Perkembangan Sosial Anak Prasekolah

43 dinamisnya dalam perubahan situasi, serta anak juga mampu untuk mengerti operasi logis reversibilitas memikirkan tindakan dengan arah terbalik. Meski demikian, pemahaman anak masih terhadap hal-hal yang konkrit. Pada tahap operasi formal, anak mampu berpikir secara deduktif-hipotesis dan berpikir kombinatoris. Berpikir secara deduktif-hipotesis adalah kemampuan untuk menganalisa suatu masalah secara teoritis dan mencari strateginya. Pada tahap ini seseorang mempunyai tingkahlaku problem solving yang betul-betul ilmiah, serta memungkinkan untuk mengadakan pengujian hipotesis dengan variabel-variabel tergantung.

2.5.3 Perkembangan Sosial Anak Prasekolah

Kemampuan sosialisasi anak adalah hasil belajar, bukan sekedar hasil dari kematangan saja. Perkembangan sosial diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap anak. Masing-masing anak menunjukkan ekspresiyang berbeda sesuai dengan suasana hati dan dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh sepanjang perkembangannya. Kerjasama dan hubungan dengan teman berkembang sesuai dengan bagaimana pandangan anak terhadap persahabatan. Anak prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang disekitarnya. Menurut Patmonodewo 2000: 33-35, ciri-ciri sosial anak prasekolah yaitu: 44 1 Umumnya anak pada tahap ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti. Mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain bersama teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda. 2 Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisasi secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti-ganti. 3 Anak yang lebih muda seringkali bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten 1932, dalam ”Social Participation Among Praschoole Children”, melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial tingkah laku ’unoccupied’, bermain soliter , tingkah laku onlooker, bermain paralel, bermain assosiatif, dan bermain kooperatif . 4 Pola bermain anak prasekolah sangat bervariasi fungsinya sesuai dengan kelas sosial dan gender. Konneth Rubin, dkk 1976, melakukan pengelompokan setelah mengamati kegiatan bermain bebas anak prasekolah yang dihubungkan dengan kelas sosial dan kognitif anak. Parten dan Rubin, dkk menemukan bahwa anak-anak dari kelas ekonomi rendah lebih sering beermain yang fungsional mengulang gerakan-gerakan otot dan bermain paralel dibandingkan dengan anak-anak dari kelas ekonomi menengah, yang lebih banyak bermain asosiatif, kooperatif, dan konstruktif. 45 5 Perselisihan sering terjadi tetapi sebentar kemudian mereka berbaikan kembali. Anak laki-laki lebih banyak melakukan tingkah laku agresif dan perselisihan. 6 Telah menyadari peran jenis kelamin dan sex typing. Setelah anak masuk TK, umumnya pada mereka telah berkembang kesadaran terhadap perbedaan jenis kelamin dan peran sebagai anak laki-laki dan perempuan. Berdasarkan penjabaran tentang tahap perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget, maka masa kanak-kanak berada pada tahap perkembangan praoperasional konkrit. Artinya anak belum dapat dituntut untuk berfikir logis. Sehingga penanaman aspek-aspek sosial harus disampaikan melalui media yang nyata maka akan mempermudah dalam menanamkan nilai-nilai sosial yang akan diberikan melalui permainan tradisional.

2.6 Pengaruh Permainan Tradisional terhadap Peningkatan Kerjasama pada

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL ANAK DI RA NURUL FADHILAH MEDAN T.A 2013/2014.

0 1 23

PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DI TK Pengaruh Permainan Tradisional Congklak Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Di Tk Aisyiyah Beruk 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 17

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL ANJANG-ANJANGAN TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH Pengaruh Permainan Tradisional Anjang-Anjangan Terhadap Kecerdasan Interpersonal Anak Kelompok B Di TK Aisyiyah Gedongan 1 Colomadu Tahun Pela

0 1 11

PENGARUH PERMAINAN OUTBOUND TERHADAP Pengaruh Permainan Outbound Terhadap Kemampuan Kerjasama Pada Anak Kelompok B Di TK Aisyiyah 20 Pajang Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENGARUH PERMAINAN OUTBOUND TERHADAP KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK KELOMPOK B Pengaruh Permainan Outbound Terhadap Kemampuan Kerjasama Pada Anak Kelompok B Di TK Aisyiyah 20 Pajang Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENGARUH AKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KERJASAMA SISWA.

0 0 11

PROFIL KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B TK AL-IKHLAS: (Penelitian Deskriptif pada TK Al-Ikhlas Jalan Negla Gang Al-Ikhlas Tahun 2014/ 2015).

0 1 36

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL LEMPAR KARET DI TK AL-IKHLAS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A Pendidikan Anak Usia Dini TK Al-ikhlas Tahun Pelajaran 2014/2015.

5 13 34

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL (ENGKLEK) DI RA AL-HIDAYAH BALEENDAH.

0 4 37

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP PERILAKU TEMPER TANTRUM PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK AL IKHLAS NGLEMPONGSARI NGAGLIK SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Senam Otak terhadap Perilaku Temper Tantrum pada Anak Usia Prasekolah di TK Al Ikhlas Nglempongsari Nga

0 0 18