Pengaturan Jatah Tebangan IUPHHK Aktif PT. Diamond Raya Timber, Riau

54 adalah 60,81 m 3 ha dengan jumlah pohon yang boleh ditebang 23 x 36,26 = 24,17 pohonha. Sementara untuk penentuan etat volume PT. DRT menggunakan potensi tegakan 54,30 m 3 ha sehingga masih dibawah potensi yang ada. Dengan demikian etat tebangan per tahun dengan luas 1800 ha adalah 109.458 m 3 atau 43.506 pohon per tahun namun PT. DRT menentukan etat tebangan tahunannya sebesar 97.740 m 3 ha. Perhitungan etat tebangan dapat didekati dengan hasil penelitian riap volume. Menurut Buku Rencana PHAPL PT. DRT 2004 riap volume kelompok semua jenis ditebang yang berdiameter 20 cm adalah 3,93 m 3 hath, pada kelas diameter 20-39 cm pohon inti 2,08 m 3 hath. Untuk jenis ramin riap volume pohon inti hanya 0,18 m 3 hath. Jika riap volume pohon inti hanya 0,18 m 3 hatahun maka setelah 40 tahun dengan etat luas tebangan pertahun 1.800 ha maka etat volume tebangan per tahun maksimal 0,18 m 3 hath x 1800 ha x 40 tahun = 12.960 m 3 tahun. Perhitungan jatah tebangan ramin oleh Tim Terpadu Ramin dalam pelaksanaan CITES berdasarkan: 1 hasil cuplikan oleh Tim Terpadu Ramin, 2 hasil ITSP 100, 3 realisasi produksi dan realisasi kegiatan penanaman ramin, 4 faktor pengaman tegakan ramin karena kerusakan akibat penebangan dan untuk sumber pohon induk sebesar 30. Hasil penilaian sejak tahun 2001 oleh Tim Terpadu Ramin kuota tebangan ramin per tahun yang direkomendasikan oleh Tim Terpadu Ramin tidak jauh berbeda dengan perhitungan perdasarkan riap volume tersebut. Pada tahun 2006 jatah tebangan ramin yang direkomendasikan oleh Tim Terpadu Ramin sebesar 12.298,8 m 3 dengan jumlah pohon sebanyak 2.770 pohon atau rata-rata 6,83 m 3 ha dan 1,54 pohonha Tim Terpadu Ramin, 2005. Jika dibandingkan dengan total jatah tebang tahunan PT. DRT jatah tebangan ramin tersebut mencapai 12,58. Persentase tebangan ramin dan non ramin tersebut tampaknya telah sesuai dengan potensi tegakan yang ada.

4.1.4. Limit Diameter Tebangan dan Siklus Tebangan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 485Kpts-II1989 dan telah disempurnakan melalui keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan Nomor 24KptsIV-Set96 bahwa dalam pemanenan hutan rawa gambut digunakan rotasi tebang 40 tahun dan limit diameter tebangan 40 cm up. Namun pada Februari 2009 keluar Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.11Menhut-II2009 tentang Sistem Silvikultur dalam areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi yang mengubah diameter tebangan untuk hutan rawa gambut diturunkan menjadi 30 cm dan daur tetap 30 tahun. 55 Sudah dapat diduga jika diameter pohon yang ditebang diturunkan maka akan lebih banyak pohon yang ditebang sementara ketersediaan pohon inti akan sangat rendah terutama untuk jenis ramin. Hal itu disebabkan pohon ramin lebih banyak terdapat pada pohon berdiameter pertengahan 30-40 cm lihat Gambar 1 dan Gambar 11. Jika ketentuan tentang penurunan batas diameter tebang diturunkan tersebut diterapkan, maka akan terjadi tebang habis ramin. Jumlah pohon dan volume pohon inti dan pohon ditebang berdasarkan hasil pemantauan PUP di areal PT. DRT dapat dilihat pada Tabel 29 dan Tabel 30. Pada Tabel 29 dapat dilihat bahwa jika digunakan batas diameter tebangan 40 cm up untuk jenis ramin akan dapat ditebang rata-rata 5,05 pohonha tetapi jika digunakan batas diameter tebangan 30 cm up banyaknya pohon yang ditebang adalah 10,65 pohonha. Sementara itu jumlah pohon inti jika digunakan batas tebangan 40 cm up sebanyak 3,64 pohonha turun menjadi 2,78 pohonha pada batas diameter tebangan 30 cm up. Tabel 29. Jumlah pohon dan volume pohon berdasarkan kelas diameter pada hutan primer sebelum penebangan berdasarkan data PUP PT. DRT, Riau Kelas diameter cm 10 - 29 30 up 20 - 39 40 up Kelompok jenis Nha Vha Nha Vha Nha Vha Nha Vha Ramin 2,78 1,02 10,65 22,00 3,64 3,07 5,05 16,71 Kel. Meranti 10,05 3,52 31,08 49,84 13,01 8,53 12,56 36,05 Campuran 114,70 28,25 141,29 120,62 92,38 48,26 21,62 47,85 Total 127,53 32,79 183,03 192,47 109,03 59,86 39,22 100,61 Tabel 30. Riap rata-rata diameter kelompok jenis pada hutan rawa gambut berdasarkan data PUP PT. DRT, Riau Kelas diameter cm No. Kelompok jenis 10 - 29 30 up 20 - 39 40 up 1 Ramin 0,68 0,68 0,62 0,31 2 Meranti 0,69 0,69 0,68 0,41 3 Campuran 0,61 0,61 0,61 0,60 Rata-rata 0,66 0,66 0,64 0,44 Aspek regenerasipemulihan hutan bekas tebangan dengan menggunakan rotasi tebang tetap 40 tahun pada batas diameter tebangan 40 cm up menunjukkan bahwa pohon inti berdiameter 20 cm setelah 40 tahun akan menjadi 44,8 cm dengan menggunakan riap diameter 0,62 cmtahun, sedangkan dengan menggunakan batas diameter tebangan 30 cm up pohon inti yang berdiameter 10 cm setelah 40 tahun