1  Tingkah  laku  terminal,  yaitu  komponen  tujuan  belajar  yang menentukan  tingkah  laku  siswa  setelah  belajar.  tingkah  laku
tersebut bagian dari tujuan yang menunjuk pada hasil belajar. 2  Kondisi-kondisi  tes,  ada  tiga  jenis  kondisi  yang  dapat
mempengaruhi tes, pertama, alat dan sumber yang harus digunakan oleh  siswa,  kedua,  tantangan  yang  disediakan  terhadap  siswa  dan,
ketiga, cara menyajikan informasi. 3  Standar  ukuran  perilaku,  komponen  ini  merupakan  suatu
pernyataan  tentang  ukuran  yang  digunakan  untuk  membuat pertimbangan  mengenai  perilaku  siswa.  Suatu  ukuran  menentukan
tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah mencapai tujuan.
4. Hasil Belajar
Hasil  belajar  merupakan  perubahan  perilaku  yang  dihasilkan  oleh pembelajaran  setelah  mengalami  aktivitas  belajar.  Perolehan  aspek-aspek
perubahan  perilaku  yang  dihasilkan  dari  aktivitas  belajar  tersebut tergantung  pada  apa  yang  dipelajari  oleh  pembelajaran.  dalam
pembelajaran,  perubahan  perilaku  yang  harus  dicapai  oleh  pembelajar setelah  melaksanakan  aktifitas  belajar  yang  dirumuskan  dalam  tujuan
pembelajaran.  Hasil  belajar  adalah  hasil  yang  telah  dicapai  seseorang berupa  kemampuan  pengetahuan,  pemahaman,  keterampilan  serta  sikap
setelah  menjalani  proses  belajar  mengajar.  Menurut  Muhandar  dalam
Hariyadi,  2004;  46  perwujudan  dari  bakat  dan  kemampuan  adalah prestasi, bakat dan kemampuan menentukan Prestasi seseorang.
Menurut  Sudjana  2002:50  hasil  belajar  adalah  kemampuan- kemampuan  yang  dimiliki  siswa  setelah  menerima  pengalaman  belajar.
Hasil  belajar  yang  di  ukur  dalam  penelitian  ini  adalah  hasil  belajar  pada ranah  kognitif.  Hasil  belajar  kognitif  bekenaan  dengan  hasil  belajar
intelektual  yang  dinyatakan  dengan  nilai  yang  diperoleh  siswa  setelah memperoleh tes pada akhir siklus.
Bukti  bahwa  seseorang  telah  belajar  adalah  terjadinnya  perubahan perilaku  pada  seseorang.  Misalnya  dari  tidak  tahu  menjadi  tahu  dan  dari
tidak  mengerti  menjadi  mengerti.  Tingkah  laku  memiliki  unsur  subjektif atau unsur rohaniah, dan unsur jasmaniah. Seseorang yang sedang berfikir
dapat  dilihat  dari  raut  wajahnnya  namun  dalam  rohaniyahnya  tidak  dapat kita lihat.
Hamalik  2010:  33  menegaskan  bahwa  hasil  belajar  di  dalam  kelas harus  dapat  dilaksanakan  ke  dalam  situasi-situasi  diluar  sekolah.  Dengan
kata lain, siswa dapat mentransferkan hasil belajar ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat. Hasil belajar tidak hanya untuk
diterapkan  di  kelas  saja  tetapi  juga  ketika  siswa  menjadi  warga  negara yang sesungguhnya dalam bermasyarakat. Hasil belajar dapat berupa pola-
pola  perbuatan,  nilai-nilai,  pengertian  -  pengertian,  sikap-sikap,  apresiasi, abilitas  dan  keterampilan.  Hasil-hasil  belajar  lambat  laun  akan
dipersatukan menjadi kepribadian siswa.
Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang  diinginkan  atau  deskripsi  produk  yang  menunjukan  bahwa  belajar
telah terjadi  Gerlach dan Ely, 1980. Perumusan tujuan pembelajaran itu adalah  hasil  belajar  yang  diinginkan  pada  diri  pembelajar,  tujuan
pembelajaran  lebih  sulit  dan  rumit  untuk  diamati  karena  tujuan pembelajaran  tidak  dapat  diukur  secara  langsung  dan  memerlukan  proses
untuk mendapatkan hasilnnya. Seperangkat  faktor  yang  mempengaruhi  hasil  belajar  adalah  kondisi
internal dan eksternal pembelajaran. Kondisi internal mencangkup kondisi fisik  seperti  kesehatan  organ  tubuh;  kondisi  psikis  seperti  kemampuan
intelektual,  emosional;  dan  kondisi  sosial,  seperti  kemampuan bersosialisasi  dengan  lingkungan.  Kondisi  eksternal  mencangkup  variasi
dan  derajat  kesulitan  materi  stimulus  yang  dipelajari  direspon,  tempat belajar,  iklim,  suasana  lingkungan,  dan  budaya  belajar  masyarakatnnya
akan mempengaruhi kesiapan proses dan hasil belajar. Seperangkat faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut sangatlah
berpengaruh,  tetapi  yang  tidak  kalah  dalam  mempengaruhi  hasil  belajar siswa  adalah  kemampuan  guru  dalam  mengajar  atau  mengelola  kelas,
apabila seorang guru mampu dan dapat mengelola kelas dengan baik maka tujuan  dari  pembelajaran  tersebut  akan  dengan  mudah  tercapai.  Agar
proses  pembelajaran  berlangsung  dengan  baik  dan  efektif  pada  diri  siswa dan  hasil  belajar  yang  dicapai  siswa  baik  pula,  guru  harus  menguasai
bahan  belajar,  keterampilan,  pembelajaran,  dan  evaluasi  pembelajaran secara terpadu.
Seperti  telah  dikemukakan,  bahwa  proses  evaluasi  hasil  belajar mengandung  tiga  aspek  kegiatan,  dua  diantaranya  yaitu  pengukuran  dan
penilaian.  Pengukuran  berarti  proses  indentifikasi  besar  kecilnnya  gejala, baik  dengan  alat  yang  ditera  maupun  yang  tidak  ditera  Sutrisno  Hadi,
1980.  berarti  disini  ada  unsur  membandingkan,  yaitu  membandingkan suatu  gejala  dengan  suatu  alat  yang  menghasilkan  kuantitas.  Jadi  dapat
diartikan  proses  penggunaan  angka-angka  kepada  barang  atau  gejala berdasarkan aturan tertentu.
Evaluasi  hasil  belajar  adalah  evaluasi  yang  sasarannya  adalah  hasil belajar.  sasaran  tersebut  sesuai  dengan  tujuan  pembelajaran,  yaitu  aspek
kognitif,  afektif  dan  psikomotorik.  Tekhnik  pengumpulan  hasil  belajar tersebut  dapat  ditempuh  dengan  dua  cara  yaitu  dengan  testing  dan  non
testing.  Tekhnik  tes  biasannya  dilakukan  disekolah  dalam  rangka menghadiri  semester  dan  tahun  ajaran,  yaitu  tes  objektif,  tes  jawaban
singkat, dan tes uraian. Teknik non tes dapat dilakukan melalui observasi, wawancara, atau angket.
Evaluasi hasil belajar pada umumnya dinilai dengan menggunakan tes hasil  belajar.  Tes  adalah  suatu  cara  untuk  mengadakan  suatu  penilaian
yang berbentuk  suatu tugas  atau serangkaian tugas  yang harus dikerjakan oleh  anak  atau  sekelompok  anak.  Sehingga  menghasilkan  suatu  nilai
tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan
dengan  nilai  yang  dicapai  anak-anak  lain  atau  dengan  nilai  standar  yang ditetapkan  Nurkancna dan Sukananta, 1986:25.
Pembelajaran merupakan sistem, maka sebagai guru harus tau kualitas hasil belajar. Hasil belajar saja belum cukup sebab bila hasil belajar siswa
sangat  rendah  secara  moral  guru  juga  dituntut  untuk  memperbaiki  proses belajar  yang  telah  berlangsung.  Guru  harus  dapat  mengupayakan
bagaimana  memperbaiki  proses  belajar  yang  telah  berlangsung.  Guru harus  dapat  mengupayakan  bagaimana  memperbaiki  proses  belajar  dan
meningkatkan  hasil  belajar,  sehingga  hasil  belajar  sesuai  dengan  tujuan pembelajaran.
5. Media Pembelajaran