Hasil Belajar Siswa Pembahasan

situasi kelas saat itu menjadi hidup ketika siswa yang lainnya bertanya dan memberi tanggapan terhadap presentasi tersebut. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis bioedutainment pada materi sistem peredaran darah manusia dapat menjadikan siswa lebih aktif karena masing-masing siswa melakukan kegiatan simulasi tersebut. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar ruang kelas juga membuat siswa lebih aktif karena suasana kelas lebih menyenangkan. Guru Biologi SMP N 1 Gabus juga berpendapat bahwa dengan pembelajaran menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis bioedutainment dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi sistem peredaran darah, membuat siswa lebih aktif, menyenangkan serta kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup, sehingga siswa termotivasi untuk belajar biologi.

2. Hasil Belajar Siswa

Pembelajaran menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis bioedutainment merupakan variasi pembelajaran yang dapat mengurangi kejenuhan siswa, sehingga lebih tertarik untuk aktif dalam memahami materi yang dipelajari. Pemahaman siswa terhadap materi akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil belajar siswa pada penelitian ini diukur dari 3 komponen yaitu nilai LDS dan LKS dengan bobot 1, nilai penugasan dengan bobot 1, dan nilai tes tertulis evaluasi dengan bobot 2. Tes tertulis yang digunakan adalah tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa rata-rata ketuntasan klasikal siswa dari ketiga kelas tersebut adalah 84,46. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa telah melampaui kriteria minimum yang telah ditetapkan yaitu 80 siswa mencapai KKM 72. Hasil belajar yang positif tersebut dipicu oleh oleh beberapa faktor, antara lain karena suasana pembelajaran yang menyenangkan. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat sangat antusias mengikuti pelajaran karena pembelajaran dengan metode simulasi berbasis bioedutainment ini bersifat student center learning. Suasana pembelajaran yang berpusat pada siswa akan membuat siswa lebih aktif, percaya diri, dan lebih tertarik mengikuti pelajaran. Selain menggunakan metode simulasi, pada penelitian ini juga menggunakan metode ceramah dan diskusi. Metode ceramah dan diskusi digunakan dalam penelitian ini karena tidak semua materi dapat disampaikan menggunakan metode simulasi. Metode simulasi diterapakan pada setiap pertemuan dalam penelitian ini. Pada pertemuan pertama, siswa melakukan kegiatan simulasi tentang organ-organ penyusun sistem peredaran darah. Dari kegiatan tersebut siswa mendapatkan pengetahuan mengenai organ-organ penyusun sistem peredaran darah beserta deskripsi dari masing-masing organ seperti jantung, aorta, arteri, vena, dan darah. Akan tetapi, sebelum melakukan kegiatan simulasi guru juga menggunakan ceramah untuk menyampaikan morfologi jantung dengan bantuan charta. Setelah melakukan kegiatan simulasi, siswa berdiskusi tentang kegiatan simulasi yang telah dilakukan sekaligus membahas LDS Lembar Diskusi Siswa yang telah mereka kerjakan. Hal tersebut dilakukan sebagai penguatan materi untuk siswa. Pada pertemuan kedua siswa melakukan simulasi tentang peredaran darah besar dan peredaran darah kecil. Dari kegiatan tersebut siswa mendapatkan pengetahuan mengenai urutan peredaran darah besar dan peredaran darah kecil, siswa juga mendapat pengetahuan mengenai katup bikuspidalis dan katup trikuspidalis. Setelah melakukan kegiatan simulasi siswa berdiskusi membahas LKS yang telah dikerjakan, kemudian guru memberikan penguatan-penguatan. Pada pertemuan ketiga, siswa melakukan simulasi tentang darah beserta komponen-komponennya, juga simulasi tentang leukemia. Pada pertemuan ketiga ini siswa mendapat pengetahuan mengenai komponen-komponen darah beserta fungsi dan ciri-ciri dari masing-masing komponen darah, siswa juga mendapat pengetahuan mengenai leukemia. Kegiatan simulasi yang dikombinasikan guru dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi membuat siswa semakin paham dengan materi sistem peredaran darah. Metode simulasi merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan dalam strategi pembelajaran berbasis bioedutainment. Strategi pembelajaran berbasis bioedutainment merupakan strategi pembelajaran Biologi yang menghibur dan menyenangkan. Pada strategi pembelajaran berbasis bioedutainment ini terkandung unsur pembelajaran ilmu, proses keilmuan, keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan, dan sportivitas. Semuanya dikemas dalam bentuk yang menghibur dan menyenangkan Mulyani et al. 2008. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis bioedutainment mampu memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat dan menarik banyak mengandung sumber belajar, informasi, dan komunikasi akan membuat siswa lebih mudah menangkap isi materi pelajaran. Selain itu juga dapat menumbuhkan perhatian dan aktivitas siswa dalam belajar sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Hal ini didukung oleh pendapat siswa yang menyatakan bahwa mereka tertarik mengikuti pembelajaran tersebut karena dengan adanya metode diskusi, tanya jawab, dan kegiatan simulasi dalam pembelajaran. Mereka dapat bertukar pikiran maupun pengetahuan dengan teman sekelompoknya sehingga mereka mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru melalui kegiatan simulasi yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Pengalaman langsung yang mereka dapat akan memberikan kesan yang utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu. Dengan demikian diharapkan siswa dapat mengetahui dan memahami konsep atau prinsip melalui kegiatan simulasi tersebut, sehingga pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta melainkan hasil temuan mereka sendiri. Siswa mendapatkan kebenaran suatu konsep melalui pengalaman yang konkret sesuai objek yang telah dilihatnya dalam pengamatan. Pengalaman tersebut memberikan wawasan, pamahaman, dan teknik-teknik yang sulit untuk dipaparkan melalui pembelajaran ceramah saja. Mereka juga berpendapat bahwa dengan penerapan metode simulasi berbasis bioedutainment mereka lebih memahami proses-proses yang bersifat abstrak dalam materi sistem peredaran darah. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Sudjana 2000 yang menyatakan bahwa kejadian atau proses analogis yang dimunculkan dalam metode simulasi akan memudahkan siswa untuk memahami proses atau kejadian sebenarnya yang tidak dapat diamati secara langsung. Djamarah dan Zain 2002 menyebutkan salah satu kelebihan metode simulasi bermain peran adalah siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Selain itu, menurut Yiyu et al. 2006 permainan simulasi yang berbasis bioedutainment mampu meningkatkan motivasi siswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan mereka. Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian Susanti 2009 yaitu penelitian tentang strategi pembelajaran bioedutainment pada materi sistem gerak kelas XI menunjukkan keberhasilan dengan keaktifan siswa meningkat dari siklus ke siklus, demikian juga dengan ketuntasan belajar secara klasikal. Kusumowati 2010 dalam penelitiannya tentang penerapan pembelajaran biologi berbasis bioedutainment menunjukkan bahwa ketuntasan belajar klasikal dapat meningkat. Fauriya 2009 dalam penelitiannya yang menerapkan metode role playing menunjukkan hasil yang positif terhadap hasil belajar siswa. Penelitian Huda 2010 tentang penerapan pendekatan JAS Jelajah Alam Sekitar dengan metode role playing pada materi sistem peredaran darah menyimpulkan bahwa metode tersebut mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena penerapan metode role playing dalam pembelajaran materi sistem tersebut siswa dituntut melakukan kegiatan simulasi sesuai dengan perannya masing-masing sehingga siswa mudah memehami materi yang mereka pelajari.

3. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran