Impementasi Prinsip Good Governance Upaya Penerapan Good Governance 1. Akuntabilitas

9 karena good governance meliputi sistem administrasi negara, maka upaya mewujudkan good governance atau Tata Pemerintahan yang baik juga merupakan upaya melakukan penyempurnaan pada sistem administrasi negara yang berlaku pada suatu negara secara menyeluruh.

2.3. Impementasi Prinsip Good Governance

Good governance merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola pemerintahan serta urusan-urusan publik dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan kinerja organisasi pemerintah. Akutabilitas dapat diukur secara kualitatif berdasarkan audit yang dilakukan secara internal maupun eksternal sedangkan dan kinerja organisasi pemerintah dapat diukur secara kuantitatif berdasarkan capaian kinerja sesuai target yang ditetapkan. Secara garis besar, penerapan prinsip-prinsip Good Governance akan meningkatkan akuntabilitas dan kinerja dengan cara penerapan keterbukaan, profesional dan memegang nilai moral yang tinggi dalam pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip tersebut dapat diuraikan lebih lanjut: 1. Meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil 2. Mendorong pengelolaan pemerintahan secara profesional, transparansi dan efisien, serta memberdayakan fungsi manajemen. 3. Mendorong manajemen dalam proses pengambilan keputusan dan menjalakan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab. 2.4. Upaya Penerapan Good Governance 2.4.1. Akuntabilitas Penerapan good governance di Indonesia sesuai dengan UU No.28 Tahun 1999 pada pasal 3 menyebutkan bahwa asas-asas umum penyenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan hukum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas. Selanjutnya menurut penjelasan pasal 3 dinyatakan bahwa :------ Yang dimaksud dengan asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau 10 rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku. Akuntabilitas dalam bidang keuangan ditandai dengan lahirnya paket undang-undang dalam pengelolaan keuangan negara memberikan wewenang yang lebih besar kepada departemen teknislembaga sehingga menuntut tanggung jawab pengguna anggaran dalam meningkatkan akuntabilitas dalam pelaksanaan anggaran Nasution dalam Soefihara, 2005. Penerapan akuntabilitas organisasi yang merupakan salah satu prinsip good governance sebagai wujud pertanggungjawaban terhadapa masyarakat. Secara harfiah akuntabilitas accountability dapat diartikan sebagai “pertanggungjawaban”. Namun penerjemahan secara sederhana ini dapat mengaburkan arti dari kata accountability itu sendiri bila telah dikaitkan dengan pengertian akuntansi dan manajemen. Governmental Accounting Standard Board GASB yang dikutip dari Bastian 2001 mendefinisikan istilah accountability sebagai “the requirment for government to answer to the citizenry-to justify the raising of public resources and the purpose for which they are used” . Budiardjo 2002 mendefinisikan akuntabilitas sebagai “pertanggungjawaban pihak yang diberi mandate untuk memerintah kepada mereka yang memberi mandat. Akuntabilitas bermakna pertanggungjawaban dengan menciptakan pengawasan melalui distribusi kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah sehingga mengurangi penumpukan kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah sehingga mengurangi penumpukan kekuasaan sekaligus menciptakan kondisi saling mengawasi checks and balances system. Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorangbadan hukumpimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban, LAN RI,1999. Upaya penerapan akuntabilitas pada instansi pemerintah yang merupakan elemen kunci dalam implementasi good governance yaitu dengan diberlakukannya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah AKIP sedangkan alat ukurnya berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP sesuai dengan Inpres No.71999. Menurut LAN RI 2000, Lakip adalah media pertanggung jawaban yang isinya juga mencakup perencanaan strategis Renstra dan kinerja. 11 Dalam penelitian ini akan dibahas beberapa indikator pencapaian kinerja organisasi Puslitbang Tanaman Pangan dalam upaya menerapkan good governance dengan cara mengukur indikator sebagai berikut : 1. Implementasi mekanisme sistem akuntabilitas - Pemisahan fungsi rutin dan fungsi fungsonal 2. Transparansi kegiatan - Transparansi dalam Kerangka Acuan Kerja KAK 3. Perencanaan serta strategi berorientasi output dan - Renstra dengan output manajemen, penelitian dan pengembangan. 4. Strategi langkah dalam pelaksanaan kegiatan.\ - Strategi program penelitian dan non penelitian.

2.4.2. Kinerja Organisasi

Organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas,sehingga bias dipisahkan secara tegas dari lingkungannya. Lubis Huseini,1987. Kinerja organisasi yang tinggi adalah suatu kesatuan dari tenaga kerja yang memproduksi barang dan jasa yang diiinginkan pada kualitas yang leboih tinggi dengan penggunaan sumber daya yang sama atau lebih sedikit. Produktivitas dan kualitas mereka meningkat secara berkesinambungan dari hari ke hari, minggu ke minggu dan tahun ke tahun, membawa kepada pencapaian misi mereka organisasi. Komponen yang dapat diketahui dari pengertian kinerja organisasi di atas antara lain : a. Keterlibatan seluruh komponen organisasi yang akan menghasilkan kinerja yang baik. b. Kerja sama harus terjalin agar organisasi dapat menyelenggarakan interaksi lintas lintas sector sector publik dan sector privat. c. Pencapaian misi organisasi adalah tujuan setiap organisasi. d. Daya saing yang tinggi ditandai dengan tetap eksisnya organisasi tersebut dari waktu ke waktu. e. Dinamis dalam pengembangan organisasi yaitu kesinambungan dalam pengembangan organisasi. 12 Menurut Osborne and Gaebler 1995 kinerja organisasi publik harus memenuhi beberapa indikator yaitu : a Produktivitas : Sistem organisasi harus memberikan pelayanan mudah, tepat waktu, akurat dan memperhatikan efektivitas dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. b Responsivitas : Kesanggupan sistem organisasi untuk membantu dan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat serta tanggap terhadap keinginan dan harapan pengguna sistem tersebut. c Responsibilitas : Kemampuan sistem organisasi tersebut untuk memberikan pelayanan yang terpercaya dan sesuai dengan yang dijanjikan serta bertanggungjawab. d Akuntabilitas : Hasil informasi dari sistem organisasi tersebut harus mampu memberikan hasil yang dapat dipercaya dan bertanggungjawab serta dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa indikator yang ada di Puslitbang Tanaman Pangan akan dilihat dari aspek dibawah ini : 1. Pertanggung jawaban dalam pelaksanaan pekerjaan - Pertanggung jawaban kegiatan Penelitian - Pertanggung jawaban kegiatan Struktural 2. Keterbukaan informasi - Akses informasi bagi pengguna user yang hendak memanfaatkan informasi hasil-hasil penelitian 3. Dasar hukum pelaksanaan - Landasan hukum pelaksanaan kegiatan mencakup pengelolaan SDM, Aset, Anggaran, Program, Evaluasi dan Monitoring serta Publikasi dan Pendayagunaan Hasil Penelitian 4. Pelayanan masyarakat - Pelayanan informasi mencakup penelusuran kepustakaan, akses website serta berbagai publikasi hasil penelitian 5. Kebebasan berpartisipasi - Pertemuan rutin antara unsur manajemen dengan karyawan - Mengemukanan pendapat 6. Hasil Sesuai terget yang diharapkan - Bidang Penelitian varietas, sistem mutu laboratorium - Bidang struktural SDM yang ideal, realisasi anggaran, realisasi fisik 13

2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Upaya Penerapan Good Governance