preparation, berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran; 2 penyajian presentation, adalah langkah penyampaian materi pelajaran
sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan; 3 korelasi correlation, adalah langkah menghubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa atau
dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dengan struktur pengetahuan yang telah dimilikinya; 4 menyimpulkan
generalization, adalah tahapan untuk memahami inti core dari materi pelajaran yang telah disajikan; 5 mengaplikasikan application, adalah langkah unjuk
kemampuan siswa setelah siswa menyimak penjelasan guru Sanjaya, 2006: 185- 190.
2.1.9 Kemampuan Pemecahan Masalah
2.1.9.1 Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah
Karatas Baki 2013: 249 menyatakan bahwa problem solving is recognized as an important life skill involving a range of processes including
analyzing, intrepeting, reasoning, predicting, evaluating and reflecting memiliki arti bahwa pemecahan masalah diakui sebagai keterampilan hidup yang penting
melibatkan berbagai
proses termasuk
analisis, interpeting,
penalaran, memprediksi, evaluasi dan refleksi. Sependapat dengan Saad 2008: 120
menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah proses terencana yang perlu dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan penyelesaian masalah tertentu
yang tidak mungkin diselesaikan dengan segera. Proses ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman serta penerapan keterampilan yang dipelajari di
kelas. Oleh sebab itu pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan
siswa yang penting dan harus dimiliki setiap siswa. Lebih lanjut Saad 2008: 120 mengemukakan, ada tiga konsep utama dalam pemecahan masalah matematika
sebagai berikut: 1 heuristik adalah prosedur dalam memecahkan masalah untuk setiap kelas masalah. Penerapan heuristik dalam memecahkan masalah apapun
tidak akan menjamin bahwa siswa akan mampu memecahkan masalah, menghasilkan solusi yang tepat atau mengatasi masalah dengan cara yang sama;
2 strategi adalah prosedur dalam memecahkan jenis masalah tertentu. Ketika strategi diterapkan dalam memecahkan masalah, ini akan menjamin bahwa semua
siswa akan mampu memecahkan masalah dengan benar tetapi tidak harus dengan cara yang sama. Jika strategi gagal untuk menghasilkan solusi yang tepat, maka
strategi ini bisa dianggap sebagai kegagalan; dan 3 algoritma adalah suatu prosedur dalam memecahkan jenis masalah tertentu juga. Ketika algoritma
diterapkan dalam memecahkan masalah, ini akan menjamin bahwa semua siswa akan mampu memecahkan maslah dengan benar dan dengan cara yang sama.
Suatu pertanyaan akan menjadi masalah bagi seorang siswa pada suatu saat, tetapi bukan masalah bagi siswa tersebut untuk soal berikutnya bila siswa tersebut
telah mengetahui cara atau prosedur untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hudojo 2003: 149, menyatakan bahwa pertanyaan akan menjadi masalah bagi
siswa jika: 1 pertanyaan yang dihadapkan pada seorang siswa haruslah dapat dimengerti oleh siswa tersebut, namun pertanyaan ini harus merupakan tantangan
baginya untuk menjawabnya; dan 2 pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui siswa. Oleh karena itu faktor waktu
jangan dipandang sebagai hal yang esensial.
Hudojo 2003: 149, dijelaskan bahwa pada pengajaran matematika pertanyaan yang dihadapkan kepada siswa biasanya disebut soal. Dengan
demikian, soal-soal matematika dibedakan menjadi dua bagian berikut: 1 latihan yang diberikan pada waktu belajar matematika adalah bersifat berlatih agar
terampil atau sebagai aplikasi dari pengertian yang baru saja diajarkan; dan 2 masalah tidak seperti halnya latihan tadi, menghendaki siswa untuk menggunakan
sintesis atau analisis. Untuk menyelesaikan suatu masalah, siswa tersebut harus mampu menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya yaitu mengenai
pengetahuan, keterampilan dan pemahaman, tetapi dalam hal ini ia menggunakannya pada situasi baru. Menurut Suyitno 2004: 37, syarat suatu soal
menjadi soal pemecahan masalah adalah: 1 siswa mempunyai pengetahuan prasyarat untuk mengerjakan soal tersebut; 2 diperkirakan, siswa mampu
menyelesaikan soal tersebut; 3 siswa belum tahu algoritma atau cara menyelesaikan soal tersebut; dan 4 siswa punya keinginan untuk
menyelesaikannya. Menurut Polya, sebagaimana dikutip oleh Hudojo 2003: 150 dalam
matematika terdapat dua macam masalah sebagai berikut. 1.
Masalah untuk menemukan, dapat teoretis atau praktis, abstrak atau konkret. Bagian utama dari masalah ini adalah sebagai berikut: 1 apakah yang dicari;
2 bagaimana data yang diketahui; dan 3 bagaimana syaratnya. Ketiga bagian utama tersebut sebagai landasan untuk menyelesaikan masalah jenis
ini.
2. Masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa pernyataan
itu benar atau salah, tidak kedua-duanya. Bagian utama dari masalah jenis ini adalah hipotesis atau konklusi dari suatu teorema yang harus dibuktikan
kebenarannya. Pada penelitian ini, masalah yang dimaksud adalah masalah menemukan.
2.1.9.2 Indikator-Indikator Pemecahan Masalah