18
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu orangbenda yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang terdapat dalam Media
Gambar dan metode Picture and picture terhadap hasil belajar siswa.
2. Teori Belajar
Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang belajar, sehingga membantu kita untuk memahami pembelajaran. Teori
belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen Sugandi,
2008:7. Teori belajar lebih fokus kepada bagaimana peserta didik belajar,
sehingga berhubungan dengan variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Teori belajar memberikan rujukan untuk menyusun rancangan
pelaksanaan pengajaran dan membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar yang telah dicapai, sehingga
penerapan model, media dan strategi pembelajaran yang digunakan akan memiliki hasil yang optimal.
Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan
memahami pengetahuan dari pengalamannya sendiri. Esensi pembelajaran konstruktivisme adalah peserta didik secara individu menemukan dan
mentransfer informasi yang kompleks apabila menghendaki informasi dan pengetahuan itu akan menjadi miliknya. Pembelajaran konstruktivisme
memandang bahwa peserta didik secara terus-menerus memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merevisi
aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi Catarina, 2010: 225. Secara filosofis, belajar menurut teori konstruktivisme adalah
membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnnya diperluas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep,
atau kaidah yang siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata Baharudin dan Elsa, 2010: 116. Penting diperhatikan bahwa konstruktivisme merupakan teori yang
menggambarkan bagaimana belajar itu terjadi pada individu, berkenaan dengan apakah peserta didik itu menggunakan pengalamannya untuk
memahami pelajaran atau mengikuti pembelajaran dalam membuat suatu model atau media pembelajaran. Dalam hal ini, teori konstruktivisme
menyatakan bahwa peserta didik membangun pengetahuan diluar pengalamannya.
Sesuai dengan pendekatan konstruktivisme, pendidik berperan sebagai fasilitator dan bukan lagi hanya sebagai pendidik. Tugas pendidik adalah
menjelaskan tentang pelajaran yang diajarkan, sedangkan tugas fasilitator adalah membantu peserta didik memperoleh pemahaman tentang isi
pelajaran. Apabila pendidik ini sebagai pendidik, maka peserta didik memainkan peran pasif, sedangkan jika sebagai fasilitator, peserta didik
memainkan peran aktif dalam proses belajar. Pandangan pakar konstruktivisme sosial memandang belajar sebagai
proses aktif dimana peserta didik belajar menemukan prinsip, konsep dan fakta untuk dirinya sendiri, dan karena itu penting untuk mendorong
berfikir intuitif pada peserta didik. Pendekatan konstruktivisme menekankan pembelajaran dari atas top-down instruction, dan bukan dari
bawah keatas bottom-up instruction. Pembelajaran dari atas kebawah berarti peserta didik memecahkan masalah yang kompleks kemudian
menemukan dengan bantuan pendidik keterampilan dasar yang diperlukan Catarina, 2010: 225-232.
Gagasan teori konstruktivisme mengenai pengetahuan Suprijono, 2012: 30 adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi
selalu merupakan merupakan konstruksi kenyata melalui kegiatan subjek.
b. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur
yang perlu untuk pengetahuan. c.
Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku dalam
berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang. Pengetahuan menurut konstruktivisme bersifat subjektif, bukan objektif
Suprijono, 2012:31. Pengetahuan merupakan realitas plural dan tidak pernah tunggal. Semua pengetahuan adalah hasil konstruksi dari kegiatan
atau tindakan seseorang, pengetahuan ilmiah berevolusi, dan berubah dari waktu ke waktu. Berdasarkan pembentukanya atau pengonstruksianya,
Jean Piaget dalam Suprijono, 2012: 31 mengategorikan pengetahuan menjadi tiga yaitu: pengetahuan fisis, pengetahuan matematis-logis, dan
pengetahuan sosial. Penerapan teori pembelajaran konstruktivisme dalam proses belajar mengajar dengan memberikan media sebagai sarana untuk
menyampaikan materi pelajaran, yaitu media Gambar dan metode picture and picture sistem motorik siswa dalam daya inggat dan juga dapat
mendorong dan membangun keingintahuan siswa dan pengalaman belajar yang lebih baik dengan adannya media dan metode yang menarik.
3. Belajar