 Penduduk; 2 Kecanggihan Bisnis dengan indikator: Kuantitas Pemasok Lokal, Kualitas Pemasok Lokal, Pengembangan Klaster Negara, Sifat Keunggulan Kompetitif, Kepanjangan Rantai Nilai, Pengendalian Distribusi Internasional, Kecanggihan Proses Produksi, Keluasan Pemasaran, Kesediaan Untuk Mendelegasikan Wewenang; dan 3 Inovasi dengan indikator: Kapasitas Inovasi, Kualitas Lembaga Penelitian Ilmiah, Belanja Litbang Perusahaan, Kolaborasi Litbang Universitas- Industri, Pengadaan Pemerintah untuk Produk Teknologi Maju, Ketersediaan Ilmuwan dan Insinyur, Utilitas Paten Per Sejuta Penduduk. Dari 12 pilar daya saing tersebut, pilar Kesiapan Teknologi, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja dan pilar Inovasi merupakan pilar dengan nilai terendah nilai Kesiapan Teknologi 3,6, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja 3,8 sedangkan Inovasi 3,9 dari skala 1-7 dibandingkan dengan sembilan pilar lainnya. Hal ini mencerminkan bahwa iptek belum berperan secara signifikan dalam meningkatkan daya saing Indonesia. Kemampuan teknologi secara nasional dalam penguasaan dan penerapan teknologi dinilai masih belum memadai