sebagai contoh kita mendinginkan air dari 100 ͦC sampai menjadi es 0ͦC maka
panas yang diserap dari air mulai dari 100 ͦC sampai menjadi es 0ͦC disebut panas
sensibel. Namun jika air yang suhunya sudah 0 ͦC didinginkan lagi hingga menjadi
es disebut panas laten karena disini tidak terjadi perubahan temperatur tapi melainkan yang terjadi adalah perubahan fasa.
2.3.1 Sumber-Sumber Beban Pendingin
Secara umum beban pendingin terbagi dua yaitu beban pendingin dari luar dan beban pendingin dari dalam. Beban pendingin dari luar
diantaranya adalah penambahan kalor radiasi matahari melalui benda transparan, penambahan kalor konduksi matahari melalui dinding luar dan
atap, penambahan kalor konduksi matahari melalui benda transparan seperti kaca, infiltrasi udara luar yang masuk ke dalam ruangan yang
dikondisikan, ventilasi udara luar yang masuk kedalam ruangan yang dikondisikan.
Sedangkan beban pendingin dari dalam diantaranya adalah penambahan kalor karena ada orang yang berada di dalam ruangan yang
dikondisikan, penambahan kalor karena ada cahaya tambahan di dalam ruangan yang dikondisikan, penambahan kalor karena adanya motor-motor
listrik di dalam ruangan yang dikondisikan dan penambahan kalor karena adanya peralatan-peralatan listrik atau pemanas yang ada di dalam ruangan
yang dikondisikan.
2.3.2 Analisa Beban Pendingin
Dalam menghitung beban pendingin ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Diantaranya adalah Metode Fungsi Transfer TFM= Transfer
Function Method, Metoda Perbedaaan Temperatur Beban Pendingin CLTD = Cooling Load Temperatur Difference dan Metoda Perbedaan
Temperatur Ekuivalen Total TETD = Total Equivalent Temperatur Difference
Waktu Rata-rata TA = Time Average. Dari ketiga metoda diatas hanya metoda CLTD yang sederhana dan bisa di hitung secara
manual.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum melakukan perhitungan beban pendingin pada suatu ruangan yang dikondisikan, ada beberapa data yang harus dimiliki. Data-
data yang harus dimiliki sebelum melakukan perhitungan beban pendingin adalah sebagai berikut :
1. Lokasi bangunan dan arahnya. 2. Konstruksi bangunan, hal ini dibutuhkan untuk mengetahui koefisien
perpindahan panas menyeluruh dari kontruksi bangunan. 3. Kondisi di luar gedung, misalnya apakah ada pelindung pohon atau
bangunan tinggi yang menghindari gedung dari paparan sinar matahari.
4. Kondisi design di dalam gedung, misalnya pada temperatur dan RH berapa gedung akan dikondisikan.
5. Jadwal penghuni di dalam gedung. 6. Jumlah lampu dan peralatan listrik yang dipasang di dalam gedung.
7. Jadwal beroperasinya peralatan-peralatan di dalam gedung. 8. Kebocoran udara infiltrasi dan penambahan udara ventilasi.
Informasi-informasi diatas akan digunakan sebagai parameter disaat melakukan perhitungan beban pendingin pada suatu ruangan. Berikut
adalah prosedur dalam melakukan perhitungan beban pendingin suatu ruangan dengan menggunakan metoda CLTD :
A. Beban Pendingin dari Luar 1. Panas konduksi dari dingin, atap dan konduksi dari dinding
yang berbahan dapat ditulis dengan persamaan Himsar Ambarita 2012 hal 69:
�
�
= �� ����
����
……….2.5 Dimana Q
s
adalah beban pendingin Watt dan merupakan beban sensibel. Sebagai catatan panas konduksi tidak
mempunyai beban laten. U koefisien perpindahan panas untuk bahan dinding, atap dan kaca Lihat Pada Lampiran.
Universitas Sumatera Utara
CLTD adalah cooling load temperatur difference ditampilkan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2 Bahan ini akan disertakan
sebagai bahan kedua di dalam skripsi ini. Data pada tabel ini adalah kondisi di USA pada 40
ͦ LU di bulan july, dan untuk yang bukan lintang akan dikoreksi dengan persamaan berikut :
����
����
= ���� + ��� + 25,5 − �
�
+ �
�
− 29,4 Nilai LM akan disertakan di dalam Lampiran dan k adalah
koreksi karena pengaruh warna = 1gelap,= 0,83medium,=0,65cerah. T
r
adalah temperatur ruangan yang direncanakan. T
m
adalah temperatur udara luar maksimum – beda temperatu harian2.
2. Panas Transmisi dari dinding kaca dapat ditulis dengan persamaan Himsar Ambarita 2012 hal 69
�
�
= � � �� � ���
……….2.6 Dimana A adalah luas penampang, dan SC adalah koefisienn
baying shading coefficient. SCL adalah solar cooling load factor ditampilkan pada Lampiran 5. Panas ini adalaah panas
sensibel. 3. Panas dari atap, partisi dan lantai dapat ditulis dengan
persamaan Himsar Ambarita 2012 hal 69 �
�
= �� �
�
− �
�
………2.7 Dimana U dihitung berdasarkan bahan atap dan lantai.T
o
temperatur diluar ruangan yang dijaga pada temperatur T
r
.
B. Beban Pendingin dari Dalam 1. Panas dari tubuh manusia di dalam ruangan
Tubuh manusia beraktivitas dan selalu mengeluarkan panas ke udara sekelilingnya. Terdapat dua jenis panas yang dikeluarkan
oleh tubuh manusia yaitu panas laten dan panas sensibel. Masing-masing panas ini dapat dihitung dengan persamaan
berikut Himsar Ambarita 2012 hal 69 : �
�
= � � �������� ℎ��� ����� ���
……….2.8
Universitas Sumatera Utara
�
�
= � � ����� ℎ��� ����
……….2.9
Sensibel heat gain dan laten heat gain adalah perkiraan panas
sensibel dan panas laten yang akan dikeluarkan manusia. Datanya ditampilkan pada gambar tabel berikut. Dan N adalah jumlah
manusia yang ada di ruangan. CLF adalah cooling load factor yang datanya ditampilkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tingkat Panas yang Didapatkan dari Penghuni yang dikondisikan
Total Panas, W Panas Sensibel
Panas Panas
Pancaran PanasSinar Dewasa
Disesuaikan
Sensibel Laten
Tingkat Aktivitas
Male MF
a
W W
Rendah V
Tinggi V
Duduk di teater
Teater pertunjukkan
siang 115
95 65
30 Duduk di
teater, malam
Teater pertunjukkan
malam 115
105 70
35 60
27 Duduk,
pekerjaan ringan
Kantor, hotel,
apartemen 130
115 70
45 Pekerjaan
kantor yang
cukup aktif Kantor,
hotel, apartemen
140 130
75 55
Berdiri, pekerjaan
ringan; berjalan
Toko serba ada;
toko retail 160
130 75
55 58
38 Berjalan,
berdiri Toko
obat, bank 160
145 75
70 Pekerjaan
yang menetap
Restauran 145
160 80
80 Kerja
cahaya bangku
Pabrik 235
220 80
140 Sedang
menari Aula tari
265 250
90 160
49 35
Berjalan 4.8 kmh;
kerja mesin ringan
Pabrik 295
295 110
185 Bowling
Arena Bowling
440 425
170 255
Universitas Sumatera Utara
Kerja berat Pabrik
440 425
170 255
54 19
Kerja mesin
berat; penerangan
Pabrik 470
470 185
285 Atletik
Gymnasiu m
585 525
210 315
Sumber : ASHRAE bab 28
2. Panas dari lampupenerangan Lampu atau alat penerangan mengubah energi listrik menjadi
cahaya, dan sebagian energi ini akan berubah menjadi panas. Sebagai catatan bola lampu akan terasa panas setelah
dihidupkan beberapa lama. Besar panas yang dilepaskan bola lampu ke lingkungan adalah panas sensibel dan dapat dihitung
menggunakan persamaan Himsar Ambarita 2012 hal 70 : �
�
= � � �
��
��
��
� ��� ………2.10
Dimana W adalah daya total lampu, F
ul
lighting use , F
sa
special allowance factor
dan CLF adalah cooling load factor.
3. Panas dari motor listrik Di dalam ruangan yang dikondisikan biasanya terdapat motor
listrik. Contohnya motor penggerak pompa air. Untuk menghitung besar panasnya dapat menggunkan persamaan
berikut Himsar Ambarita 2012 hal 70: �
�
= � � �
�
���� ……….2.11
P adalah total daya motor, E
f
factor efisiensi dan CLF adalah cooling load factor.Lampiran 6
4. Panas dari peralatan dapur dan memasak Biasanya terdapat kegiatan masak memasak di dapur yang akan
memberikan beban pendingin ke dalam ruangan yang akan didinginkan. Beban pendingin dari hal tersebut dapat dihitung
dengan persamaan berikut Himsar Ambarita 2012 hal 70:
Universitas Sumatera Utara
�
�
= �
�����
� �
�
� ��� ……….2.12
CLF cooling load factor yang ditampilkan pada Lampiran 6
5. Panas dari udara ventilasi dan udara infiltrasi Persamaan yang bisa digunakan untuk menghitung panas
sensibel dan panas laten dari tambahan udara ventilasi ini adalah sebagai berikut Himsar Ambarita 2012 hal 70 :
�
�
= 1,23 � �
− �
�
………2.13 �
�
= 3010 � �
− �
�
……….2.14
Dan beban total adalah : �
�����
= 1,2 �ℎ
− ℎ
�
……….2.15 Dimana Q adalah laju aliran udara ventilasi.
2.4 Alasan Refrigerasi dan Pengkondisian Udara Penting