Rekomendasi Penyempurnaan dan Kebijakan
39
daerah dataran tanah rawa, di Kalimantan Barat atau di daerah lain perlu ditertibkan.
3. Dalam teknik silvikultur hutan ramin perlu diutamakan pemeliharaan semai alam
karena hasil studi menunjukkan bahwa pertumbuhan permudaaan alam lebih berhasil daripada permudaan buatan pada ekosistem rawa gambut.
4. Pertumbuhan anakan cabutan termasuk jenis ramin untuk tanaman perkayaan
atau penanaman langsung pada hutan rawa gambut sering mengalami kendala karena sistem perakaran permudaan semai yang panjang, untuk itu manipulasi
sistem perakaran jenis ramin, pengaturan permukaan air tanah dan penyuburan permukaan tanah gambut perlu dilakukan.
5. Pengadaan bahan tanaman semai buatan jenis ramin perlu dikembangkan
untuk mengatasi anakan alam yang sudah terbatas jumlahnya. 6.
Untuk mengatasi pertumbuhan anakan di lapangan perlu dilakukan pemberian zat perangsang tumbuh, pupuk esensial dan penularan mikoriza.
7. Pada lahan gambut yang telah dibangun kanal-kanal seperti pada eks PLG
Kalimantan Tengah, proses pembasahan lahan rewetting perlu dilakukan melalui penabatan kanal canal blocking terutama dalam mengatasi kekeringan
lahan gambut.
8. Moratorium penebangan pohon ramin pada hutan yang masih tersisa harus
diimplementasikan dan penegakan hukum dalam mengatasi penebangan ilegal perlu ditingkatkan demi kelangsungan keberadaan hutan ramin.
9. Berbagai upaya pelestarian spesies dan populasi hutan ramin harus dapat
dilakukan melalui regulasi, teknologi dan implementasi dalam mengatasi kelangsungan pertumbuhan jenis ramin dan lingkungannya.
Kebijakan pemerintah yang telah dan akan diambil menurut Lasmini 2006 antara lain mengeluarkan kebijakan dalam rangka pengelolaan hutan lestari dan usaha
penyelamatan ramin antara lain: pada tahun 2002 telah diterbitkan SK Menhut no.4795Kpts-II2002 tentang Kriteria dan Indikator Pengelolaan Hutan Alam Produksi
Lestari PHAPL pada Unit Pengelolaan Skema Mandatory Departemen Kehutanan yaitu mewajibkan setiap Badan Usaha yang mendapat Hak Pengusahaan Hutan atau
Ijin Usaha Pemanfaatan Kayu menerapkan PHAPL. Mengenai sistem silvikultur yang dipilih dan akan diterapkan untuk Hutan Alam Tanah BasahRawa, telah diterbitkan
aturan Menteri Kehutanan berupa Peraturan Menteri Kehutanan No. P.30Menhut- II2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang Standar Sistem Silvikultur Pada Hutan Alam
Tanah Basah Kering dan atau Hutan Alam Tanah BasahRawa. Namun untuk prosedur penetapan sistem silvikultur pada Hutan Alam Tanah Kering dan atau Hutan
Alam Tanah BasahRawa, perlu diatur lebih lanjut dengan Pedoman Pelaksanaan Standar Sistem Silvikultur pada Hutan Alam Tanah Kering atau Hutan Alam Tanah
BasahRawa dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan.
40
Untuk mencegah penurunan potensi hutan rawa gambut dan kerusakan lebih lanjut, beberapa tindakan nyata harus dilakukan secara terintegrasi oleh Eselon I terkait
seperti Direktorat Jenderal Planologi, Badan Litbang Kehutanan, Direktorat Jenderal PHKA serta perguruan tinggi. Tindakan tersebut antara lain Lasmini, 2006:
1.
Implementasi SK Menhut mengenai moratorium serta melakukan revisi terhadap beberapa hal.
2. Menerapkan kriteria dan indikator PHAPL secara benar.
3. Mengimplementasikan ketentuan-ketentuan CITES Appendix III dan II
4. Melakukan survey potensi secara lebih komprehensif sehingga dapat diketahui
secara lebih pasti potensi ramin yang masih tersisa. 5.
Mencegah konversi hutan rawa gambut menjadi penggunaan dalam bentuk lain. 6.
Menyelamatkan dan mengamankan populasi hutan yang masih tersisa. 7.
Melakukan restorasi hutan rawa gambut dan rehabilitasi lahan dan hutan. 8.
Membangun tabat-tabat di parit-parit yang telah digali sebelumnya baik secara legal maupun ilegal.
Gadas 2006 mengusulkan untuk menyelamatkan tegakan pohon ramin, maka ada beberapa pilihan kebijakan yang perlu segera dilakukan oleh pemerintah, dalam hal
ini Departemen Kehutanan adalah : 1.
Memacu penerapan pengelolaan hutan alam secara lestari pada areal pengusahaan hutan yang masih mempunyai potensi tegakan ramin cukup
tinggi.
2. Menetapkan beberapa areal hutan rawa gambut untuk menjadi kawasan yang
dilindungi sebagai sumber benihbibit ramin. 3.
Melakukan pemulihan kembali hutan sekunder pada hutan rawa gambut dengan pembinaan permudaan alam ramin atau penanaman.