Cara Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah DUKUNGAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH 1.

50 Rp1.492.500.000,- Alokasi anggaran bantuan dana hibah kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar ditetapkan dengan memperhatikan karakteristik bantuan, fleksibilitas dalam pelaksanaan, serta efisiensi dan efektivitas sasaran yang ditetapkan. Alokasi bantuan pemerintah bentuk bantuan sarana prasarana berupa bantuan sarana produksi dialokasikan pada kelompok Akun Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakatPemda. Bantuan Sarana produksi kepada penerima bantuan pemerintah dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang. Pemberian bantuan pemerintah dalam bentuk uang dengan ketentuan ; a. Barang Bantuan dapat diproduksi danatau dihasilkan oleh penerima bantuan; atau; b. Nilai per Jenis barang bantuan di bawah Rp.50.000.000 lima puluh juta rupiah yang dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan. Rincian alokasi anggaran Bantuan per provinsi seperti tabel berikut: 51 Tabel 8. Rincian Alokasi Anggaran Bantuan Per Provinsi Ha Rp Ha Rp 550 1.630.475.000 500 1.492.500.000 1 JABAR 300 889.350.000 200 597.000.000 1 Kab. Ciamis - - 75 223.875.000 2 Kab. Cianjur 50 148.225.000 - - 3 Kab. Garut 100 296.450.000 - - 4 Kab. Kuningan - - 50 149.250.000 5 Kab. Sukabumi - - 75 223.875.000 6 Kab. Tasikmalaya 100 296.450.000 - - 7 Kab. Subang 50 148.225.000 - - - 2 JATENG 150 444.675.000 100 298.500.000 1 Kab. Jepara 50 148.225.000 - - 2 Kab. Karanganyar - - 50 149.250.000 3 Kab. Magelang - - 50 149.250.000 4 Kab. Pati 100 296.450.000 - - - - 3 JATIM - - 150 447.750.000 1 Kab. Blitar - - 50 149.250.000 2 Kab. Magetan - - 50 149.250.000 3 Kab. Tulungagung - - 50 149.250.000 - - 4 BALI 100 296.450.000 - - 1 Kab. Karangasem 50 148.225.000 - - 2 Kab. Jembrana 50 148.225.000 - - - 5 BANTEN - - 50 149.250.000 1 Kab. Pandeglang - - 50 149.250.000 TOTAL Bantuan Saprodi Ubijalar CF- SKR PROVINSI KABUPATEN KOTA NO. Bantuan Saprodi Kc. Tanah CF-SKR 52

J. TATA KELOLA PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH

Sesuai tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan maka Direktorat Jenderal Tanaman memiliki andil yang sangat penting dalam mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Disamping ketiga komoditas utama tersebut juga menetapkan program peningkatan produksi dan produktivitas kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubijalar merupakan salah satu program Kementerian Pertanian untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan di sub sektor tanaman pangan. Dalam mewujudkan pencapaian kinerja program tersebut dan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar melalui CF-SKR tahun 2016, telah ditetapkan berbagai kegiatan baik pusat maupun di daerah.

1. Penyaluran Bantuan Pemerintah

Sesuai dengan pasal 23 sd pasal 30, PMK 168 tahun 2015, bahwa Pemberian bantuan saranaprasarana kepada penerima Bantuan Pemerintah dapat diberikan dalam bentuk Barang atau Uang. Dalam hal pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kedelai tahun 2016, pemberian bantuan Kepada kelompok taniGapoktan dapat dilakukan baik bentuk Barang maupun Uang. Dalam pelaksanaannya, Satker Provinsi maupun KabupateKota dapat memilih salah satu atau dua-duanya, tergantung pada syarat-syarat yang dipenuhi sesuai PMK 168 tahun 2105. Mekanisme penyaluran bantuan pemerintah sebagai berikut: 53

2. Mekanisme Pemberian Bantuan saranaPrasarana dalam bentuk Barang

a. Dalam rangka pengadaan barang untuk bantuan saranaprasarana kegiatan pengelolaan produksi kedelai, yang disalurkan dalam bentuk barang kepada penerima bantuan, PPK menandatangani kontrak pengadaan barang dengan penyedia barang. b. Pengadaan barang berpedoman pada Peraturan Perundang- undangan yang mengatur mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah; c. PPK melakukan kontrak dengan penyedia barang d. Penyedia Barang dapat menyalurkan barang langsung kepada Penerima bantuan atau PPK yang menyampaikan kepada Penerima bantuan.

3. Mekanisme Pemberian Bantuan saranaPrasarana dalam bentuk Uang

Pemberian bantuan pemerintah berupa sarana prasarana dalam bentuk uang, diberikan dengan ketentuan : a. Barang bantuan dapat diproduksi danatau dihasilkan oleh penerima bantuan; atau 54 b. Nilai per jenis barang bantuan di bawah Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah yang dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan. Sehubungan bantuan saranaprasarana kegiatan pengelolaan produksi kedelai bukan dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan, maka pemberian bantuan sarana prasarana dalam bentuk uang, menggunakan ketentuan berdasarkan nilai jenis barang bantuan di bawah Rp.50.000.000,-. Pemberi bantuan saranaprasarana dalam bentuk uang dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara PPK dengan penerima bantuan yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan. Pembuatan Perjanjian Kerjasama minimal memuat ketentuan : a. hak dan kewajiban kedua belah pihak; b. jumlah dan nilai barang yang akan dihasilkandibeli; c. jenis dan spesifikasi barang yang akan dihasilkandibeli; d. jangka waktu penyelesaian pekerjaan; e. tata cara dan syarat penyaluran; f. pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menghasilkanmembeli barang sesuai dengan jenis dan spesifikasi; 55 g. pengadaan akan dilakukan secara transparan dan akuntabel; h. pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara; i. sanksi; j. penyampaian laporan penggunaan dana secara berkala kepada PPK; dan k. penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran

4. Pencairan Bantuan Pemerintah

a. Pencairan bantuan Pemerintah dalam bentuk barang

i. Pelaksanaan penyaluran bantuan saranaprasara dalam bentuk barang kepeda penerima Bantuan pemerintah dilakukan oleh Pejabat pembuat Komitmen PPK atau oleh Penyedia barang danatau jasa sesuai kontrak. Untuk pelaksanaan pengelolaan produksi kedelai, bantuan saranaprasarana berupa paket sarana produksi yang meliputi benih, pupuk, pestisida dan kapur pertanian untuk lokasi tertentu diberikan langsung kepada kelompok taniGapoktan secara langsung oleh Penyedia barang sesuai kontrak. ii. Pencairan dana bantuan saranaprasarana dalam bentuk barang, dilakukan secara langsung dari rekening Kas 56 Negara ke rekening penyedia barang melalui mekanisme Pembayaran langsung LS.

b. Pencairan bantuan Pemerintah dalam bentuk Uang

Pencairan dana bantuan saranaprasarana dalam bentuk uang, dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: i. Tahap I sebsesar 70 dari keseluruhan dana bantuan saranaprasarana setelahperjanjian kerjasama ditandatangani oleh Penerima bantuan dalam hal ini Kelompok Tanigapoktan dengan PPK. ii. Tahap II sebesar 30 dari keseluruhan dana bantuan saranaprasarana, apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 50. 1 Proses Pengajuan Bantuan Tahap Pertama 70  Penerima bantuan saranaprasarana dalam bentuk uang mengajukan permohonan pembayaran Tahap I kepada PPK dengan dilampiri : a perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan; dan 57 b kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dalam hal ini kelompok taniGapoktan.  Pemanfaatan bantuan saprodi dalam bentuk uang oleh Kelompok Tani Gapoktan a Setelah Kelompok Tani Gapoktan menerima bantuan uang, dilanjutkan dengan pembelanjaan sarana produksi. b Jumlah, jenis, volume, spefikasi sarana produksi yang dibeli sesuai yang tercantum dalam perjanjian kerja sama antara PPK dan Kelompok Tani. c Kelompok Tani Gapoktan dan Penyedia Barang, melakukan transaksi jual beli, penyerahan barang dan pembayaran memfoto memfilmkan sarana produksi yang dibeli. d Kelompok Tani Gapoktan menyimpan bukti- bukti pengeluaran uang , Berita Acara Serah Terima Barang BAST, fotofilm, sebagai bahan laporan pertanggung jawaban. 58 Mekanisme pencairan pembayaran langsung dalam bentuk uang untuk barang dengan nilai per jenis barang bantuan di bawah Rp.50.000.000,- yang dapat dilaksanakan oleh Penerima bantuan sebagaimana gambar berikut: 2 Proses Pengajuan Bantuan Tahap Pertama 30  Penerima bantuan saranaprasarana dalam bentuk uang mengajukan permohonan pembayaran Tahap II kepada PPK dengan dilampiri : a Kuitansi bukti pengeluaran yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dalam hal ini Kelompok tanigapoktan. b Laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh ketuapimpinan penerima bantuan saranaprasarana.  PPK melakukan pengujian permohonan pembayaran Tahap I dan Tahap II yang diajukan penerima bantuan sesuai Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah  PPK menandatangani perjanjian kerja sama dan mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang untuk 59 pembayaran Tahap I, serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah  PPK mengesahkan bukti penerimaan uang untuk pembayaran Tahap II, serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah  Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan  SPP disampaikan kepada PP-SPM

5. Pertanggung jawaban Bantuan

Penerima dana bantuan sarana dan prasarana dalam bentuk uang, harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun anggaran dengan dilampiri: a. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan ditandatangani oleh 2 dua orang saksi; b. Berita Acara Serah Terima Barang yang ditandatangani oleh KetuaPimpinan penerima bantuan; 60 c. fotofilm barang yang dihasilkandibeli; d. daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa dana; e. surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan; dan f. bukti setor ke rekening kas negara dalam hal terdapat sisa bantuan. PPK melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban dari Penerima Bantuan dan selanjutnya mengesahkan Berita Acara Serah Terima apabila telah sesuai dengan perjanjian kerjasama PPK mengesahkan Berita Acara serah terima setelah hasil verifikasi telah sesuai dengan perjanjian kerjasama.

6. Ketentuan Perpajakan dan Sanksi

a. Ketentuan Perpajakan

Bantuan dalam bentuk bantuan saranaprasarana dialokasikan pada kelompok Akun Belanja Barang untuk diserahkan kepada MasyarakatPemda. Bantuan saranaprasarana kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar berupa bantuan paket sarana produksi berupa benih, pupuk dan pestisidaherbisida. Ketentuan peraturan perpajakan dalam penggunaan dana bantuan paket sarana produksi pengeloloaan produksi kacang tanah dan ubijalar dilaksanakan sesuai peraturan tentang perpajakan bagi anggaran APBN. 61

b. Sanksi

Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan Negara danatau kementerian danatau kelompok tanigapoktan akan dijatuhkan oleh aparatpejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melalkukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

K. DUKUNGAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH 1.

Pengorganisasian Pengorganisasian dimaksudkan agar pelaksanaan manajemen Pemberian bantuan pemerintah berupa sarana produksi bagi kelompok tanigapoktan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Untuk memudahkan koordinasi, pembinaan dan pengawasan dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan dan pengelolaan bantuan sarana prosuki, maka pengelolaan kegiatan bantuan sarana produksi dilaksanakan secara terstruktur dan terintegrasi mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupatenkota hingga lapangan. Agar pelaksanaan kegiatan memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan Pemerintah yang baik good governance dan pemerintah yang bersih clean goverment, maka pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar harus memenuhi prinsip-prinsip; Mentaati ketentuan peraturan dan 62 perundangan; Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme KKN; Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi; serta Memenuhi asas akuntabilitas.

a. Struktur Organisasi

1. Penanggung Jawab Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan selaku penanggung jawab program memfasilitasi koordinasi persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Belanja Bantuan Sosial antara lain :  Menyusun petunjuk teknis dan pola pemberdayaan yang berkelanjutan untuk mengarahkan kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran sesuai Renstra yang ditetapkan;  Menggalang kemitraan dan melaksanakan koordinasi dengan Provinsi dan KabupatenKota, Instansi terkait serta seluruh pemangku kepentingan, dalam pelaksanaan, pemantauan pengendalian dan evaluasi kegiatan;  Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Belanja Bantuan Sosial dari pelaksanaan program dan anggaran. 2. Tanggung jawab koordinasi pembinaan program Berada pada Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan Provinsi atas nama Gubernur. 63 3. Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar berada pada Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan KabupatenKota atas nama BupatiWalikota

b. Tim Pembina

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat KabupatenKota dibentuk Tim Teknis KabupatenKota.

i. Tim Pembina Pusat

 Merencanakan operasional kegiatan peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar dan sarana pendukungnya.  Melaksanakan validasi calon penerima bantuan dan dan calon lokasi  Melaksanakan supervisi dan pendampingan Satuan kerja Perangkat daerah pelaksana program.  Menyusun laporan secara periodik setiap bulan atas pelaksanaan program dan kegiatan peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar, dan sarana pendukungnya. 64 ii. Tim Pembina Provinsi  Menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu pada petunjuk yang disusun oleh Pusat;  Melakukan koordinasi lintas sektoral antara- instansi di tingkat Provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan;  Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis KabupatenKota dalam pemantauan dan pengendalian serta membantu mengatasi permasalahan di lapangan;  Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian serta menyampaikan laporan ke tingkat Pusat. iii. Tim Teknis KabupatenKota Tim Teknis KabupatenKota yang terdiri dari unsur Dinas Pertanan, Bakorluh Kabupaten dan Kodim ditunjuk dan ditetapkan oleh BupatiWalikota setempat atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan, dengan tugas :  Menyusun petunjuk teknis Juknis dengan mengacu pada Petunjuk yang disusun oleh Pusat dan Petunjuk Pelaksanaan Juklak yang disusun 65 oleh Provinsi disesuaikan dengan kondisi sosial budaya setempat dan usaha yang dikembangkan;  Mengesahkan Rencana Usaha Kelompok RUK sesuai dengan rekomendasi setempat.  Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok sasaran;  Melakukan bimbingan teknis, pemantauanpengendalian dan evaluasi;  Membuat laporan hasil pemantauanpengendalian dan evaluasi. Tim pembina tingkat Provinsi dan tim teknis tingkat KabupatenKota melakukan koordinasi pelaksanaan Intensifikasi maupun perluasan areal tanam kacang tanah dan ubijalar di Pos Simpul Koordinasi POSKO mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, KabupatenKota sampai tingkat Provinsi. Frekuensi pelaksanaan pembinaan oleh Provinsi dan KabupatenKota dilakukan sebagai berikut: i. Pembinaan dilakukan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen secara berjenjang mulai dari Pusat, Provinsi, KabupatenKota dan Kecamatan serta Desa. ii. Provinsi melakukan pembinaan pelaksanaan Intensifikasi kacang tanah dan ubijalar di 66 KabupatenKota 2 kali per musim tanam atau disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada. iii. KabupatenKota melakukan pembinaan pelaksanaan Intensifikasi kacang tanah dan ubijalar di tingkat lapangankelompok tani pelaksana Intensifikasi kacang tanah dan ubijalar 3 kali per musim tanam atau disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada.

c. Pengawasan

Kegiatan pengawasan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi dan atau menghindari masalah yang berhubungan dengan penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan negara, pungutan liar, atau bentuk penyelewengan lainnya. Bentuk pengawasan banatuan pemerintah kegiatan pengelolaan produksi kedelai berupa pengendalian intern, pengawasan fungsional internal, dan pengawasan eksternal. yang berhak melakukan pengawasan internal program bantuan sarana produksi adalah Inspektorat Jenderal Itjen Kementerian Pertanian dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP, sedangkan pengawas eksternal adalah Badan Pemeriksa Keuangan BPK. 67 i. Pengendalian Intern Pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai satker untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi. ii. Pengawasan Fungsional Internal Instansi pengawas fungsional kegiatan Bantuan sarana produksi secara internal adalah Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dan BPKP. Instansi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan audit sesuai kebutuhan atau sesuai permintaan instansi yang akan diaudit terhadap pemanfaatan dana bantuan sarana produksi. Audit bantuan sarana produksi dilaksanakan untuk memberikan keyakinan tentang pencapaian kinerja bantuan sarana produksi pada masing-masing tingkatan Kementerian Pertanian, provinsi, kabupaten kota dan Kelompok tanigapoktan serta keyakinan pelaksanaan pemberian bantuan sarana produksi telah sesuai dengan ketentuan. Audit kinerja program pemberian bantuan sarana produksi menggunakan 4 empat tepat yaitu 1 tepat 68 sasaran, 2 tepat waktu, 3 tepat jumlah, dan 4 tepat guna. Selain empat tepat, audit juga melihat apakah pelaksanaan bantuan sarana produksi sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku terutama petunjuk teknis bantuan sarana produksi. iii. Pengawasan Eksternal Instansi pengawas eksternal kegiatan bantuan sarana produksi adalah pengawasan fungsional yang dilakukan oleh tim audit keuangan yang berwenang, yaitu Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Instansi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan audit sesuai dengan kebutuhan atau permintaan instansi yang akan diaudit terhadap pelaksanaan dan pemanfaatan dana bantuan sarana produksi. 69

BAB V PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN

PELAPORAN A. Pengendalian Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran KPA dan Pejabat Pembuat Komitmen PPK. Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing instansi. Pengendalian dilaksanakan secara berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian KabupatenKota bersama pihak terkait. Pengendalian dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen. Pengendalian meliputi perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan pencapaian produksi kedelai tahun 2016. Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas fungsional Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah, maupun lembaga atau instansi pengawas lainnya dan pengawasan oleh masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi kepada pihak yang terkait penyuluh pertanian, pengurus kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, organisasi petani, LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintahan mulai dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya. Ada 7 tujuh tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim PengarahPembina dii PusatProvinsi dan Tim Teknis di KabupatenKota; 70 2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis di KabupatenKota; 3. Tahap pemilihan penyedia barang dan transferpenyaluran dana bantuan sosial ke rekening kelompok; 4. Tahap pencairan dana bantuan dan penyaluran barang yang dilakukan oleh kelompok; 5. Tahap kebenaran serta ketepatan pemanfaatan dana bantuan sosial yang dilakukan oleh kelompok; 6. Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh kelompok; 7. Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output, outcome, benefit dan impact.

B. Monitoring

Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawalan program dan kegiatan peningkatan produksi kedelai tahun 2016, maka dilakukan pelaksanaan monitoring perkembangan penyaluran bantuan pemerintah kepada kelompok tani penerima bantuan oleh Pejabat Pembuat Komitmen PPK, dan realisasi tanam dan panen kacang tanah dan ubijalar oleh ketua kelompok tani atau petugas lapangan. Proses pelaksanaan monitoring sebagai berikut : 71 1. Perkembangan Penyaluran Bantuan Dana Hibah CF-SKR a. PPK Satker Tugas pembantuan, mengirimkan data transfer Bansos meliputi data kelompok tani dan nilai bantuan. b. Waktu pengiriman sesuai dengan pengajuan SPPD, yang diajukan oleh PPK kepada penerbit SPM. c. Data dikirim ke Direktorat Budidaya Aneka kacang dan Umbi, Direktorat Jenderal tanaman Pangan, melalui email subditkclyahoo.com dan subdit_umbilainnyayahoo.com 2. Realisasi tanam dan panen Program pengembangan kacang tanah dan ubi jalar melalui dana CF-SKR a. Ketua kelompok tani mengirimkan data tanggal realisasi tanam, realisasi panen dan produktivitas ke pusat. b. Waktu penyampaian data dilakukan pada saat akan tanam dan panen

C. Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang mungkin timbul maupun tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaan program dan kegiatan sehingga dapat dilakukan tindakan korektif sedini mungkin. Pemantauan dan Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian KabupatenKota. Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan pengembangan usaha 72 kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan. Evaluasi meliputi: 1 komponen kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016, 2 tingkat pencapaian sasaran areal dan produksi, 3 kenaikan tingkat produktivitas dan produksi, 4 permasalahan yang timbul di tingkat lapang, 5 kegiatan pendukung lainnya.

D. Pelaporan

Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi, KabupatenKota, Kecamatan dan ketua kelompoktani secara periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu dari Ketua kelompoktani ke penyuluh lapangan ke KabupatenKota, Provinsi dan pusat. 1. Laporan Kegiatan Pelaporan kegiatan meliputi laporan pelaksanaan program, pelaksanaan kegiatan, penyampaian data dan informasi dan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan yang memuat evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya sebagaimana dalam format laporan pada lampiran 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21 dan 22 2. Laporan Program a. Sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan i. Pusat, Provinsi dan KabKota merencanakan dan membuat laporan blanko sasaran tanam, panen, 73 produktivitas dan produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016 ii. Laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016 KabKota di laporkan ke Provinsi iii. Provinsi mengirim laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016 ke Pusat b. Realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan i. Petugas Penyuluh dan Babinsa meminta laporan realisasi tanam atau panen kepada ketua Kelompok Tani, selanjutnya dikompilasi dan dilaporkan ke atasan masing-masing di Kabupaten. Babinsa ke Dandim c.q. Pasiter di Kodim dan Dinas Pertanian kabupaten. ii. KabupatenKota mengirimkan laporan blanko realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi kacang tanah dan ubijalar bulanan tahun 2016 ke Provinsi. dan Dinas Pertanian Kab ke Dinas Pertanian Provinsi. iii. Selanjutnya Provinsi mengirimkan laporan blanko realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi kacang tanah dan ubijlar bulanan tahun 2016 ke Pusat. dan Dinas Pertanian Provinsi ke Direktur Jenderal Tanama Pangan c.q. Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi.