37
2.3.7.1 Unsur-unsur Permainan Tradisional
Unsur-unsur permainan tradisional adalah sebagai berikut: 1
Menyenangkan dan menggembirakan bagi anak, anak dapat mnenikmati permainan. Beberapa kegiatan bermain diantaranya mengandung unsur tersebut.
Anak akan lebih semangat dalam bermain apabila permainan tersebut menyenangkan begitu pula sebaliknya anak tidak bersemangat apabila permainan
tidak menarik baginya. 2
Anak melakukan dengan sukarela, tidak terpaksa dan bukan dari paksaan orang lain. Anak melakukan permainan atas kehendak sendiri sesuai dengan kata
hatinya. 3
Semua anak ikut serta dalam permainan secara bersama-sama sesuai peran masing-masing anak. Tidak ada anak yang dibedakan maupun dibabani dalam
melakukan permainan. 4
Anak menentukan aturan main sendiri, baik aturan dari orag lain maupun aturan yang baru,aturan main ini dipatuhi oleh semua peserta bermain
5 Anak bebas memilih permainan sesuai dengan keinginannya. Setiap anak berhak
menentukan permainan yang mereka inginkan. Permainan tradisional dalam penelitian ini adalah komboyan.
Permainan komboyan atau gaya baru adalah permainan yang menggunakan peralatan dari potongan genting dan bola tenis. Genting dibuat bundar dengan jumlah
sesuai dengan jumlah pemain. Genting tersebut disusun kemudian dilempar dengan
38
bola tenis. Jarak antara susunan genting dengan tempat melempat kurang lebih lima meter atau disesuaikan dengan jumlah atau umur pemain.
Penentuan pemain dan penjaga dilakukan dengan cara gambreng atau suit. Setelah terpilih kelompok penjaga dan kelompok pemain barulah permainan di mulai.
Misalnya saja regu yang pertama disebut regu A, dan regu kedua regu adalah regu B. Pada kesempatan ini, misalnya regu A yang menjadi pemain dan regu B yang
menjadi penjaga. Permainannya adalah regu A berbaris. Pemain yang paling depan yang melempar bola ke tumpukan genting terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan
pemain kedua dan seterusnya. Apabila pemain pertama lemparannya mengenai tumpukan genting hingga roboh, maka pemain kedua tidak berkesempatan untuk
melempar. Tetapi mereka harus segera berlari menyebar. Sedangkan regu B harus cepat-cepat menangkap bola dan siap-siap untuk melemparkannya ke pemain regu A.
Regu A harus saling berinteraksi dan bekerjasama untuk bisa menumpuk potongan genting kembali. Sehingga regu A akan memenangkan permainan tersebut. Akan
tetapi apabila sampai pemain terakhir dari regu A tidak ada yang mengenai tumpukan tersebut maka pemain digantikan oleh regu B dan regu A dianggap gagal. Sehingga
giliran regu A yang menjadi penjaga. Akan tetapi apabila regu A menang maka regu B akan dihukum untuk menggendong regu A.
Dari uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan permainan tradisional komboyan adalah salah satu bentuk permainan yang
kooperatif atau melibatkan interaksi sosial di dalam suatu kelompok yang memiliki sesuatu rasa identitas kelompok dan kegiatan yang terorganisir, mengandung
39
simbolisasi dari pengetahuan yang turun-menurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya, dimana permainan tersebut berkembang di daerah Jawa
Barat.
2.4 Menumbuhkan Sikap Kerjasama pada Anak Taman Kanak-Kanak