Uji Normalitas Uji Homogenitas

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Data Awal

Analisis di awal dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berangkat dari kondisi awal yang sama. Hal ini dapat dianalisis pada langkah-langkah analisis awal sebagai berikut.

3.7.1.1 Uji Normalitas

Pengujian digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis untuk pengujian normalitas ini adalah sebagai berikut: H : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, H 1 : Data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kriteria penolakan H adalah jika nilai L o L yang diperoleh dari daftar Liliefors. Prosedur pengujian normalitas dengan Liliefors adalah sebagai berikut: a. Pengamatan dijadikan bilangan baku dengan menggunakan rumus dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel. b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi norml baku, kemudian dihitung peluang = . c. Selanjutnya dihitung proporsi yang lebih kecil atau sama dengan . Jika proporsi ini dinyatakan oleh � , maka � . d. Hitung selisih � kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Selanjutnya harga terbesar ini disebut L o Sudjana, 2005: 466.

3.7.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berasal dari kondisi yang sama atau homogen yaitu dengan menyelidiki apakah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut. Kedua kelas mempunyai varians samahomogen Kedua kelas tidak homogen Jika sampel pertama berukuran dengan varians dan sampel kedua berukuran dengan varians , maka untuk menguji kesamaan varians tersebut digunakan uji Hartley Sudjana, 2005: 249 yang dihitung dengan rumus: Keterangan: : Varians terbesar : Varians terkecil Kriteria pengujian adalah tolak H jika F dengan adalah taraf nyata adalah dk pembilang, dan adalah dk penyebut, sedang derajat kebebasan v 1 dan v 2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut Sudjana, 2005: 249-250.

3.7.1.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL COGNITIVE GROWTH BERBANTUAN LKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII PADA MATERI TRANSFORMASI

0 15 251

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII MATERI PELUANG

4 107 174

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 6 256

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CRH BERBANTUAN POWERPOINT PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI LINGKARAN

1 5 251

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL SOMATIC AUDITORY VIZUALIZATION INTELLECTUAL BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII PADA MATERI SEGITIGA SMP NEGERI 1 SEMARANG

1 32 429

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL TPS BERBANTUAN GEOMETER’S SKETCHPAD PADA PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGITIGA KELAS VII

1 20 431

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII

16 97 444

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AIR BERBANTUAN WORKSHEET TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII PADA MATERI HIMPUNAN

2 17 157

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

1 1 12