pengolahan rokok berpengaruh besar terhadap perekonomian Kota Kediri. Kabupaten dan kota yang meniliki sektor basis perekonomian terbanyak adalah
Kabupaten Pacitan, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto dan Kota Surabaya, yang masing-masing memiliki enam sektor basis perekonomian perbedaannya masing-
masing kota tidak memiliki sektor basis pertanian sedangkan Kabupaten Pacitan memiliki sektor basis pertanian. Pada beberapa kabupaten dan kota sektor basis
mengalami perubahan, jumlah sektor basis ada yang bertambah namun ada pula yang berkurang. Hal ini di duga karena adanya perubahan kondisi perekonomian
di Provinsi Jawa timur.
5.1.2. Efek Pengganda Basis Base Multiplier
Konsep ekonomi basis wilayah menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah terjadi karena adanya pengganda basis dari pembelanjaan
kembali pendapatan yang diperoleh dari penjualan keluar atau jasa yang dihasilkan dari wilayah tersebut. Peningkatan pendapatan suatu sektor basis dapat
memberikan efek peningkatan terhadap sektor lainnya sektor bukan basis yang ditunjukkan oleh nilai koefisien yang dihasilkan. Komoditi basis merupakan
suatu komoditi yang mampu dipasarkan keluar wilayah karena komoditi tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan dalam wilayahnya. Hasil dari penjualan atau
ekspor komoditi ini akan memberikan arus pendapatan ke wilayah tersebut. Koefisien pengganda basis merupakan perbandingan antara pendapatan total
dengan pendapatan sektor basis.
Pada tabel 5.3. nilai koefisien pengganda basis berfluktuasi selama periode 2001-2005. Nilai koefisien pengganda basis tahun 2001 sebesar
1.2427, hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan pendapatan sektor basis
sebesar Rp 100,000 maka total pendapatan sebesar Rp 124,270 dan pendapatan sektor bukan basis sebesar Rp 22,380. Nilai koefisien mengalami kecenderungan
yang terus naik dari tahun 2002-2005. Pada tahun 2004 juga terjadi perubahan pada sektor yang menjadi sektor
basis di Jawa Timur yang menjadi tiga sektor basis. Penurunan jumlah sektor basis memberikan pengaruh yang nyata pada besarnya nilai efek penggandanya.
Hal ini juga mengindikasikan sumbangan yang dihasilkan dari sektor basis lebih kecil daripada sektor non basisnya.
Pada tahun 2004-2005 nilai pengganda basis meningkat. Pada tahun 2004 sebesar 2.0918 dan pada tahun 2005 sebesar 2.0729 yang artinya jika terjadi
kenaikan pada sektor basis sebesar Rp 100,000 maka pendaptan total akan meningkat sebesar Rp 207,290 dan Rp 107,290 sektor non basis. Hasil
perhitungan nilai efek pengganda dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5.3. Nilai Pengganda Basis Sektor Basis Tahun 2001-2005
BASE MULTIPLIER TAHUN Y
total Y
basis K
multiplier 2001 210,448,570.19
169,343,848.52 1.2427
2002 218,452,389.09 176,067,362.07
1.2407 2003 228,884,458.54
185,375,243.68 1.2347
2004 242,228,892.17 115,799,076.99
2.0918 2005 256,374,726.78
123,677,261.61 2.0729
Sumber : BPS Jawa Timur, 2005 diolah
Jika dilihat dari efek pengganda per sektor, maka sektor listrik memberikan sektor pengganda terbesar, walapun nilanya terus menurun. Pada tahun 2005 nilai
pengganda basis sektor ini adalah 79.4115 artinya jika terjadi peningkatan
pendapatan sektor basis sebesar Rp 100,000 maka total pendapatan sebesar Rp 7,901,150 dan Rp 7,801,150 sektor non basis.
Sektor pertanian memiliki efek pengganda yang cenderung meningkat dan stabil selama tahun 2001-2005. pada tahun 2005 nilai pengganda basis sebesar
5.7375 yang artinya jika terjadi peningkatan pendapatan sektor basis sebesar
100,000 maka total pendapatan sebesar Rp 573,750 sektor basis dan Rp 473.750 sektor non basis.
Sektor pengolahan juga memperlihatkan nilai pengganda basis yang semakin meningkat dari tahun 2001-2005. Pada tahun 2005 nilai pengganda basis 3.6295
yang artinya bahwa jka terjadi peningkatan sektor basis sebesar Rp100,000 maka pendapatan total sebesar Rp 362,950 dan Rp 262,950 sektor non basis. Hasil
perhitungan nilai pengganda basis persektor dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 5.4. Nilai Pengganda Basis Masing-masing Sektor Basis Tahun 2001-2005
BASE MULTIPLIER PER SEKTOR BASIS TAHUN
Pertanian Pengolahan Listrik Perdagangan
Pengangkutan 2001 5.1919
3.4025 79.4115
3.9354 19.4248
2002 5.2824 3.5580
69.4817 3.7711
178396 2003 5.4310
3.5688 63.0198
3.6614 17.6697
2004 5.5901 3.5874
58.0659 3.5467
17.5141 2005 5.7353
3.6295 57.8783
3.4391 17.6544
Sumber : BPS Jawa Timur, 2005 diolah
5.2 Ketimpangan Pendapatan Daerah