59
penebangan dinamika struktur tegakan ramin dan jenis non ramin menurut kelas diameter seperti tampak pada Tabel 33. Pada Tabel 33 dapat dilihat jumlah sebaran
ramin dan non ramin pada RKL I - VI menunjukkan bahwa telah terjadi dinamika tegakanregenerasi hutan bekas tebangan dari mulai tebangan yang paling muda
2008 sampai tebangan paling tua RKL I tebangan 1978. Secara umum regenerasi hutan bekas tebangan suksesi yang terjadi berjalan secara positif terutama untuk
total jenis campuran. Jumlah pohon inti dan pohon yang boleh ditebang paling banyak terdapat pada hutan bekas tebangan tua RKL I-II berangsur-angsur menurun sampai
yang terendah adalah hutan tebangan muda tebangan RKT 2008 kecenderungan dinamika struktur tegakan yang terjadi di IUPHHK-HA PT. DRT dapat dilihat pada
Gambar 15. Untuk jenis campuran pohon yang boleh ditebang kelas diameter 40 up tertinggi pada RKL I yaitu 53,7 pohon ha walaupun pada kelas pohon inti dan pohon
kecil terbanyak pada RKL II. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya gangguan tebangan liar yang terjadi pada RKL I.
Tabel 33. Dinamika rata-rata jumlah pohon per ha di hutan bekas tebangan
berdasarkan data pengamatan petak PUP PT. DRT
Kelas diameter Kelompok jenis
10-19 20-29
30-39 40-49
50-59 60 up
40 up 20-39
Jenis Ramin: RKL I
1,85 1,54
1,85 1,54
0,93 0,62
3,09 3,40
RKL II 3,89
1,94 3,61
2,78 0,00
0,56 3,33
5,56 RKL III
1,04 1,04
4,51 7,29
4,51 1,04
12,85 5,56
RKL IV 0,83
1,67 1,11
0,28 0,56
0,83 1,67
2,78 RKT2001
1,25 4,58
5,56 1,53
1,25 0,00
2,78 10,14
RKT2005 0,00
1,23 0,00
0,31 0,31
1,85 2,47
1,23 RKT2008
0,37 0,31
0,37 0,31
0,19 0,12
0,62 0,68
Jenis Non Ramin: RKL I
54,32 68,52
47,53 27,47
13,27 12,96
53,70 116,05
RKL II 81,67
111,39 58,61
31,11 11,94
8,33 51,39
170,00 RKL III
57,99 44,10
43,06 32,64
13,89 4,86
51,39 87,15
RKL IV 38,61
60,56 38,06
20,83 9,17
5,28 35,28
98,61 RKT2001
30,28 68,40
37,71 19,17
5,83 1,60
26,60 106,11
RKT2005 57,10
44,44 16,36
10,80 5,56
4,32 20,68
60,80 RKT2008
11,89 15,01
11,34 6,35
2,90 2,70
11,96 26,35
Sumber: diolah dari data 113 PUP PT. DRT, Riau.
60
Grafik Ramin
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
6.0 7.0
8.0
10-20 20-30
30-40 40-50
50-60 60 up
Kelas Diameter N
h a
RKL I RKL II
RKL III RKL IV
RKT2001 RKT2005
RKT2008 Grafik Kayu Campuran
20 40
60 80
100 120
1 Kelas Diameter
N h
a RKL I
RKL II RKL III
RKL IV RKT2001
RKT2005 RKT2008
Sumber: diolah dari data 113 PUP, PT. DRT, Riau.
Gambar 15. Grafik perkembangan jumlah seluruh jenis per ha di hutan bekas
tebangan PT. DRT berdasarkan data PUP.
Sumber: diolah dari data 113 PUP, PT. DRT, Riau.
Gambar 16. Grafik perkembangan jumlah pohon ramin per ha di hutan bekas
tebangan PT, DRT berdasarkan data PUP. Ketidaknormalan distribusi pohon ramin berdasarkan kelas diameter tidak hanya
terjadi pada hutan primer tetapi terjadi pula pada hutan bekas tebangan mulai RKL I -VI. Pada Tabel 33 dan Tabel 16 dapat dilihat ketidakteraturan jumlah pohon
ramin berdasarkan kelas diameter. Fluktuasi banyaknya pohon ramin pada kelas diameter dan umur tebangan RKL terlihat dengan jelas. Dinamika struktur tegakan
ramin pun tidak ada pola yang jelas meskipun dapat dikatakan jumlah pohon ramin lebih banyak pada kealas diameter pertengahan, terutama pada kelas diameter 20-50
dan banyaknya pohon ramin pada hutan tebangan tua lebih tinggi dibandingkan hutan bekas tebangan muda. Dinamika struktur tegakan yang tertuang pada Tabel 33 dan
61
Gambar 16 untuk jenis ramin jika dibandingkan dengan Tabel 24 pada hutan primer maka hanya RKL III yang telah melampaui hutan primer, sementara RKL I dan II telah
mendekati hutan primer. Pada hutan primer jumlah pohon ramin pada kelas diameter pohon ditebang 40 cm up mencapai 5,05 pohonha sedangkan pada RKL III
ditemukan 12,85 pohonha sedangkan pada RKL I dan II berturut-turut adalah 3,09 dan 3,33 pohonha. Dengan demikian secara umum perkembanganproses pemulihan
hutan bekas tebangan telah berjalan positif.
Indikator lain untuk mengevaluasi perkembangan suksesi di hutan bekas tebangan adalah pertumbuhan permudaan pohon terutama permudaan semai dan pancang.
Hasil analisis data pengamatan PUP PT. DRT sebelum penebangan hutan primer dan hasil pengukuran setelah tebangan tahun ke 0, tahun ke-2 dan ke-3 setelah
penebangan dapat dilihat pada Tabel 34 dan Gambar 17.
Tabel 34. Perkembangan jumlah semai dan pancang pada hutan primer dan bekas
tebangan PT. DRT berdasarkan data PUP
Hutan bekas tebangan Jenis
Hutan primer Thn-0
Thn-1 Thn-3
Semai Ramin
273 234
342 502
Non ramin 16.647
13.445 19.823
25.731 Total
16.920 13.679
20.165 26.232
Pancang Ramin
40 34
39 49
Non ramin 2.402
1.755 1.928
2.304 Total
2.442 1.790
1.967 2.352
Sumber: diolah dari data 113 PUP, PT. DRT, Riau.
Gambar 17. Perkembangan jumlah semai dan pancang pada hutan primer dan
bekas tebangan PT. DRT berdasarkan data PUP.
Jumlah Semai dan Pancang Sebelum dan Setelah Tebangan
10 20
30 40
50 60
S- Primer
P- Primer
S- ABT1
P- ABT1
S- ABT2
P- ABT2
S- ABT2
P- ABT2
Kondisi Tegakan
J u
m la
h p
o h
o n
h a
S- Primer
P- Primer
S- ABT1
P- ABT1
S- ABT2
P- ABT2
S- ABT2
P- ABT2