28
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat
4.2. Upaya Penerapan Good Governance di Puslitbang Tanaman Pangan 4.2.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorangbadan hukumpimpinan kolektif suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban, LAN RI,1999. Dalam kaitan ini kewajiban Puslitbangtan dalam
mempertanggung jawabkan pelaksanaan kegiatan baik itu yang bersifat fungsional sebagai lembaga penelitian maupun manajerial telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
struktural dan pendekatan prosedural.
1. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural di Puslitbangtan dilakukan dengan merujuk pada SK Menteri Pertanian No. 341KptsOT.14092005, tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Pertanian, Susunan Organisasi Puslitbang Tanaman Pangan terdiri dari 1 orang pejabat eselon II, 3 orang eselon III dan 6 orang eselon IV. Struktur tersebut mencerminkan
cukup sederhana serta mencerminkan pembagian tugas yang sangat jelas antara masing-masing bidangbagian. Disamping struktur tersebut, masih terdapat struktur yang mengacu pada
pengelolaan anggaran berbasis kinerja yaitu integrasi anggaran pembangunan dan anggaran rutin yang dikelola oleh satu orang bendahara. Dengan demikian tidak terdapat lagi bendahara
proyek dan bendahara rutin seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
2. Pendekatan Prosedural
Upaya penerapan akuntabilitas Puslitbang Tanaman Pangan yang merupakan elemen kunci dalam implementasi good governance yaitu dengan diberlakukannya Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah AKIP sedangkan alat ukurnya berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP sesuai dengan Inpres No.71999. Menurut LAN RI 2000,
LAKIP adalah media pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan selama satu periode.
Pertanggung jawaban dalam pelaksanaan anggaran disusun dalam bentuk laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi Puslitbang
Tanaman Pangan bertugas menyusun dan membuat laporan LAKIP setiap tahun. Laporan
29
LAKIP terdiri dari beberapa indikator dan capaian kinerja Puslitbangtan yang terdiri dari beberapa indikator seperti
1. Implementasi Mekanisme Sistim akuntabilitas Kinerja
2. Transparansi dan Inovasi Kebijakan
3. Perencanaan Strategis Berorientasi Output;
4. Strategi Langkah-Langkah Pelaksanaan Kegiatan.
1 Implementasi Mekanisme Sistim Akuntabilitas Kinerja
Implementasi Mekanisme Sistim Akuntabilitas Kinerja di Puslitbangtan dilakukan dengan cara memisahkan beberapa fungsi dan sub fungsi kegiatan baik rutin maupun fungsional.
Fungsi rutin meliputi: a.
Penunjukan pengelola administrasi keuangan meliputi pembantu bendahara, petugas verifikasi, pemegang buku kas umum BKU, kasir, pembuat Surat Permohonan
Pembayaran SPP, Pembuat Daftar Gaji PDG, Penunjukan pemegang uang muka kegiatan PUMK, Pembuat Surat Perintah Membayar SPM
b. Penunjukan Petugas Pengadaan BarangJasa terdiri dari Panitia dan Pejabat Pengadaan,
Penunjukan Panitia Pengawas Pekerjaan, c.
Penujukan Para Penanggung Jawab Kegiatan khsususnya yang berkaitan dengan tugas fungsional penelitian sesuai dengan kapasitas keilmuan.
d. Penunjukan para pengelola sistim informasi manajemen SIM terdiri dari SIM
Kepegawaian, Program, Monev, dan Fasilitas e.
Penunjukan pengelola Teknologi Informasi dan Tim Redaksi f.
Penunjukan pengelola logistik dan akomodasi seperti pengelola gudang dan pengelola pool kendaraan serta pengelola perbaikan dan pemeliharaan alat.
2 Transparansi dan Inovasi Kegiatan
Transparansni kegiatan di Puslitbangtan mencakup perubahan mindset pengelolaan manajemen secara umum. Hal tersebut dituangkan dalam format kerangka acuan kerja KAK
yang disusun oleh setiap penanggung jawab kegiatan seperti para pejabat eselon III dan IV yang secara struktural bertugas menghimpun daftar kegiatan yang akan dilaksanakan. Penghimpunan
daftar kegiatan dilakukan bersama dengan para staf yang bertugas menyajikan data yang dibutuhkan dalam rencana kegiatan. Inovasi yang dilakukan di Puslitbangtan tidak terlepas dari
arahan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya dalam bidang penelitian dan penerapan teknologi tanaman pangan yang adaptif terhadap masyarakat khususnya petani.
30
3 Perencanaan Strategis Berorientasi Hasil Output
Renstra Puslitbang Tanaman Pangan berorientasi pada hasil berupa output manajemen dan output penelitian dan pengembangan.
1. Output Manajemen:
1 Layanan perkantoran, 2 Laporan perencanaan dan anggaran,
3 Laporan monitoring dan evaluasi, 4 Laporan diseminasi teknologi tanaman padi,
5 Laporan penguatan dan pengelolaan satker, 6 Laporan pengembangan kerja sama,
7 Bangunan 8 Sarana dan prasarana
2. Output Penelitian dan Pengembangan: 1 Plasma nutfah,
2 Galur harapan, 3 Varietas unggul baru,
4 Teknologi budi daya dan pascapanen primer, 5 Rumusan kebijakan tanaman pangan,
6 Benih sumber, 7 Database benih, dan
8 Database plasma nutfah
4 Strategi Langkah-Langkah Pelaksanaan Kegiatan.
Strategi langkah yang disusun dalam pelaksanaan kegiatan di Puslitbang Tanaman Pangan disusun sesuai tujuan organisasi meliputi Program Penelitian, Program Kerjasama,
Program Diseminasi dan Program Manajemen.
a Program Penelitian
Program penelitian dan pengembangan tanaman pangan diimplementasikan melalui tiga pendekatan, yaitu 1 pendekatan komoditas melalui sistem agribisnis dan ketahanan pangan
meliputi padi, serealia, kacang-kacangan, dan umbi-umbian; 2 pendekatan wilayah melalui pengembangan sistem agribisnis tanaman pangan pada lahan suboptimal dan lahan subur; 3
pendekatan Iptek melalui penelitian dasar terapan dan penelitian dampak pengembangan inovasi teknologi.
31
Program Penelitian mencakup : 1. Pengkayaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pelestarian sumber daya genetik tanaman
pangan 2. Penelitian pemuliaan, perbaikan sistem produksi dan tekno-ekonomi padi hibrida dan
varietas unggul tipe baru 3. Penelitian pemuliaan, perbaikan sistem produksi dan tekno-ekonomi jagung hibrida dan
jagung komposit 4. Penelitian pemuliaan, perbaikan sistem produksi dan tekno-ekonomi kedelai untuk lahan
marjinal 5. Penelitian dan pengembangan komoditas tanaman pangan prospektif jangka panjang
demand driving 6. Pengembangan kapasitas benih sumber tanaman pangan
7. Penelitian dan pengembangan berbasis kemitraan dan keperluan pembangunan pertanian tanaman pangan ber-dasarkan permintaan
8. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan tanaman pangan 9. Peningkatan daya saing produk tanaman pangan melalui inovasi teknologi pengolahan
primer 10. Pengembangan kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan tanaman pangan
11. Pengembangan sumber daya informasi, komunikasi, diseminasi, dan penjaringan umpan balik iptek tanaman pangan.
b Program Kerjasama
Program kerjasama Puslitbang Tanaman Pangan dilakukan untuk mempercepat pencapaian dan pemanfaatan hasil inovasi penelitian. Kerjasama dilakukan dengan bentuk
kemitraan antara puslitbangtan dengan swasta dan instansi pemerintah lainnya sebagai pengguna hasil inovasi penelitian tanaman pangan.
c Program Diseminasi
Diseminasi menjadi ujung tombak penyampaian berbagai hasil inovasi tanaman pangan kepada stakeholders. Karenanya diseminasi harus diposisikan sama pentingnya dengan
pelaksanaan penelitian itu sendiri. Dalam melakukan program diseminasi Puslitbang Tanaman Pangan dilakukan untuk memperbanyak dan mempercepat diseminasi baik berupa penerbitan
berbagai publikasi, gelar teknologi, eksposepameran, seminar workshopsimposium maupun berbagai pelatihan
32
Di samping penguatan diseminasi melalui publikasi, Puslitbang Tanaman pangan juga aktif mengikuti berbagai ekpose, gelar teknologi, pelatihan, workshop dan simposium. Pada
tahun 2009 Puslitbangtan telah mengikuti sebanyak 10 pameran. Keikutsertaan Puslitbang Tanaman Pangan dalam berbagai pameran, dapat digunakan sebagai ajang penyampaian dan
pengenalan inovasi terbaru hasil Puslitbang Tanaman Pangan dengan berbagai pengguna. Diakui bahwa pameran sangat efektif jika dilakukan di daerah, seperti yang dilakukan saat
Jambore SL-PTT di Boyolali. Petani dan penyuluh dapat melihat langsung dan sekaligus dapat berdiskusi dengan peneliti terhadap berbagai inovasi tanaman pangan. Pameran dan gelar
teknologi masih mendominasi diseminasi yang dilakukan oleh Puslitbang Tanaman Pangan.
d Program Manajemen
Program manajemen Puslitbang Tanaman Pangan dilakukan untuk memperkuat manajemen dari aspek kelembagaan dan reformasi struktural meliputi manajemen SDM, aset
dan keuangan.
1 Manajemen SDM
Kebijakan manajemen SDM Puslitbangtan dilakukan dengan maksud untuk penguatan kompetensi SDM yang adaptif terhadap dinamika perubahan. Kebijakan tersebut mengacu pada
aspek kompetensi individu dan unit dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Puslitbangtan dengan cara sebagai berikut :
1 Melengkapi data dasar SDM SIMPEG yang selalu di update setiap 2 bulan sekali, 2 Usulan rekruitmen baru SDM peneliti dan administrasi sesuai bidangdisiplin ilmu yang
dibutuhkan 3 Penataan kembali beban tugas individu SDM sesuai Standar Operasional Prosedur SOP
yang telah disusun 4 Melaksanakan reformasi birokrasi sesuai tupoksi Puslitbangtan.
2 Manajemen Aset
Manajemen aset dilakukan untuk mendukung dan melaksanakan tupoksi dan program yang telah direncanakan dalam format rencana strategis. Puslitbangtan memiliki sarana dan
prasarana penelitian berupa kebun percobaan KP yang berjumlah 14 kebun dengan total luasan mencapai 700 ha dan 22 unit laboratorium. Selain untuk pengelolaan plasma nutfah, KP
juga dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan penelitian. Sarpras lainnya adalah rumah kaca, rumah kawat, dll. Untuk laboratorium, Puslitbangtan terus berupaya melakukan dan
meningkatkan akreditasi guna mendukung kinerja dan kompetensi UPT lingkup Puslitbangtan dari klasifikasi C menjadi klasifikasi A agar dapat mengimbangi perkembangan dan kemajuan
33
IPTEK dewasa ini. Pada bulan Juli 2010, UPBS Balitkabi dan Balitsereal telah mendapat Sertifikat SMM ISO 9001:2008. Hal ini akan mendorong produksi benih sumber kacang-
kacangan dan umbi-umbian serta jagung memiliki mutu yang sesuai dengan permintaan konsumen.
3 Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah pelaksanaan anggaran berbasis kinerja untuk mendukung kegiatan penelitian dan manajemen Puslitbangtan. Anggaran Puslitbangtan bersumber dari
anggaran pemerintah dan sebagian kecil berasal dari kerja sama dengan berbagai pihak nasional dan internasional. Oleh karena itu, dalam melaksanakan manajemen keuangannya berdasarkan
kebijakan yaitu : 1 Peningkatan pelaksanaan anggaran yang tertib administrasi, bersih, transparan dan
bertanggung jawab berdasarkan Standar Operasional Prosedur yang baku, 2 Pelaksanaan anggaran berbasis kinerja keluaran yang efektif dan efisien, dan
3 Mengupayakan sumber pendanaan selain APBN melalui kerja sama penelitian dalam dan luar negeri.
4.2.2. Kinerja Organisasi
Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan adalah suatu kesatuan dari seluruh unsur yang mempunyai tujuan yang sama untuk pencapaian tujuan Puslitbangtan sebagai lembaga
penelitian yang menghasilkan inovasi dalam bidang tanaman pangan. Komponen kinerja dapat dicapai melalui keterlibatan seluruh karyawan Puslitbangtan dalam bentuk kerjasama antar
Bidang dan Bagian serta antar Peneliti dan struktural. Indikator pengukuran kinerja Puslitbangtan dilakukan dalam aspek :
1. Pertanggung jawaban dalam pelaksanaan pekerjaan 2. Keterbukaan informasi
3. Dasar hukum pelaksanaan 4. Pelayanan masyarakat
5. Kebebasan berpartisipasi 6. Hasil Sesuai terget yang diharapkan
1 Pertanggung Jawaban dalam Pelaksanaan Pekerjaan
Pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan di masing-masing kegiatan. Para penanggung jawab kegiatan bersedia mempertanggung jawabkan setiap kegiatan yang
dikelolanya serta menjelaskan dalam bentuk laporan kegiatan. Pertanggung jawaban
34
pelaksanaan kegiatan selama ini dilakukan terhadap adanya permintaan klarifikasi atau pemeriksaan oleh tim auditor eksternal seperti Badan Pemeriksa Keuangan.
2 Keterbukaan Informasi
Keterbukaan dalam mengakses informasi yang bersifat publik dilakukan oleh Sub Bidang Publikasi dan Pendayagunaan Hasil Penelitian yang diupload ke website Puslitbang
Tanaman Pangan. Keterbukaan informasi dimaksudkan sebagai upaya Puslitbangtan dalam menyebarluaskan inforamsi tentang penelitian yang telah sedang dan akan dikerjakan.
3 Dasar hukum pelaksanaan
Indikator lain yaitu dalam pelaksanaan seluruh kegiatan di Puslitbangtan telah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku secara universal khususnya yang menyangkut
pengelolaan anggaran, manajemen SDM serta manajemen aset. Dalam bidang penelitian rujukan yang dipergunakan dalam etika penelitian adalah panduan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia LIPI dan Badan lainnya yang berkompeten.
4 Pelayanan masyarakat
Indikator lainnya yaitu dalam kegiatan penelitian dan non penelitian, Puslitbangtan memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai tingkatan. Dalam bidang
administrasi pelayanan dilaksanakan oleh Bidang Publikasi dan Pengayagunaan Hasil Penelitian dalam bidang penyebaran informasi penelitian melalui website serta pelayanan tugas-tugas
perpustakaan dalam melayani permintaan penelusuran berbagai literatur hasil penelitian oleh para peneliti dalam dan luar negeri.
5 Kebebasan berpartisipasi
Partisipasi aktif karyawan Puslitbangtan terlihat dari peran serta dalam berbagai kegiatan yang diadakan baik formal maupun informal. Dalam bentuk formal, karyawan Puslitbangtan
dimungkinkan mengajukan usul bagi perbaikan Puslitbangtan sebagai institusi. Formulasi usulan biasanya disampaikan dalam acara pertemuan dengan unsur pimpinan setiap bulan dalam
bentuk pertemuan rutin. Sedangkan dalam bentuk informal, karyawan Puslitbangtan mengikuti setiap perkembangan dan perubahan yang terjadi seperti perubahan aplikatif dalalm bentuk
perangkat lunak update aplikasi.
6 Hasil Sesuai terget yang diharapkan
Indikator lain pengukuran kinerja yaitu hasil yang dicapai. Puslitbangtan telah menghasilkan beberapa varietas baru 49 varietas unggul baru tanaman pangan: padi
hibrida, inbrida, jagung hibrida, komposit, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar.
35
Pendekatan PTT padi sawah melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah digunakan untuk peningkatan potensi hasil di lahan sawah irigasi seluas 2 juta ha, serta PTT padi gogo
100.000 ha, PTT jagung hibrida 90.000 ha, dan PTT kedelai seluas 100.000 ha di lahan optimal maupun sub-optimal.
Unit pengelola benih sumber padi ISO 9001-2000, jagung dan kedelai dengan sistem majemen mutu didukung oleh laboratorium uji mutu benih padi ISO 17025:2000 beserta
Pangkalan Data Perbenihan dan jaringan akselerasi adopsi VUB melalui penyebaran benih sumber dengan 17 BPTP di Indonesia. Pada saat ini tersedia sekitar 22 ton benih penjenis BS
dari berbagai komoditas dan varietas. Berbagai kegiatan diseminasi hasil penelitian telah dilaksanakan, baik dalam skala nasional maupun internasional. Informasi inovasi teknologi juga
dikemas dalam 52 judul bukupedumleaflet publikasi tanaman pangan dan ditayangkan pada
website http:www.puslittan.bogor.net.
Rasio SDM S3:S2:S1 = 1 : 1,8 : 3 mendekati rasio yang diinginkan yaitu 1 : 2 : 4. Kebijakan Menteri Pertanian yang memberikan kesempatan kepada Badan Litbang
Pertanian untuk melakukan seleksi terhadap pegawai baru yang diterima Deptan, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan tersebut. Total anggaran periode 2005-2010 meningkat dari
tahun ke tahun.Namun belum seluruh target tercapai sesuai yang direncanakan meliputi
1. Belum semua teknologi yang dibutuhkan produksi tanaman pangan berhasil dirakit pada
periode tersebut seperti varietas padi dan jagung umur ultra genjah, maupun yang mengandung vitamin A tinggi sebagai pangan fungsional.
2. Belum semua teknologi yang dihasilkan diadopsi petani. Sistem transfer teknologi dari
sumber teknologi ke pengguna antara dan dari pengguna antara ke pengguna akhir petani belum berjalan sebagaimana diharapkan atau teknologi yang dihasilkan belum
tepat jenis, waktu, sasaran dan sesuai kebutuhan petani. Demikian halnya opsi kebijakan yang dihasilkan belum dapat dimonitor apakah digunakan seluruhnya oleh pengambil
kebijakan. 3.
Pemeliharaan sarana dan prasarana penelitian perlu terus ditingkatkan. 4.
Pada 5-tahun mendatang 33 karyawan Puslitbangtan memasuki usia pensiun, namun regenerasi peneliti belum berjalan sesuai dengan kebutuhan, karena rekrutmen peneliti
belum sesuai dengan bidang kepakaran yang diinginkan.
36
4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Good Governance 4.3.1. Kepemimpinan